Вы находитесь на странице: 1из 144

KEP

CASE BASED DISCUSSION


“KURANG ENERGI PROTEIN”
IDENTITAS PASIEN
Nama penderita : An. AR
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 1 tahun 5 bulan
Tanggal dirawat : 21 November 2016
Tanggal diperiksa : 21 November 2016

Ayah : Nama : Tn. A


Umur : 34 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Mukalmi No 396/86 RT 7 RW 3, Bandung
Ibu : Nama : Ny. Y
Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Mukalmi No 396/86 RT 7 RW 3, Bandung
ANAMNESIS
Heteroanamnesis oleh ibu kandung pasien pada tanggal 21 November 2016
Keluhan utama: Penurunan berat badan
Riwayat Perjalanan Penyakit:
 Pasien datang dengan keluhan penurunan berat badan sejak
5 bulan yang lalu, sebanyak 3 kg.
 Keluhan disertai dengan demam yang hilang timbul, tidak
begitu tinggi, batuk berdahak berwarna kuning kehijauan dan
kental, tanpa darah, penurunan nafsu makan, serta muntah
berisi makanan, sebanyak ±100cc.
 Sejak 4 bulan yang lalu, kedua tungkai pasien tampak bengkak yang
semakin lama semakin bertambah bengkak. Keluhan bengkak tidak disertai
dengan bengkak pada kedua kelopak mata dan kedua lengan, tidak
berkurang waktu pagi, siang, maupun malam hari, dan tidak disertai sesak
napas. Pasien masih dapat tidur menggunakan 1 bantal.
 Keluhan bengkak disertai dengan kulit yang gampang mengelupas, rambut
sering rontok, pasien menjadi tidak dapat berjalan, dan terlihat lebih sering
berbaring.
Riwayat alergi obat dan makanan disangkal.
Karena keluhan di atas, pasien dibawa ke dokter umum dan diberi obat
racikan 3 x 1. Namun, karena tidak ada perbaikan, maka penderita dibawa
ke RSI.
RPD: Penderita baru pertama kali sakit seperti ini
RPK: Riwayat penyakit serupa pada keluarga disangkal, ibu pasien menderita
TB paru dalam pengobatan bulan ke-6
RIWAYAT KEHAMILAN DAN PERSALINAN
Anak ke 4 dari 4 anak
Lahir hidup : 4, Lahir mati: -
Abortus : -
Lahir aterm, lahir spontan, ditolong oleh paraji
Berat badan lahir : 2800 g
Panjang badan lahir : 48 cm
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
Berbalik : 4 bulan
Duduk : 6 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 12 bulan
Berbicara : 12 bulan
Membaca :-
Menulis : -
SUSUNAN KELUARGA

No. Nama Umur L/P Keterangan


1 A 34 tahun L Ayah, sehat
2 Y 32 tahun P Ibu, sehat
3 BI 11 tahun P Kakak, sehat
4 BS 9 tahun L Kakak, sehat
5 MC 6 tahun P Kakak, sehat
6 AR 1 tahun L Pasien
RIWAYAT IMUNISASI
Dasar Ulangan Anjuran
- - -
1. BCG √ 6.HIB -

- -
2. DPT √ √ √ - 7. MMR -

- -
3. POLIO √ √ √ - 8. Hep A -

- -
4. Hep B √ √ √ - 9.Cacar air -

- - -
5. Campak √
MAKANAN
 ASI sejak lahir sampai dengan usia 1 bulan
 Susu formula saat usia 1 bulan
 Pada usia 7 bulan sampai sekarang, pada pagi hari pasien
diberi bubur dengan telur/tahu, jarang diberi sayur atau
buah, dan pada siang hari diberi bubur bayi.
Pada malam hari, kadang pasien tidak diberi makan.
Pasien tidak mau minum susu.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Batuk–pilek : + TBC : -
Diare : - Cacar Air : -
Tifus perut : - Campak : +
Pneumonia : - Ginjal : -
Batuk rejan : - Asma / Alergi : -
Difteri : - Kejang : -
Tetanus : - Lainnya : -
Hepatitis : -
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Asma : -
TBC : +
Ginjal : -
Penyakit darah : -
Peny. Keganasan : -
Kencing manis : -
Lainnya : -
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran penderita : Compos Mentis (M6V5E4)
Keadaan sakit : Sedang
Posisi : Berbaring
Ekspresi wajah : Tenang

Tanda vital
Tekanan darah: -
Nadi: 120x / menit, kualitas: regular, ekual, isi cukup
Respirasi: 30x / menit, tipe: abdominothorakal
Suhu: 36,6C (auricular)

Pengukuran
Umur : 1 tahun 5 bulan
Berat Badan : 6,2 kg
Panjang badan : 65 cm
Status gizi : Kurang
PEMERIKSAAN SISTEMIK
Kulit : anemis (-), ikterik (-), kulit kering (+), baggy
pants (+)
KGB : tidak teraba membesar
Rambut : tipis, warna kemerahan, tidak mudah dicabut,
kelopak mata edema -/-
Kepala : bentuk dan ukuran simetris
Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, bitot
spot -
Hidung : PCH -/-, sekret (-)
Telinga : sekret -/-, nyeri tekan -/-
Mulut : sariawan (-), mukosa lidah dan mulut basah
Leher : KGB tidak teraba
Thorax :
 Inspeksi : Iga gambang +/+
 Palpasi : Pergerakan simetris kanan = kiri
 Perkusi : Sonor, kanan = kiri
 Auskultasi : VBS +/+ kanan = kiri, Rh -/-, Wh -/- , bunyi jantung S1
S2 reguler, murmur (-)
Abdomen :
 Inspeksi : Bentuk cembung, tegang
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
 Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar
dan lien tidak teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), skar
BCG (+), pitting edema dorsum pedis +/+
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Usul pemeriksaan penunjang:
 Darah: Hb, Ht, eritrosit, leukosit, indeks eritrosit, apus darah tepi, ureum, kreatinin, albumin,
protein total, GDS, elektrolit (Na, K), Fe, TIBC, kolesterol total, HDL, trigliserida
 Urinalisis
 SGOT/SGPT
 Rontgen thoraks
 USG abdomen
 Tes mantoux
Hasil Pemeriksaan Laboratorium

6 Oktober 2016
Hematologi:
Hb: 7,9 g/dl ↓ (10,8-15,6 g/dl)
Ht: 25% ↓ (33-45%)
WBC: 10,87 x 103/mm3 (4-13,5 x 103/mm3)
PLT: 837 x 103/mm3 ↑ (150-450 x 103/mm3)
RBC: 3,3 x 106/mm3 ↓ (3,8-5,8 x 106/mm3)

Eritrosit Rata-Rata:
MCV: 93 fl (77-95 fl)
MCH: 24 pg/ml (25-33 pg/ml)
MCHC: 26 g/dl ↓ (32-36 g/dl)
Hasil Laboratorium

8 Oktober 2016

Urine lengkap

Warna: kuning (kuning)

Kejernihan: jernih (jernih)

Berat jenis: <1.005 (1.005-1.025)

pH: 7,5 (4,8-7,4)

Protein: Negatif (Negatif)

Glukosa: Negatif (Negatif)

Keton: Negatif (Negatif)

Urobilinogen: 0,2 mg/dl (<2mg/dl)

Bilirubin: Negatif (Negatif)

Nitrit: Negatif (Negatif)

Sedimen urin:

Epitel: 0-2/HPF (0-2/HPF)

Eritrosit: 0-1/HPF (1-2/HPF)


Hasil Laboratorium
8 Oktober 2016
Leukosit: jumlah cukup, hipersegmentasi (+)
Trombosit: jumlah meningkat, tersebar
Kesan: Anemia normokrom dengan eritrosit anisositosis dan
trombositosis
Klinis:
 Suspek anemia inflamasi kronis
 DD/ Anemia mikrositer
Hasil USG Abdomen
 Liver tidak ada kelainan kecuali ada kista kecil di lobus kanan
 Gall bladder dan CBD tidak tampak kelainan
 Pankreas dan spleen tidak tampak kelainan
 Tampak banyak limfadenopati di daerah peri-portal, peri-pankreatik, dan
mesenterium disertai sedikit asites dan penebalan omentum mayus, dipertimbangkan
kembungkinan adanya peritonitis proses spesifik
Hasil Laboratorium
10 Oktober 2016
Hematologi:
Hb: 8 g/dl ↓ (10,8-15,6 g/dl)
Ht: 28% ↓ (33-45%)
WBC: 13,70 x 103/mm3 (4-13,5 x 103/mm3)
PLT: 1096 x 103/mm3 ↑ (150-450 x 103/mm3)
RBC: 3,3 x 106/mm3 ↓ (3,8-5,8 x
106/mm3)

Eritrosit Rata-Rata:
MCV: 91 fl (77-95 fl)
MCH: 24 pg/ml (25-33 pg/ml)
MCHC: 27 g/dl ↓ (32-36 g/dl)

Kimia Klinik
SGOT: 64 U/l ↑ (<37 U/l)
RESUME
Anak laki-laki berusia 1 tahun 5 bulan, berat badan 6,2 kg, tinggi badan 65 kg, status
gizi kurang datang ke RSI dengan keluhan:
Penurunan berat badan sejak 5 bulan yang lalu, sebanyak 3 kg.
Demam hilang timbul, tidak begitu tinggi, batuk berdahak, warna kuning kehijauan,
kental, tanpa darah, penurunan nafsu makan, muntah berisi makanan, sebanyak ±100cc.
Sejak 4 bulan yang lalu, kedua tungkai bengkak, kulit gampang mengelupas, rambut
sering rontok, pasien menjadi tidak dapat berjalan, terlihat lebih sering berbaring.

Riwayat berobat: minum obat racikan 3 x 1  tidak ada perbaikan


RPD: -
RPK: Ibu pasien menderita TB paru dalam pengobatan bulan ke-6
Makanan: Pasien mau minum ASI sampai usia 1 bulan, tidak mau susu formula. Pagi hari
pasien diberi bubur dengan telur/tahu, jarang diberi sayur/buah, siang hari diberi bubur
bayi, malam hari, kadang tidak diberi makan.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Kesadaran penderita : Compos Mentis (M6V5E4)
Keadaan sakit : Sedang
Posisi : Berbaring
Ekspresi wajah : Tenang

Tanda vital
Tekanan darah: -
Nadi: 120x / menit, kualitas: regular, ekual, isi cukup
Respirasi: 30x / menit, tipe: abdominothorakal
Suhu: 36,6C (auricular)

Pengukuran
Umur : 1 tahun 5 bulan
Berat Badan : 6,2 kg
Panjang badan : 65 cm
Status gizi : Kurang
Kulit : anemis (-), ikterik (-), kulit kering (+), baggy pants (+)
KGB : dalam batas normal
Rambut : tipis, warna kemerahan, tidak mudah dicabut, kelopak
mata edema -/-
Kepala : dalam batas normal
Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, bitot spot –
Hidung : dalam batas normal
Telinga : dalam batas normal
Mulut : dalam batas normal
Leher : dalam batas normal
Thorax :
 Inspeksi : Iga gambang +/+
 Palpasi : Pergerakan simetris kanan = kiri
 Perkusi : Sonor, kanan = kiri
 Auskultasi : VBS +/+ kanan = kiri, Rh -/-, Wh -/- , bunyi jantung S1
S2 reguler, murmur (-)
Abdomen :
 Inspeksi : Bentuk cembung, tegang
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
 Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
 Palpasi : Soepel, nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), skar BCG (+),
pitting edema dorsum pedis +/+
DIAGNOSIS
Diagnosis Banding :
 Kurang Energi Protein + Anemia e.c penyakit kronis + TB abdomen

Diagnosis Kerja : Kurang Energi Protein + Anemia e.c penyakit kronis


+ TB abdomen
PEMERIKSAAN PENUNJANG
6 Oktober 2016
 Hematologi rutin : anemia, trombositosis, basofilia
 Urinalisis rutin : candida +

8 oktober 2016
 Anemia normokrom dengan eritrosit anisositosis dan trombositosis

USG abdomen
 Tampak banyak limfadenopati di daerah periportal, peripankreatic, dan
mesenterium, disertai sedikit asites dan penebalan omentum majus. Dipertimbangkan
kemungkinan peritonitis proses spesifik.
PENATALAKSANAAN
Nonmedikamentosa
 Edukasi orang tua
 Evaluasi dan pemantauan pemberian gizi pada anak
ASSESSMENT
PENENTUAN KEBUTUHAN
Berdasarkan perhitungan target BB ideal

Kebutuhan nutrien : BB ideal x RDA menurut usia-tinggi


: 11 kg x 120 kkal/kgBB
: 1.321 kkal/hari

Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dari target


untuk menghindari sindrom refeeding
75% x 1.320 kkal/hari: 990 kkal/hari
PENENTUAN CARA PEMBERIAN
Pemberian nutrisi enteral  pipa nasogastrik/orogastrik

Penentuan Jenis Makanan

1-2 tahun makanan keluarga ditambah ASI dan/atau susu sapi segar
Oligomerik  simple karbohidrat, TAG, asam amino (glukosa
polimer, protein terhidrolisat, trigliserida rantai sedang)
PEMANTAUAN & EVALUASI
Penerimaan makanan
Toleransi/reaksi simpang makanan
Monitoring pertumbuhan, dilakukan setiap hari
Medikamentosa
 OAT 4 FDC (50/75/150) 1dd tab1 ½ h ac mane
 Piridoxin tab 10 mg PO
 Vitamin B complex pulvis 1 dd PO
 Paracetamol syr 120mg/5ml 3dd cth½ pc prn
 Ferlin drop 1 ml 2dd PO
 Ondansetron 1 mg 3dd
PENCEGAHAN

Penyuluhan gizi:
 Dengan leaflet khusus yang berisi jumlah, jenis, frekuensi pemberian bahan makanan
 Selalu memberikan contoh menu
 Mempromosikan ASI bila anak kurang dari 2 tahun
 Memperhatikan riwayat gizi
 Mempertimbangkan sosial ekonomi keluarga
 Memberikan demonstrasi dan praktek memasak makanan balita untuk ibu
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
FOLLOW UP
Tanggal KU, TTV, PF, PP Advis Dokter
7/10/ 216 Anamnesis: demam (-), nafsu makan baik, minum baik, -Rawat inap
batuk berdahak tidak berwarna (+), batuk darah (-), -Infus KaEN 1 B240cc/24 jam
muntah (+) 4 kali, sebanyak 100cc, mencret (+) - Pasang OGT, beri minum sesuai
TTV: N 125x/menit (reguler, equal, isi cukup), R 40x/menit, jadwal 8x75 cc
S 37⁰C - USG abdomen
-Beri obat OAT 1x1 tab
PF: conjunctiva anemis +/+, iga gambang, abdomen -Ampicilin 150 mg 4dd IV
cembung dan tegang, kulit kering, baggy pants (+), edema -Zinc syr cth ½ 1dd PO
dorsum pedis +/+ -Vit B complex 1 sac 1dd PO
-Cetirizine syr cth½ 2dd
-Ondansetron 1 mg 3dd IV

8/10/2016 Anamnesis: demam (-), batuk (-), pilek (+), mencret (-), -Rawat inap
makan melalui selang OGT berupa susu -Infus KaEN 1 B240cc/24 jam
TTV: N 110x/menit(equal, isi cukup), R 32x/menit, S -Pasang OGT, beri minum sesuai
36,4⁰C jadwal 8x 75 cc
-Timbang badan setiap hari
PF: conjunctiva anemis -/-, iga gambang, abdomen -Beri obat OAT 1x1 tab
cembung dan tegang, kulit kering, baggy pants (+), edema -Urinalisis rutin
dorsum pedis +/+ -Ampicilin 150 mg 4dd IV
-Vit B complex 1 sac 1dd PO
-Cetirizine syr cth½ 2dd
-Ferlin drop 1 ml 2dd PO
Tanggal KU, TTV, PF, PP Advis Dokter

10/10/201 Anamnesis: demam (-), batuk (-), pilek (-), muntah -Rawat inap
6 (+) 1 kali setelah minum susu secara oral, mencret -Infus KaEN 1 B240cc/24 jam
(+) 1 kali, sebanyak 250cc -Pasang OGT, beri minum
sesuai jadwal 8x 75 cc
TTV: N 110x/menit(equal, isi cukup), R 32x/menit, -Timbang badan setiap hari
S 36,5⁰C -Beri obat OAT 1x1 tab
-Ampicilin 150 mg 4dd IV
PF: conjunctiva anemis -/-, iga gambang, -Zinc syr cth ½ 1dd PO
abdomen cembung dan tegang, kulit kering, -Vit B complex 1 sac 1dd PO
baggy pants (+), edema dorsum pedis -/- -Cetirizine syr cth½ 2dd
-Ferlin drop 1 ml 2dd PO
-Ondansetron 1 mg 3dd IV

11/10/201 Anamnesis: demam (-), batuk (-), pilek (-), muntah -Rawat inap
6 (-), mencret (-), makan hanya melelaui OGT -Infus KaEN 1 B240cc/24 jam
-Pasang OGT, beri minum
TTV: N 110x/menit(equal, isi cukup), R 32x/menit, sesuai jadwal 8x 75 cc
S 36,6⁰C -Timbang badan setiap hari
-Beri obat OAT 1x1 tab
-Ampicilin 150 mg 4dd IV
PF: conjunctiva anemis -/-, iga gambang, -Vit B complex 1 sac 1dd PO
abdomen cembung dan tegang, kulit kering, -Cetirizine syr cth½ 2dd
baggy pants (+), edema dorsum pedis -/- -Ferlin drop 1 ml 2dd PO
Tanggal KU, TTV, PF, PP Advis Dokter

12/10/20 Anamnesis: demam (-), batuk (+), pilek (-), muntah -Rawat inap
16 (+) 2 kali, mencret (-), susu diminum melalui selang -Infus KaEN 1 B240cc/24 jam
NGT -Pasang OGT, beri minum
sesuai jadwal 8x 75 cc
TTV: N 112x/menit(equal, isi cukup), R 28x/menit, -Timbang badan setiap hari
S 36,7⁰C -Beri obat OAT 1x1 tab
-Ampicilin 150 mg 4dd IV
PF: conjunctiva anemis -/-, iga gambang, abdomen -Zinc syr cth ½ 1dd PO
cembung dan tegang, kulit kering, baggy pants -Vit B complex 1 sac 1dd PO
(+), edema dorsum pedis -/- -Cetirizine syr cth½ 2dd
-Ferlin drop 1 ml 2dd PO
- Ondansetron 1 mg 3dd IV

13/10/20 Anamnesis: demam (-), batuk (-), pilek (-), muntah -Rawat inap
16 (+) 1 kali sebanyak 100cc, perut kembung, -Infus KaEN 1 B240cc/24 jam
mencret (+) 3 kali, nafsu makan sedikit meningkat -Pasang OGT, beri minum
sesuai jadwal 8x 75 cc
TTV: N 120x/menit(equal, isi cukup), R 28x/menit, -Timbang badan setiap hari
S 36,5⁰C -Beri obat OAT 1x1 tab
-Ampicilin 150 mg 4dd IV
-Vit B complex 1 sac 1dd PO
PF: conjunctiva anemis -/-, iga gambang, abdomen -Ferlin drop 1 ml 2dd PO
cembung dan tegang, kulit kering, baggy pants - Ondansetron 1 mg 3dd IV
(+), edema dorsum pedis -/-
Tanggal KU, TTV, PF, PP Advis Dokter
14/10/201 Anamnesis: demam (-), batuk (-), pilek (-), muntah -Rawat inap
6 (-), mencret (+) 5 kali sejak kemarin sore, -Infus KaEN 1 B 300cc/24 jam
sebanyak 4 sendok makan, makan secara oral. -Pasang OGT, beri minum
minum melalui selang NGT sesuai jadwal 8x 75 cc
-Timbang badan setiap hari
TTV: N 120x/menit(equal, isi cukup), R 24x/menit, -Beri obat OAT 1x1 tab
S 36,6⁰C -Ampicilin 150 mg 4dd IV
-Zinc syr cth ½ 1dd PO
PF: conjunctiva anemis -/-, iga gambang, -Vit B complex 1 sac 1dd PO
abdomen cembung dan tegang, kulit kering, -Cetirizine syr cth½ 2dd
baggy pants (+), edema dorsum pedis -/- -Ferlin drop 1 ml 2dd PO
GRAFIK BB
Berat badan
6.7
6.6
6.5
6.4
6.3
6.2 Berat badan
6.1
6
TABEL
Tanggal
PEMBERIAN
Jam
ASUPAN
Target jumlah susu Intake Residu Keterangan
yg diberikan (cc)

6/10/2016 21.00 50 0 50
24.00 - - - Muntah
7/10/2016 03.00 50 50 0
06.00 50 50 0
09.00 - - - USG
12.00 50 50 0
15.00 50 75 0
18.00 75 75 0
21.00 75 75 0
24.00 75 70 5
Tanggal Jam Target jumlah susu Intake Residu Keterangan
yg diberikan (cc)
8/10/2016 03.00 75 75 0
06.00 75 75 0
09.00 75 75 0
12.00 100 100 0
15.00 100 100 0
18.00 100 100 0
21.00 100 100 0
24.00 100 100 0
9/10/2016 03.00 100 100 0
06.00 100 100 0
09.00 - - - OGT lepas
12.00 - - - OGT lepas
12.30 100 80 20 Lewat NGT
Tanggal Jam Target jumlah susu Intake Residu Keterangan
yg diberikan (cc)
9/10/2016 15.00 - - - Mulai makan
kue
18.00 120 120 0
21.00 120 120 0
24.00 120 120 0
10/10/2016 03.00 120 60 60 PO  muntah
mencret
06.00 120 60 60
09.00 120 120 0
12.00 120 120 0
15.00 60 60 0
18.00 60 60 0
21.00 60 60 0
24.00 60 60 0
Tanggal Jam Target jumlah susu yg Intake Residu Keterangan
diberikan (cc)
11/10/2016 03.00 60 60 0
06.00 60 60 0
09.00 60 60 0
12.00 60 60 0
15.00 90 90 0
18.00 90 80 10
21.00 90 60 30
24.00 90 90 0
12/10/2016 03.00 90 90 0
06.00 90 90 0
09.00 90 90 0
12.00 90 45 45
15.00 90 90 0
18.00 90 50 40
21.00 90 90 0
24.00 90 90 0
Tanggal Jam Target jumlah susu Intake Residu Keterangan
yg diberikan (cc)

13/10/2016 03.00 90 90 0 Mencret 4 kali


dari pk
06.00 90 90 0
03.00-06.00
09.00 90 90 0
12.00 90 90 0
15.00 90 90 0
18.00 90 90 0
21.00 90 90 0
24.00 90 90 0
14/10/2016 03.00 90 90 0 Mencret 2 kali
06.00 90 90 0
09.00 90 90 0
12.00 120 120 0 Lepas infus
15.00 120 120 0
Tanggal Jam Target jumlah susu Intake Residu Keterangan
yg diberikan (cc)
14/10/2016 18.00 120 120 0

21.00 120 120 0

24.00 120 120 0

15/10/2016 03.00 120 120 0

06.00 120 120 0 Obat TB


dimuntahkan
09.00 120 120 0

12.00 120 80 40 Pulang


DEFINISI
KEP : keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga
tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG).
KLASIFIKASI
Menimbang BB anak dibandingkan dengan umur dan menggunakan
KMS dan Tabel BB/U Baku Median WHO-NCHS

 KEP ringan : hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak pada pita warna
kuning
 KEP sedang :hasil penimbangan berat badan pada KMS terletak di Bawah Garis
Merah (BGM).
 KEP berat/gizi buruk bila hasil penimbangan BB/U <60% baku median WHO-
NCHS. Pada KMS tidak ada garis pemisah KEP berat/Gizi buruk dan KEP sedang,
sehingga untuk menentukan KEP berat/gizi buruk digunakan Tabel BB/U Baku
Median WHO-NCHS
GEJALA KLINIS
KWASHIORKOR
Edema
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa
sakit, rontok
Perubahan status mental, apatis, dan rewel
Pembesaran hati
Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk
Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
Sering disertai : penyakit infeksi, umumnya akut, anemia,diare.
MARASMUS
Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Cengeng, rewel
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
(baggy pant/pakai celana longgar)
Perut cekung
Iga gambang
Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya kronis berulang)
diare kronik atau konstipasi/susah buang air
Marasmik-Kwashiorkor:

Gambaran klinik merupakan campuran dari beberapa gejala klinik


Kwashiorkor dan Marasmus, dengan BB/U <60% baku median
WHO-NCHS disertai edema yang tidak mencolok.
ETIOLOGI
Pola Makan
Faktor sosial dan ekonomi
Faktor infeksi dan penyakit lain
DIAGNOSIS
Klinik : anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh kembang,
serta penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan fisik (tanda-
tanda malnutrisi dan berbagai defisiensi vitamin)
Laboratorik : terutama Hb, albumin, serum ferritin
Anthropometrik : BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi
badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut umur),
BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB (lingkar lengan
atas menurut tinggi badan)

Analisis diet dan pertumbuhan Riwayat diet rinci, pengukuran


pertumbuhan, BMI, dan pemeriksaan fisik lengkap ditunjukkan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Glukosa darah
Pemeriksaan apus darah
Hemoglobin
Pemeriksaan Urine pemeriksaan dan kultur
Pemeriksaan tinja dengan mikroskop untuk telur dan parasit
Serum albumin
Tes HIV (Tes ini harus disertai dengan konseling orang tua anak, dan
kerahasiaan harus dipelihara.)
Elektrolit
TATALAKSANA ANAK GIZI
BURUK
ALUR PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK
JADWAL PENGOBATAN &
PERAWATAN ANAK GIZI BURUK
PRINSIP DASAR PELAYANAN RUTIN
KEP BERAT/GIZI BURUK

6. Mulai pemberian makanan


1. Atasi/cegah 7. Fasilitasi tumbuh-kejar (catch
hipoglikemia up growth)
2. Atasi/cegah hipotermia 8. Koreksi defisiensi nutrien
mikro
3. Atasi/cegah dehidrasi
9.Lakukan stimulasi sensorik dan
4. Koreksi gangguan dukungan emosi/mental
keseimbangan elektrolit
10. Siapkan dan rencanakan
5. Obati/cegah infeksi tindak lanjut setelah sembuh.
SEPULUH LANGKAH UTAMA
PADA TATA LAKSANA KEP
BERAT/GIZI BURUK
1. PENGOBATAN ATAU PENCEGAHAN
HIPOGLIKEMIA (KADAR GULA DALAM
DARAH RENDAH)
Pada hipoglikemia, anak terlihat lemah, suhu tubuh rendah.
Jika anak sadar dan dapat menerima makanan usahakan
memberikan makanan saring/cair 2-3 jam sekali.
Jika anak tidak dapat makan (tetapi masih dapat minum) berikan air
gula dengan sendok.
Jika anak mengalami gangguan kesadaran, berikan infus cairan
glukosa dan segera rujuk ke RSU kabupaten.
2. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
HIPOTERMIA (SUHU TUBUH RENDAH)
Hipotermia ditandai dengan suhu tubuh yang rendah dibawah 360 C.
Pada keadaan ini anak harus dihangatkan.
Cara yang dapat dilakukan: ibu atau orang dewasa lain mendekap anak di
dadanya lalu ditutupi selimut (Metode Kanguru). Perlu dijaga agar anak tetap
dapat bernafas.
Cara lain: membungkus anak dengan selimut tebal, meletakkan lampu
didekatnya. Lampu tidak boleh terlalu dekat.
Selama masa penghangatan ini dilakukan pengukuran suhu anak pada dubur
(bukan ketiak) setiap setengah jam sekali.
Jika suhu anak sudah normal dan stabil, tetap dibungkus dengan selimut atau
pakaian rangkap agar anak tidak jatuh kembali pada keadaan hipothermia.
3. PENGOBATAN DAN PENCEGAHAN
KEKURANGAN CAIRAN

Tanda klinis yang sering dijumpai pada anak penderita KEP


berat/Gizi buruk dengan dehidrasi adalah :
 Ada riwayat diare sebelumnya
 Anak sangat kehausan
 Mata cekung
 Nadi lemah
 Tangan dan kaki teraba dingin
 Anak tidak buang air kecil dalam waktu cukup lama.
Jika anak masih menyusui, teruskan ASI dan berikan setiap
setengah jam sekali tanpa berhenti.
Jika anak masih dapat minum, lakukan tindakan rehidrasi oral
dengan memberi minum anak 50 ml (3 sendok makan) setiap 30 menit
dengan sendok. Cairan rehidrasi oral khusus untuk KEP disebut
ReSoMal.
Jika tidak ada ReSoMal untuk anak dengan KEP berat/Gizi buruk
dapat menggunakan oralit yang diencerkan 2 kali.
Jika anak tidak dapat minum, lakukankan rehidrasi intravena (infus)
cairan Ringer Laktat/Glukosa 5 % dan NaCL dengan perbandingan
1:1.
4. LAKUKAN PEMULIHAN GANGGUAN
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT
Pada semua KEP berat/Gizi buruk terjadi gangguan keseimbangan
elektrolit diantaranya :
-Kelebihan natrium (Na) tubuh, walaupun kadar Na plasma rendah.
-Defisiensi kalium (K) dan magnesium (Mg)

Ketidakseimbangan elektrolit ini memicu terjadinya edema dan, untuk


pemulihan keseimbangan elektrolit diperlukan waktu paling sedikit 2
minggu.
Berikan :
Makanan tanpa diberi garam/rendah garam
Untuk rehidrasi, berikan cairan oralit 1 liter yang diencerkan 2 X
(dengan penambahan 1 liter air) ditambah 4 gr KCL dan 50 gr gula
atau bila balita KEP bisa makan berikan bahan makanan yang
banyak mengandung mineral (Zn, Cuprum, Mangan, Magnesium,
Kalium) dalam bentuk makanan lumat/lunak
CONTOH BAHAN MAKANAN
SUMBER MINERAL

Sumber Zink : daging sapi, hati, makanan laut, kacang


tanah,telur ayam
Sumber Cuprum : daging, hati.
Sumber Mangan : beras, kacang tanah, kedelai.
Sumber Magnesium : kacang-kacangan, bayam.
Sumber Kalium : jus tomat, pisang, kacang2an, apel,
alpukat, bayam, daging tanpa lemak.
5. LAKUKAN PENGOBATAN DAN
PENCEGAHAN INFEKSI
Pada KEP berat/Gizi buruk, tanda yang umumnya menunjukkan
adanya infeksi seperti demam seringkali tidak tampak, semua KEP
berat/Gizi buruk secara rutin diberikan antibiotik spektrum luas
dengan dosis sebagai berikutKOTRIMOKSASOL
UMUR
: AMOKSISILIN
ATAU (Trimetoprim + Sulfametoksazol)  Beri 3 kali sehari
BERAT BADAN  Beri 2 kali sehari selama 5 hari untuk 5 hari
Tablet dewasa Tablet Anak Sirup/5ml Sirup
80 mg trimeto 20 mg trimeto 40 mg trimeto
prim + 400 mg prim + 100 mg prim + 200 mg 125 mg
sulfametok sulfametok sulfametok per 5 ml
sazol sazol sazol
2 sampai 4 bulan
(4 - < 6 kg) ¼ 1 2,5 ml 2,5 ml
4 sampai 12 bulan
(6 - < 10 Kg) ½ 2 5 ml 5 ml
12 bln s/d 5 thn
(10 - < 19 Kg) 1 3 7,5 ml 10 ml
6. PEMBERIAN MAKANAN
BALITA KEP BERAT/GIZI BURUK

Pemberian diet KEP berat/Gizi buruk dibagi dalam 3 fase, yaitu :


Fase Stabilisasi, Fase Transisi, Fase Rehabilitasi
Fase Stabilisasi ( 1-2 hari)
Pada awal fase stabilisasi perlu pendekatan yang sangat hati-hati,
karena keadaan faali anak sangat lemah dan kapasitas homeostatik
berkurang.
Pemberian makanan harus dimulai segera setelah anak dirawat dan
dirancang sedemikian rupa sehingga energi dan protein cukup untuk
memenuhi metabolism basal saja.
Formula khusus seperti Formula WHO 75:
Porsi kecil, sering, rendah serat dan rendah laktosa
Energi : 100 kkal/kg/hari
Protein : 1-1.5 gr/kg bb/hari
Cairan : 130 ml/kg bb/hari (jika ada edema berat 100 ml/Kg
bb/hari)
Bila anak mendapat ASI teruskan, dianjurkan memberi Formula WHO
75 dengan menggunakan cangkir/gelas, bila anak terlalu lemah
berikan dengan sendok/pipet
Pada anak dengan selera makan baik dan tidak edema, maka
tahapan pemberian formula bisa lebih cepat dalam waktu 2-3 hari
(setiap 2 jam)
Bila pasien tidak dapat menghabiskan Formula WHO 75 dalam
sehari, maka berikan sisa formula tersebut melalui pipa nasogastrik
Pada fase ini jangan beri makanan lebih dari 100 Kkal/Kg bb/hari
Pada hari 3 s/d 4 frekwensi pemberian formula diturunkan menjadi
setiap jam dan pada hari ke 5 s/d 7 diturunkan lagi menjadi setiap 4
jam
Lanjutkan pemberian makan sampai hari ke 7 (akhir minggu 1)
Pantau dan catat:
Jumlah yang diberikan dan sisanya
Banyaknya muntah
Frekwensi buang air besar dan konsistensi tinja
Berat badan (harian)
7. PERHATIKAN MASA TUMBUH
KEJAR BALITA (CATCH- UP GROWTH)
Pada fase ini meliputi 2 fase yaitu fase transisi dan fase rehabilitasi :
Fase Transisi (minggu ke 2)
Pemberian makanan pada fase transisi diberikan secara perlahan-
lahan u/ menghindari risiko gagal jantung, yang dapat terjadi bila
anak mengkonsumsi makanan dalam jumlah banyak secara
mendadak.
Ganti formula khusus awal (energi 75 Kkal dan protein 0.9-1.0 g per
100 ml) dengan formula khusus lanjutan (energi 100 Kkal dan protein
2.9 gram per 100 ml) dalam jangka waktu 48 jam.
Kemudian naikkan dengan 10 ml setiap kali, sampai hanya sedikit
formula tersisa, biasanya pada saat tercapai jumlah 30 ml/kgbb/kali
pemberian (200 ml/kgbb/hari).
Pemantauan pada fase transisi:
1. frekwensi nafas
2. frekwensi denyut nadi
Bila terjadi peningkatan detak nafas > 5 kali/menit dan denyut nadi
> 25 kali /menit dalam pemantauan setiap 4 jam berturutan, kurangi
volume pemberian formula. Setelah normal kembali, ulangi
menaikkan volume seperti di atas.
3. Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan
Setelah fase transisi dilampaui, anak diberi:
Formula WHO 100 dengan jumlah tidak terbatas dan sering.
Energi : 150-220 Kkal/kg bb/hari
Protein 4-6 gram/kg bb/hari
Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi juga beri formula
WHO 100 karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk
tumbuh-kejar.
Setelah fase rehabilitasi (minggu ke 3-7) anak diberi :
Formula WHO-F 135 dengan jumlah tidak terbatas dan sering
Energi : 150-220 kkal/kgbb/hari
Protein 4-6 g/kgbb/hari
Bila anak masih mendapat ASI, teruskan ASI, ditambah dengan
makanan Formula karena energi dan protein ASI tidak akan
mencukupi untuk tumbuh-kejar.
Secara perlahan diperkenalkan makanan keluarga
Pemantauan fase rehabilitasi
Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan badan :
Timbang anak setiap pagi sebelum diberi makan.
Setiap minggu kenaikan bb dihitung.
Baik bila kenaikan bb  50 g/Kg bb/minggu.
Kurang bila kenaikan bb < 50 g/Kg bb/minggu, perlu re-evaluasi
menyeluruh.
8. LAKUKAN PENANGGULANGAN
KEKURANGAN ZAT GIZI MIKRO
Semua pasien KEP berat/Gizi buruk, mengalami kurang vitamin dan
mineral. Walaupun anemia biasa terjadi, jangan tergesa-gesa
memberikan preparat besi (Fe). Tunggu sampai anak mau makan dan
berat badannya mulai naik (biasanya pada minggu ke 2). Pemberian
besi pada masa stabilisasi dapat memperburuk keadaan infeksinya.
Berikan setiap hari :
Tambahan multivitamin lain
Bila berat badan mulai naik berikan zat besi dalam bentuk tablet
besi folat atau sirup besi dengan dosis sebagai berikut :
DOSIS PEMBERIAN TABLET BESI
FOLAT DAN SIRUP BESI

UMUR TABLET BESI/FOLAT SIRUP BESI


DAN Sulfas ferosus 200 mg + Sulfas ferosus 150 ml
0,25 mg Asam Folat  Berikan 3 kali sehari
BERAT BADAN
 Berikan 3 kali sehari
6 sampai 12 bulan ¼ tablet 2,5 ml (1/2 sendok teh)
(7 - < 10 Kg)
12 bulan sampai 5 ½ tablet 5 ml (1 sendok teh)
tahun
VITAMIN A ORAL BERIKAN 1 KALI DENGAN
DOSIS
Umur Kapsul Vitamin A Kapsul Vitamin A

200.000 IU 100.000 IU

6 bln sampai 12 bln - 1 kapsul

12 bln sampai 5 Thn 1 kapsul -


9. BERIKAN STIMULASI SENSORIK
DAN DUKUNGAN EMOSIONAL
Pada KEP berat/gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan
mental dan perilaku, karenanya berikan :
Kasih sayang
Ciptakan lingkungan yang menyenangkan
Lakukan terapi bermain terstruktur selama 15 – 30 menit/hari
Rencanakan aktifitas fisik segera setelah sembuh
Tingkatkan keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan, bermain
dsb)
10.PERSIAPAN UNTUK TINDAK
LANJUT DI RUMAH
Bila berat badan anak sudah berada di garis warna kuning anak dapat dirawat
di rumah dan dipantau oleh tenaga kesehatan puskesmas atau bidan di desa.
Nasehatkan kepada orang tua untuk :
Melakukan kunjungan ulang setiap minggu, periksa secara teratur di Puskesmas
Pelayanan di PPG untuk memperoleh PMT-Pemulihan selama 90 hari. Ikuti nasehat
pemberian dan berat badan anak selalu ditimbang setiap bulan secara teratur di
posyandu/puskesmas.
pemberian makan yang sering dengan kandungan energi dan nutrien yang padat
penerapan terapi bermain dengan kelompok bermain atau Posyandu
Pemberian suntikan imunisasi sesuai jadwal
Anjurkan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi (200.000 SI atau 100.000 SI )
sesuai umur anak setiap Bulan Februari dan Agustus.
RENCANA I: PEMBERIAN CAIRAN
& MAKANAN U/ STABILISASI
(SYOK, LETARGIS,
MUNTAH/DIARE/DEHIDRASI)
RENCANA II: PEMBERIAN CAIRAN
& MAKANAN U/ STABILISASI
(LETARGIS &
MUNTAH/DIARE/DEHIDRASI)
RENCANA III: PEMBERIAN CAIRAN
& MAKANAN U/ STABILISASI
(MUNTAH DAN ATAU
DIARE/DEHIDRASI)
RENCANA IV: PEMBERIAN CAIRAN
& MAKANAN U/ STABILISASI
(LETARGIS)
RENCANA V: PEMBERIAN CAIRAN
& MAKANAN U/ STABILISASI
(PENDERITA GIBUR TDK
MENUNJUKKAN TANDA
BAHAYA/TANDA PENTING
FASE TRANSISI &
REHABILITASI
PEMBERIAN CAIRAN &
MAKANAN U/ TUMBUH KEJAR
5 LANGKAH ASUHAN NUTRISI
PEDIATRIK
1. ASSESSMENT
Penilaian meliputi: penentuan status gizi, masalah yg berhubungan
dgn proses pemberian makanan & diagnosis klinis pasien
ANAMNESIS: asupan makan, pola makan, toleransi makan,
perkembangan oromotor, motoric halus dan motoric kasar, perubahan
BB, fr social, budaya, agama, serta kondisi klinis yg mempengaruhi
asupan
PEMERIKSAAN FISIK: Keadaan Umum & tanda spesifik khususnya
defisiensi mikronutrien
Penentuan status gizi: berdasarkan BB menurut PB/TB
Grafik pertumbuhan yg digunakan sbg acuan: grafik WHO 2006 utk
anak <5th & grafik CDC 2000 u/ anak >5th
Penentuan status gizi m’gunakan cut off Z-score WHO 2006 u/ usia 0-
5 tahun dan penentuan BB ideal sesuai kriteria Waterlow u/ anak usia
>5th
KRITERIA WATERLOW
BBA/BBI (menurut table CDC) x 100%
GRAFIK WHO 2006
PANJANG BADAN MENURUT
USIA
BB MENURUT PB (0-2TAHUN)
GRAFIK CDC 2000
Pemeriksaan lab & analisis diet dilakukan sesuai indikasi klinis.
Diagnosis klinis merupakan salah satu pertimbangan dalam
memformulasikan rencana pemberian nutrisi
2. PENENTUAN KEBUTUHAN
Kebutuhan kalori ditentukan berdasarkan:
-kondisi sakit kritis
Kebutuhan Energi = REE (Resting Energy Expenditure) x factor aktivitas
x factor stress
-kondisi tidak sakit kritis
1. Gizi baik/kurang
Berdasarkan perhitungan target BB-ideal
Kebutuhan kalori= BB ideal x RDA (Recommended Dieatry Allowences)
menurut usia-tinggi (height age)
KECUKUPAN ENERGI SEHARI UNTUK BAYI
DAN ANAK MENURUT UMUR
GOLONGAN UMUR KECUKUPAN ENERGI
LAKI-LAKI PEREMPUAN
(tahun) (Kkal/KgBB)
0-1 110-120 110-120
1-3 100 110
4-6 90 90
6-9 80-90 60-80
10-14 50-70 40-55
14-18 40-50 40

Pemberian kalori awal sebesar 50-75% dr target untuk menghindari sindrom refeeding
3.PENENTUAN CARA
PEMBERIAN
Pemberian nutrisi melalui oral atau enteral merupakan pilihan utama
Jalur parenteral hanya digunakan pd situasi ttt saja
KI pemberian makanan melalui sal cerna a/ obs sal cerna,
perdarahan sal cerna, serta tdk berfungsinya sal cerna
Pemberian nutrisi enteral u/ jangka pendek dapat dilakukan melalui
pipa nasogastric atau nasoduodenal atau nasojujenal
Utk jangka panjang, nutrisi enteral dpt dilakukan melalui gastrostomy
atau jejunostomi
Utk nutrisi parenteral jangka pendek (<14hari) dpt digunakan akses
perifer, sdgkan utk jangka panjang hrs menggunakan akses sentral
4.PENENTUAN JENIS MAKANAN
Pemberian makan melalui oral, bentuk makanan disesuaikan dg usia
& kemampuan oromotor pasien
0-6 bulan: ASI dan/ susu formula
6 bulan-1 tahun: ASI dan/ susu formula ditambah makanan
pendamping
1-2tahun: makanan keluarga ditambah ASI dan/ susu sapi segar
Diatas 2 tahun: makanan keluarga
Jenis sediaan makanan u/ enteral disesuaikan dg fungsi GIT, dibagi
dlm beberapa jenis:
Polimerik: terbuat dr makronutrien intak, ditujukan u/ fungsi GIT yg
normal, terbagi mjd formula standar & formula makanan padat
kalori
Oligomerik (elemental), terbuat dr glukosa polimer, protein
terhidrosilat, trigliserida rantai sedang (MCT, medium chain Tg)
Modular, terbuat dr makronutrien tunggal
5. PEMANTAUAN & EVALUASI
Pemantauan & evaluasi meliputi pemantauan thdp akseptabilitas atau
penerimaan makanan dan toleransi (rx simpang makanan).
Rx simpang yg dapat terjadi pd pemberian enteral a.l a/
mual/muntah, konstipasi dan diare
Pada pemberian parenteral dpt terjadi rx infeksi, metabolic, dan
mekanis
Diperlukan pemantauan efektivitas berupa monitoring pertumbuhan
Pada px rawat inap evaluasi & monitoring dilakukan setiap hari, dg
membedakan antara jalur oral/enteral & parenteral
Pada px rawat jalan, evaluasi dilakukan sesuai kebutuhan
PENCEGAHAN
mempertahankan status gizi
mengurangi resiko untuk mendapat penyakit, mengkoreksi konsumsi
pangan bila ada yang kurang, penyuluhan
memperbaiki/mengurangi efek penyakit infeksi yang sudah terjadi
merehabilitasi anak yang menderita KEP pada fase awal/BGM.
meningkatkan peran serta masyarakat dalam program keluarga
berencana.
meningkatkan status ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan
segala sektor ekonomi masyarakat (pertanian, perdagangan, dan
lain-lain).
KOMPLIKASI
Hipoglikemia
Hipotermia
Dehidrasi
Gangguan fungsi vital
Gangguan keseimbangan elektrolit asam basa
Infeksi berat
Hambatan penyembuhan penyakit penyerta.
Jangka panjang: stunting, berkurangnya potensi tumbuh kembang.
THANKYOU

Вам также может понравиться