Вы находитесь на странице: 1из 8

An Nisaa Mardhatillah

160110140103
Definisi : Air yang digunakan pada perawatan gigi untuk
pendinginan,irigasi maupun pembilasan

Pecah Menginfeksi
Bakteri Biofilm kecil dalam manusia
waterflow
Contoh : Legionella pneumophila, organisme kausatif untuk penyakit
Legionnaire. Meskipun terjangkitnya penyakit Legionnaire muncul
secara periodik, tidak ada yang berhubungan dengan prosedur
dental dan tidak ada rekomendasi spesifik untuk mencegah infeksi
L.pneumophila dalam praktik dental. Bagaimanapun juga, telah ada
peningkatan jumlah pasien yang sistem imunnya rentan terlihat
dalam praktik dental, dan kemungkinan adanya infeksi telah jelas
adanya (Burt and Eklund, 2005).
Rekomendasi CDC ( Center for Disease Control and Prevention ) :
penggunaan air steril untuk prosedur invasif dan pembilasan secara
teratur pada waterlines. Prosedur ini membantu dalam menurunkan
jumlah mikroorganisme pada air, namun tetap tidak dapat
menurunkan formasi biofilm

Isu yang terkait dengan infeksi waterline adalah aliran balik. Cross-
connection merupakan istilah mengenai bahan terkontaminasi yang
dapat masuk ke dalam suplai air publik ketika tekanan dari sumber
yang tercemar melebihi tekanan suplai air.

Risiko kejadian seperti itu sangat rendah, bahkan dapat diturunkan


lebih lanjut dengan menggunakan alat pencegahan aliran balik
atau katup anti retraksi untuk mencegah air yang terkontaminasi.
Meskipun cross-connectionsecara teoritis mungkin dapat melewati
high-speed handpiece dan udara serta water syringe, risiko ini juga
sangat rendah dan belum terdokumentasi.
• Banyak perhatian yang menjelaskan mengenai aliran balik
berkaitan dengan kesempatan infeksi HIV, HBV, atau HCV
melalui rute ini, tetapi kemungkinan ini sangat mendekati nol,
karena tidak ada dari virus-virus ini yang ditransmisikan melalui
air.

• Penggunaan self-contained water systems pada klinik dental, di


mana sistem air tidak terhubung dengan suplai air publik
direkomendasikan untuk menurunkan risiko kemungkinan lebih
lanjut.
• Kesediaan untuk merawat pasien yang terinfeksi HIV
merupakan isu yang harus diperhatikan dalam kedokteran gigi
dan kurikulum di fakultas kedokteran gigi. ADA telah
memasukkan kode etik mengenai pernyataan penolakan
merawat pasien yang terinfeksi HIV bahwa hal itu adalah tidak
etis dan ilegal. Posisi ini juga masuk akal karena (1) risiko
transmisi HIV dari pasien ke dokter gigi sangat rendah ketika
dokter gigi menggunakan standard precautions, dan (2) banyak
dokter gigi yang telah merawat pasien yang terinfeksi HIV
tanpa mengetahuinya.
Terdapat fakta mengenai kecemasan yang tinggi dalam melakukan
perawatan terhadap pasien yang terinfeksi, khususnya pasien yang
terinfeksi HIV. Beberapa dokter gigi tetap kukuh bahwa mereka
tidak memiliki tanggung jawab etis untuk merawat pasien yang
positif HIV. Dokter gigi ini cenderung kurang percaya terhadap
standard precautionsdan khawatir dengan apa yang akan terjadi
pada praktik mereka jika diketahui bahwa pasien dengan HIV-
positif telah dirawat di sana. Mayoritas dokter gigi menerima
tanggung jawab etis mereka untuk merawat pasien yang terinfeksi,
meskipun kebanyakan tidak akan melakukannya jika mereka
memiliki pilihan.
• Pada tahun 1991, survei nasional dari mahasiswa kedokteran
gigi, menyatakan bahwa 76% setuju mengenai tanggung jawab
etis untuk merawat pasien yang terinfeksi, meskipun 54%
mengakui adanya ketakutan merawat pasien yang terinfeksi dan
53% menyatakan tidak akan merawat jika diberikan pilihan.

• Klinik AIDS yang ada di sejumlah kota besar, yang berisi praktisi
dental yang berkomitment memberikan perawatan yang sama
pada seluruh pasien dengan tingkat profesionalisme yang tinggi.
Bagaimanapun juga, pada akhir abad ke-20 trend ini telah
dianggap “mainstream” (misal perawatan ada praktik doktek gigi
pribadi daripada pada praktik dengan fasilitas yang lengkap).

Вам также может понравиться