Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ilustrasi Kasus
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan hunian kelas menengah ke
atas bernama PT ISTANA GRAHA pada tahun x1 membayarkan dividen kas kepada para
pemegang sahamnya sebesar Rp 500 per lembar saham. Pada tahun berikutnya yaitu x2,
perusahaan berhasil memperoleh keuntungan dengan kenaikan yang cukup signifikan yaitu
hampir 175% lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Atas dasar keuntungan yang sangat tinggi
yang diperolehnya, pada tahun tersebut perusahaan membayarkan dividen kasnya sebesar
Rp 1.200 per lembar saham, suatu kenaikan dividen sebesar 140% dibanding tahun
sebelumnya. Pada tahun x3, keuntungan perusahaan turun 80% dibanding tahun
sebelumnya. Penurunan keuntungan tersebut membawa konsekuensi kepada penurunan
pembayaran dividen perusahaan. Pada tahun x3 tersebut perusahaan hanya mampu
membayar dividen kasnya per lembar saham sebesar Rp 800 per lembar saham, yaitu turun
kurang lebih 33% dari dividen tahun sebelumnya. Setelah perusahaan mengumumkan
besarnya dividen pada tahun x3, ternyata pasar mereaksi negatif sebagaimana yang
ditunjukkan oleh penurunan harga saham perusahaan menyusul pengumuman dividen dari
perusahaan. Penurunan harga saham juga berarti penurunan nilai perusahaan.
PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS DIVIDEN
Dividen
Bagian dari keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam
periode tertentu yang dibagikan kepada pemilik (pemegang
saham).
JENIS-JENIS DIVIDEN
• Dividen yang dibayarkan • Dividen yang dibagikan
dalam bentuk kas (tunai) kepada para pemegang
dan biasanya dibayarkan saham bukan berupa kas
melalui transfer ke masing- melainkan dalam bentuk
masing rekening pemegang lembar saham.
saham.
Dividen Properti
DIVIDEN KAS
Dividen per lembar saham ditentukan sebagai berikut:
CONTOH
DIVIDEN SAHAM
Dividen saham merupakan alternatif dari dividen kas.
Contoh:
Sebelumnya perusahaan akan membagikan dividen sebesar Rp 600 juta, sedangkan
harga pasar yang berlaku atas saham perusahaan tersebut Rp 1.000 per lembar.
Dengan demikian, jumlah lembar saham yang akan dibagikan sebagai dividen sama
dengan 600 ribu lembar yaitu Rp 600 juta dibagi Rp 1.000. Jumlah lembar dividen
saham yang akan diterima oleh per lembar saham yang beredar ditentukan
sebagai berikut.
Jumlah dividen saham yang akan diterima oleh setiap lembar saham yang beredar
adalah:
DAMPAK DIVIDEN SAHAM TERHADAP KEPEMILIKAN
DAMPAK DIVIDEN SAHAM TERHADAP DILUSI SAHAM
Dilusi saham adalah turunnya harga saham sebagai akibat bertambahnya jumlah
saham yang beredar, sementara nilai perusahaan secara keseluruhan tidak bertambah.
Contoh:
Harga pasar saham perusahaan pada contoh sebelumnya Rp 1.000 per lembar.
Dengan saham beredar sebelumnya 10 juta lembar maka secara keseluruhan nilai
pasar dari saham perusahaan tersebut adalah 10 juta x Rp 1.000 sama dengan Rp 10
milyar. Setelah pembagian dividen saham, jumlah saham beredar menjadi 10,1 juta
lembar, sehingga nilai pasar per lembar saham menjadi Rp 10 milyar dibagi 10,1 juta
lembar sama dengan Rp 990,1 per lebar. Dengan demikian terjadi dilusi saham
sebesar Rp 9,9 per lembar. Namun demikian nilai pasar saham perusahaan tersebut
secara keseluruhan tidak berubah yaitu Rp 10 milyar.
ALASAN PEMBAGIAN DIVIDEN SAHAM
a. Tidak tersedia cukup kas di perusahaan untuk membagikan dividen dalam
bentuk kas,
b. Harga pasar saham perusahaan yang berlaku dinilai terlalu tinggi sehingga
mengurangi likuiditas saham yang bersangkutan,
c. Untuk menghindari pajak seandainya dividen dibagikan dalam bentuk kas.
penerimaan dividen saham tidak dikenakan pajak,
d. Ada kalanya pihak otoritas bursa efek mengeluarkan aturan tentang jumlah
minimal lembar saham beredar yang harus dipenuhi oleh perusahaan yang
mencatatkan dirinya sebagai perusahaan go-public,
e. Dividen saham bisa memberikan sinyal positif kepada investor tentang prospek
perusahaan ke depan.
DIVIDEN PROPERTI
Pembagian dividen dalam bentuk asset non kas ini memiliki alasan
yang kurang lebih sama dengan alasan pembagian dividen dalam
bentuk saham.
Jumlah atau nilai asset yang akan dibagikan sebagai dividen
ditentukan dengan cara yang sama seperti dividen saham, yaitu
jumlah dividen yang akan dibagikan dibagi dengan harga pasar
per unit asset yang akan dibagikan.
Dilihat dari sudut pandang pola pembagiannya, dividen bisa
digolongkan ke dalam dua jenis yaitu:
Variasi Kebijakan
Dividen
Kebijakan Kebijakan
Inisiasi Dividen Dividen Reguler
KEBIJAKAN INISIASI DIVIDEN
kebijakan terkait dengan pembayaran dividen pertama sejak perusahaan berstatus
sebagai perusahaan go-public.
Amerika, Indonesia,
setelah initial setelah go-
public public
offering
Pembayaran
Dividen
Pertama
Tujuannya:
Menghindari fluktuasi aliran dividen dan yang lebih penting lagi adalah
menghindari kemungkinan terjadinya penurunan dividen di masa yang akan
datang.
Salah satu studi awal yang membuktikan preferensi para manajer
perusahaan terhadap stabilitas dividen adalah yang dilakukan John Lintner
pada tahun 1956.
Penentuan kebijakan dividen menggunakan persamaan model Lintner:
ΔD = a + β(DT – Dt-1)
Contoh:
Sebuah perusahaan memiliki kebijakan dividend Rp 300 per lembar saham
dan memperoleh EPS sebesar Rp 1000 pada periode berjalan. Dengan
konstanta sebesar 60 dan koefisien penyesuaian atau beta misalnya
sebesar 0,33, maka kenaikan dividen periode berjalan (ΔD) sebagai
berikut:
ΔD = 15 + 0,33 {(0,5 x 1.000) – 300}
= 81
Ilustrasi lebih lengkap:
Sebuah perusahaan memiliki kebijakan stabilitas dividend payout ratio sebesar 70%.
Di samping itu, perusahaan juga berusaha menjaga stabilitas dividen per lembar
saham dari periode ke periode untuk menghindari penurunan dividen dalam periode
tertentu.
Tabel Penghalusan Aliran Dividen
Keterangan Periode Pembayaran dividen
1 2 3 4 5
Keuntungan (Rp milyar) 100 190 110 120 115
Dividend payout rasio 70% 70% 70% 70% 70%
Keuntungan disediakan untuk dividen (Rp milyar) 70*) 133 77 84 80,5
Jumlah lembar saham beredar 10 jt 10 jt 10 jt 10 jt 10 jt
Dividen kas reguler per lembar saham dengan tanpa 7.000 13.300 7.700 8.400 8.050
penghalusan (Rp)
Dividen kas reguler per lembar saham dengan penghalusan (Rp) 7.000 7.500 7.700 8.000 8.050
Sisa dividen belum terbagi via dividen kas reguler (Rp milyar) - 58**) - 4 -
Dalam praktik ada beberapa faktor lainnya yang juga menjadi pertimbangan oleh
manajemen dalam menentukan kebijakan dividennya. Di antaranya sebagai berikut:
Likuiditas Perusahaan
Kebutuhan Dana
Kontrol terhadap Perusahaan
Biaya Modal atas Sumber Dana Eksternal
Target Struktur Modal
Perjanjian Kredit
LIKUIDITAS PERUSAHAAN
Pembayaran dividen membutuhkan ketersediaan asset likuid seperti kas dan asset
lancar lainnya setara kas seperti surat berharga, sebagai alat untuk membayar
dividen.
Ilustrasi:
PT XX memutuskan dividend payout ratio periode berjalan sebesar 40%.
Keuntungan perusahan pada periode tersebut Rp 100. Dengan demikian
dividen yang akan dibagikan sebesar Rp 40.
Neraca PT XX sebelum pembagian dividen:
Kebutuhan dana
dipenuhi melalui
sumber internal
Tujuan:
Untuk memberikan pendapatan kepada para pemegang saham
perusahaan.
Pendapatan (return) yang diperoleh pemegang saham atas invetasinya ke dalam
saham perusahaan:
o Pendapatan dividen
o Pendapatan dari selisih harga beli dengan harga jual (harga yang berlaku) atau
disebut capital gain
Contoh:
PT ABC pada tahun berjalan memperoleh laba yg tersedia bagi pemegang saham biasa sebesar Rp
4,4 milyar. Laba yang tersedia bagi pemegang saham biasa (earning available for common
stockholders) merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi dengan dividen
saham preferen (jika ada). Dari jumlah tersebut seanyak 50% atau Rp 2,2 milyar diputuskan untuk
didistribusikan kepada pemegang saham melalui program pembelian kembali saham perusahaan.
Saham yang beredar saat ini sebanyak 110 juta lembar. Harga pasar yang berlaku saat ini atas
saham perusahaan Rp 200 per lembar. Dengan dana yang disediakan sebesar Rp 2,2 milyar,
perusahaan diharapkan mampu membeli kembali sebanyak 10 jt lembar dg harga beli di atas
harga pasar yang berlaku yaitu Rp 220 per lembar. Dengan demikian jumlah lembar saham yang
beredar setelah pembelian kembali saham menjadi 100 juta lembar.
Berdasarkan data tersebut, berapa pendapatan dalam bentuk capital gain yang bisa diperoleh oleh
pemegang saham. Benarkah capital gain yang diperoleh bisa menggantikan pendapatan dividen?
ALASAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM SEBAGAI
ALTERNATIF PEMBAGIAN DIVIDEN
Beberapa alasan yang mendorong manajemen melakukan pembagian keuntungan dalam
bentuk pembelian kembali saham antara lain:
a. Untuk menjaga stabilitas aliran dividen kas per lembar saham. Upaya ini disebut dividend
smoothing (periksa kembali pembahasan sebelumnya), yaitu langkah yang ditempuh oleh
manajemen untuk menghindari adanya dividen kas per lembar saham yang berlebihan
dalam periode tertentu yang bisa memicu terjadinya penurunan dividen per lembar
saham pada periode berikutnya.
b. Untuk memberikan pesan positif (positive signal) kepada investor (pasar) tentang prospek
perusahaan.
c. Saham yang berhasil dibeli kembali disebut sebagai saham perbendaharaan (treasury
stocks).
d. Ada kalanya pajak atas pendapatan dividen lebih tinggi daripada pajak atas capital
gain.
KETERBATASAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM
Beberapa keterbatasan pembagian keuntungan dalam bentuk pembelian kembali saham di
antaranya adalah:
a. Tidak semua pemegang saham menyukai pembelian kembali saham. Sebaliknya mereka
lebih menyukai dividen kas.
b. Pembelian kembali saham merupakan alternatif pembagian keuntungan yang
memberikan pendapatan kepada pemegang saham dalam bentuk capital gain. Namun
demikian, capital gain lebih bersifat tidak pasti karena realisasinya bergantung kepada
kenaikan harga yang diharapkan ke depan. Sedangkan, dividen kas lebih bersifat pasti
begitu diumumkan oleh perusahaan.
c. Ada kalanya pihak otoritas mengeluarkan peraturan yang membatasi pembelian
kembali saham sebagai alternatif pembagian keuntungan kepada pemegang saham.
TEORI DIVIDEN
Perkembangan teori
dividen
menerima
dividen Menerima
capital gain
1. BIRD IN THE HAND THEORY
Sebuah model yang pertama kali memandang bahwa dividen memiliki
relevansi terhadap nilai perusahaan adalah yang dikemukakan oleh Myron
Gordon pada tahun 1959 lewat artikel yang ditulisnya berjudul Dividend,
Earnings, and Stock Prices
Dividen berpengaruh
negatif terhadap harga
saham (nilai perusahaan).
Dividen berpengaruh
positif terhadap harga
saham (nilai perusahaan).
3. SIGNALING THEORY
Dikembangkan oleh (Miller & Modigliani (1961), Bhattacharya (1979), John & Williams
(1985), dan Miller & Rock (1985) berdasarkan asumsi assymmetric information.
Pengumuman
Dividen
Indikasi tentang
prospek kinerja
perusahaan ke depan.
4. AGENCY THEORY
Dikembangkan oleh Michael Jehnsen & Williams Meckling (1976) yang membahas
tentang hubungan antara manajer (agent) dengan pemilik perusahaan (principal)
dan permasalahan yang timbul di dalamnya.
Biaya keagenan mencakup seluruh biaya atau beban baik riil maupun non riil
yang ditanggung dalam rangka upaya pengawasan dan pengendalian atau
monitoring terhadap manajemen.
Spremann & Gantenbein (2001) menyimpulkan tentang kontribusi dari dividen dalam menekan
biaya keagenan, sebagai berikut:
1) Memberikan tekanan kepada manajemen untuk senantiasa menghasilkan cash flow agar
mampu membayar dividen.
2) Memberikan tekanan kepada manajemen untuk mengupayakan dana eksternal guna
membiayai proyek investasi yang direncanakan.
3) Mengurangi jumlah free cash flow (dana menganggur) di perusahaan.
KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEBIJAKAN
PENDANAAN
Kebijakan dividen bukan merupakan kebijakan manajemen keuangan yang berdiri
sendiri, melainkan terkait erat dengan kebijakan manajemen keuangan lainnya
terutama kebijakan pendanaan.
Keuntungan dikategorikan sebagai sumber dana internal dari kelompok ekuitas. Ada
dua penjelasan teoritik yang memperkuat sinyal elemen bahwa kebijakan dividen
merupakan bagian dari kebijakan pendanaan.
Berdasarkan “pecking order theory,” salah satu teori struktur modal (pendanaan).
Berdasarkan kebijakan dividen residual.