Вы находитесь на странице: 1из 14

PERBEDAAN AGREGAT

REMAJA RURAL DAN


URBAN

KELOMPOK 2
REMAJA
Menurut Sarwono (2011) masa remaja adalah masa
peralihan dari anak anak ke dewasa, bukan hanya
dalam artian psikologis tetapi juga fisik. Masa remaja
menghadirkan begitu banyak tantangan, karena
banyaknya perubahan yang
harus dihadapi mulai dari fisik, biologis, psikologis, dan
juga sosial (Geldard & Geldard, 2011).
CIRI-CIRI REMAJA
Menurut Al-Mighwar (2011)
 Masa yang penting

 Masa Transisi

 Masa Perubahan

 Masa bermasalah

 Masa pencarian identitas

 Masa munculnya ketakutan

 Masa remaja masa yang tidak realistik

 Masa menuju masa dewasa


URBAN (PERKOTAAN)
Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan
manusia yang ditandai dengan
kepadatan penduduk yang tinggi, dan diwarnai dengan
strata sosial ekonomi yang
heterogen dan coraknya yang materialistis Bintarto
(dalam Suparmini, 2012).
Sedangkan Kota Menurut UU No 22/ 1999 Tentang
Otonomi Daerah adalah kawasan yang mempunyai
kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
CIRI-CIRI KOTA
Menurut Suparmini (2012)
a. Terdapatnya tempat-tempat untuk pasar dan
pertokoan, super market, pusat
b. perdagangan.
c. Terdapatnya pusat-pusat kegiatan, sehingga banyak
tempat parkir.
d. Terdapat tempat rekreasi dan olah raga.
e. Pelapisan sosial ekonomi yang tajam.
f. Sifat individualis.
g. Adanya heterogenitas kehidupan.
h. Hubungan bersifat kepentingan.
i. Adanya segregasi keruangan, sehingga dapat
menimbulkan pengelompokan.
PENGELOMPOKAN KAWASAN
PERKOTAAN

Kawasan Perkotaan dibedakan atas:


 Kawasan Perkotaan yang berstatus administratif
Daerah Kota;
 Kawasan Perkotaan yang merupakan bagian
dari Daerah Kabupaten;
 Kawasan Perkotaan Baru yang merupakan hasil
pembangunan yang mengubah Kawasan
Perdesaan menjadi Kawasan Perkotaan;
 Kawasan Perkotaan yang mempunyai bagian
dari dua atau lebih daerah yang berbatasan
sebagai satu kesatuan sosial, ekonomi dan fisik
perkotaan.
RURAL (PEDESAAN)
Desa adalah sebagai kesatuan masyarakat hukum
yang mempunyai susunan asli berdasarkan hak asal-usul
yang bersifat istimewa. Landasan pemikiran dalam
mengenai pemerintahan desa adalah keanekaragaman,
partisipasi, otonomi asli, demokratisasi dan
pemberdayaan masyarakat (Widjaja, 2003).
Dalam UU No. 32 Tahun 2004 desa adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul
dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
CIRI-CIRI DESA
Suparmini (2012)
a. Perbandingan lahan dengan manusia (man land
ratio) cukup besar
b. Lapangan kerja yang dominan adalah agraris
c. Hubungan kekerabatan kuat
d. Sifat-sifat masyarakatnya masih memegang teguh
pada tradisi yang
e. berlaku
f. Gotong royong kuat
g. Hubungan antar warga akrab
PERBEDAAN MASYARAKAT KOTA DAN DESA
MENURUT POPLIN (1972)

Masyarakat Pedesaan Masyarakat Perkotaan


 Perilaku homogen  Perilaku heterogen
 Perilaku yang di landasi  Perilaku yang dilandasi
oleh konsep kekeluargaan oleh konsep pengandalan
dan kebersamaan diri dan kelembagaan
 Perilaku yang berorientasi
 Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan
pada tradisi dan status fungsi
 Isolasi sosial, sehingga  Mobilitas sosial, sehingga
statik dinamik
 Kesatuan dan keutuhan  Kebauran dan diversifikasi
kulitural kultural
 Banyak ritual dan nilai-  Birokrasi fungsional dan
nilai sakral nilai-nilai sekular
 individualisme
 Kolektivisme
PERBEDAAN REMAJA KOTA DAN DESA
- Menurut Soekanto (2002),
Pada masyarakat (dalam hal ini remaja) desa,
ciri-ciri yang menonjol adalah kehidupan keagamaan
remaja desa cenderung lebih
kuat dibandingkan dengan remaja kota.
- Menurut Mansyur (2005)
Wilayah perkotaan ditandai kepadatan
penduduk yang proporsional dan secara sosial memiliki
banyak masalah. Kepadatan yang tinggi adalah suatu
kondisi untuk merasakan sumpek terutama karena
kepadatan yang tinggi dapat meningkatkan reaksi
emosional.
Sedangkan pada remaja desa, sesama warga
lingkungan individu-individu yang tinggal di desa
saling menghargai antara satu dengan yang lainnya
LANJUTAN...
 Bidang Pendidikan
Bukan berarti mutu pendidikan dikota lebih baik daripada di desa ,
namun nyatanya remaja perkotaan malah menyianyiakan fasilitas yang ada
dikota, sedangkan para remaja di desa bersusahpayah untuk memperoleh ilmu.
Remaja di perkotaan nyatanya sudah terpengaruh budaya luar seperti
merokok, pergaulan bebas , dan membolos bagi mereka adalah hal yang biasa,
sedangkan di pedesaan, remaja disana rela berjalan hingga 10km bahkan
menyeberangi sungai demi ke sekolah,namun sayangnya peluang kerja didesa
sangat kecil dari pada di perkotaan.
 Bidang Kebutuhan
Remaja perkotaan seolah olah tidak puas dengan apa yang mereka
dapatkan dari fasilitas fasilitas yang ada di kota, sedangkan di desa dengan
fasilitas yang kurang mereka masih bisa hidup tanpa mengeluh, seperti di
perkotaan mereka meminta uang kepada orang tua mereka untuk hidup
hedonisme yaitu menghambur hamburkan uang , sedangkan didesa mereka
lebih suka menabung dari pada menghambur hamburkan uang.
LANJUTAN...
 Perilaku
Remaja perkotaan sudah terjangkit budaya budaya luar,
sehingga mereka bersikap tidak sopan terhadap orang yang lebih tua
dari mereka, maraknya rokok, miras dan pergaulan bebas sudah
menjadi hal yang melekat di perilaku mereka, sedangkan remaja desa
lebih menutup diri dari budaya luar dan menjaga tradisi desa mereka
yang mengajarkan etika dan kesopanan kepada orang lain.
 4.Sosial
Akibat budaya luar, kondisi sosial remaja perkotaan lebih
mengarah ke hidup hedonisme, dan anti sosial, lebih memilih interaksi
melalui dunia maya dari pada face to face, dan remaja perkotaan
kebanyakan bersifat malas dan acuh tak acuh terhadap apa yang
terjadi di lingkungannya, sedangkan remaja pedesaan mereka berbaur
bersama dan tatap muka secara langsung dan bersikap sopan
terhadap sesama, karena mereka menutup diri dari budaya luar dan
mempertahankan budaya lokal.
DAFTAR PUSTAKA
 Sarwono, S. Psikologi Remaja. Jakarta : PT. Raja Grafindo. 2011
 Geldard, Kathryn. Dan David Geldard. (2011). Konseling Remaja,
Yogyakarta. Pustaka Belajar
 Al-Mighwar, Muhammad.2011.Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.
 Suparmini. 2012. Pola Keruangan Desa dan Kota
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Suparmini,Dra.M.Si./Modu
l%20DESA-KOTA.pdf:
 UU No 22 Tahun 1999 Tentang Otonomi Daerah
 Widjaja, 2003, Otonomi Desa Merupakan Otonomi Yang Asli, Bulat dan
Utuh, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
 UU No 32 Tahun Tentang Pemerintah Daerah
 Poplin, D. E. (1972). Communities A survey of Theories and Methods Of
Research. New York: The Macmillan Company
 Soerjono Soekanto. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.2002
 Mansyur. 2005. pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
 http://anggaratriputra.blogspot.com/2016/12/perbedaan-remaja-perkotaan-
dan-pedesaan.html

Вам также может понравиться