Вы находитесь на странице: 1из 26

Presipitasi di Indonesia

Letak Geografi Indonesia


• Letak Geografis Indonesia
antara 6° LU - 11° LS
• dan antara 95° BT - 141°
BT
• Antara Benua Asia dan
Australia
• dibatasi Samudra Hindia
di bagian barat dan
Samudra Pasifik – Laut
China Selatan di bagian
Timur
Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim di
Indonesia
• Suhu Udara
– Posisi di daerah Tropis
– Terdiri dari lautan yang luas
– Terdapat dataran tinggi
• Kelembaban Udara
– Terdiri dari lautan, evaporasi tinggi
Suhu Udara
• Keragaman musiman suhu udara kecil, perbedaan
terjadi karena ketinggian tempat. Oldeman membuat
persamaan hubungan antara suhu tahunan dan
ketinggian sebagai berikut:
t max = 31.3 - 0.006 x
t min = 22.8 – 0.005 x
• Keragaman suhu antara siang dan malam cukup besar,
suhu mulai meningkat jam 7 pagi, mencapai puncaknya
jam 13.00 – 14.00, mulai menurun jam 18.00 dan
mencapai minimum menjelang jam 05.00 pagi
Kelembaban Udara
• Karena radiasi tinggi, sumber air luas,
maka kelembaban udara di Indonesia
tinggi dengan rata-rata 85% di musim
hujan dan 75-80% di musim kering
• Pola kelembaban berbanding terbalik
dengan suhu
• Pola kelembaban harian tertinggi pada
pagi hari dan terendah pada tengah hari
Faktor-faktor yang mempengaruhi Curah
Hujan di Indonesia
 Fenomena Gobal:
– Pertemuan dua masa udara di Tropis (Inter
Tropical Convergence Zone)
– Sistem Monsoon
– EL-Nino & LA-Nina
– Dipole Mode
 Pengaruh Lokal
Curah Hujan: Fenomena Global
Fenomena Global : Inter Tropical
Convergence Zone (ITCZ)
ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) adalah suatu
daerah tempat berkumpulnya awan di sekitar ekuator yang memanjang dari
barat ke timur tidak dalam garis lurus. Daerah ini menimbulkan hujan lebat
bagi wilayah yang dilaluinya.
Presipitasi di wilayah ITCZ
• Dihasilkan dari proses konvektif, ada kelompok yang
kecil dari sel-sel konvektif dan yang besar yang
berpotensi menjadi badai
• Posisi dari ITCZ bervariasi secara musiman sesuai
dengan lokasi pemanasan surya maksimum
* pada bulan Juli posisi ITCZ : di darat 25° LU
di laut 5 - 10° LU
* pada bulan Januari posisi ITCZ : di darat 15° LS di laut
≈ 0° LS
• Di dekat ekuator posisi ITCZ selalu berdekatan sehingga
pengaruhnya terasa sepanjang tahun, tidak ada periode
kering, makin jauh ke utara hujan terjadi pada musim
panas
Fenomena Global : Monsoon
Fenomena Global : El-Nino/La-Nina
• Penyimpangan suhu muka laut
yang tinggi terjadi sekitar dua
kali setiap 10 tahun dibagian
tengah dan timur Laut Pasifik
Tropis dan akan berlangsung
untuk beberapa bulan.
• Pengaruh El Nino di Indonesia
sangat tergantung dengan
kondisi perairan wilayah
Indonesia. El Nino di
Indonesia akan diikuti dengan
berkurangnya curah hujan
secara drastis, akan terjadi bila
kondisi suhu perairan
Indonesia cukup dingin.
Fenomena Global : Dipole Mode
• Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut–
atmosfer di Samudera Hindia yang dihitung berdasarkan
perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut
perairan pantai timur Afrika dengan perairan di sebelah
barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka
laut dimaksud disebut sebagai Dipole Mode Indeks
(DMI).
• Untuk DMI positif, umumnya berdampak kurangnya
curah hujan di Indonesia bagian barat, sedangkan nilai
DMI negatif berdampak meningkatnya curah hujan di
Indonesia bagian barat.
ASIA Proses LA NINA,
DIPOLE MODE (-) 1 EL NINO / LA NINA

1
2 SUHU PERAIRAN
INDONESIA
DIPOLE MODE
3 POSITIF / DIPOLE
2 MODE NEGATIF

3 El Nino La Nina
0.5 – 1 -1 – -0.5
Lemah Lemah
1–2 -2 – -1
Moderat Moderat

ASIA Proses EL NINO, > 2 Kuat <-2 Kuat

DIPOLE MODE (+)


Dipole SST
Mode (0C) Indonesia
(0C)

1 0.4 Positif > 0.5 Hangat

-0.4 <-0.5 Dingin


2 Negatif
1963
3 1972
1982
1997
KONDISI SST (Sea Surface Temperture) DAN DMI
(Dipole Mode Index)
Curah Hujan: Pengaruh Lokal
Topografi Indonesia
Perbandingan Darat dan Laut
Dua pertiga wilayahnya
terdiri dari lautan,
dengan banyak pulau
dan pegunungan
Pola Hujan Indonesia
• A. Pola Hujan Monsoon
-Daerah dengan pola hujan monsoon memiliki
perbedaan yang jelas antara periode musim hujan dan
periode musim kemarau sehingga kemudian
dikelompokan dalam Zona Musim (ZOM).
- Pola Moonson dicirikan oleh bentuk pola hujan yang
bersifat unimodal (satu puncak musim hujan yaitu sekitar
Desember). Selama enam bulan curah hujan relatif
tinggi (biasanya disebut musim hujan) dan enam bulan
berikutnya rendah (bisanya disebut musim kemarau).
Secara umum musim kemarau berlangsung dari April
sampai September dan musim hujan dari Oktober
sampai Maret.
• B. Pola Hujan Equatorial
-Pola equatorial dicirikan oleh pola hujan
dengan bentuk bimodal, yaitu dua puncak
hujan yang biasanya terjadi sekitar bulan
Maret dan Oktober saat matahari berada
dekat equator.
-Pola ini umumnya ditemui di wilayah
Sumatra bagian tengah dan utara dan
musim kemaraunya tidak begitu tegas.
• C. Pola Lokal
Daerah dengan pola hujan lokal memiliki
distribusi hujan unimodal (satu puncak
hujan) tapi bentuknya berlawanan dengan
pola hujan pada tipe moonson. Wilayah
yang memiliki hujan dengan pola lokal
umumnya di temui di wilayah bagian timur
ekuator (misalnya Maluku).
Pola Curah Hujan Indonesia

Вам также может понравиться