Вы находитесь на странице: 1из 31

Case Report Session

Oleh : 1
Radhia Ashabul Kahfi Bey 1210313090
Preseptor :
dr. Ambiar Manjas, Sp.B-KBD
Laki-laki : Perempuan :=
Hernia inguinalis 8-9 : 1.
lateralis adalah suatu Hampir 75% dari hernia Tahun 2004 di Indonesia,
penonjolan dinding abdominalis : hernia hernia inguinalis
perut yang terjadi di ingunalis. Sebesar 60% menempati urutan ke-8
daerah inguinal sebelah hernia terjadi pada sisi dengan jumlah 18.145
lateral pembuluh kanan, sebesar 20-25% kasus
epigastrika inferior di sisi kiri, dan sebesar
15% terjadi bilateral.

2
Tujuan Penulisan
Penulisan case ini bertujuan untuk memahami serta
menambah pengetahuan tentang Hernia Inguinalis Lateralis.

Batasan Masalah
Batasan penulisan case ini membahas mengenai definisi,
anatomi, epidemiologi, klasifikasi, etiologi, patogenesis,
manifestasi klinis, diagnosis, pemeriksaan penunjang dan
penatalaksanaan dari Hernia Inguinalis Lateralis.
Metode Penulisan
Penulisan case ini menggunakan metode penulisan
tinjauan kepustakaan yang merujuk pada berbagai literatur

3
 Kanalis inguinalis merupakan lintasan
oblik yang berada pada dinding
abdomen bawah, dibatasi di kraniolateral
oleh anulus inguinalis internus
 Di medial bawah, di atas tuberkulum
pubikum, kanal ini dibatasi oleh anulus
inguninalis eksternus. Anulus ini atapnya
adalah aponeurosis otot oblikus
eksternus abdominis dan di dasarnya
terdapat ligamentum inguinale.

4
Lokasi terjadinya hernia

5
Hernia :
Hernia inguinalis Penyebab
berdasarkan letak

inguinal
lateralis Kongenital
diafragma
umbilikalis
medialis Didapat
femoralis
6
Gejala
reponiblee
irreponible
inkarserata
strangulata
7
• Kegagalan penutupan proc. vaginalis

Kongenital

• Pada orang tua kanalis telah menutup. Namun karena daerah ini
merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang
menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat, Kanal yang sudah
Didapat tertutup dapat terbuka kembali
• ketidakseimbangan tipe kolagen I dan III
• Penyakit kolagen seperti Sindrom Ehlers- danlos

8
Komplikasi dalam
Komplikasi awal
waktu lama
Komplikasi arteri
Delayed union
Kompartemen sindrom
Fat embolism syndrom nonunion
Infeksi
malunion
Avaskuler nekrosi

9
10
Tekanan memakasa
peritoneum melewati
defek dan masuk ke
jaringan subkutan Organ intraperitoneal dapat
membentuk kantong bergerak bebas keluar masuk
hernia yang disebut hernia
reducible/reponible, tetapi jika
terbentuk adhesi atau defeknya
kecil, usus dapat terperangkap

Jaringan terperangkap didalam hernia,


maka leher sempit ini bertindak sebagai
cincin kontraksi yang menghambat aliran
balik vena dan meningkatkan tekanan
didalam hernia, sehingga menyebabkan
ketegangan dan memicu nyeri

11
 Benjolan di selakangan/ kemaluan, timbul bila menangis,
 Dapat ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau mual muntah bila terjadi
komplikasi
 Pada hernia strangulasi : rasa tegang, bengkak, panas, memerah pada daerah
sekitar benjolan, dan tanda-tanda inflamasi, selain itu perasaan sakit akan
bertambah hebat

12
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
a. Inpeksi : Pasien diminta mengedan atau batuk sehingga benjolan atau keadaan
asimetris dapat dilihat
b. Palpasi
- Finger test
- Silk Glove Sign
- Tes Visibel
 Auskultasi : terdengar bising usus
 Perkusi : timpani bila isi kantong adalah gas

13
 USG
 Herniografi

14
 Encysted hydrocele of the cord,
 Spermatokel,
 Hernia Femoralis,
 Lipoma of the cord
 Orkitis

15
 Konservatif : reposisi
 Operatif :
- Pada herniotomi, dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya.
- Pada hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

16
 Tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia

17
 Identitas Pasien
 Nama : Tn. ND
 Usia : 62 tahun
 Alamat : Balai jaring, Payakumbuh Utara

 Anamnesa
 Keluhan Utama
 Benjolan pada kantong kemaluan kanan yang susah dimasukkan sejak 1 minggu
yang lalu

18
 Riwayat Penyakit Sekarang
 Benjolan pada kantong kemaluan kanan yang susah dimasukkan sejak 1 minggu
yang lalu
 Benjolan pada kantong kemaluan kanan sudah ada sejak 10 tahun yang lalu,
benjolan timbul saat beraktifitas dan hilang jika pasien berbaring
 BAB dan BAK biasa
 Mual tidak ada, Muntah tidak ada
 Demam tidak ada

19
 Riwayat Penyakit Dahulu
 Pasien dikenal menderita penyakit jantung sejak usia sekitar 40 tahun

 Riwayat Penyakit Keluarga


 Tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama seperti pasien.

 Riwayat Kebiasaan
 Pasien seorang pensiunan, sudah berhenti merokok sejak 31 tahun yang lalu.

20
 Pemeriksaan Fisik
 PemeriksaanFisikUmum
 Keadaan Umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Komposmentis kooperatif
 TekananDarah :120/70 mmHg
 Nadi : 84 kali/menit
 Nafas : 2 kali/menit
 Suhu : Afebris

21
 Status Internus
 Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
 Kulitdan kuku : Turgor kulit baik, tidak sianosis
 KelenjerGetahBening : Tidak ditemukan pembesaran
 Kepala : Tidak ditemukan kelainan
 Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
 Hidung : Tidak ditemukan kelainan
 Telinga : Tidak ditemukan kelainan
 Leher : JVP 5-2 cmH2O

22
Paru :
 Inspeksi : Simetris, kiri = kanan
 Palpasi : Fremitus kiri = kanan
 Perkusi : Sonor
 Auskultasi : Vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-
Jantung :
 Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial línea mid clavicula sinistra RIC V
 Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi :Bunyi jantung 1 dan 2 normal, murmur (-), Gallop (-)
Regio Abdomen :
 Inspeksi :Distensi (-), DC (-), DS (-)
 Palpasi :Muscle rigid (-), nyeri tekan (-), nyeri lepas (-)
 Perkusi :Timpani
 Auskultasi : Bising usus meningkat

23
 Status Lokalis (Regio Scrotalis)
 Inspeksi : Massa di kantong kemaluan (+)
 Palpasi : Pool atas tidak teraba, testis (+), nyeri (-), konsistensi kenyal
 Perkusi : Tidak dilakukan
 Auskultasi : Bising usus (+)

 RT : Ampula normal, H/S : feses (-), darah (-), lendir (-)

24
25
 Hasil Pemeriksaan Laboratorium
 Hb : 14,5 gr%
 Leukosit : 5.790 /mm3
 Trombosit : 231.000 /mm3
 PT : 9.3
 APTT : 54.8

26
 Diagnosis kerja
 Hernia inguinalis lateralis dekstra ireponible

 Tatalaksana
 Pasien direncanakan dilakukan Hernioraphy

27
 Benjolan pada kantong kemaluan kanan sudah tidak bisa dimasukkan lagi disebut
dengan hernia ireponibel. Jadi, hernia menurut sifatnya bisa dibagi menjadi dua
macam, yaitu hernia reponibel bila isi hernia dapat keluar-masuk. Hernia
irreponibel bila hernia tidak bisa direposisi lagi ke dalam rongga perut. Hernia
disebut inkarserata atau strangulata apabila isi hernia terjepit oleh cincin hernia
sehingga isi kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga
perut. Akibatnya terjadi gangguan pasase atau veskularisasi. Pasien ini memang
sudah ada riwayat benjolan yang hilang timbul (hernia) sejak 10 tahun yang lalu,
benjolan akan timbul ketika pasien mengejan, batuk, atau mengangkat beban
berat dan menghilang waktu istirahat.

28
 Secara klinis, istilah hernia inkarserata dimaksudkan untuk kasus hernia yang
disertai dengan adanya gangguan pasase, yang ditandai dengan adanya mual,
muntah, tidak flatus dan tidak bisa buang air besar. Sedangkan apabila secara
klinis pasien mengeluhkan nyeri, ini adalah sebuah tanda dari hernia strangulata.
Pada saat anamnesis, tidak ditemukan adanya keluhan mual, mutah, gangguan BAB,
ataupun nyeri pada pasien ini.
 Pada pemeriksaaan fisik, keadaan fisik umum dalam batas normal, status internus
dalam batas normal, pada regio abdomen didapatkan distensi (-), DC (-), DS (-)
dan pada palpasi tidak ditemukan muscle rigid, nyeri tekan dan nyeri lepas.
Pemeriksaan status lokalis di regio scrotalis didapatkan massa di kantong
kemaluan kanan, pool atas tidak teraba, testis (+), nyeri (-), konsistensi kenyal yang
disertai Bising usus yang (+). Dari status lokalis didapatkan bahwa terdapat
kelainan pada pasien ini, yang mengindikasikan adanya sebuah benjolan yang
sudah sampai ke scrotum kanan, yang disebut dengan hernia inguinalis lateral
dekstra.

29
 Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosis dengan hernia
inguinalis lateralis dekstra ireponible dan pasien direncanakan untuk Hernioraphy.
Terapi defenitif pada pasien hernia adalah dengan herniotomi dan hernioplasty
atau gabungan keduanya. Herniotomi adalah pembebasan kantong hernia sampai
ke lehernya. Kantong dibuka, dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Hernioplasti, dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Sedangkan hernioplasti adalah
gabungan dari teknik herniotomi dengan hernioplasti yang lebih penting dalam
mencegah terjadinya residif pada kasus hernia.

30
Terima kasih 

31

Вам также может понравиться