Вы находитесь на странице: 1из 23

KEJANG DEMAM PADA ANAK, ASFIKSIA

DAN PENANGANANNYA, TERSEDAK


PADA BAYI DAN ANAK
Kelompok 4 :
• Annisa azahra
• Eva riyanti
• Evie widia nurdiansyah
• Ira amelia khoerunnisa
• Rizky wulandari
• Yudira firdaus
A. Pengertian kejang demam pada anak

Kejang demam merupakan kelainan neurologis akut yang paling sering dijumpai
pada anak. Bangkitan kejang ini terjadi karena adanya kenaikan suhu tubuh
(suhu rektal di atas 38oC) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
Penyebab demam terbanyak adalah infeksi saluran pernapasan bagian atas
disusul infeksi saluran pencernaan. (Ngastiyah, 1997; 229).
Etiologi
Penyebab kejang demam menurut Buku Kapita Selekta Kedokteran belum diketahui dengan
pasti, namun disebutkan penyebab utama kejang demam ialah demam yag tinggi. Demam yang
terjadi sering disebabkan oleh
• Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
• Gangguan metabolic
• Penyakit infeksi diluar susunan saraf misalnya tonsilitis, otitis media, bronchitis.
• Keracunan obat
• Faktor herediter
• Idiopatik.
Klasifikasi
• Kejang parsial sederhana
• Kejang parsial kompleks
Patofisiologi
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2
dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid
dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat
dilalui dengan mudah oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium
(N+) dan elektrolit lainnya kecuali ion klorida (Cl). Akibatnya konsentrasi K+ dalam
sel neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan di luar sel neuron terdapat
keadaan yang sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi di dalam dan di luar
sel, maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari
neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membran ini diperlukan energi dan
bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Manifestasi Klinis

• Suhu anak tinggi.


• Anak pucat / diam saja
• Mata terbelalak ke atas disertai kekakuan dan kelemahan.
• Umumnya kejang demam berlangsung singkat.
• Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan atau kekakuan
fokal.
• Serangan tonik klonik ( dapat berhenti sendiri ).
• Kejang dapat diikuti sementara berlangsung beberapa menit
• Seringkali kejang berhenti sendiri.
Komplikasi
• Menurut Taslim S. Soetomenggolo dapat mengakibatkan :
• Kerusakan sel otak
• Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15
menit dan bersifat unilateral
• Kelumpuhan.
(Lumbatobing,1989).
Pemeriksaan laboratorium
• EEG
• CT SCAN
• FUNGSI LUMBAL
• LABORATORIUM
Penatalaksanaan
• KEPERAWATAN
• MEDIK
B. Konsep asfiksia dan penanganannya
• Pengertian
Asfiksia Neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas
secara spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia
janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang
timbul dalam kehamilan, persalinan atau segera lahir.
Konsep asfiksia

• Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan


dengan sempurna, sehingga tindakan perawatan dilaksanakan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang
mungkin timbul. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, beberapa
faktor perlu dipertimbangkan dalam menghadapi bayi dengan asfiksia.
Etiologi Asfiksia
• Faktor ibu
• Faktor plasenta
• Faktor janin dan neonatus
• Faktor persalinan
Pelaksanaan Resusitasi
• Segera setelah bayi baru lahir perlu diidentifikasi atau dikenal secara cepat
supaya bisa dibedakan antara bayi yang perlu diresusitasi atau tidak. Tindakan
ini merupakan langkah awal resusitas bayi baru lahir. Tujuannya supaya
intervensi yang diberikan bisa dilaksanakan secara tepat dan cepat (tidak
terlambat).
Penanganan asfiksia pada bayi
• Membuka Jalan Nafas
• Mencegah Kehilangan Suhu Tubuh / Panas
• Pemberian Tindakan VTP (Ventilasi Tekanan Positif)
• Observasi gerak dada bayi
• Observasi gerak perut bayi
• Penilaian suara nafas bilateral
• Observasi pengembangan dada bayi
• Pemberian Obat-Obatan Penunjang
Komplikasi dari asfiksia
• Sembab Otak
• Pendarahan Otak
• Anuria atau Oliguria
• Obstruksi usus yang fungsional
• Kejang sampai koma
• Komplikasi akibat resusitasinya sendiri : Pneumothorax
C. TERSEDAK PADA BAYI DAN ANAK

Choking (tersedak) adalah tersumbatnya saluran napas akibat benda asing


secara total atau sebagian, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas dan
kekurangan oksigen, bahkan dapat segera menimbulkan kematian (Bagian
Diklat RSCM, 2015).
• Penyebab bayi tersedak diantaranya adalah posisi menyusui yang salah dan terlalu banyak susu yang
masuk kedalam mulut bayi yang tidak seimbang dengan kemampuan bayi menyedotnya, sehingga
membuat bayi kesulitan bernapas, dan menghalangi keluar masuknya udara.
• Pada anak-anak, penyebab tersedak : tidak dikunyahnya makanan dengan sempurna dan makan terlalu
banyak pada satu waktu. Selain itu, anakanak juga sering memasukkan benda-benda padat kecil ke dalam
mulutnya (Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015).
• Benda-benda tersebut bisa tersangkut pada
• Laring
• Saluran nafas : Berdasarkan lokasi dibagi atas :
• Trachea
• Bronkus
• Pada kelahiran yang lama dan persalinan yang sukar, bayi sering memulai
gerakan pernafasan yang kuat didalam uterus akibat terganggunya masukan
oksigen melalui placenta. Pada keadaan demikian bayi dapat mengaspirasi
cairan amnion yang mengandung vernix caseosa, sel epitel, meconium atau
benda-benda dari saluran lahir yang dapat memblokade jalan nafas yang
paling kecil serta mengganggu pertukaran O2 dan CO2.
1. Obstruksi total
2. Fenomena check valve / Parsial
• Batuk tanpa suara,
• Kebiruan
• ketidakmampuan untuk berbicara atau bernapas
• Sesak nafas
Penanganan tersedak terbagi menjadi 3
macam, yaitu meliputi :

• back blow (tepukan di punggung)


• abdominal thrust (hentakan pada perut) disebut juga dengan maneuver Heimich
• Chest thrust (hentakan pada dada). Berdasarkan penelitian dari Utami tahun 2014
Perlu diketahui bahwa manuver hentakan pada perut tidak direkomendasikan
untuk bayi dengan usia di bawah 1 tahun karena dapat menyebabkan cedera pada
organ dalamnya sehingga untuk mengatasi tersedak dilakukan manuver tepukan di
punggung dan hentakan pada dada (Pusponegoro, et al., 2012).
Pencegahan untuk bayi agar tidak tersedak
sebagai berikut :

• Meletakan semua benda berbahaya atau tajam ditempat yang tidak


terjangkau anak.
• Sesaat setelah bayi makan, bayi harus didudukan dulu selama 10 menit
untuk mengeluarkan udara dari lambung sehingga resiko muntah dan
masuk dalam saluran nafas megecil.
• Mainan tidak boleh terdiri dari potongsn yg kecil yang mudah dimasukan
kedalam mulut bayi.
• SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Вам также может понравиться