Вы находитесь на странице: 1из 14

Oleh : HERI BAHTIAR, S.

Kep
STIKES YARSI MATARAM
DEFINISI
 Epilepsi  gejala lepas muatan listrik
sebagian subtansi gresia otak yang
berlangsung secara tiba-tiba, berlebih, cepat,
tidak teratur dan bersifat sementara
 Epilepsi  s/u gejala akibat lepasnya
aktivitas elektrik yg periodik dari neuron
serebrum yg dapat menimbulkan hilangnya
kesadaran, gerakan involuntar, fenomena
sensorik abnormal, kenaikan aktifitas
otonom & berbagai gangguan psikis (dr.
Somekto Wibowo, Unit Penyakit Syaraf
RSUP Dr. Sarjito).
TANDA DAN GEJALA
1. Grand Mal
 Terjadi pada semua umur
 Kesadaran segera menghilang dengan
fase kejang tonik, lalu diikuti fase
kejang klonik kemudian penderita tidur
dalam
 Semua otot berkontraksi saat kejang
 Lama seluruh serangan 2 – 5 menit
diikuti tidur selama 1 – 2 jam dan bangun
dengan keluhan sakit kepala.
 Saliva keluar secara berlebihan.
 Pernafasan stridor/ngorok
TANDA DAN GEJALA

2. Petit Mal
 Biasanya pada usia 4 – 12 tahun
 Kesadaran menghilang sebentar yaitu 5
– 15 detik
 Pandangan kosong
 Kegiatan yang sedang dilakukan
berhenti tiba-tiba
 Kadang mata berkedip-kedip
 Pasien agak terhuyung tetapi tidak
terjatuh
TANDA DAN GEJALA
3. Epilepsi
 Dapat terjadi pada semua umur
 Gejala motorik, sensorik, vegetatif, dan
psikis
 Rasa tidak enak di perut, mual, muntah
 Melongo, bengong, gerakan otomatisme,
mengecap-ngecap
 Halusinasi pendengaran, visual,
penciuman, dan ketakutan
 Ditemukan aura berupa suatu yang naik
dari perut, membui sesuatu yang tidak
enak, dll
TANDA DAN GEJALA
4. Status epilepsi
• Adalah keadaan pingsan yang
disertai kejang terus menerus
dimana sebelum penderita menjadi
sadar sudah timbul kejang lagi
• Secara umum disebut status
konvulsivus, merupakan gawat yang
harus segera diatasi
• Kejang yang terus menerus harus
segera dihentikan
PATHOFISIOLOGI
 Terjadi kejang dan hipersensitif saraf contex dan pusat limbik di
hiphothalamus, membran cell lebih permeabel dan menjadi aktif oleh
peningkatan suhu, hipoxia, hipolikemia.
 Ketika intensitas pelepasan melebihi ambang batas dan mendekati
neuron yang normal dan masuk ke cortex cerebri, basal ganglia,
talamus, batang otak. Pelepasan listrik dibelakang otak menyebabkan
kontrikksi otot dan mungkin kehilangan kesadaran. Exitasi dapat
menjalar sampai syaraf tulang belakang. Akhirnya pelepasan listrik
pada neuron korteks, talamus anterior, basal ganglia lambat karena
diperhambat, dan terjadi fase kontraksi relaksasi yang berulang.
Neuron kelelahan dan kejang berhenti. Terjadi depresi CNS dan
kerusakan kesadaran (tidur, bingung, lelah). Jika kejang dalam
menyebabkan hipoxia, akhirnya terjadi kerusakan otak.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Thorax
Indikasi : untuk mengetahui ada tidaknya proses
diparu yang berkaitan dengan proses diotak.
2. Foto tengkorak P-A dan Lateral kanan-kiri
Indikasi : Kenaikan TIK
Kalsifikasi Intraklanial
Erosi tulang
3. Artiriografi Carotis dan Vertebralis
Indikasi : - Proses desak ruang
- Kelainan vasculer
- Gangguan vascularasi
4. CT Scan
5. EEG
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Mengontrol & mencegah serangan berulang
a. Anjurkan agar pasien/keluarga mencatat
kejadian serangan
b. Tekankan pentingnya mendapatkan obat
anti epilepsi yg teratur
c. Jelaskan efek dari obat anti epilepsi
d. Anjurkan periksa darah secara teratur.
2. Perawatan saat terjadinya serangan
a. Mengamankan penderita
b. Jangan tahan kejang tonik-klonik
c. Masukkan tonguespatel ke ulut
d. Miringkan kepala u/ cegah aspirasi
e. Longgarkan pakaian pasien
f. Catat gejala & tanda" serangan
g. Kolaborasi pemberian antiseptik
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
3. Perawatan setelah serangan
a. Untuk pasien tidak sadar
 Jaga nafas tetap lancar
 Monitor Vital Sign
 Monitor Cairan & Elektrolit
b. Kaji apakah pasien mengingat apa yg terjadi
c. Beri rasa aman
4. Meningkatkan harga diri
a. Diskusikan pendapat psn ttng
penyakitnya
b. Kenali kekuatan/keterampilan psn
c. Dorong psn mampu menggunakan
kekuatan/hal positif pada dirinya
MASALAH YANG LAZIM TERJADI

1. Gangguan Perfusi jaringan cerebral


2. Resiko aspirasi
3. Resiko Injury
4. Gangguan konsep diri : HDR
5. Kurang pengetahuan tentang penyebab
penyakit
AIRWAY MANAGEMENT
 Definisi :
Mampertahankan kepatenan jalan nafas
 Intervensi :

1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw


thrust bila perlu
2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

3. Identifikasi psn perlunya pemasangan alat nfs buatan

4. Pasang mayo bila perlu

5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu

6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan


8. Lakukan suction pada mayo

9. Berika bronkodilator bial perlu

10. Barikan pelembab udara


11. Atur intake cairan mengoptimalkan keseimbangan

12. Monitor respirasi dan status O2


TEACHING : DISEASE PROCESS )
Intervensi :
 Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang
proses penyakit yang spesifik
 Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi & fisiologi, dengan cara yang tepat.
 Gambarkan tanda & gejala yang biasa muncul pada penyakit

 Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

 Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

 Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang


tepat
 Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi
 Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

 Dukung pasien untuk mengeksplorasi

 Eksplorasi kemungkinan sumber/dukungan, dengan cara yg tepat


 Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan
pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
AIRWAY SUCTIONING
Intervensi :
 Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning

 Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.

 Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

 Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.

 Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi


suksion nasotrakeal
 Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan
 Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakeal
 Monitor status oksigen pasien
 Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion

 Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien


menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.

Вам также может понравиться