Вы находитесь на странице: 1из 8

KETIPANGAN SOSIAL DIBIDANG

POLITIK

Kelompok 7
Harun Al Rasyid
Mega Amanda
Novina Damayanti
Salsabila Hafila
Talentha Nibenia
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu contohnya yaitu adanya persaingan tidak sehat antar anggota calon DPR di jawa, yaitu dengan
membayar masyarakat untuk memilihnya atau disebut dengan politik uang
 Analisis
Ketimpangan sosial merupakan suatu keadaan dimana terdapat ketidakseimbangan dalam masyarakat.
ketimpangan dibidang politik ini berarti adanya dominasi ekonomi negara maju terhadap negara lain nya
berdampak pada dominasi bidang politik, ketimpangan sosial menjadi dampak yang sulit dihindari di suatu
masyarakat dan akan menimbulkan beberapa permasalahan sosial.
Menurut kami, saat ini situasi politik di indonesia terjadi banyak masalah didalamnya. Tidak hanya
korupsi, masalah politik yang sering terjadi adalah politik uang. Dalam masalah kampanye, tim sukses dari para
kubu akan bersaing dalam pemilihan umum berusaha keras untuk mendapatkan dukungan dari rakyat. banyak
oknum-oknum tidak bertanggung jawab yang saling menjatuhkan piha lawan dengan politi uang dan pilitasi
SARA. Hal ini akan merugikan dan menurunkan elaktabilitas pihak lawan.
Menurut kami, akan ada dampak yang begitu buruk jika kampanye hitam terus dibiarkan tanpa
penanganan. Daya rusak yang paling mendasar adalah hilangnya fungsi substansi pemilu sebagai mekanisme
demokrasi.
BAB II
PEMBAHASAN
Penyebab terjadinya ketimpangan sosial dibidang politik
1. Masyarakat yang kurang cerdas
Orang-orang yang kurang cerdas, akan lebih mudah dipengaruhi. Itulah mengapa, pelaksanaan politik uang lebih
ditekan kan kepada orang-orang yang pendidikannya terbelakang yang hidup di dusun-dusun dan kampung yang
terpencil.

2. Masyarakat yang belum sejahtera


Biar bagaimana juga, kesejahteraan yang kurang membuat manusia mudah dikendalikan dengan uang. Dikasih saja
mereka dengan uang Rp 50.000,- sudah jadi pengikut setianya.

3. iming-iming uang yang kelak diterima terlalu tinggi


Saat uang yang diiming-iming saat memenangi pilpres, pileg dan pilkada sangat melambung tinggi, mencapai
angka miliaran bahkan triliunan niscaya pengerbanan yang dilakukan para caleg/capres/ cagub/ dan lainnya akan
mencapai angka miliaran bahkan triliunan pula.
4. IMING-IMING KEKUASAAN YANG KELAK DITERIMA SANGATLAH TINGGI
ini akan menjadi sebuah magnet yang akan menarik banyak pihak nuntuk memberi dukungan yang besar pula
(termasuk dukungan material dan moral).

5. Dana kampanye yang digelontorkan begitu besar.


Saat dana kampanye yang begitu besar tidak terserap semua maka akan dimasukkan ke area fiktif yang abu-abu
diantaranya membayar aktivitas black campaign dan menyogok dengan money politics yang nyata.

6. Adanya pihak-pihak pengotor yang sengaja memancing di air keruh.


Mereka adalah pihak ke tiga, sengaja menyuguhkan hal-hal yang berbau kampanye hitam untuk memancing
pihak-pihak tertentu agar bereaksi melakukan hal yamh sama sembari membayarkan beberapa komisi kepada pihak
ke tiga.

7. Moralitas yang bobrok.


Ketika manusia bermoral jongkok bertanding dalam suatu kompetiti maka kecenderungan untuk melakukan hal-
hal yang janggal akan semakin besar.
8. kurangnya kreativitas dan kurangnya kebermanfaatan yang diberikan
Manusia yang kreativitasnya kurang akan mengalami kemiskinan ide untuk dibagikan saat berusaha
mempromosikan sesuatu.

9. Faktor kampanye hanya pada uang bukan pada apa kemampuan/potensi yang dimiliki
Ini adalah kelemahan terbesar dalam suatu kampanye yang dilakukan di negari kita, indonesia. Seluruh
calon dan tim yang bertarung gagalkan fokus terhadap topik pertandingan.

10. Pada akhirnya ketidaksetaraan telah menjadi pemicu dibalik penyebab semuaya ini.
Karena posisi seseorang pemimpin/presiden/ anggota dewan/gubernur/walikota/bupati/lurah/ kepala desa
yang telalu tinggi dibandingkan dengan kebanyakan orang diwilayah tersebut, telah menjadi suatu pemicuan
layaknya umpan yang membuat banyak orang datang berbondong-bondong untuk besaing memperebutkannya.

11. Kurang tegasnya bawaslu ( Badan Pengawasan pemilu )


Akibat dari kurang tegasnya bawaslu, para calon anggota legislatif dapat melakukan politik uang, dan
masalah ini tidak akan terselasaikan jika badan atau lembaga yang mengawasi kegiatan pemilu btidak tegas.
DAMPAK POSITIF & DAMPAK NEGATIF
 Dampak positif
-Masyarakat lebih aktif untuk berpatrisipasi dalam kegiatan politik

 Dampak Negatif
- Merugikan pihak lawan
-Menurunkan elaktabilitas pihak lawan
-Hilangnya fungsi substansi pemilu sebagai mekanisme demokrasi
-Rakyat kehilangan kesempatan untuk mendudukkan orang terbaik di pemerintahan
-Meracuni hati dan perasaan pilihan rakyat yang sudah ditentukan
-Yang terpilih sangat mungkin adalah orang yang tidak memiliki potensi
kepemimpinan,pengetahuan,dan keterampilan untuk membangun daerah
-Berpotensi akan merampas/korupsi APBN maupun APBD yang di kelolanya
SOLUSI/UPAYA UNTUK MENCEGAH
MENYEBARNYA KETIMPANGAN SOSIAL DI
BIDANG POLITIK
1) Mengoptimilkan kualitas lembaga yang bertugas mengawasi lansung kegiatan pemilu, supaya tidak terjadi kecurangan. Apabila terjadi
kecurangan saat pemilu berlangsung, maupun menjelang pemilu,oknum-oknum nakal, dalang dibalik kegiatan politik uang ini, serta
calon anggota legislatif yang berasal dari suatu partai harus dikenakan sanksi seberat-beratnya, dan tidak diperbolehkan untuk
mencalonkan diri di periode berikutnya.
2) Meningkatkan kualitas penduduk
3) Meningkatkan mutu & pemerataan pendidikan
point ini dengan point sebelumnya, saling berkaitan. Jadi upaya yang dilakukan untuk mencegah berkembangnya politik uang di
indonesia, diperlukan peningkatan kualitas penduduk. Bagaimana cara nya ? Yaitu dengan meningkatkan mutu dan pemerataan pendidikan
di indonesia.

4) Meningkatkan kesadaran masyarakat


5) Pendidikan politik
6) Sosialisasi politik
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
politik uang hanya menghancurkan bangsa dan negara ini saja. Hanya sedikit dampak positif yang diperoleh dari
kegiatan politik uang. Untuk mengatasi mewabahnya kegiatan politik uang, diperlukan kami sebagai warga negara
indonesia yang mencintai negara ini. Masyarakat memiliki adil penuh dalam pemilihan umum (pemilu). Maka dari itu,
untuk memilih pemimpin yang akan mengatur negara ini, diperlukan kesepakatan dan kecocokan dari masyarakat.
Sesuai dengan asas pemilu, yaitu bebas. Rakyat bebas memilih siapapun yang mereka kehendaki. Tidak ada unsur
paksaan dalam pemilihan umu. Apabila terjadi paksaan, seperti menyuap masyarakat dengan uang untuk memilihnya
itu, berarti telah menyalahi aturan pemilu, yang telah ditetapkan di dalam peraturan perundang-undangan.

Вам также может понравиться