Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
• Pemeriksaan laboratorium
– Eosinofilia
– Anemia mikrositik hipokrom
DIAGNOSIS BANDING
• Dermatitis
• Cutaneus larva migran
• Anemia defisiensi besi
• Bronkitis
• Asma bronkial
• Bronkopneumonia
• Gastritis
• Ulkus peptikum
TATALAKSANA
• Umum
• Nutrisi adekuat, suplemen preparat besi
• Antihemintik
OBAT DOSIS
Albendazole Dosis tunggal 400mg
Mebendazole Dosis 100 mg, 2x sehari selama 3 hari
Tetrakloretilen 0,12 ml/kgBB (maks 5 ml), dapat diulang
2 minggu kemudian, diberikan saat perut
kosong disertai 30 mg MgSO4
Befanium hidroksinaftat 5g, 2 x sehari, dapat diulang bila perlu
Pirantel pamoat Dosis tunggal 10mg/kgBB/hari
KOMPLIKASI
• Dermatitis
• Anemia berat
• Malabsorbsi Gangguan pertumbuhan dan
mental
• Payah jantung
PROGNOSIS
• Baik dengan pengobatan
PENCEGAHAN
• Pakai sandal/sepatu bila berkontak dengan
tanah
• Perbaiki sanitasi
• Kebersihan individu
TETANUS
EPIDEMIOLOGI
• >> di negara berkembang
• 1 juta kasus per tahun di seluruh dunia,
dengan angka kejadian 18/100.000 penduduk
per tahun serta angka kematian 300.000-
500.000 per tahun
ETIOLOGI
• Clostridium tetani
– Basil Gram-positif dengan spora diujungnya
pemukul genderang/stik drum
– Obligat anaerob
– Eksotoksin Tetanospasmin dan tetanolisin
– Spora mampu bertahan dalam suhu tinggi,
kekeringan, dan desinfektan hingga berrtahun-
tahun
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
Tetanus Tetanus Tetanus Tetanus
Generalisata Lokal Sefalik Neonatorum
• Hipertonus otot • Nyeri • If: luka pada • Pada bayi baru
• Spasme • Kekauan otot- daerah lahir 2 hari
• Trismus otot bagian kepala/wajah pertama
• Risus sardonikus proksimal dari (daerah mata, kehidupan
• Opistotonus tempat luka kulit kepala, • hilangnya
• Kejang telinga: OMSK kemampuan
(rangsang/spont • Imasa inkubasi: menyusu dan
a) 1-2 hari menangis antara
• Spasme otot • Kelemahan dan hari ke-3 hingga
laring dan paralisis otot hari ke-28
pernapasan wajah kaku dan
ggn menelan, • Spasme otot spasme
asfiksia, sianosis ajah, lidah, • Trismus,
• Spasme spincter tenggorokan opistotonus,
kandung kemih diasrtria, kejang
retensi urin disfonia, disfagia
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
Riwayat luka (luka tusuk, luka kecelakaan/patah
tulang terbuka, luka dgn nanah atau gigitan inatang)
Riwayat keluar nanah dari telinga
Riwayat gigi berlobang
Waktu terkena luka dan waktu hingga muncul gejala
Riwayat imunisasi
2. Pemeriksaan fisik
– Dari gejala klinis
DIAGNOSIS BANDING
1. Meningitis, meningoensefalitis, ensefalitis
2. Tetani akibat hipokalsemia
3. Keracunan strihnin
4. Rabies
5. Trismus karena proses lokal mastoiditis,
OMSK, abses tonsilar, biasanya asimetris
TATALAKSANA
1. Non medikamentosa
Pembersihan dan debridemant luka yang kotor
Ruang rawatan yang gelap
Diet diberikan melalui selang NGT (bila perlu)
diet tinggi kalori
Pencegahan ulkus dekubitus
TATALAKSANA
2. Medikamentosa
Mengurangi spasme dan mengatasi spasme
Diazepam
0,1-0,3 mg/kgBB/kalidengan interval 2-4 jam sesuai gejala klinis
usia <2 tahun adalah 8mg/kgBB/hari diberikan oral dalam dosis 2-3
mgsetiap 3 jam
5mg per rektal untuk BB<10 kg dan 10 mg per rektal untuk anak
dengan BB ≥10kg, atau dosis diazepam intravena untuk anak 0,3
mg/kgBB/kali
tetanus neonatorum diberikan dosis awitan 0,1-0,2 mg/kgBB iv untuk
menghilangkanspasme akut, diikuti infus tetesan tetap 15-40
mg/kgBB/hari
Setelah 5-7 haridosis diazepam diturunkan bertahap 5-10 mg/hari dan
dapat diberikan melaluip ipa orogastrik.
Dosis maksimal adalah 40 mg/kgBB/hari.
TATALAKSANA
1. Anti Tetanus Serum (ATS)
Dosis: 100.000 IU dengan 50.000 IU im dan
50.000IU iv
2. Human Tetanus Immunoglobulin ( HTIG)
• Dosis: 3.000-6.000 IU IM dalam dosis tunggal
• Bayi: 500 IU IM dosis tunggal
• Sebagian lg diberikan secara infiltrasi ditempat
sekitar luka.
TATALAKSANA
3. Antibiotik
– Metronidazol
• Dosis inisial: 15 mg/kgBB dilanjutkan dosis 30
mg/kgBB/hari
• Interval setiap 6 jam selama 7-10 hari secara IV
– Penisilin prokain
• 50.000-100.000U/kgBB/hari selama 7-10 hari
• jika terdapat hipersensitif tetrasiklin 50
mg/kgBB/hari (untuk anak berumur lebih dari 8
tahun)
KOMPLIKASI
• Hambatan jalan napas butuh ventilator
• Penumonia
• Sepsis
• Ulkus dekubitus
• Gangguan otonom: hipertensi dan takikardi
hipotensi dan bradikardi
• Fraktur tulang spinal dan tulang panjang
• Rabdomiolisis disertai gagal ginjal akut
• Kematian