Вы находитесь на странице: 1из 50

PERUBAHAN PSIKOLOGIS/ MENTAL DAN

SOSIAL PADA MASA USIA DEWASA


Oleh :
dr. Rini Gusya Liza, M.Ked.KJ,Sp.KJ
Bagian Psikiatri FK Unand

1
Referensi
 Kaplan Comprehensive of Psychiatry ed 8
 Kaplan Synopsis of Psychiatry ed 11
 Tasman- Psychiatry ed 4
 Aiken LR. Human development in adulthood. 1st ed. New
York: Kluwer academic publishing, 2002

2
Adulthood (Masa Dewasa)
 Adulthood  suatu periode kehidupan dimana
seseorang dianggap telah berkembang dan matang secara
utuh
 Dibagi 3
 Early adulthood : 20-40 th
 Middle adulthood : 40-65 th
 Late adulthood/ old age : > 65 th

3
Adulthood

Early Adulthood
Middle Adulthood

Late Adulthood
4
Dewasa Muda (Early Adulthood)
 Karakteristik:
 Memuncaknya perkembangan biologis
 Penerimaan Peranan Sosial yang besar
 Evolusi struktur diri dan hidup dewasa (The
evolution of an adult self and life structure)

The succesfull passage into adulthood depend


on satisfactory resolution of childhood and
adolescent crisis.
5
Leave
Home

Sexual
Late relationship
Independently Adolescent become serious

The quest
for
intimacy
begin
6
Transition from Adolescence to Young
Adulthood

New life
structure 
Make several stability and
false, the continuity
choice is
Choosing new tentative
Exploring option role (husband,
for occupation, father)
marriage, establish
alternative identity, Who
relationship, am i, Where
commitment am going,

7
Tugas-Tugas Perkembangan Masa
Dewasa Awal
 To Develop:
 A young adult sense of self and other
 Adult Friendships
 Capicity for intimacy, to become a spouse
 To become a biological and psychological parent
 To establish adult work identity
 To integrate new attitude toward time

8
 Tugas utama (Major Task)  Establishing a self to
separate from parents
 New inner definition of themselves  comfortably
alone and competent, able to care themselves in real
world
 Psychological separation from parent in adolescent 
Second individuation, in young adulthood  Third
individuation

9
Contoh kasus 1
 In the first year following his graduation from college with a mediocre grade
point average, a young man spent his time traveling and working at a ski resort.
There was plenty of time to work later, he said. He did not make a concentrated
effort to find a job until his parents objected and threatened to cut him off
financially.They had reluctantly agreed to support his year off after college.
 Soon after being hired by a large corporation at an entry level position he was
fired for lateness, a lack of industriousness, and coming to work in blue jeans
and t-shirts. He tried to fill in the gap by visiting his friends who were still at
college. Alas, he felt like a fish out of water and realized that he no longer
belonged there. Several months of unemployment and the anger and
resentment of his parents began to make an impression. With the help of his
parents he was hired by a small local company. He found the work interesting
and began to enjoy the time spent during the day with coworkers. Their teasing
about his casual dress shamed him into buying some new clothes. An adult
work identity was slowly being established.
10
Contoh kasus 2
 Pada tahun pertama setelah lulus dari perguruan tinggi dengan nilai rata-rata
biasa-biasa saja, seorang pria muda menghabiskan waktunya bepergian dan
bekerja di sebuah resor ski. Ada banyak waktu untuk bekerja nanti, katanya. Dia
tidak berupaya untuk mencari pekerjaan sampai orangtuanya keberatan dan
mengancam akan mendukungnya lagi secara finansial. Mereka tidak setuju untuk
mendukung liburannya selama setahun setelah kuliah.
 Segera setelah dipekerjakan oleh sebuah perusahaan besar di mengisi sebuah
posisi ia dipecat karena keterlambatan, kurangnya kerajinan, dan datang untuk
bekerja di blue jeans dan t-shirt. Dia mencoba untuk mengisi kekosongan waktu
dengan mengunjungi teman-temannya yang masih di perguruan tinggi.
Sayangnya, ia merasa seperti ikan keluar dari air dan menyadari bahwa ia tidak
mungkin lama-lama disana. Beberapa bulan pengangguran dan kemarahan serta
kekesalan orang tuanya mulai membuatnya sadar. Dengan bantuan orang tuanya
ia diperkerjakan oleh sebuah perusahaan lokal kecil. Dia menemukan pekerjaan
yang menarik dan mulai menikmati waktu yang dihabiskan selama hari dengan
rekan kerja. Rekan kerja menyindirnya tentang pakaian kasual yang dia pakai,
hal ini membuatnya malu sehingga membeli beberapa pakaian baru. Identitas
pekerjaan dewasa ini perlahan-lahan terbentuk.

11
Erikson’s Life-Span Development
Theory

 Development proceeds in
stages
 Each stage is characterized by
a psychosocial challenge or
crisis
 Stages reflect the motivation of
the individual

12
Erik Erikson’s Eight Stages of Human
Development

8 - Integrity vs. despair


7 - Generativity vs. stagnation
6 - Intimacy vs. isolation
5 - Identity vs. identity confusion
4 - Industry vs. inferiority
3 - Initiative vs. guilt
2 - Autonomy vs. shame and doubt
1 - Trust vs. mistrust
13
Erikson’s Human Development Stages

1 - Trust vs. Mistrust Developed through


0–1 years consistent love and
support

2 - Autonomy vs. Independence fostered


Shame and Doubt by support and
1–3 years encouragement

3 - Initiative vs. Guilt Developed by exploring


3–5 years and accepting challenges

14
Erikson’s Human Development Stages

4 - Industry vs. Mastery comes from


Inferiority success and recognition
6 years–puberty
5 - Identity vs. Role Exploration of different
Confusion paths to attain a healthy
Adolescence identity

6 - Intimacy vs. Form positive, close


Isolation relationships with others
Early adult years

15
Erikson’s Human Development Stages

7 - Generativity vs. Transmitting


Stagnation something positive to
Middle Adulthood the next generation

8 - Integrity vs. Despair Life review and


Late Adulthood retrospective
evaluation of one’s
past

16
Erik Erikson
 Menggambarkan periode usia 20-40 th sebagai stadium
keintiman lawan absopsi atau isolasi diri.
 Keintiman  kemampuan sesorang untuk membentuk
persahabatan dan pergaulan yang hangat dengan orang lain,
sikap intim dalam hubungan seksual, mengkombinasikan cinta
dan seks
 Lawannya absorsi / isolasi diri  ketidakmampuan
mengembangkan hubungan jangka panjang, tidak menikah,
tetap terpisah dari orang lain, tanpa pelekatan.

17
Erick Ericson

18
Sigmund Freud
 Tidak mampu mengkombinasikan antara cinta dan seks
 Mencinta  tidak dapat berhasrat
 Berhasrat  tidak dapat mencinta

19
Carl Jung's theory
Carl Gustav Jung, seorang psikiater psikoanalis dari Swiss,
merumuskan empat tahap perkembangan dan percaya bahwa
perkembangan adalah fungsi dari mendamaikan kekuatan yang
berlawanan.

Childhood: (lahir sampai pubertas)  dua substages: Archaic stage


ditandai dengan kesadaran sporadis, Monarchic stage merupakan
awal dari pemikiran logis dan abstrak. Ego mulai berkembang.

Youth (Pemuda): (pubertas sampai 35 - 40) Maturitas seksual,


kesadaran pertumbuhan, dan kesadaran bahwa hari-hari riang masa
kanak-kanak hilang selamanya. Orang berusaha untuk mendapatkan
kemerdekaan, mencari jodoh, dan membangun keluarga

20
Hidup Tengah: (40-60) Kesadaran bahwa Anda tidak akan
hidup selamanya menciptakan ketegangan. Bila Anda putus asa
mencoba untuk tetap melekatkan jiwa muda, Anda akan gagal
dalam proses realisasi diri. Jung percaya bahwa di usia pertengahan.
Religiusitas mungkin meningkat selama periode ini, menurut Jung.

Tua: (60 dan lebih) Kesadaran berkurang. Jung berpikir bahwa


kematian adalah tujuan akhir dari kehidupan. Dengan menyadari
hal ini, orang tidak akan menghadapi kematian dengan rasa takut,
tetapi dengan harapan untuk kelahiran kembali

21
Carl Gustav Jung
 Tugas Utama Perkembangan masa dewasa 
Individuasi
 Orang dewasa harus melihat dirinya sendiri sebagai
orang yang unik dan terpisah dari dan merupakan bagian
masyarakat
 Mengenali dan menghormati suatu sistem nilai

22
23
Physical Changes

 All physical
abilities
essentially
peak by our
mid twenties
(this is why I
am the perfect
male
specimen).
24
25
Hal- Hal yang Penting pada Usia Dewasa
Muda
 Pekerjaan (Work Identity)
 Transisi dari belajar dan bermain ke dunia kerja
beransur-ansur/ mendadak
 Kelompok sosioekonomi, gender, ras  pilihan
pekerjaan
 Blue collar worker, White collar worker
 Adaptasi yang sehat  kreativitas, hubungan kerja
yang memuaskan, kebanggan, harga diri meningkat
 Maladaptasi  Kekecewaan pada pekerjaan,
penurunan harga diri, indah2 kerja, absensi, kecelakaan
kerja, kesalahan kerja sabotase.
26
Women and Work
 Ibu-ibu menghadapi maslah tertentu jika mereka
memutuskan bekerja mereka diharapkan terus
mengasuh anak, mengurus rumah tangga,
mempertahankan hubungan perkawinan  dan berkarir.
 90% wanita harus bekerja untuk membantu dirinya
sendiri
 50% keluarga  dual career
 Stres keluarga  jam kerja tidak flexible, tidak part time
dll

27
Mix of Family and Career Interests

28
Contoh kasus
 A 36-year-old female lawyer, single parent, came into
treatment because of intense feelings of anger and
depression. She had recently been offered a partnership in a
prestigious law firm. If accepted the advancement would
require an additional 10 to 15 hours of work per week, thus
adding enormous complications to her efforts to balance
work and single parenthood. After several painful hours of
exploration of options she reluctantly decided to turn down
the offer and maintain her relationship with her children.
Would she get the opportunity for such an advancement
when her children were older, she wondered?

29
Penggangguran
 Bahaya psikologis dan fisik
 Insiden ketergantungan alkohol, pembunuhan, bunuh
diri, penyakit mental meningkat
 Pemecatan, pengurangan tenaga kerja, pensiun diri atau
reguler  merusak identitas diri

30
Developing Adult Friendship
 Friendship  emotional sustenance
 Roomates, apartment mates, sorority sister, fraternity
mother substitute parent/ sibling
 Marriage and children  friendship  diminish

31
Sexuality and Marriage
 The developmental shift from sexual experimentation  the
desire for intimacy is experienced in young adulthood as an
intense loneliness, resulting  from the awareness of an absence
of committed love similar to that experienced in childhood
with the parents.
 Brief sexual encounters in short-lived relationships no longer
significantly boost self-esteem.
 Increasingly, the desire is for emotional involvement in a sexual
context.
 The young adult who fails to develop the capacity for intimate
relationships runs the risk of living in isolation and self-absorption
in midlife.

32
 Interracial Marriage
 Marital Problems
 Marriage and Couple Therapy
 Parenthood
 Single Parent Family
 Alternative Lifestyle Parenting
 Adoption

33
Masa Dewasa Pertengahan
Konsep-konsep: waktu, penuaan dan kematian merupakan, hal-hal yang
berlaku pada midlife development.

Oleh sebab itu, perhatian terapi tidak berfokus seluruhnya pada masa lampau,
juga harus termasuk realitas saat ini dan perjuangan untuk beradaptasi pada
perubahan waktu, karena ini merupakan inti untuk memahami dan menangani
individu antara 40-60 tahunan.

The best time in life for manygolden age of adulthood

Physical health, emotional maturity, competence and power in the work situation,
and gratifying relationships with spouse, children, parents, friends, and colleagues
all contribute to a normative sense of satisfaction and well-being.

34
Transition from Young to Middle
Adulthood

The aging
Widening
process picks
Mental concern for
up speed and
The change is the larger
becomes a
transition is experienced social system
powerful generativit
slow and in a similar and
organizing y, self-
gradual, with fashion, slow differentiatio
influence on actualizati
no sharp and n of one's
intrapsychic on, and
physical or imperceptibl own social,
life, but the wisdom.
psychological e, without a political, and
change is
demarcation. sense of historical
gradual,
disruption. system from
unlike during
others.
adolescence.

35
Development Task
To integrate the potential for attachment and loss:
The fourth individuation
To accept the aging body
To accept time limitation and personal death: Time sense in middle adulthood
To reappraise relationships; to let children go, to achieve a relationship of equality
with them, and to integrate new members into the family
To accept the reversal of roles with elderly parents
To develop midlife friendships
To become a generative mentor and to plan for retirement To give play new
meanings and purposes
To become a grandparent

36
Erik Erikson
 Erikson menggambarkan dewasa tengah yang ditandai baik
oleh generativity atau stagnasi.
 Generativity  proses dimana orang membimbing generasi
berikutnya atau memperbaiki masyarakat.
 Tahap ini termasuk memiliki dan membesarkan anak-anak,
tetapi menginginkan atau memiliki anak tidak menjamin
generativity.
 Seseorang yang tidak punya anak bisa generatif oleh (1)
membantu orang lain, (2) menjadi kreatif, dan (3)
memberikan kontribusi kepada masyarakat.

37
 Stagnan berarti bahwa seseorang berhenti berkembang.
 Bagi Erikson, stagnasi adalah haram, dan ditunjukan pada
orang dewasa tanpa dorongan untuk membimbing generasi
baru atau untuk orang-orang yang mempunyai anak tapi tidak
peduli pada anak mereka.
 Orang tersebut berada dalam bahaya besar. Karena mereka
tidak dapat menegosiasikan tugas perkembangan dewasa
tengah, mereka tidak siap untuk tahap berikutnya dari siklus
hidup, usia tua, yang menempatkan permintaan lebih pada
kapasitas psikologis dan fisik dari semua tahapan sebelumnya

38
Developing Midlife Friendships
 Persahabatan biasanya tidak memiliki rasa urgensi atau
kebutuhan untuk kehadiran teman yang sering atau selalu.
 tidak perlu untuk membangun struktur psikis yang baru
(seperti halnya anak usia laten dan remaja) maupun
kebutuhan mendesak untuk menemukan hubungan baru
(seperti yang dilakukan orang dewasa muda).
 Mereka mungkin memiliki banyak sumber kegembiraan
melalui hubungan dengan pasangan, anak, dan rekan.

39
 Mudah dan mampu memulai dan mempertahankan
persahabatan dengan individu dari berbagai usia, serta rekan-
rekan kronologis.
 Dalam menghadapi masalah pernikahan atau tekanan dari
tema perkembangan setengah baya lainnya, persahabatan
mungkin dengan cepat menjadi kendaraan untuk ekspresi
langsung dari impuls.

40
Sexuality
 Individu setengah baya difokuskan pada mempertahankan
keintiman dalam menghadapi halangan berupa tekanan fisik,
psikologis, dan lingkungan.
 Pada hubungan yang telah berlangsung lama, tekanan ini
termasuk keprihatinan nyata dan imajiner tentang
kemampuan seksual berkurang, penarikan emosional karena
preokupasi dengan tugas-tugas perkembangan, dan tekanan
realistis terkait pekerjaan

41
 Bila hubungan dimulai di usia paruh baya, pemeliharaan
keintiman dapat dikompromikan oleh tidak adanya masa lalu
yang sama, usia dan generasi, perbedaan kepentingan dan
kegiatan. Kesulitan-kesulitan terjadi dalam membentuk
keluarga tiri.
 Untuk kelajutan keintiman seksual,harus (1) menerima
penampilan tubuh setengah baya pasangannya, (2) terus
merasa merangsang secara seksual, dan (3) menerima
perubahan normatif yang terjadi di fungsi seksual

42
Climacterium
 Middle adulthood is the time of the male and female
climacterium, the period in life characterized by decreased
biological and physiological functioning. For women, the
menopausal period is considered the climacterium, and it
may start anywhere from the 40s to the early 50s.
 For men, the climacterium has no clear demarcation; male
hormones stay fairly constant through the 40s and 50s and
then begin to decline. Nevertheless, men must adapt to a
decline in biological functioning and overall physical vigor.
About age 50, a slight decrease in healthy sperm and seminal
fluid occurs; not sufficient, however, to preclude
insemination

43
Midlife Transition and Crisis

 Penilaian kembali yang intens semua aspek kehidupan dipicu


oleh pengakuan yang berkembang bahwa hidup ini terbatas
dan mendekati akhir. Hal ini ditandai dengan kekacauan
mental, bukan aksi

44
Empty Nes Syndrome
 a depression that occurs in some men and women when their
youngest child is about to leave home

45
Divorce
 Type of Separation
 Psychic Divorse
 Legal Divorce
 Economic Divorse
 Community Divorse
 Coparental Divorse

46
Custody
 Custody
 Reason for divorce
 Adult maturity

47
Perkembangan mental pada wanita usia
pertengahan
 Depresi di Midlife- paling umum pada wanita paruh baya;
menopause dapat menyebabkan depresi sebagai ibu sekarang
merasakan bahwa peran mereka dalam siklus hidup berakhir.
 Pria melihat krisis paruh baya sebagai kesempatan terakhir
untuk merasa muda.
 Banyak wanita melihat krisis paruh baya sebagai waktu untuk
menilai kembali dan merevitalisasi energi kreatif mereka

48
Mekanisme
Pertahanan ego
(Defence
Mechanism)

49
50

Вам также может понравиться