Вы находитесь на странице: 1из 20

CORPORATE

GOVERNANCE
Nama Kelompok 3
02
Farah Dina Fauziah
(165030207111111)

01
Sakti Anugrah
(165030207111104)
03
Dwi Wahyuningtyas
(165030200111087)
Topik Pembahasan

01 Corporate Governance

02 Struktur Modal

03 Kebijakan Dividen

04 Kinerja Perusahaan

Hubungan antara Corporate Governance dengan Struktur


05 Modal, Kebijakan Dividen, dan Kinerja Perusahaan
1. Corporate Governance
Corporate Governance merupakan istilah yang muncul karena adanya
interaksi antara manajemen, pemegang saham, dan dewan direksi
serta pihak terkait lainnya.

dilatar belakangi oleh Teori keagenan (agency theory) yang menyebutkan bahwa permasalahan
terkait agen muncul karena terpisahnya antara pengelola perusahaan
dengan pemilik perusahaan.

Suatu mekanisme yang disebut dengan istilah


Good Corporate Governance, yaitu tata kelola dengan adanya masalah tersebut muncullah
perusahaan yang baik dalam menjalankan
bisnisnya.
Pengertian Corporate Governance
Cadbury Commite

01 Istilah corporate governance pertama kali


diperkenalkan oleh Cadbury Commite pada
Organization for Economic tahun 1992, dan didefinisikan sebagai suatu
Cooperation and Development sistem yang berfungsi untuk mengarahkan
(OECD) mengendalikan organisasi.

corporate governance merupakan


sistem bagaimana suatu perusahaan 02corporate
Shleifer dan vishny (1977)
governance adalah suatu mekanisme yang
dapat diatur dan diawasi.
digunakan untuk memastikan bahwa penyedia dana dari
perusahaan memperoleh pengembalian (return) dari
03 kegiatan yang dijalankan oleh manajer atau bagaimana
penyedia dana perusahaan melakukan kontrol terhadap
manajer.
Prinsip OECD
OECD yang beranggotakan berbagai negara dari Amerika Serikat, beberapa negara di Eropa seperti Austria, Belgia, Belanda, Inggris,
Perancis, Jerman, Polandia, Italia, Irlandia, Portugal, serta beberapa negara di Asia Pasifik seperti Australia, Jepang, Korea, dan
Selandia Baru, telah mengembangkan prinsip OECD yang mencakup 5 hal, yaitu :

Perlindungan terhadap pemegang saham. 01 Tanggung jawab dewan komisaris atau direksi.
05

02 Pengungkapan dan transparansi


(disclosure and transparency).
04
Perlakuan yang setara terhadap seluruh
pemegang saham.
03
Peranan pemangku kepentingan berkaitan dengan
perusahaan (the role of stakeholders).
Prinsip OECD
Seluruh kegiatan yang dirancang dalam corporate governance
1. Perlindungan terhadap pemegang saham
harus mampu menjaga hak pemegang saham termasuk
pemegang saham minoritas. Adapun hak-hak pemegang saham
antara lain :
Hak mendapatkan jaminan Hak untuk ikut berpartisipasi dan
keamanan atas metode
pendaftaran kepemilikan.
01 04 memberikan suara pada saat
Rapat Umum Pemegang Saham.

Hak mengalihkan dan memindah


tangankan kepemilikan saham. 02 05 Hak memilih anggota dewan
komisaris dan direksi.

Hak mendapatkan informasi yang


relevan tentang perusahaan
secara berkala dan teratur. 03 06 Hak mendapatkan pembagian
laba (profit) perusahaan.
Prinsip OECD
Prinsip ini melarang adanya perdagangan berdasarkan informasi
orang dalam (insider trading) dan transaksi dengan diri sendiri,
2. Perlakuan yang setara terhadap seluruh
dan mengharuskan anggota dewan komisaris untuk terbuka ketika
pemegang saham menemukan transaksi yang mengandung benturan atau konflik
kepentingan (conflict of interest).

Seluruh kegiatan yang dirancang dalam corporate governance


harus dapat memberikan pengakuan terhadap hak-hak pemangku
3. Peranan pemangku kepentingan berkaitan
kepentingan, sebagimana sudah diatur dalam undang-undang dan
dengan perusahaan mendorong kerja sama yang aktif antar perusahaan dengan
(the role of stakeholders) pemangku kepentingan dalam rangka memperluas lapangan
pekerjaan, kesejahteraan, dan kesinambungan usaha.
Prinsip OECD
Seluruh kegiatan yang dirancang dalam corporate governance
4. Pengungkapan dan transparansi harus menjamin adanya pengungkapan yang tepat waktu dan
(disclosure and transparency) akurat setiap permasalahan yang berhubungan dengan
perusahaan yang bersangkutan.

Seluruh kegiatan yang dirancang dalam corporate governance


5. Tanggung jawab dewan komisaris atau harus menjamin adanya pengawasan yang efektif terhadap
direksi manajemen oleh dewan komisaris, dan pertanggungjawaban
dewan komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham.
Prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Pasal 3 Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 Tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan GCG pada BUMN

01 02 03
Transparansi Pengungkapan Kemandiran
(transparency) (disclosure) (independent)

Keterbukaan dalam proses Penyajian informasi kepada para Perusahaan dikelola secara professional
pengambilan keputusan pemangku kepentingan terkait hal- tanpa konflik kepentingan dan pengaruh
dan pengungkapan hal yang berkenaan dengan kinerja atau tekanan dari pihak manapun yang
informasi materiil yang operasional, keuangan, dan resiko tidak sesuai dengan peraturan yang
relevan mengenai usaha perusahaan. berlaku dan prinsip korporasi yang
perusahaan. sehat.
Prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Pasal 3 Surat Keputusan Menteri BUMN No. 117/M-MBU/2002 Tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan GCG pada BUMN

04 05 06
Akuntabilitas Pertanggungjawaban Kewajaran
(accountability) (responsibility) (fairness)

Kejelasan fungsi, pelaksanaan,


serta tanggungjawab Kesesuaian pengelolaan perusahaan Keadilan dan kesetaraan dalam dalam
manajemen perusahaan dengan peraturan undang-undang memenuhi pemangku kepentingan yang
sehingga pengelolaan yang berlaku dan prinsip korporasi timbul sebagai akibat perjanjian dan
perusahaan terlaksana yang sehat. peraturan perundang-undangan yang
secara efektif dan berlaku.
ekonomis.
Corporate Governance

corporate governance mengandung dua aspek keseimbangan utama yaitu :

Keseimbangan internal, yang mengatur


pengaruh antara organ-organ perusahaan
(RUPS, Komisaris, dan Direksi) khususnya
yang mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan struktur organisasi dan mekanisme
02
operasional.

01 Keseimbangan eksternal yang menekankan bahwa perusahaan merupakan


organisasi bisnis yang berada di tengah masyarakat sehingga harus
memperhatikan seluruh stakeholders sebagai perwujudan dari pemenuhan
tanggungjawab perusahaan.
Dewan Komisaris Independen
fungsi kunci dari dewan komisaris menurut OECD (2014)
Menelaah dan mengarahkan strategi korporasi, rencana
tindakan utama, kebijakan risiko, anggaran tahunan dan
rencana usaha, menetapkan sasaran kinerja, memonitor Menjamin proses dan pemilihan dewan komisaris
implementasi, dan kinerja korporasi, dan mengawasi yang formal dan transparansi.
pengeluaran modal pokok, akuisisi, dan divestasi.
01 05
Memantau dan mengelola benturan kepentingan
Memnatau efektivitas praktek tata kelola
antara manajemen, anggota dewan komisaris,
perusahaan dan melakukan perubahan
jika perlu. 02 06 dan pemegang saham.

Memilih kompensasi, memantau dan bila Meyakini integritas akuntansi dan sistem
perlu menggantikan eksekutif kunci dan 03 07 laporan keuangan korporasi.
dewan komisaris.

Menelaah renumerasi eksekutif kunci dan dewan 04 08


Mengawasi proses pengungkapan dan
komunikasi.
komisaris.
Komite Audit
Tiga Praktik Komite Audit di Indonesia sesuai dengan jenis Undang-Undang No.19 Tahun 2003 tentang BUMN
dan karaketirisktik perusahaan Pasal 70
menyebutkan
Perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perusahaan publik Bahwa komisaris dan dewan pengawas BUMN wajib
membentuk komite audit yang bekerja secara
Peraturan Bank Indonesia No. 81/14/PBI/2006 tentang kolektif dan berfungsi untuk membantu komisaris
Pelaksanaan GCG bagi bank-bank umum, Pasal 12 ayat (1) dan dewan pengawas dalam melaksanakan
menyebutkan tugasnya.

Bahwa dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan dan


Komite audit dipimpin oleh seorang ketua yang
tanggungjawabnya maka dewan komisaris wajib membentuk
bertanggungjawab kepada komisaris atau dewan
paling tidak komite audit, komite pemantau resiko, serta
pengawas.
komite remunerasi dan nominasi.
Struktur Kepemilikan
Struktur kepemilikan merupakan pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi di pasar modal

dibagi mejadi dua aspek


Aspek komposisi (identitas) bisa investor
Aspek penyebaran
individual dan investor institusional

Investor individu Investor institusional Yakni pola distribusi saham diantara pemegang-
merupakan merupakan investor pemegang saham
individu-individu kelembagaan
yang berinvestasi

kepemilikan yang tersebar kepemilikan terkonsentrasi


2. Struktur Modal
Struktur modal merupakan bauran dari utang, saham
preferen, dan saham biasa yang direncanakan
perusahaan untuk menambah modal. 4. Kinerja Perusahaan
Kinerja sering disebut sebagai hasil kerja atau
3. Kebijakan Dividen prestasi kerja. Namun, sebenarnya kinerja
memiliki makna yang luas, bukan hanya hasil
Keputusan mengenai berapa besar bagian laba yang kerja tetapi juga bagaimana proses pekerjaan
akan dibagikan sebagai dividen dan berapa jumlah tersebut berlangsung. Untuk mengukur kinerja
yang akan di tahan sebagai laba ditahan disebut dapat digunakan dua pendekatan yaitu
kebijakan dividen pendekatan akuntansi (financial performance)
dan pendekatan pasar (firm value).
5. Hubungan antara Corporate Governance dengan Struktur Modal, Kebijakan Dividen, dan Kinerja Perusahaan

1. Pengaruh Corporate Governance terhadap Struktur Modal

Jensen dan Mecling menyatakan bahwa peningkatan saham oleh manajer


merupakan mekanisme untuk mengurangi agency problem.

Teori tersebut memberikan dampak semakin tinggi tingkat kepemilikan


saham oleh manajer maka semakin rendah agency problem dalam
perusahaan.
2. Pengaruh Corporate Governance terhadap Kebijakan Dividen

Investor beranggapan bahwa perubahan dividen merupakan isyarat tentang


prospek perusahaan di masa mendatang.

tercermin dalam teori

Reaksi pasar yang cepat terhadap penyesuaian harga saham sesaat


setelah adanya pengumuman dividen dapat menjadi bukti bahwa
pengumuman dividen menjadi alat komunikasi penting dan sangat
bermakna bagi para investor atau pemegang saham.
3. Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan

Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ketidakseimbangan informasi (Asymmetry Theory)

Agency Problem kondisi di mana pihak-pihak yang menaruh perhatian pada


perusahaan memiliki informasi yang tidak seimbang
diantara mereka.
Perbedaan kepentingan antara
prinsipal dengan manajer
adanya asymmetric information, pemberian sinyal positif
pada publik melalui kebijakan-kebijakan manajemen
menjadi sangat penting.
Thank you

Вам также может понравиться