Вы находитесь на странице: 1из 26

METODE NUMERIK

TEKNIK SIPIL, UNIKS


SEMESTER IV
SESI II

DOSEN : GUSMULYANI, ST, MT


PENDAHULUAN
• Metode Numerik :
– Teknik menyelesaikan permasalahan yang
diformulasikan secara matematis dengan cara
operasi hitungan (aritmatic).

Masalah dalam bidang ilmu pengetahuan dan


teknologi : digambarkan dalam bentuk
persamaan matematik.
Persamaan sederhana: diselesaikan dgn analitis
• Umumnya : sulit diselesaikan secara analitis
sehingga digunakan cara numeris.
• Cara numeris :
menyelesaikan persamaan matematis dengan
beberapa proses hitung (cepat dan efisien),
biasanya dengan iterasi (hitung berulang-
ulang) shg hasil mendekati nilai sebenarnya
Memerlukan bantuan komputer (algoritma),
tanpa komputer : tidak banyak manfaat
 hasil numeris : berupa perkiraan/pendekatan
dari penyelesaian analitis
Nilai kesalahan harus cukup kecil terhadap
tingkat kesalahan yang ditetapkan
• Masalah model matematika
 sederhana : analitis /metode sejati
memberikan hasil yang sesungguhnya
 komplek : model matematika rumit
tidak bisa dengan metode analitik,
digunakan cara numerik , hasilnya
pendekatan terhadap solusi sesungguhnya
Metode analitik : kesalahan nol
KESALAHAN/ERROR
• Penyelesaian dengan cara numerik :
merupakan pendekatan/perkiraan dari nilai eksak
sehingga terdapat kesalahan/error terhadap nilai
eksak
Terdapat 3 macam kesalahan :
1. Kesalahan Bawaan
2. Kesalahan Pembulatan
3. Kesalahan Pemotongan
1. Kesalahan Bawaan
• Kesalahan Bawaan
: kesalahan dari nilai data
– Bisa terjadi karena kekeliruan dalam menyalin
data
– Salah membaca skala
– Kurang pengertian mengenai hukum fisik dari data
yang diukur
2. Kesalahan Pembulatan
• Kesalahan Pembulatan terjadi karena tidak
diperhitungkannya beberapa angka terakhir
dari suatu bilangan.
• Kesalahan terjadi bila bilangan perkiraan
digunakan untuk menggantikan bilangan
eksak.
• Suatu bilangan di bulatkan kepada posisi ke-n
dan membuat angka di sebelah kanan dari
posisi tersebut menjadi nol
• Sedangkan angka diposisi ke n tersebut tidak
berubah atau dinaikkan satu digit yang
tergantung apakah nilai n tersebut lebih kecil
atau lebih besar dari setengah angka posisi ke
n tersebut.
• Contoh : 8632574 dibulatkan 8633000
4,1415926 dibulatkan 3,14
• Dalam matematika ada 2 bilangan : bilangan
eksak dan bilangan aproksimasi
• Bilangan eksak : pasti
• Bilangan aproksimasi : bilangan yang
dinyatakan dengan bilangan yang mempunyai
derajat kelitian/pendekatan.
• Contoh bilangan eksak /pasti 1,2,3, …dll
• Contoh bilangan aproksimasi ∏ =3,14159…..
e = 2,7……
Aturan dalam pembulatan
• Untuk bilangan sampai ke-n angka signifikan,
hilangkan setiap bilangan yang ada di sebelah
kanan angka ke –n dan bila bilangan yang
dihilangkan tersebut
• kurang dari 5 maka angka ke – n tidak
berubah,
• Lebih dari 5 maka angka ke-n bertambah 1
• Tepat 5 maka bertambah 1 bila angka ke-n
ganjil dan tetap bila angka ke-n genap.
Contoh
• Bulatkan sampai ke-4 angka signifikan
• 1,285216 ~
• 0,0321672 ~
• 3,245531 ~
• 6,242567 ~
3. Kesalahan Pemotongan
• Terjadi karena tidak dilakukannya hitungan
sesuai prosedur matematika yang benar.
• Misalnya proses tak hingga diganti dengan
proses berhingga
• Contoh fungsi dalam bentuk deret tak hingga:
• e ^ x = 1 + x + x2 /2! + x3 / 3! + x4 / 4! + …….
• Nilai eksak dari e ^x diperoleh bila semua suku
di jumlahkan.
• Dalam praktek sulit untuk memperhitungkan
semua suku sampai tak hingga.
• Bila hanya diperhitungkan beberapa suku
pertama saja maka hasilnya tidak akan sama
dengan nilai eksak.
• Kesalahan karena hanya memperhitungkan
beberapa suku pertama saja disebut
kesalahan pemotongan
Kesalahan Absolut dan Relatif
• Kesalahan disebut juga galat
• Galat berasosiasi dengan seberapa dekat
solusi pendekatan(hampiran) dengan nilai
eksaknya (nilai sejati)
• Galat tidak tergantung kepada nilai negatif
atau positif
• Semakin kecil galat semakin dekat solusi yang
didapat dengan pendekatan(hampiran)
dengan nilai sejati/eksak
Hubungan nilai eksak dgn nilai
perkiraan
P = P* + Ee
P = nilai eksak
P* = nilai perkiraan
Ee = kesalahn terhadap nilai eksak
Indeks e menunjukkan bahwa kesalahan
dibandingkan terhadap nilai eksak.
Kesalahan absolut
• Kesalahan absolut adalah perbedaan antara
nilai eksak dan nilai perkiraan
• Ee = P – P*
• Panjang eksak 15cm, diukur (perkiraan) 15 cm
tejadi kesalahan
• Ee = 16-15 cm =1 cm
• Panjang jembatan 15m, diukur (perkiraan)
15,1m
• Kesalahan absolut :
• Ee = 15,01 m-15m = 0,01 m = 1cm
• Terdapat kesalahn absolut yang sama antara
pengukuran pensil dan pengkuran jembatan.
• Kesalahan 1 cm pada pengukuran panjang
pensil yang mempunyai panjang 15 cm
dibandingkan dengan1cm pengukuran
jembatan yang panjangnya 15 m lebih terasa
kesalahan pengukuran pensil
Kesalahan Relatif
• Untuk Menentukan tingkat kesalahan
• Kesalahan absolut bisa dibandingkan dengan
kesalahan relatif :

• Ԑe = Ee / p
• Ԑe = kesalahan relatif terhadap nilai eksak
• Kesalahan relatif sering dinyatakan dalam
bentuk persentase :
• Ԑe = Ee / p x 100%
• Pada persamaan tersebut kesalahan di
bandingkan terhadap nilai eksak, yang hanya
bisa didapat jika fungsi diselesaikan dengan
cara analitis.
• Dalam metode numerik biasanya nuilai eksak
tidak diketahui, kesalahan dihitung
berdasarkan nilai perkiraan terbaik
• Ԑa = Ea / p* x 100%
• Ea = kesalahan terhadap nilai perkiraan
• P* = nilai perkiraan terbaik
Contoh
• Pengukuran panjang jembatan dan pensil
memebrikan hasil 9999cm dan 9cm. Apabila
panjang yang benar (eksak) berturut-turut
adalah 10.000cm dan 10 cm, hitung kesalahan
absolut dan relatif.
• Solusi :
• Kesalahan absolut :
• Jembatan : Ee = 10000-9999 = 1 cm
• Pensil : Ee = 10-9 cm = 1cm

• Kesalahan Relatif :
• Jembatan : Ԑe = Ee /P x 100% =
= 1/10000 x 100%
= 0,01%
• Pensil : = 1/10 x 100% = 10 %

• Meskipun besarkesalahan aqbsolut sama tapi


kesalahan relatif pensil lebih besar.
TERIMAKASIH

Вам также может понравиться