Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3 ZERO 2030
Zero Zero Zero
new HIV AIDS related
discrimination
infection death
200,000 30.00
13.47 20.00
100,000 0.05
10.00
621,693 255,527 83,739 296
- 0.00
Estimasi ODHA HIV + On ART VL Supressi
Jumlah %Capaian %Target
Strategi Jalur Cepat TOP
S-T O P
Suluh:
90%
masyarakat
Temukan:
90% ODHA
tahu
Obati:
90% ODHA
Pertahankan:
90% ODHA
yang ART tidak
mendapat
paham HIV statusnya terapi ARV terdeteksi
virusnya
District-based Intervention Plan
276 “Dasar”
(19 % KAPs, 21% ODHA)
142 “Medium”
(24% KAPs, 23% ODHA)
96 “Complete”
(57% KAPs, 56% ODHA)
Skenario Intervensi Kota/Kabupaten
Klasifikasi Distrik Intervensi dan Kegiatannya
Tes HIV di 5 Puskesmas per kab/kota
Pengobatan HIV (PDP) minimal di 1 faskes*
Basic (276 KK) Manajemen IMS
Pencatatan dan pelaporan SIHA
Kader kesehatan mendukung penemuan dan dukungan pengobatan
T TEMUKAN
“Peningkatan Tes” O OBATI
“Pemberian ARV tanpa
mempertimbangka
n jumlah CD4” P PERTAHANKAN
“Meningkatkan
retensi ART”
ibu hamil Ibu Hamil HIV (ODHA Peningkatan
Bayi/anak HIV Hamil) koordinasi
pasien IMS Bayi/Anak HIV Peran aktif ODHA
pasien TB ODHA - TB dan keluarga
pasien Hepatitis ODHA - Hepatitis Strategi komunikasi
pasangan ODHA Dukungan ODHA
ODHA – pasangan
Populasi Kunci : WPS, negatif (Serodiscordant) Kartu Pasien
LSL, TG, Penasun, beregister nasional
WBP ODHA Populasi Kunci
(PS, Penasun, LSL TG diisi lengkap
Semua orang yg
tinggal di daerah Waria) Ikhtisar Perawatan
epidemi meluas Semua ODHA di daerah diisi lengkap
epidemi meluas 7
Suluh
• Perubahan Cara Pandang HIV-AIDS:
– HIV adalah penyakit kronis yg bisa dikelola Percepatan akan terjadi
jika Stigma dan Diskriminasi telah menurun
• Pencegahan Penularan
– Edukasi kesehatan reproduksi remaja
– Perilaku Hidup Sehat bagi masyarakat
– Pendidikan Kespro yang tepat di dalam Kurikulum pendidikan
• Peningkatan Peran Kader Kesehatan
– Lebih dari 70% ODHA bukan dari populasi kunci
– Partisipasi masyarakat adalah kunci dari penurunan stigma dan
diskriminasi serta dukungan terhadap ODHA
• Kampanye Promosi ARV
– Media KIE offline dan online untuk promosi ARV
Temukan
• Penjangkauan populasi kunci yang inovatif; internet-based outreach
• Ibu Hamil :
• Terintegrasi dengan layanan KIA
• Kebijakan 3 Eliminasi (Permenkes 52/2017)
• Pasien TB :
• Terintegrasi di dalam layanan TB
• Membuat rencana bersama terkait TB HIV (penentuan daerah prioritas dan layanan)
• Notifikasi pada Pasangan; pemberitahuan dan ajakan tes yang dibantu oleh petugas
kesehatan untuk pasangan/kontak dari pasien dengan HIV
• Community-based screening/Self testing; tes dengan menggunakan sediaan mukosa,
baik yang dibantu oleh penjangkau maupun mandiri
• Tes untuk Triase; bidan dapat melakukan R0 (triase tes HIV), yang positif dirujuk ke layanan
diagnostik
• Akses Tes Early Infant Diagnosis (EID); memperluas akses tes untuk bayi dari ibu dengan
HIV
• Tes pada kelompok rentan; Pekerja tambang, perkebunan, konstruksi, Buruh migran,
Anak/remaja jalanan, komunitas lain
Obati
• Test & Treat (Treat all); ARV untuk semua orang dengan HIV,
tanpa memandang CD4
• Simplifikasi memulai ART; pemeriksaan lab dilakukan setelah
memulai ART*
• Menurunkan harga ARV; dengan target on ART yang tinggi,
harga ARV harus terjangkau
• Perluasan layanan satelit dan inisiasi ART; di KK jalur cepat
TOP, semua PKM dan RS pemerintah bisa memberikan ARV
• Melacak ODHA yang telah terdiagnosa tetapi belum
berobat, untuk mendorong mereka mendapatkan
pengobatan bekerjasama dengan komunitas
Pertahankan
• Pendampingan ODHA berbasis keluarga;
pelibatan keluarga ODHA untuk pemantauan
minum obat
• Sistem transportasi spesimen; memperluas akses
pemeriksaan viral load
• Inovasi reminder minum obat
• Memaksimalkan penggunaan mesin VL terutama
di kota besar
• Memaksimalkan penggunaan mesin TCM di kab
kota (bekerjasama dengan program TB)
Target Jalur Cepat TOP Per Kab/Kota
ODHA on ART
140%
23 kab kota
120%
34 kab kota
C1 C2 C3 M B NATIONAL
KOLABORASI TB-HIV
Kolaborasi TB HIV
• Pada tahun 2016, diperkirakan 1 juta orang dengan HIV
AIDS menderita TB di seluruh dunia
• Sebanyak 370,000 ODHA meninggal karena TB di tahun
2016 (TB penyebab kematian utama pada ODHA)
• ODHA memiliki risiko 21x lebih tinggi untuk sakit TB
dibandingkan dengan orang dengan status HIV negatif
• Dibutuhkan kolaborasi program TB dan HIV yang kuat guna
mencegah infeksi TB pada ODHA, menemukan kasus TB
HIV secara dini dan mengobati koinfeksi TB HIV secara dini
Kebijakan TB-HIV
(dalam Permenkes 21)
Penawaran Tes HIV pada seluruh pasien TB
tanpa memandang faktor risiko HIV (Pasal
22, 23, 24: Pemeriksaan Diagnosis HIV)
2 Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu ke Anak di Indonesia cukup
tinggi yaitu 0,33%, 1,7% dan 2,5%, oleh karena itu jumlah kasus HIV, Sifilis
dan Hepatitis B pada anak cenderung meningkat.
Test HIV pada Bumil dan pemberian ARV pada Bumil dg HIV sejak trimester
3 pertama kehamilan akan menurunkan jumlah bayi lahir dengan HIV.
Jika bumil yang terinfeksi sifilis tidak diobati dengan adekuat maka 67% kehamilan
akan berakhir dengan abortus, lahir mati atau sifilis kongenital pada neonatus.
5 Eliminasi penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak akan menurunkan angka
kematian dan kecacatan, meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia, dan menekan
pembiayaan pelayanan kesehatan.
P2PML
Eliminasi Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B
Ibu hamil
Kunjungan Antenatal
Pelayanan ANC
• Anamnesa
• Pemeriksaan 10T:
inklusif Lesson learnt
• T1. Tinggi & berat badan IMMUNISASI
• T2. Tekanan darah
• T3. sTatus Gizi (ukur li-la)
• T4. TFU
• T5. Tentukan DJJ Janin
• T6. sTatus Imunisasi (TT)
• T7. Tablet Fe (90 tablet) Tes HIV, Sifilis & Hep B bersama HIV (–)
• T8. Tes Lab (Gol.darah, Hb, GDS, dengan pemeriksaan Sifilis (–)
Sifilis, HIV, Hepatitis B, Malaria,
Pertahankan
laboratorium rutin lainnya Hepatitis B(–)
Proteinuri, sputum BTA)
• T9. Tata laksana kasus
• T10. Temu wicara dan konseling Positif Ulang tes HIV Bumil+pasangan
HIV – Sifilis – Hepatitis B minimal 3 bln