Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
• Blok F2 : Skizorenia, Gangguan skizotipal, Gangguan waham (dan gangguan psikotik lainnya) -
(gangguan psikotik nonorganic).
• Ciri khasnya adalah disingkirkannya kemungkinan blok F0 dan F1, terutama berdasarkan
etiologinya. Gejala yang muncul berupa gejala psikotik: halusinasi, waham, perilaku kacau,
pembicaraan kacau (tidak selalu), disertai tilikan yang buruk. Namun ada pula gangguan mental
dalam blok ini yang tidak disertai gejala psikotik yaitu gangguan skizotipal. Meskipun begitu, secara
genetik gangguan tersebut tergabung dalam keluarga skizofrenia.5
• Blok F3 : Gangguan suasana perasaan (mood/afektif)
• Untuk memasukkan ke dalam blok ini, blok F0, F1, dan F2 harus disingkirkan. Gejala dasarnya
berupa gangguan suasana perasaan/mood (depresi atau manik) yang umumnya bersifat
episodik. Kadang-kadang ditemukan juga gejala psikotik, tetapi jangka waktunya lebih pendek
daripada episode gangguan mood yang mendasarinya.
• Pada scenario pasien termasuk dalam Blok F2 yang mengacu pada gangguan kepribadian
dengan diagnosis pada PPDGJ III F20.0 tentang skizofrenia paranoid yang memiliki ciri-ciri :
• Halusinasi dan atau waham harus menonjol :
• Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi
auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling) mendengung (humming) atau
bunyi tawa (laughing);
• Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa, atau bersifat seksual atau lain-lain perasaan
tubuh; halusianasi visual mungkin ada tetapi jarang menonjol;
• Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi waham dikendalikan (delusion of control),
dipengaruhi (delusion of influence) atau “passivity”(delusion of passivity) dan keyakinan
dikejar-kejar yang beraneka ragam, adalah yang paling khas;
• gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta katatonik secara relative tidak
nyata atau tidak menonjol.
Penatalaksanaan
I. Perawatan di rumah sakit
• Indikasi utama perawatan di rumah sakit adalah :
- Untuk tujuan diagnostik.
- Menstabilkan medikasi.
- Keamanan pasien karena gagasan bunuh diri atau membunuh.
- Perilaku yang sangat kacau atau tidak sesuai.
- Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar.
Antipsikotik
II. Terapi somatik
Antipsikotik
• Antagonis reseptor dopamine. Preparat : Golongan
Fenotiazin (Klorpromazin, Tioridazin), Golongan Tioxantin
(Klorprotiksen)
• Risperidone (risperdal) 2 – 4 mg per hari
• Clozapine (clozaril) 200 – 450 mg per hari.
III. Terapi somatik lainnya
Elektrokonvulsif (ECT)
• Dapat diindikasikan pada pasien katatonik dan bagi
pasien yang karena suatu alasan tidak dapat
menggunakan antipsikotik ( kurang efektif )
• Dimasa lalu skizofrenia diobati dengan koma yang di
timbulkan insulin (insulin-induced coma) dan koma
yang ditimbulkan barbiturat (barbiturate-induced
coma)
IV. Terapi psikososial
Terapi Perilaku
• Memulangkan pasien dan membiarkan pasien
berkomunikasi dengan lingkungan sosialnya
atau di rawat di rumah sakit sampai pasien
bisa mengendalikan pikirannya kurang lebih 1
tahun lamanya.
Ketentuan Menurut Hukum di
Indonesia
• Proses Penyidikan Tersangka yang Diduga Mengidap
Gangguan Jiwa