Вы находитесь на странице: 1из 14

NS. SYAFRINA ARBAANI DJURIA, S.

KEP
Reaksi Psikologis Pada Hiv Positif
 Stadium 1 dan 2 : Shock, Denial dan Anger
Pasien akan gelisah, menyangkal gugup, dan
menyalahkan hasil diagnosis, rasa bersalah terhadap
dirinya.
KASUS
 Seorang diberitahu bahwa dirinya ternyata HIV positif,
Ia yakin bahwa hasil pemeriksaan tersebut salah,
mengancam petugas kesehatan yang
memberitahukannya dan menolak pemeriksaan lebih
lanjut. Ia pergi dengan marah dan tidak mau
berhubungan lagi. Seminggu kemudian ia minta maaf
dengan alasan bahwa ia marah karena dikucilkan.
Fokus intervensi
 Perawat harus menunjukkan empati, menghargai dan
menghormati pasien serta menawarkan untuk
menyediakan konseling pada penderita.
 Stadium 3 : Withdrawal dan Depresi
penderita timbul akan merasa diisolasi secara seksual
dan sosial, tidak mampu membicarakan keadaan
penyakitnya dengan orang lain dan takut menulari
orang lain
Kasus
 Seorang dengan perilaku pendiam, mengucikan diri,
tertutup dan tampak ia sudah menerima bahwa
dirinya HIV positif. Ia merasa kalau orang lain juga
tahu, dan kesal mengingat stigma yang akan
dihadapinya kelak. Secara klinis orang ini mengalami
depresi dan takut akan kehilangan pekerjaannya. Pada
keadaan withdrawal yang berat mereka memikirkan
beratnya hukuman yang akan dideritanya kelak.
Fokus Intervensi
 Perawat harus menunjukkan empati. Tunjukkan juga
rasa menghargai dan menerima orang tersebut. Hal
ini dapat meningkatkan rasa percaya dirinya.
Pendampingan sesering mungkin sehingga pasien
tidak merasa sendiri dan dikucilkan. Edukasi yang
benar tentang HIV/AIDS baik pada penderita,
keluarga dan masyarakat.
 Stadium 4 : Bargaining
1. Coming out to significant others (sudah memilih siapa
yang dipercaya dan menceritakan keadaanya). Contoh
: seorang telah tahu bahwa dirinya HIV positif sebulan
lalu dan telah diberi tahu reaksi apa saja bila ia
menceritakan hal itu pada orang lain, ikut konseling.
2. Looking for others
 Suatu proses mencari teman senasib yang sama
dikucikan oleh masyarakat, mencari dukungan
psikologis dan sosial.
Contoh : seorang setelah menyendiri selama 8 bulan
mulai ingin bertemu dengan teman senasibnya. Berani
berkenalan dengan teman senasibnya, menghadapi
orang lain, merasa bahwa dirinya masih diperlukan
oleh orang lain dan mendapat bantuan yang
diperlukannya, timbul rasa percaya diri dan aktif
dalam kelompoknya.
3. Special status
 Beberapa orang dengan mental yang kuat akan
langsung dicapai tanpa melampui tahap-tahap
sebelumnya seperti menganggap dirinya orang yang
spesial.
Contoh : seorang yang menyangkal bahwa HIV positif
sesuatu yang buruk telah menimpa dirinya, selalu
merasa spesial. Ia sangat ingin membantu gerakan
pencegahan AIDS, dan tidak malu-malu menceritakan
bahwa dirinya HIV positif.
4. Altruistic Behavior
 Tahap sebagai akibat proses psikologis pada tahap 1 dan 2
yang dilanjutkan dengan perasaan senasib dan
sepenanggungan dalam satu kelompok yang mendapat
stigmatimasi itu.
 Contoh : seorang yang semula sangat pendiam dan tidak
dapat berhubungan dengan orang lain. Setelah berapa kali
konseling, ia bahkan menjadi frustasi atas masalah yang
dihadapinya maupun orang lain. Ia ingin langsung ke
masyarakat dan menunjukkan bahwa HIV positif bukan
berarti masa depannya selesai, ia akan secara aktif mencari
dana di masyarakat untuk memberantas AIDS.
 Stadium 5 : acceptance
rasa menerima nasib. Menerima bahwa HIV positif
sebagian dari identitas diri seseorang.
Kasus
 Seorang yang telah mengalami semua proses
psikologis untuk pertama kalinya merasa aman dan
bahagia dalam hidupnya. Ia merasa sebagai manusia
dengan HIV postif sekarang ini dapat menolong orang
lain senasib sekaligus ini merupakan cara hidupnya
yang baru. Ia menasehati orang lain dengan HIV
positif untuk tidak membuang waktu dan tenaga
hanya untuk merasa khawatir saja tapi gunakanlah
untuk menerima status HIV postifnya tidak akan
berubah lagi.
Fokus Intervensi
 Sediakan konseling atau bimbingan, dukung kegiatan-
kegiatan yang positif. Stimulasi untuk meningkatkan
suatu hidupnya dan kepedulian sosial. Selalu
memberikan reinforcement postif setiap kegiatan yang
telah dilakukannya.

Вам также может понравиться