Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OUTLINE
1. Deskripsi singkat
2. Tujuan Pembelajaran
3. Pokok Bahasan:
•Konsep STBM
•Strategi STBM
•Lima Pilar STBM
•Prinsip-Prinsip STBM
•Stunting
•Pencegahan Stunting
•Tangga Perubahan Perilaku
2
TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Tujuan Pembelajaran Umum: Peserta mampu memahami konsep dasar STBM dan Stunting.
5. Menjelaskan Stunting
• Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 mencatat ada sekitar 9 juta anak stunting di Indonesia, meningkat dari 36,8%
tahun 2007 ke 37,2% tahun 2013.
• Indonesia merupakan negara terbesar kelima dengan jumlah anak stunting di dunia.
• Di kabupaten Magetan di Indonesia, peningkatan akses sanitasi telah mengurangi prevalensi stunting secara signifikan.
Dalam lima tahun (2010-2014), akses jamban di Magetan meningkat 40 persen dan dalam tiga tahun (2011-2014),
kabupaten ini berhasil mengurangi prevalensi stunting sebesar 7,3% menjadi 27,5%.
• Sebuah studi terkini di Indonesia menemukan bahwa sebuah kombinasi sanitasi yang tidak layak dan kualitas air
minum yang tidak aman merupakan faktor risiko stunting yang bermakna (Torlesse, et.al., 2016).
• Sebuah analisis penilaian risiko komparatif global terbaru dari 137 data negara berkembang mengidentifikasikan faktor-
faktor risiko lingkungan (yaitu, kualitas air yang buruk, kondisi sanitasi yang buruk, dan penggunaan bahan bakar
padat) memiliki dampak terbesar kedua pada kejadian stunting secara global (Andrews, et.al. 2016).
4
HUBUNGAN SANITASI DENGAN KESEHATAN
Sanitasi Tidak
Layak
Insiden 6,7%
Prevalensi 37,2%
Gizi Buruk
Stunting
Diare
Sistem Pencernaan Rusak
PHBS
Gizi tidak terserap dengan baik
Indonesia: perspektif
demograf
Jumlah Pemuda
air minum bersih, jamban, serta fasilitas 14% tidak memiliki akses ke
CTPS, pertumbuhan tinggi badannya 50% sumber air bersih (JMP,
bertambah lebih tinggi dibanding anak 2013)
yang tidak mendapat akses tersebut
(Lin A, et al. dalam Environmental Health Perspectives ; vol 122)
KONSEP SANITASI TOTAL BERBASIS
MASYARAKAT (STBM)
8
REFLEKSI PROGRAM SANITASI
MASA LALU
11
KERANGKA PIKIR STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan yang
berkaitan dng sanitasi dan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total
Pilar 3:
Pilar 1: Pilar 4: Pilar 5:
Pilar 2: CTPS PAM-RT
Stop BABS (Buang Pengelolaan Pengelolaan
Air Besar
(Cuci Tangan (Pengelolaan Air
Sampah RT Limbah Cair RT.
Sembarangan) Pakai Sabun) Minum & Makanan
dengan aman. dengan aman.
RT.)
PEMICUAN INGAT SIMULASI ELEMEN
BERI
TIDAK TERPICU RASA JIJIK TERPICU
APLAUS
PEMICUAN SELESAI /
TRANSECT WALK FASILITASI
PEMICUAN SELESAI
PASCA PEMICUAN
STBM..??
?
Diskusi 15 menit:
•Bagaimana pendekatan STBM dilaksanakan di program sanitasi?
Presentasi 5 menit:
15
OPTIMIS VS PESIMIS
16
Diskusi 15 menit:
• Apa yang menjadi faktor pendukung untuk kondisi
optimis?
• Apa yang menjadi faktor penghambat untuk kondisi
pesimis?
17
STRATEGI STBM
Pengembangan
Pemicuan
media KIE STBM
Dukungan Wirausaha
kebijakan Pemda sanitasi
Berbagi Pengembanga
pembelajaran n kredit mikro
Pilihan
Pembiayaan :
APBN/D, Donor, Teknologi
CSR, sumber lain yg Tepat Guna
tidak mengikat Sarana
Monev
Sanitasi
DISKUSI KELOMPOK
20
KERANGKA PIKIR STBM
Outcome: Menurunnya kejadian penyakit-penyakit berbasis lingkungan yang
berkaitan dengan perilaku melalui penciptaan kondisi sanitasi total
Komponen STBM:
1. Perubahan Perilaku
2. Peningkatan akses sanitasi yang berkelanjutan
3. Dukungan institusi kepada masyarakat
Stop Buang Air Besar World toilet summit, China 2011
£ 126,000 / unit
Sembarangan
Bangunan Tengah
Bangunan Bawah
PENGELOLAAN AIR MINUM DAN MAKANAN RUMAH TANGGA
26
6 Prinsip Higiene Sanitasi Pangan
Langsung ke got
Tanpa penampungan
SPAL
Penampungan di pekarangan
PRINSIP STBM
PRINSIP-PRINSIP STBM
Tidak menggurui/memaksa
Totalitas seluruh
komponen
masyarakat
40
PUTAR FILM DEWI DAN PUTRI
41
STUNTING
42
AKIBAT STUNTING
• Gangguan pertumbuhan sejak dalam kandungan akan berakibat secara fisik, mental dan intelektual pada bayi yang
dilahirkan.
• Anak perempuan yang stunting kelak berisiko melahirkan bayi berat badanlahir rendah (BBLR) dan juga stunting.
• Stunting menghambat perkembangan kognitif, prestasi di sekolah dan keberhasilan pendidikan anak
• Stunting kelak menurunkan produktivitas anak pada usia dewasa, dengan penghasilan yang lebih rendah
• Stunting pada anak telah terbukti berkorelasi bermakna dengan kejadian penyakit tidak menular (PTM) saat dewasa.
43
An inter-generational vicious cycle of health and wealth
Economic Loss
• Loss GDP (11%)
• Inequality
• Poverty
Child born with low birth-
weight
Adult •Increased risk of death and
• 0.7 grades
schooling
• Unskilled labor Malnourishment in illness (45% of deaths of children <5 ) loss
adulthood • Poor
•Slow growth and development
• 10% loss of performance • 7 month
lifetime • Higher risks as a in school delay in
earnings pregnant mother and learning starting
• Reduces adult • Increased risk of outcomes school
income by 20% overweight and • Drops out of school • Frequently • Leave
NCDs sick school 3
• Higher cost of • Early marriage
health care years
• Teenage pregnancy (4.3 earlier
years earlier)
• Loss of IQ
• More pregnancies (2..4
more) and more children
(1.74 more)
Lost opportunity for higher
education
4 Unskilled labour
4
STUNTING MENGHAMBAT PERKEMBANGAN OTAK YANG PERMANEN
• Makanan Pendamping ASI yang tidak tepat (Waktu, Jenis, Frekuensi, Jumlah)
46
KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH KESEHATAN GIZI
47
ALUR HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DAN GIZI
48
ALUR HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DAN GIZI
• Alur 2: Pencegahan stunting melalui penurunan kejadian infeksi usus dengan mengurangi
kontaminasi kotoran di lingkungan
• Alur 3: Pencegahan stunting dengan mengurangi paparan dan infeksi protozoa dan cacing
melalui perbaikan hygiene dan sanitasi
• Alur 4: Pencegahan stunting melalui penurunan kejadian anemia dengan perbaikan hygiene
dan sanitasi
• Alur 5: Pencegahan dengan mengurangi pemborosan waktu untuk mencari air bersih dan
menjaga anak yang sakit serta waktu dan biaya untuk mencari pengobatan.
• Alur 6: Hubungan langsung hygiene dan sanitasi dengan kekurangan gizi (termasuk stunting)
49
KERANGKA KERJA MULTI-SEKTOR
UNTUK PENURUNAN STUNTING
50
PENCEGAHAN STUNTING
51
INTERVENSI MULTI SEKTOR TERINTEGRASI DALAM KONTEKS INDONESIA
Demand Side Supply Side Lingkungan Pendukung
Meingkatkan kemampuan rumah Meningkatkan kualitas dan cakupan 1. Platform koordinasi lintas sektor yang berfungsi
tangga mengakses layanan layanan 2. Proses perencanaan dan pembiayaan yang
1.Program peningkatan akses 1.Layanan kesehatan dan gizi terintegrasi
layanan: Program Keluarga (suplementasi zat gizi, fortifikasi, 3. Regulasi Propinsi, Kabupaten/Kota,
Harapan (PKH), Generasi Sehat kunjungan kehamilan, pemantauan Kecamatan, Peraturan Desa (Perdes) yang
dan Cerdas (GSC) pertumbuhan, konseling, imunisasi, mendukung
2.Program Komunikasi Perubahan MTBS) 4. Komitmen daerah dalam bentuk target
Perilaku: 2.PAUD (stimulasi dini, parenting). penurunan stunting yang dikeluarkan oleh
• PHBS di STBM, 3.Program ketahanan pangan (i.e. Kepala Daerah
• FDS di PKH, Kawasan Rumah Pangan Lestari – 5. Dukungan anggaran (APBD Propinsi,
• Penyuluhan/ konseling gizi KRPL) Kabupaten/Kota, APBDes. Dana Desa)
(PMBA) di Posyandu, 4.PAMSIMAS: 6. Dukungan sumberdaya manusia
• Konseling pola asuh anak di • Kuantitas, kualitas air, 7. Sistem akuntabilitas sosial
PAUD, kontinuitas, keberlanjutan SPAM 8. Sistem informasi data terintegrasi yang
• Penyuluhan gizi di program 5.STBM: digunakan untuk targeting,perencanaan dan
KRPL • Wirausaha sanitasi monev
• Program Kesehatan Keluarga 9. Monev: evaluasi, pemantauan rutin, analisa
(Prokesga 12 indikator) dan pemanfaatan data
3.Pamsimas (Sosialiasi, IMAS, 10. Penyelerasan sistem insentif di setiap tingkat
Pemicuan) (nasional, daerah, fasilitas kesehatan,
52 komunitas, rumah tangga)
TAHAPAN DALAM KERJASAMA LINTAS SEKTOR
53
GIZI SPESIFIK
54
GIZI SPESIFIK - PEDOMAN GIZI SEIMBANG
STBM GENERASI
PAMSIMAS PKH SEHAT DAN PAUD HI
CERDAS
Pertanian, KAWASAN
Perikanan KB
Peternakan RASTRA RUMAH
PANGAN
LESTARI
56
Gizi Sensitif – STBM
57
TANGGA PERUBAHAN PERILAKU STBM - STUNTING
ke posyandu
Perilaku rutin, semua bayi
baru ASI Eksklusif,
menjadi MPASI 4
kebiasaan bintang, K4,
TTD, Gizi
seimbang
Ke posyandu, ASI
Mencoba Eksklusif, MPASI,
ANC,TTD, Gizi
perilaku
seimbang
Tidak ke
Tidak Tahu Posyandu/Kurang
58 gizi
PILAR 6- GIZI IBU HAMIL
Pencegahan stunting perlu dilakukan selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Oleh karena
itu, terdapat beberapa kegiatan yang perlu dilakukan oleh Ibu Hamil untuk menjaga kondisi izinya,
yaitu:
a. Calon pengantin dan ibu pra-hamil harus berada pada status gizi baik dan tidak menderita
kurang darah. Untuk mempersiapkan hal ini, calon pengantin harus mengatur pola konsumsi
makanan yang beraneka ragam dan bergizi seimbang.
b. Menunda kehamilan pada remaja sampai mereka berusia 20 tahun, sehingga tubuhnya sudah
siap menghadapi kehamilan.c. Semua ibu hamil harus mengkonsumsi 1 tablet tambah darah
setiap hari selama kehamilannya, minimal 90 tablet berturut-turut.
d. Ibu hamil minum 1 tablet suplemen Multipel Mikronutrien (MMN) setiap hariselama
kehamilannya.
e. Ibu hamil yang menderita KEK harus mendapat makanan tambahan pemulihan.
59
PIALR 7- PEMBERIAN MAKAN BAYI DAN ANAK
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk diantaranya asupan gizi pada bayidan anak yang tidak baik yang
disebabkan karena pemberian makan bayi dan anak yang tidak baik. Oleh karena itu, langkah-langkah berikut perlu
dilakukan:
b. Pemberian MP ASI yang tepat dan baik mulai anak berumur 6 bulan, denganpenambahan tabur gizi pada makanan.
60
PILAR 8- PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Untuk mencegah stunting, perlu dilakukan pemantauan pertumbuhan bayi dan anak secara rutin, diantaranya dengan cara:
a. Pemberian 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) saat pertama kalidideteksi.
b. Selanjutnya mendapat 1 kapsul vitamin A warna merah (200.000 SI) 2 kali dalam setahun pada bulan Februari dan
Agustus.
61
PESAN KUNCI
• Stunting dapat dicegah dengan intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif
• Integrasi Program kesehatan lingkungan dan gizi sangat diperlukan untuk penurunan stunting
ASI
EKSKLUSIF
ANC/K4
SBS MPASI 4
BINTANG
PEMANTAUAN
PERTUMBUHAN
GIZI
SEIMBANG
CTPS
62