Вы находитесь на странице: 1из 36

Terapi Komplementer dan

Pengobatan Tradisional
Ns. Ari Pristiana Dewi, M.Kep
Fakultas Keperawatan Universitas Riau, 2019
Pernahkah kalian mengalami
hal ini?
Cont’d
 Zona 1 dan 3. Kandung kemih dan sistem
pencernaan.
 Zona 2: Liver.
 Zona 4 dan 10. Ginjal.
 Zona 5 dan 9: Sistem pernapasan.
 Zona 6 dan 8: Ginjal.
 Zona 7: Jantung.
 Zona 12: Perut:
 Zona 11 dan 13: Hormon.
 Zona 14: Sakit
LATAR BELAKANG

 Konvensional/modern/barat
Perkembangan teknologi  industri zat kimia
sintetis;
Peralatan modern  mahal, ; sering terjadi
malpraktik;
Penyakit tidak kunjung sembuh, beragam
antibiotik berkembang  kuman jadi ganas dan
bandel; efek samping berbahaya

PUTUS ASA, MENCARI ALTERNATIF


Cont’d

 Pengobatan alternatif:
Dahulu tidak dipakai karena takut
ditertawakan, namun hasil bagus.

Masyarakat mulai tertarik, terbukti


mempunyai potensi, biaya lebih rasional.
DEFINISI

Alternatif: Tradisional:
mengandalkan Holistik:
pilihan cara prinsip alopati pendekatan dalam
pengobatan yang (menyembuhkan) terapi tradisional
dapat digunakan kaidah fuzzy logic karena
untuk pengobatan bisa ya/tidak pendekatan sinergi
penyakit tertentu tergantung faktor antara tubuh,
selain pengobatan lain yang pikiran dan jiwa
medis berperan.
Modern:
prinsip paliatif (menghilangkan gejala)
didasari oleh penelitian ilmiah yang
akurat.

Komplementer:
penggunaan terapi tradisional ke dalam
pengobatan modern.
DEFINISI..

 Komplementer / pengobatan alternative adalah upaya


untuk penyembuhan dari sumber daya yang ada,
meliputi sistem kesehatan, modalitas, dan praktek, dan
mereka disertai kepercayaan dan teori, selain dari
dalam sistem kesehatan yang dominan , dari kultur atau
masyarakat tertentu yang diterima pada periode tertentu
(NCCAM, 2007).
 Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang
bersangkutan (WHO, 2010)
 CAM meliputi semua praktek dan ide penggunanya
dalam pencegahan atau penatalaksanaan penyakit atau
peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Panel on
Definition and Description, 1997).
MANFAAT (Purnel, 2001)

 Meningkatkan kualitas hidup


 Mengurangi stres dan mencegah penyakit
 Terapi suportif untuk mengontrol gejala
meminimalkan efek samping.
 Berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien
secara keseluruhan.
SEJARAH

 Di akhir th 1950s, proses asuhan


keperawatan diperkenalkan :
1. Touching tidak bisa dipisahkan dari
proses asuhan keperawatan.
2. Intervensi mandiri perawat
3. Nightingale mengenalkan terapi
komlementer : back rubs, imagery,
prayer, reminiscence, active listening,
presence, humor, and biofeedback.
Complementary Therapies Commonly
Used in Nursing
Active listening Meditation
Acupressure Music therapy
Animal-assisted therapy Prayer
Aromatherapy Presence
Biofeedback Progressive muscle
Healing Touch relaxation
Humor Reiki
Imagery Story telling
Journaling Tai Chi
Massage Therapeutic touch
Table 1: Selected Nursing Diagnoses and Nursing Interventions: Possible Pairings of
Nursing Concerns and Complementary/Alternative Interventions

Nursing Diagnosis/concern Nursing Intervention(s) Rationale


Impaired Comfort Acupressure, TT to decrease perceived pain
Disturbed Sleep Pattern Massage to promote relaxation, rest
Social Isolation Animal-Assisted Therapy to provide affection
Impaired Coping Humor to facilitate appreciation of
that which is funny, to relieve
tensions
Hopelessness Hope instillation to promote a positive sense of
the future
to facilitate a sense of inner
Spiritual Distress Spiritual support
peace
Spiritual Well-Being Spiritual growth facilitation to support growth/reflection
reexamination of values
Anxiety or Fear Guided imagery, relaxation to reduce sense of anxiety
therapy, biofeedback, calming
techniques
Impaired Communication Art therapy to facilitate expression
 Perawat yang mengintegrasikan komplementer
atau terapi alternatif yang menunjukkan
kapasitas kepemimpinan untuk menginspirasi
orang lain melakukan tindakan untuk mengubah
pelayanan kesehatan yang dapat menyebabkan
orang sehat dan dunia yang sehat (Nightingale
Initiative for Global Health, 2009).
 F. Nightingale menguraikan penggunaan
sejumlah terapi komplementer dalam
keperawatan, seperti musik, di dalam
keperawatan yang holistic kepada pasien
(Nightingale, 1860/1969 ).
 National Center on Alternative Medicine
and Complementary ( NCCAM) dari
National Institutes of Health National
Institutes of Health, menggolongkan lima
domain utama tentang praktek CAM:
1. Alternative Medical Systems
2. Mind-Body Intervention
3. Biologically-Based
4. Manipulative and Body-Based Methods
5. Energy Therapies
JENIS TERAPI KOMPLEMENTER
 Terapi tubuh dan pikiran (Mind and
Body Medicine) : focus on the interactions
among the brain, mind, body, and
behavior, with the intent to use the mind
to affect physical functioning and promote
health.
 Ex: terapi imagery, terapi musik, humor,
yoga, meditasi, prayer, storytelling,
journaling, terapi relaksasi.
CONT’D

 Terapi energy:
- Biofield therapies are used to affect
energy fields in and around the human
body.
- Bioelectromagnetic-based therapies use
electromagnetic fields to affect the body,
such as those from magnets or electrical
current.
 Ex : terapi cahaya, terapi magnet, reiki Tai
chi, terapi sentuhan,
CONT’D

 Terapi manipulasi dan terapi


manual (Manipulative and
Manual Practices) : focus
primarily on the structures and
systems of the body, including
the bones and joints, soft
tissues, and circulatory and
lymphatic systems.

 Ex : massage, exercise,
osteopathy, chiropractic,
acupressure, reflexology
CONT’D

 Terapi biologis:
These therapies use
substances found in
nature to treat illness or
promote wellness.
 Ex : aromaterapi, herbal,
biologi individual.
Cont’d
Cont’d…

Terapi komplementer bertujuan untuk


memperbaiki fungsi dari sistem-sistem tubuh,
terutama sistem kekebalan dan pertahanan
tubuh, agar tubuh dapat menyembuhkan
dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh
kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk
menyembuhkan dirinya sendiri, asalkan kita
mau mendengarkannya dan memberikan
respon dengan asupan nutrisi yang baik dan
lengkap serta perawatan yang tepat.
Pengobatan Tradisional
 PP No 103 Tahun 2014 tentang Pelayanan
Kesehatan Tradisional, mengatur tentang
penyelenggaraan pelayanan kesehatan tradisional.
 Pembentukan Direktorat Bina Pelayanan Kesehatan
Tradisional, Alternatif dan Komplementer melalui
Permenkes No. 1144 tahun 2010 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan
RI
 Pengembangan integrasi pelayanan kesehatan
tradisional kedalam fasilitas pelayanan kesehatan
(Puskesmas)
Syarat Puskesmas
1. Memiliki tenaga kesehatan sudah dilatih
yankes tradisional
2. Telah melaksanakan asuhan mandiri
pelayanan kesehatan tradisional ramuan dan
keterampilan
3. Telah melaksanakan kegiatan pembinaan
meliputi pengumpulan data Pelayanan
kesehatan tradisional, fasilitasi
registrasi/perizinan dan bimbingan teknis
serta pemantauan pelayanan kesehatan
tradisional.
Definisi (Kemenkes, 2008)
Pengobatan Tradisional adalah pengobatan
dan/atau perawatan dengan cara dan obat yang
mengacu pada pengalaman dan keterampilan
turun temurun secara empiris dapat
dipertanggung jawabkan dan diterapkan sesuai
dengan norma yang berlaku di
masyarakat,diluar ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan.
Klasifikasi dan Jenis Pengobatan Tradisional
Pasal 3 Kemenkes No. 1076/MENKES/SK/VII/2003
 Ayat 1 dan 2
 PT keterampilan terdiri dari pengobatan tradisional pijat urut,
patah tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, akupresur, akupuntur,
chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya
sejenis.
 PT ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan Indonesia
(Jamu), gurah, tabib, shinshe, homoeopathy, aromatherapist
dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.
 PT pendekatan agama terdiri dari pengobat tradisional dengan
pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.
 PT supranatural terdiri dari pengobat tradisional tenaga dalam
(prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun kebatinan dan
pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.
 Ayat 3 : Klasifikasi dan jenis pengobat
tradisional dikenal dengan istilah battra.
1. Battra ketrampilan adalah seseorang yang melakukan
pengobatan dan/atau perawatan tradisional berdasarkan
keterampilan fisik dengan menggunakan anggota gerak
dan/atau alat bantu lain
2. Battra ramuan adalah seseorang yang melakukan pengobatan
dan/atau perawatan tradisional dengan menggunakan
obat/ramuan tradisional yang berasal dari tanaman (flora),
fauna, bahan mineral, air, dan bahan alam lain
3. Pengobat pendekatan agama
4. Battra supranatural
Keunggulan Pengobatan Tradisional Indonesia
1. Pengobatan tradisional Indonesia sudah mendarah daging dan
menjadi bagian dari kehidupan sosial budaya masyarakat
Indonesia.
2. Kebutuhan masyarakat terhadap pengobatan tradisional masih
tinggi apalagi dengan keadaan ekonomi yang belum maksimal.
3. Pengobatan tradisional lebih menjangkau ke seluruh pelosok
Indonesia
4. Pengobatan tradisional terbukti mampu menangani beberapa
penyakit yang tidak bisa disembuhkan
5. Pengobatan tradisional mudah dipelajari dan dibuat sendiri oleh
masyarakat
6. Efek samping yang ditimbulkan pengobatan tradisional lebih kecil
dibandingkan pengobatan modern.
7. Gerakan kembali ke alam yang juga mencakup gerakan
pengobatan tradisional
Kekuatan manusia
Spiritual/ruhani/kalbu
(50%)

Mental/akal 20% Emosi/nafsu 20%

Fisik (10%)
Dua Penyebab Utama Penyakit

1. Spiritual
 Stress / Depresi
 Gangguan Metafisik
 Penyakit hati
 Penyebab aneka penyakit
 Penyakit tidak bisa disembuhkan
2. Fisik
Hadits : “Perut adalah sumber Penyakit”
Emosi yang merusak :

Sedih

Sombong
Stress
Marah
Bakhil

Hasad

Takut Berlebihan
Sistem Imunitas Tubuh

Syaraf Sensorik

Yg Merusak :

Motorik
Syaraf
• Pikiran & Perasaan
• Makanan (Toxid)
Otot &
Tindakan Penyembuhan
Kelenjar
Antioksidan
• Pencemaran Udara
• Zat Pewarna/Pengawet Radikal
Oksigen • Rokok / Alkohol Bebas
+ • Stress
• Ultraviolet
• Distress Exercise

• Kanker
Anti Oksidan • Jantung Koroner
Spirulina
•Bioflavanoid • Katarak
Teh Herba
•Vit. E • Penuaan Dini
dll
• Vit. C • Radang Usus
• Beta Karoten • Syaraf / Parkinson
PERAN PERAWAT

 Identifikasi kebutuhan intervensi CAM.


 Membantu pasien dalam penyediaan tempat
intervensi CAM.
 Menfasilitasi penggunaan intervensi CAM
melalui pendidikan, konseling, pelatihan, dan
bantuan lainnya.
 Mengkoordinir penggunaan CAM dari berbagai
penyedia pelayanan kesehatan bagi pasien, dan
mengevaluasi efektivitas perawatan yang
lengkap bagi pasien ( konvensional dan CAM).

Вам также может понравиться