Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
1. Pengertian
Jarak pandang adalah panjang bagian jalan di
depan pengemudi yang dapat dilihat dengan
jelas, diukur dari tempat kedudukan mata
pengemudi. Kemampuan untuk dapat
melihat ke muka dengan jelas merupakan hal
yang penting untuk keselamatan dan
pemakaian kendaraan yang efisien bagi
pengemudi di jalan. Lintasan dan kecepatan
kendaraan di jalan sangat dipengaruhi oleh
kontrol pengemudi seperti : kemampuan,
keterampilan, dan pengalaman pengemudi.
Jarak pandangan berguna
untuk :
Mengindarkan terjadinya tabrakan yang dapat
membahayakan kendaraan dan manusia akibat adanya
benda yang berukuran besar, kendaraan yang sedang
berhenti, pejalan kaki, hewan-hewan pada lajur jalannya
Memberi kemungkinan untuk mendahului kendaraan lain
yang bergerak dengan kecepatan lebih rendah dengan
mempergunakan lajur di sebelahnya
Menambah effisiensi jalan tersebut, sehingga volume
pelayanan dapat dicapai semaksimal mungkin
Sebagai pedoman bagi pengatur lalu-lintas dalam
menempatkan rambu- rambu lalu lintas yang diperlukan
pada setiap segmen jalan.
Dilihat dari kegunaannya jarak pandangan
dapat dibedakan atas :
dimana :
d1 = jarak PIEV dalam (m)
V = kecepatan kendaraan dalam (m)
t = waktu PIEV dalam (detik) = 2,5 detik
c. Jarak Mengerem
dimana :
fp = koefisien gesekan antara ban dan perkerasan jalan
dalam arah memanjang jalan (menurut Bina Marga,
untuk aspal fp = 0,35 – 0,55)
d2 = jarak mengerem (m)
V = kecepatan kendaraan (km/jam)
Tabel 4.1. Jarak Pandang Henti (Jh)
Minimum
3. Jarak Pandang Mendahului
(Jd)
Jarak pandang mendahului adalah jarak yang
dibutuhkan pengemudi sehingga dapat
melakukan gerakan menyiap suatu kendaraan
dengan sempurna dan aman berdasarkan asumsi
yang diambil.
Penentuan jarak pandang menyiap yang
diperlukan pada jalan 2 lajur
menurut AASHTO didasarkan pada jarak yang
ditempuh dengan posisi kritis dari gerakan
menyiap, sehingga secara teoritis diusahakan
mendekati keadaan seungguhnya.
Jarak pandangan menyiap standar pada jalan 2 jalur 2 arah dihitung
berdasarkan beberapa asumsi terhadap sifat arus lalu lintas yaitu :
Kendaraan yang akan disiap harus mempunyai kecepatan yang tetap
Sebelum melakukan gerakan menyiap, kendaraan harus mengurangi dan
mengikuti kendaraan yang akan disiap dengan kecepatan yang sama
Apabila kendaraan sudah berada pada lajur untuk menyiap, maka
pengemudi harus mempunyai waktu untuk menentukan apakah gerakan
menyiap dapat diteruskan atau tidak
Kecepatan kendaraan yang menyiap mempunyai perbedaan sekitar 15
km/jam dengan kecepatan kendaraan yang akan disiap pada waktu
melaksanakan kegiatan menyiap
Pada saat kendaraan yang menyiap telah berada kembali pada laju jalannya,
maka harus tersedia cukup jarak dengan kendaraan yang bergerak dari arah
yang berlawanan
Tinggi mata pengemudi dikur dari
permukaan perkerasan menurut
AAHSTO’90 = 1,06 m (3,5 ft) dan tinggi objek
yaitu kendaraan yang akan disiap adalah
1,25 m (4,25 ft), sedangkan Bina Marga
(antar kota) mengambil tinggi mata
pengemudi sama dengan tinggi objek
(halangan) yaitu 1,05 cm.
Berdasarkan asumsi tersebut, jarak pandang menyiap
didefinisikan sebagai penjumlahan 4 bagian jarak
seperti terlihat pada gambar 4.2.
Jarak pandangan menyiap standar untuk jalan 2 lajur 2
arah terdiri dari 2 tahap yaitu :
Dimana :