Вы находитесь на странице: 1из 44

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN HIV –

AIDS PADA BAYI DAN ANAK

Sri Rahayu
4/26/2019 1
Pendahuluan
 AIDS pada anak dan remaja kira-
kira 2% di Amerika dan
jumlahnya semakin meningkat
 Mayoritas anak-anak yang
terinfeksi HIV berusia < dari 7
Tahun

4/26/2019 2
Definisi:
Pasien HIV adalah seseorang yang terinfeksi Human
Immunodeficiency Virus, yang terutama menginfeksi
linfosit T dan mengganggu imunitas sel. Konsekuensi
dari defisit imun bersifat progresif, tidak dapat pulih.

 Pasien HIV – AIDS adalah seseorang


yang telah retinfeksi HIV dan berada
pada tahap akhir dari infeksi. Penyakit
ini dicirikan dengan timbulnya berbagai
penyakit infeksi bakteri, jamur parasit
dan virus yang bersifat oportinistik atau
keganasan
4/26/2019 3
ETIOLOGI
 HIV merupakan retrovirus penyebab difisiensi imun ini
 Jenis penularan AIDS pre dominan pada anak dan
remaja :
* Penurunan pada ibu ke bayi15%-30% melalui
plasenta, darah, membran mukosa, ASI
* Kontak seksual( Hetero seksual,Homo seksual)
*Transfusi darah, komponen darah, konsentrat faktor
pembeku darah
* Sebagian besar anak yang terinfeksi berasal dari
keluarga dengan salah 1 atau ke 2 Ortu terinfeksi HIV

4/26/2019 4
Patofisiologi
 AIDS  infeksi HIV (suatu retrovirus  limfopenta dan
limfosit T helper normal sampai T supresor
 Imunosupresi  hasil defek fungsional dan jumlah sel
T CO4
 Sel T helper  mengendalikan fungsi sel ß sehingga
anak-anak yang terinfeksi HIV  defisiensi imunitas
seluler maupun hormonal. Fungsi sel ß yang abnormal
terlihat pada awal infeksi HIV pediatrik
 Imunoglobulin nonfungsional  tubuh tidak memiliki
sistem pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri yang
berulang
 Anak  tidak mampu bentuk antibodi setelah imunisasi
4/26/2019 5
Etiologi … lanjutan

 Intervensi program medis yang berhubungan


• Obat-obatan : Antibiotik, antiemetik, anti jamur,
kemoterapi, antipiretik, agen anti viral, anti diare
• Beri imunisasi untuk melindungi anak dari
infeksi semua imunisasi direkomendasi kecuali
cacar,
• Fisioterapi dada

4/26/2019 6
Terapi intravena
a. Terapi cairan dan elektrolit
b. Terapi nutrisi parenteral
Pemeriksaan Laboratorium
 KED, AL, Protein serum, Uji antibody serum, Uji Western,
pada anak > 18 bln (karena tidak ada cadangan IgG
maternal), Kultur, Pemeriksaan Immunisorbent, Sel
Limfosit T, Sel T 4 helper, T 8, Antigen p 24,
Immunoglobulin (pada penurunan hitung CD4, pT hitung
CD8 dan penurunan ratio CD4/CD8
 Pemeriksaan virus  deteksi HIV  uji virologi II
sesegera mungkin
4/26/2019 7
PENGKAJIAN KEPERAWATAN

4/26/2019 8
Anamnesa :
 Ortu riwayat sex bebas
 Homoseksual
 Riwayat penggunaan obat iv
 Resipien transfusi
 Orang tua penderita HIV/AIDS

4/26/2019 9
Status Nutrisi
 Riwayat diet
 Factor yang dapat mengganggu asupan oral : anoreksia,
mual, vomitus, nyeri oral atau kesulitan menelan
 Kemampuan pasien untuk membeli dan mempersiapkan
 Penimbangan berat badan, pengukuran antropometri,
protein serum, albumin
 Makanan tinggi kalori dan tinggi protein
 Suplemen gizi
 Sayur, buah-2an dihancurkan/ direbus  cegah infeksi
organisme
 Enteral-enteral perlu pemantauan
4/26/2019 10
Kulit dan membrana
mukosa
 Tanda lesi, ulserasi dan infeksi
 Kandidiasis : Kemerahan, ulserasi atau
adanya bercak – bercak putih seperti krim di
rongga mulut
 Pemeriksan kultur luka

4/26/2019 11
Status Respiratorius
 2/3 kasus mencakup :
• Pneumocystis carinii pnemonia (PCP)
• Lymphocytic interstitiel pneumonitis (LIP)
• Pulmonary lymphoid hyperplasia (PLH)
 Gejala batuk
 produksi sputum
 nafas yang pendek,ortopnea, takipnea dan nyeri dada.
 Suara nafas, ukuran fungsi paru yang lain, seperti hasil
rongent, Analisa Gas darah dan hasil tes faal paru.

4/26/2019 12
Status neurologis
 Tingkat kesadaran
 orientasi
 gangguan sensorik
 perubahan motorik
 75 – 90% pada anak-anak pengidap HIV
• Keterlambatan perkembanga
• Kehilangan tahapan penting perkembangan dan refleksi
• Kurang kemampuan koordinasi
• Ataksia
• Irritabilitias
• Gangguan penglihatan
• Penurunan pertumbuhan otak ditandai dengan mikrosefali
4/26/2019 13
Status cairan dan elektrolit
 turgor
 Peningkatan rasa haus
 penurunan haluaran urine
 penurunan tekanan darah disertai
peningkatan denyut nadi
 peningkatan Bj urine
 Penurunan kadar Na, K, Cl, Ca dan Mg yang
disebabkan diare berat.

4/26/2019 14
Psikologis
Reaksi psikologis seperti penolakan,
marah, rasa takut, rasa malu, menarik
diridari pergaulan social dan depresi.
Pengetahuan dan penerimaan thd. penyakit
Fungsi dan peran dalam keluarga,
masarakat, pekerjaan

4/26/2019 15
MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinis penyakit AIDS menyebar luas
2. Pada dasarnya dapat mengenai setiap system organ.
3. Penyakit yang berkaitan dengan infeksi HIV dan
penyakit AIDS terjadi akibat infeksi, malignansi dan /
atau efek langsung HIV pada jaringan tubuh.

Periode inkubasi pada infeksi HIV simtomatik bervariasi


rentang bulan – tahun. Bayi gejala 18 bulan – 24 bulan
20% anak terinfeksi perinatal punya perjalanan penyakit
cepat dan simtomatik pada tahun pertama, meninggal pada
usia 4 tahun
Gagal tumbuh, defisiensi nutrisi, limfadenopati, hepato-
4/26/2019 16

plenomegali, infeksi bakteri yang berulang


Manifestasi klinis akibat HIV berat yang
paling sering ditemukan

Respiratorius :

•PCP (Pneumonia Pneumocystis Carinii)


•MAC (Mycobacterium Avium Complex)
•TB paru

4/26/2019 17
2. Gastrointestinal
Manifestasi klinis mencakup :
hilangnya selera makan, mual, vomitus,
kandidiasis dan diare kronis disebabkan
oportunistik

a. Kandidiasis oral :
Suatu infeksi jamur, hampir terdapat secara
universal pada semua penderita AIDS dan akan
berlanjut pada esophagusdanlambung.
4/26/2019 18
Sindrom Pelisutan
Wasting syndrome)
a. Kriteria diagnosis mencakup :
Penurunan BB yang tidak dikehendaki
melampaui 10% dari BB dasar
Diare kronis selama lebih dari 30 hari
Demam yang kambuhan atau menetap tanpa
adanya penyakit lain yang dapat menjelaskan
gejala ini.

4/26/2019 19
Keganasan :
Sarcoma Kaposi Limfoma Burkitt

Neurologik :

•Ensefalopati HIV
•Cryptococcus neofarmans
•PML (Progressive Multifocal
Lauciensefalopaty)
4/26/2019 20
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. PK : Infeksi Oportunistik
2. PK : Sepsis
3. PK : Malignansi
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d PCP,
peningkatan sekresi bronkus dan penurunan
kemampuan batuk yang menyertai kelemahan
5. Diare b/d kuman patogen usus dan / atau
infksi HIV
4/26/2019 21
6. Kerusakan membran mucosa mulut

7. Perubahan Proses Keluarga b/d sifat kondisi


AIDS, gangguan peran dan masa depan
yang tak tentu

8. Resiko Infeksi b/d peningkatan kerentanan


sekunder terhadap gangguan system imun

9. Resiko Transmisi Infeksi b/d sifat menular dari


darah dan ekskresi tubuh
4/26/2019 22
10. Keletihan b/d efek penyakit, stress, infeksi
kronis dan defisiensi nutrisi

11. Isolasi social b/d ketakutan ditolak atau


penolakan actual dari orang lain sekunder
terhadap ketakutan

12. Resiko Inefektif penatalaksanaan Regimen


terapeutik b/d ketidakcukupan pengetahuan tentang
kondisi, obat, perawatan rumah, kontrol infeksi dan
sumber komunitas
4/26/2019 23
13. Resiko Inefektif penatalaksanaan
Regimen terapeutik b/d ketidakcukupan
pengetahuan tentang kondisi, obat,
perawatan rumah, kontrol infeksi dan
sumber komunitas
14. Ketidakberdayaan b/d ……, perubahan
dari status kuratif menjadi paliatif
15. Ansietas b/d efek penyakit, yang berikat
lanjut pada gaya hidup dan masa depan
yang tak pasti
16. Berduka b/d penurunan fungsi tubuh
4/26/2019
dan efeknya pada gaya hidup 24
PERENCANAAN
KEPERAWATAN

4/26/2019 25
1. PK : Infeksi Oportunistik

Rencana :
1. Pantau adanya infeksi oportunistik :
a. P2626rotozoa :
i. Pneumonia Pneumocystis Caranii (batuk
kering tak produktif, demam, dispnea)
ii. Ensefalitis toxoplasma gondii (sakit
kepala, letargi, kejang)
iii. Enteritis Crytosporidum (diare encer,
4/26/2019
malaise, mual, kram abdomen) 26
b. Virus :
i. Abses perirektal herpes simpleks (nyeri hebat,
perdarahan)
ii. CMV, renitis, colitis, pneumonitis, encephalitis
atau penyakit organ lain
iii. Leukoensefalopati multi fokal progresif (sakit
kepala, penurunan fungsi mental)
iv. Varicela zozter

c. Jamur :
i. Stomatitis dan esofagitis candida albicans
(ensudat, keluhan rasa kecap yang tak lazim)
ii. Meningitis criptococcus neofarms (demam,
sakit kepala, penglihatan kabur, leher kaku, kusut
4/26/2019 piker) 27
d. Bacteri :
i. Mycobacterium avium intrasellulare
diseminata
ii. Ekstrapulmonal dan pulmonary
Mycobacterium Tuberculosis

4/26/2019 28
2. Tekankan pentingnya melaporkan
gejala dini.
3. Lakukan pemeriksaan kultur sesuai temuan
gejala.
4. Berikan antimikrobia profilaksis atau
pengobatan sesuai ketentuan.
5. Jelaskan pentingnya keseimbangan
aktivitas dan istirahat, mengkonsumsi
diet bergizi dan melakukan teknik
penatalaksanaan stress

4/26/2019 29
3. PK : Malignansi
Tujuan :
Perawat akan mengatasi / meminimalkan komplikasi
malignansi

Rencana :
1. Pantau terhadap malignansi :
a. Sarkoma Kaposi
i. Lesi yang dapat teraba, tidak nyeri( keunguan,
pink dan merah), seringkali pada leher, lengan
dan kepala
ii Lesi ekstrakutan saliran gastrointertinal,
nodul limfe, mukosa bukal dan paru
4/26/2019 30
b. Limfoma
i. Limfadenopati tak nyeri (awalnya pada leher,
aksila, area inguinal)
ii. Pruritus, penurunan berat badan

2. Kelola obat – obatan kemoterapi sesuai


ketentuan

4/26/2019 31
4. Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d
PCP, peningkatan sekresi bronkus dan
penurunan kemampuan batuk yang menyertai
kelemahan
Tujuan :
Bersihan jalan nafas kembali efektif , dengan criteria
1. RR 16 – 20 X per menit
2. Pernapasan tanpa menggunakan otot asesoris dan
pernapasan cuping hidung
3. Tidak ada sianosis
4. Suara nafas vesikuler
5. AGD dalam batas normal
4/26/2019 32
Rencana :

1. Kaji dan laporkan tanda dan gejala perubahan status


pernapasan : takipnea, penggunaan otot asesori, batuk, warna
dan jumlah sputum, bunyi nafas abnormal, warna kulit abu –
abu atau sianotik, gelisah, konfusio atau somnolen.
 2. Dapatkan sample sputum untuk kultur.
 3. Berikan terapi antimikrobial sesuai ketentuan
 4. Berikan perawatan paru (batuk efektif, nafas dalam,
postural drainase dan fibrasi setiap 2 – 4 jam
 5. Bantu pasien dalam mengambil posisi semi fowler
 6. Dorong pasien istirahat adekuat.
4/26/2019 33
7. Lakukan tindakan untuk menurunkan viskositas
secret :
a. Mempertahankan masukan cairan
minimal 3 ltr / hr bila tidak ada kontraindikasi
b. Lembabkan udara yang di inspirasi
c. Konsultasikan mengenai penggunaan
agen mukolitik
8. Lakukan suction sesuai kebutuhan
9. Berikan terapi oksigen sesuai ketentuan.
10. Bantu intubasi endotrakheal, pertahankan
lingkungan ventilator sesuai ketentuan.
4/26/2019 34
5. Diare b/d kuman patogen usus dan / atau
infeksi HIV

Tujuan :
Kebiasaan defekasi kembali normal
1. Melaporkan penurunan episode diare dan kram perut.
2. Mengidentifikasi dan menghindari makanan yang
mengiritasi traktus GI
3. Masukan cairan adekuat
4. Menunjukkan turgor kulit normal, membran mukosa
lembab, haluaran urine adekuat dan tak ada haus
berlebihan
4/26/2019 35
Rencana :
1. kaji kebiasaan defekasi normal pasien.
2. Kaji terhadap diare : frekuensi, feses encer, nyeri atau
kram perut, volume feses.
3. Kaji factor yang memperberat dan meringankan.
4. Dapatkan kultur feses.
5. Berikan terapi anti mikrobia sesuai ketentuan.
6. lakukan tindakan mengurangi factor iritan :
a. Hindari merokok.
b. Hindari iritan usus seperti makanan
berlemak atau gorengan, sayuran mentah dan kacang
– kacangan.
7. Berikan makanan sedikit tapi sering.
8. Berikan antispasmodic antikolinergik
9. Pertahankan masukan cairan sedikitnya 3 liter per hari
4/26/2019 36

kecuali ada kontraindikasi.


7. Resiko terhadap Transmisi infeksi
berhubungan dengan sifat menular dari darah
dan ekskresi tubuh
Tujuan :
Klien akan :
1. Menggambarkan cara mencegah
penularan infeksi
2. Menggambarkan perilaku seksual
beresiko rendah
4/26/2019 37
Rencana :
a. Cuci tangan
b. Gunakan masker dan gaun
c. Sarung tangan sekali pakai
d. Buang sampah dg. Benar
e. Kelola jarum / benda tajam
g. Gunakan penutup mata protektif
h. Peralatan resusitasi sekali pakai
i. Kantung ganda untuk barang terkontaminasi
k. R Isolasi pada klien diare, luka basah
terbuka, inkontimensia, mutah.
4/26/2019 38
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penurunan nafsu makan, infeksi HIV,
infeksi oportunistik/malignansi karena AIDS

 Klien dapat meningkatkan BB /


mempertahankan BB antara 0,9 – 1,35 kg dari
BB sebelum sakit
 Melaporkan perbaikan tingkat energi
 Menunjukkan nilai laboratorium (Hb, Albumin
dalam batas normal

4/26/2019 39
Rencana :
1. Tentukan BB sebelum pasien didiagnosa HIV / AIDS
2. Kaji terhadap penurunan BB
3. Konsul gizi untuk pengkajian nutrisi, jumlah kalori,
perencanaan makan dan instruksi nutrisi
4. Beritahukan klien pentingnya metode peningkatan
kalori/protein dalam diet.
5. Secara periodic, kaji anoreksia dan lakukan tindakan
untuk meningkatkan nafsu makan :
a. Atasi etiologi psikologis (depresi, ansietas).
b. Anjurkan makan sedikit dan sering
d. Berikan suasana makan menyenangkan
e. Kolaborasi obat penambah nafsu makan
f. Hindari makan jumlah besar sekali saji
4/26/2019 40
1. Ajarkan klien untuk mengatasi setiap factor penyebab
penurunan nafsu makan / BB/ masa otot.
a. Sakit mulut :
i. Hindari makanan panas dan dingin
ii. Hindari makanan asam dan pedas
b. Kesulitan menelan :
i. Hindari makanan yang sulit ditelan dan kental.
ii. Pilih makanan yang lembut dan basah
iii. Pergunakan makanan penyerta : sup, susu &roti
c. Perubahan kecap :
i. Tambahkan bumbu misalnya bawang putih, garam.
d. Mual dan mutah :
i. Makan sedikit tetapi sering
ii. Makan makanan rendah lemak dan gula
iii. Kolaborasi dokter pemberian anti emitik.
4/26/2019 41
MASALAH EMOSI PSIKOLOGI
DAN ETIS BAGI PERAWAT
 Takut tertular >< Pertanggungjawaban
pelayanan
Stigma thd HIV/AIDS
Tahap perkembangan pasien dan orang yang
merawatnya
Kerahasiaan
Konsep bahaya bagi perawat
Penegakan diagnosis
Universal Precaution >< Vasilitas RS

4/26/2019 42
Masalah emosi psikologi… lanj
 Bimbingan keluarga untuk memenuhi kebutuhan anak
 Beri penyuluhan pada anak dan keluarga
 Dorong pertumbuhan dan perkembangan anak yang
sehat
 Bimbing anak mempertahankan rasa percaya diri dengan
memotivasi anak untuk melakukan keterampilan pada
tingkat yang optimal
 Beri anak dan keluarga kesempatan untuk ungkapkan
perawaan secara verbal  dukung dan bimbing
mengembangkan kepentingannya
 Bimbing anak dan keluarga dalam proses berduka

4/26/2019 43
4/26/2019 44

Вам также может понравиться