Вы находитесь на странице: 1из 13

SISTEM TAHAPAN INFEKSI WHO

1. Stadium I
Infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
2. Stadium II
Termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan
atas yang berulang
3. Stadium III
Termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari
sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
4. Stadium IV
Termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-
paru, dan sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.
SIAPA YANG HARUS TES HIV/AIDS

Beberapa indikator yang dapat dijadikanseseorang harus menjalani tes HIV/AIDS:


1.Orang yang sering gonta-ganti pasangan seksual.
2. Telah melakukan hubungan seks tidak aman dengan seseorang yang berisiko
terinfeksi HIV.
3. Menggunakan jarum suntik secara bersamaan.
5. Memiliki penyakit menular seksual, penyakit hepatitis, atau tuberculosis(TBC).
6. Melakukan seks demi mendapatkan narkoba atau uang.
7. Pernah melakukan hubungan seks dengan seseorang yang memiliki salah satu dari indikator
di atas—atau dengan pasangan dengan sejarah seksual yang tak pernah Anda ketahui
sebelumnya.
DIAGNOSIS HIV AIDS PADA ANAK

 Anak yang berumur kurang dari 18 bulan masih memperoleh


kekebalan secara maternal dari ibunya. Diagnosis definitif
laboratoris infeksi HIV pada anak yang berumur kurang dari 18
bulan hanya dapat ditegakkan melalui uji virologik. Hasil yang
positif memastikan terdapat infeksi HIV.
 Satu hasil positif uji virologik pada usia berapa pun dianggap
diagnostik pasti, direkomendasikan untuk melakukan uji ulang
pada sampel darah yang berbeda.
DIAGNOSIS

 Pada dasarnya pendekatan diagnosis infeksi HIV dilakukan


dngan cara yang sama dengan penyakit lain melalui
manifestasi klinik dan pemeriksaan penunjang.
 Pemeriksaan anti HIV dilakukan bila terdapat perilaku yang
beresiko terutama hubungan seksual yang tidak aman atau
pengguna narkoba melalui suntik.
1. ELISA TES HIV
ELISA (Enzym-Linked Immunosorbent Assay), tes ini mendeteksi antibodi
yang dibuat tubuh terhadap virus HIV. Antibodi tersebut biasanya
diproduksi mulai minggu ke 2, atau bahkan setelah minggu ke 12 setelah
terpapar virus HIV.
2. Western Blot
Pemeriksaan Western Blot mendeteksi antibodi terhadap HIV, tes ini
menjadi konfirmasi bagi ELISA karena pemeriksaan ini lebih sensitif dan lebih
spesifik.
3. IFA
IFA atau indirect fluorescent antibody juga merupakan pemeriksaan konfirmasi ELISA
positif.
4. RIFA
RIFA atau radioimunopresipitation assay merupakan suatu tes yang lebih spesifik dan
sensitif daripada Western Blot, dimana cara kerjanya lebih mendeteksi protein HIV
daripada antibody
5. PCR Test
PCR atau polymerase chain reaction adalah uji yang memeriksa langsung
keberadaan virus HIV di dalam darah. Tes ini dapat dilakukan lebih cepat yaitu sekitar
seminggu setelah terpapar virus HIV.
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
 Teknologi uji virologi masih dianggap mahal dan kompleks untuk
negara berkembang. Real time PCR(RT-PCR) mampu mendeteksi
RNA dan DNA HIV, dan saat ini sudah dipasarkan dengan harga
yang jauh lebih murah dari sebelumnya. Assay ICD p24 yang
sudah dikembangkan hingga generasi keempat masih dapat
dipergunakan secara terbatas. Evaluasi dan pemantauan
kualitas uji laboratorium harus terus dilakukan untuk kepastian
program. Selain sampel darah lengkap (whole blood) yang sulit
diambil pada bayi kecil, saat ini juga telah dikembangkan di
negara tertentu penggunaan dried blood spots (DBS) pada
kertas saring tertentu untuk uji DNA maupun RNA HIV. Tetapi uji ini
belum dipergunakan secara luas, masih terbatas pada
penelitian.
PENATALAKSANAAN HIV

 Tujuan penatalaksanaan infeksi HIV adalah menekan jumlah virus HIV dalam
waktu yang lama dan maksimal, memperbaiki status imunologis, menurunkan
mortalitas dan morbiditas serta memperbaiki kualitas hidup.
 Pemberian ARV ditujukan untuk menekan kadar HIV RNA plasma sampai
dengan kadar yang tidak terdeteksi. Pemberian ARV direkomendasikan untuk
penderita dengan sindroma HIV akut akibat infeksi primer HIV dan mereka
yang mengalami serokonversi dalam waktu 6 bulan serta semua penderita
infeksi HIV yang menunjukkan gejala. Obat ARV terdiri dari beberapa
golongan seperti nucleoside reverse transcriptase inhibitor, non-nucleotide
reverse trancriptase inhibitor, dan protease inhibitor.
KLASIFIKASI HIV MENURUT WHO

 WHO mengklasifikasikan HIV/AIDS menjadi 4 stadium


 Pada beberapa negara,pemeriksaan limfosit CD4 tidak tersedia.
Dalam hal ini pasien dapat didiagnosa berdasarkan gejala klinis
yaitu berdasarkan tanda dan gejala mayor dan minor. Dua
gejala mayor ditambah dua gejala minor didefinisikan sebagai
HIV simptomatik
GEJALA MAYOR

 Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan


 Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
 Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
 Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
 Demensia/ HIV ensefalopati
GEJALA MINOR
 Batuk menetap lebih dari 1 bulan
 Dermatitis generalisata
 Adanya herpes zostermultisegmental dan herpes zoster berulang
 Kandidias orofaringeal
 Herpes simpleks kronis progresif
 Limfadenopati generalisata
 Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
 Retinitis virus sitomegalo
OM
SANTI SANTI SANTI
OM

Вам также может понравиться