Вы находитесь на странице: 1из 86

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN AIDS

OLEH : PUTU MAY INDRAYANI


A.KONSEP DASAR PENYAKIT

PENGERTIAN AIDS :
( Aquared Immuno Deficiency Syndrome)
Adalah suatu peny.yg disebabkan oleh
infeksi HIV yg menyebabkan kolapsnya
sistem imun.( Buku Saku Patofisiologi)
EPIDEMILOGI

 Hampir semua propinsi di Indonesia telah


melaporkan infeksi HIV.
 Th 2002 dilaporkan infeksi HIV telah
meluas ke rumah tangga.
 Kasus HIV AIDS ibarat gunung es
semakain hari semakin meningkat.
ETIOLOGI

 AIDS disebabkan oleh infeksi HIV


 HIV ada dua jenis
 HIV -1 ditemukan di
barat,Eropa,Asia,Afrika Tengah,Selatan
,Timur
 HIV -2 ditemukan di Afrika Barat.
Infeksi oportunistik
Infeksi Oportunistik yang tersering

Tuberculosis

PCP

Cryptococcosis

Candidiasis, oesophageal

Pneumonia, recurrent

0 5000 10000 15000 20000 25000

Division Epidemiology, Department of Communicable Diseases Control, MOPH, Thailand


KLASIFIKASI

 Klasifikasi klinis HIV/AIDS :


CDC : kategori klinis A,B,C
WHO: stadium I,II,II,IV
GEJALA KLINIS

Gejala klinis pasien dengan HIV AIDS


sesuai dengan fase-fase infeksi:
 Periode jendela 4mg – 6 bln sth
infeksi,gejala tdk ada,AB tdk terdeteksi
 Infeksi HIV primer akut 1-2 mg sakit
seperti flu,AB kemungkinan terdeteksi
Lanjutan gejala klinis

 Infeksi asimptomatik 1-15 th/lebih, gejala


tdk ada,AB terdeteksi
 Infeksi Imun simptomatik sampai 3 th
gejala :demam,keringat malam hari,BB
turun,diare,neuropati,keletihan,ruam
kulit,limpadenopati,perlambatan
kognitif,lesi oral
Lanjutan gejala klinis

 AIDS bervariasi 1-5 th dari penentuan


kondisi : IO berat, tumor
 Pasien AIDS secara klinis punya riwayat
gejala dan tanda penyakit infeksi HIV
CARA PENULARAN

HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh


yang mengandung partikel virus, yang ditularkan
melalui cara:

Hubungan sex dengan penderita HIV (+)


Tranfusi darah yang terkontaminasi
Penggunaan jarum suntik bersama pada IDU
Ibu hamil yang HIV (+) ke bayi yang dikandung
Memberi ASI dari ibu yang HIV (+) ke bayi
WOC AIDS Etiologi Defisit pengetahuan

Tubuh Pengobatan seumur hidup

Sel T4

Sel T4 Sel T.B Makrofag Sel B

Fungsi Kerusakan Fagositosis Serum Antibodi


Limfopenia Sitotoksisitas Kemoktasis Respon antibodi

Reflikasi

CD 4 Viral Load Resiko


penularan
Resiko infeksi Daya tahan tubuh
Resiko manajemen
teraputik tdk efektif
AIDS Perubahan status kesehatan

Sistem Organ
Ansietas Isolasi sosial
Sistem organ

Paru Pencernaan Hepar Integumen Neurologi Sensori


Limpoma
Demam Reaksi Pecahnya Mal Jamur Kegagalan Lesi Otak Mata Telinga
Ggn
peradangan pbl.drh absorpsi dimukosa hati u/ kutaneus ctr
tbh
Hipertermi
sal cerna mulut detoksifikasi Fungsi Retinitis SMV Otitis
Produksi & ggn metab. Statis aliran neuro
Nyeri
mukus H.M PK Anemia zat gizi vena transmiter Pandangan Pendengaran
kabur
Batuk Bronko Pasase feses Nafsu Pelepasan Lifadema Fungsi Kejang
Bersihan
jln nafas spasme sering&encer makan toksin oleh kognitif
Nyeri
tdk efektif
hati yang rusak perilaku motorik Resiko cedera
Diare
SGOT SGPT
Retraksi Dispnoe Keluarnya Asupan
Ggn pola tidur Perubahan proses pikir
otot dada elektrolit Ulseratif
BB Anoreksia Malaise
Pola nafas
Nyeri tdk efektif Lesi perianal Mual muntah Kelemahan

Kerusakan
Kekurangan volume integritas kulit
Perubahan nutrisi < dari Intoleransi
cairan
kebutuhan aktifitas
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.Resiko penularan b/d infeksi HIV


2.Diare b/d kuman patogen usus /infeksi
HIV d/d pasase feses encer dan sering.
3.Hipertermi b/d proses infeksi d/d
peningkatan suhu tubuh ( >37.5 C)
4.Kekurangan volume cairan b/d diare kronis
d/d turgor buruk,perubahan jmh urin
5.Resiko tinggi infeksi b/d depresi sistem imun
6.Bersihan jalan nafas tdk efektif b/d peningkatan
produksi mukus d/d adanya sputum,ronchi (+)
7.Pola nafas tdk efektif b/d obstruksi endotrakeal
d/d dispnea
8.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
b/d penurunan masukan oral d/d BB turun,massa
otot menurun.
9.Kerusakan integritas kulit b/d diare dan manifestasi HIV d/d
adanya lesi pada kulit,perianal.
10.Intoleransi aktifitas b/d penurunan produksi
energi,kelemahan d/d tdk mampu melaksanakan
ADL,mudah lelah.
11.Ggn pola tidur b/d sering terbangun sekunder terhadap ggn
pernafasan,batuk-batuk d/d mengatakan sering
terbangun,sulit tidur,tampak lelah.
12.Nyeri b/d efek sekunder terhadap lesi pada mulut,kulit
,batuk/retraksi otot dada d/d mengeluh nyeri saat
batuk,tampak meringis
13.Ansietas b/d perubahan status kesehatan d/d menanyakan
penyakit
14.Isolasi sosial b/d perubahan status kesehatan d/d menarik
diri
15.Perubahan proses pikir b/d penurunan fungsi
kognitif,prilaku,motorik yg menyertai ensefalopati HIV d/d
ggn daya ingat, putus asa, kebingungan.
16.Resiko cedera b/d penurunan persepsi sensori
17.Resiko manajemen regimen terpautik tdk efektif b/d
kurangnya pengetahuan,pengobatan seumur hidup
18 Gangguan citra tubuh b/d penyakit kronis d/d menarik
diri,putus asa.
19.P.K Anemia
Asuhan Keperawatan Pada Pasien G.A
Dengan HIV di Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah
Tanggal 10 Sampai 13 Juni 2009

 A. Pengkajian
 1. Identitas Pasien
 Nama : G.A
 Umur : 24 th
 Agama : Hindu
 Alamat : Br. Genteng, Subagan, Karangasem
 Pendidikan : SLTA
 Pekerjaan : Kary. Swasta
 Status : Belum Kawin
3. Status Kesehatan
a.Status Kesehatan Saat Ini
 1. Keluhan Utama
Saat Masuk Rumah Sakit
Bibir pecah-pecah dan putih-putih, badan panas,
lemas, tenggorokkan terasa perih, sakit menelan.
 Saat Ini
Panas naik turun, badan lemas, tidak ada nafsu
makan, mual dan tampak putih-putih pada daerah
sekitar mulut.
b. Status Kesehatan Masa Lalu
1. Penyakit Yang Pernah dialami
Pasien mengatakan tidak pernah menderita
penyakit yang serius. Pada tanggal 13 Mei 2009,
pasien masuk RSUD Karangasem karena panas
naik turun, badan lemas dan sakit bila menelan.
Sebelum MRS pasien mengeluh tidak bisa makan
karena terasa sakit dan perih pada saat menelan.
Panas hilang timbul kurang lebih selama sebulan,
diare kurang lebih selama 3 bulan, batuk kurang
lebih selama 3 bulan, Berat badan turun sebanyak
14 kg.
Diagnosa Medis Dan Theraphy
Diagnosa Medis : Susp. B 24 Std. IV + Candidiasis
oral
Theraphy :
1. IVFD NaCl 0,9 % : Dextrosa 10 % : Aminovel (1 :
1 : 1) 20 tts/mnt
2. Fluconazole 1 X 150 mg
3. Cotrimoxazole 3 X 960 mg
4. Ondacentron 3 x 1 ampul
5. Ranitidine 3 x 1 ampul
6. Antasida 3 x C 1
7. Epatin 3 x 1
8. Cefriaxon 1 x 2gr
9. Paracetamol 3 x 500 mg
a. Pola Nutrisi Dan Metabolik
Pasien perut mual, dan tidak ada nafsu makan. Semenjak sakit, berat
badan pasien turun sebanyak 14 kg. Saat ini pasien hanya bisa
makan bubur dengan pelan-pelan, dan porsinya tidak habis ( hanya
4-5 sendok dalam 1 porsi).

b. Pola Nafas
Pasien tidak mengeluh kesulitan dalam bernafas. Pasien dapat
bernafas dengan baik, irama teratur, dan tidak ada nafas cuping
hidung. R : 20 X/mnt.

c. Pola Aktivitas Dan Latihan


Sebelumnya, pasien bekerja menjadi pramuniaga di butik. Tetapi
semenjak sakit, pasien tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya
karena cepat lelah. Pasien hanya terbaring di tempat tidur, dan
kadang hanya duduk di atas tempat tidur.
d. Pola Tidur Dan Istirahat
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan dalam
istirahat maupun tidur, bahkan pasien merasa terlalu banyak tidur
karena bedan lemas dan panas.

e. Pola Kebersihan Diri


Saat ini pasien hanya diseka dua kali sehari, dibantu oleh ibunya,
karena pasien mengeluh cepat lelah., badan lemas. Pasien
menggosok gigi sebanyak dua kali sehari.

f. Pola Eleminasi
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan buang air besar
maupun air kecil. Pasien juga tidak mengalami mencret, darah pada
feces tidak ada, warna kehitaman tidak ada.

g. Pola Komunikasi Dengan Perawat/ Orang lain


Pasien tidak mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan
perawat maupun orang lain. Pasien dapat berbahasa Bali maupun
berbahasa Indonesia dengan baik, hanya saja pasien tampak cepat
lelah. Pasien hanya menjawab singkat saja.
a. Keadaan Umum
Pasien tampak lemah, pasien
lebih banya terbaring di tempat
tidur, tingkat kesadaran compos
mentis, GCS : E 4, V 5, M 6.
b. Tanda-tanda vital
N : 100 X/mnt S : 39 o C
R : 20 X/mnt T : 110/70 MmHg
ANALISA DATA
1. DS: “sulit menelan, terasa perih saat menelan, mual, nafsu
makan tidak ada, hanya bisa makan bubur sedikit-sedikit, berat
badan turun sebanyak 14 kg semenjak sakit.”
DO : “ pasien tampak kurus, massa otot menurun, pasien makan
4-5 sendok dalam 1 porsi. BB sebelum sakit 54 kg, BB saat
pengkajian 40 kg

2. DS : “ Saya merasa cepat lelah, badan saya lemas.”


DO : Ketidakmampuan melakukan ADL secara mandiri, Pasien
tampak lebih sering terbaring di tempat tidur, adanya kelemahan
otot, aktivitas/ADL dibantu oleh ibunya. Kekuatan otot 3, SGOT : 975
SGPT : 1298

3. DS : “ saya merasa cepat lelah, demam, panas badan saya naik


turun. ”
DO : CD 4 : 53 WBC : 10,5 Albumin : 3,0

4. DS : “Badan saya panas naik turun, badan lemas.”


DO : Suhu : 39 oC Nadi : 100x/menit, Badan pasien terada panas,
wajah tampak kemerahan,
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi
2. Perubahan Nutrisi Kurang Dari
kebutuhan.
3. Intoleransi aktifitas
4. PK Infeksi
KANDIDIASIS MUKOSA BUKAL
KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN
KANDIDIASIS PSEUDOMEMBRAN
ERYTHEMATHOUS CANDIDIASIS
.

SARKOMA KAPOSI
LYMPHOMA
LYMPHOMA
PNEUMONIA BAKTERIAL
PCP
PNEUMONIA BERULANG
INFILTRAT LOBUS KANAN ATAS
KARENA NORCARDIA
INFILTRAT LOBUS KANAN ATAS KARENA
TB
TB DENGAN KAVITASI
KANDIDIASIS DISEMINATA
JAMUR CRYPTOCOCCUS NEOFORMAN
BERKAPSUL
KRIPTOKOKOSIS
KRIPTOKOKOSIS
TOXOPALSMOSIS - RESPON TERHADAP TERAPI
TOXOPLASMOSIS
TOXOPLASMOSIS
KANDIDASIS MUKOSA BUKAL
KANDIDIASIS PALATUM
KANDIDIASIS OESOFAGUS
CANDIDA ALBICANS
RENITIS KARENA CMV
ABSES PIOGENIK
ABSES PIOGENIK
MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS
HERPES SIMPLEX VIRUS
HERPES SIMPLEX VIRUS
HERPES SIMPLEX VIRUS
HERPES SIMPLEK VIRUS
VARICELLA-ZOSTER VIRUS
ORAL HAIRY LEUKOPLAKIA
HUMANPAPILLOMA VIRUS
HUMAN PAPILLOMA VIRUS
MOLLUSCUM CONTAGIOSUM
DERMATOPHYTOSIS
ONICHOMYCOSIS
PENICILLIOSIS
PENICILLIOSIS
CRUSTED ( NORWEGIAN)SCABIES
CRUSTED (NORWEGIAN) SCABIES
CRUSTED (NORWEGIAN) SCABIES
PRURITIC POPULAR ERUPTION
SEBORRHEIC DERMATITIS
PSORIASIS
PSORIASIS
DRUG ERUPTION
DRUG ERUPTION
SARKOMA KAPOSI
SARKOMA KAPOSI
LYMPHOMA
LYMPHOMA

Вам также может понравиться