Вы находитесь на странице: 1из 38

LATIHAN KOGNITIF PADA LANSIA

KEPERAWATAN GERONTIK
Kognitif ?
• Kegiatan atau proses memperoleh pengetahuan (termasuk kesadaran,
perasaan, dsb) atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri
atau hasil pemerolehan pengetahuan
• Gangguan kognitif pada lanisa dihubungkan dengan penurunan fungsi
aktifitas sehari-hari, peningkatan risiko cedera sendiri, adanya kebutuhan
terhadap orang yang merawat, dan meningkatkan risiko mortalitas
• Pasien geriatri yang dirawat inap antara lain memori segera dan jangka
pendek, persepsi, proses pikir dan fungsi eksekutif.
Perubahan Kongitif pada Lansia
Proses penuaan menyebabkan kemunduran kemampuan otak
1. Daya Ingat (memori)
2. Intelegensia Dasar (fluid intelligence)
Daya Ingat (Memori)
Penurunan kemampuan penamaan (naming) dan kecepatan mencari kembali
informasi yang telah tersimpan dalam pusat memori (speed of information
retrieval from memory).
Intelegensia Dasar
Penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain berupa kesulitan dalam
komunikasi non verbal, pemecahan masalah, mengenal wajah orang, kesulitan
dalam pemusatan perhatian dan konsentrasi.
Gangguan Kognitif pada Lansia
1. Dementia
2. Alzeimer
Dementia
• Penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan
• Terjadi gangguan ingatan, fikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian.
• Pada usia muda : demensia bisa terjadi secara mendadak jika cedera hebat,
penyakit atau zat-zat racun (misalnya karbon monoksida) menyebabkan
hancurnya sel-sel otak
Tanda dan gejala :
1. Mudah lupa yang konsisten
2. Disorientasi terutama dalam hal waktu
3. Gangguan pada kemampuan pendapat dan pemecahan masalah
4. Gangguan dalam hubungan dengan masyarakat
5. Gangguan dalam aktivitas di rumah dan minat intelektual
6. Gangguan dalam pemeliharaan diri
Alzeimer
• Sindrom : apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan, sehingga otak
tampak mengerut dan mengecil.
• Simtoma Alzheimer ditandai dengan perubahan-perubahan yang bersifat degeneratif
pada sejumlah sistem neurotransmiter
• Perubahan degeneratif juga terjadi pada beberapa area otak seperti lobus temporal
dan lobus parietal, dan beberapa bagian di dalam korteks frontal dan girus singulat,
menyusul dengan hilangnya sel saraf dan sinapsis
Pengkajian Kongitif
1. MMSE – Mini Mental State Exam
2. SPSMQ – Short Portable Mental Status Questionnaire
3. AMT – The Abbreviated Mental Test
MMSE
• MMSE merupakan metode untuk skrining dan monitoring perkembangan
demensia dan delirium
• Terdiri dari : Oreintasi, Registrasi, Atensi dan Kalkulasi, Mengingat,
Menghitung dan Bahasa.
• Skor MMSE umumnya menurun dengan bertambahnya usia.
• Skor 30 tidak selalu berarti fungsi kognitif normal
• Skor 0 bukan berarti tidak ada kognisi
Orientasi – 10 Poin
• Pemeriksa menanyakan tanggal, kemudian pertanyaan dapat lebih spesifik jika ada
bagian yang lupa (Dapatkah anda juga memberitahukan sekarang musim apa?”).
• Tiap pertanyaan yang benar mendapatkan 1 (satu) poin.

• Pertanyaan kemudian diganti dengan,”Dapatkah anda menyebutkan nama rumah sakit


ini (kota, kabupaten, dll)?”.
• Tiap pertanyaan yang benar mendapatkan 1 (satu poin).
Registrasi – 3 Poin
• Pemeriksa menyebutkan 3 nama benda yang tidak berhubungan dengan jelas dan lambat.
• Setelah itu pasien diperintahkan untuk mengulanginya.
• Jumlah benda yang dapat disebutkan pasien pada kesempatan pertama dicatat dan diberikan
skor (0-3).
• Jika pasien tidak dapat menyebutkan ketiga nama benda tersebut pada kesempatan
pertama, lanjutkan dengan mengucapkan namanya sampai pasien dapat mengulang
semuanya, sampai 6 kali percobaan.
• Catat jumlah percobaan yang digunakan pasien untuk mempelajari kata-kata tersebut.
• Jika pasien tetap tidak dapat mengulangi ketiga kata tersebut, berarti
pemeriksa harus menguji ingatan pasien tersebut.
• Setelah menyelesaikan tugas tersebut, pemeriksa memberitahukan kepada
pasien agar mengingat ketiga kata tersebut, karena akan ditanyakan sebentar
lagi.
Atensi dan Kalkulasi – 5 poin
• Pasien diperintahkan untuk menghitung mundur dari 100 dengan selisih 7 dan
hentikan setelah 5 angka.
• Skor berdasarkan jumlah angka yang benar.
• Jika pasien tidak dapat atau tidak dapat mengerjakan tugas tersebut, maka dapat
digantikan dengan mengeja kata ”DUNIA” dari belakang.
• Cara menilainya adalah menghitung kata yang benar.
• Contohnya jika menjawab “AINUD” maka diberi nilai 5, tetapi jika menjawab “AINDU”
diberi nilai 3
Mengingat – 3 poin
• Penamaan : Pasien ditunjukkan arloji dan diminta menyebutkannya. Ulangi dengan
menggunakan pensil. Skor 1 poin setiap nama benda yang benar (0-2).
• Repetisi (pengulangan) : Pasien diminta untuk mengulangi sebuah kalimat yang
diucapkan oleh penguji pada hanya sekali kesempatan. Skor 0 atau 1.
• Perintah 3 tahap : pasien diberikan selembar kertas kosong, dan diperintahkan,
”Taruh kertas ini pada tangan kanan anda, lipat menjadi 2 bagian, dan taruh di lantai”.
Skor 1 poin diberikan pada setiap perintah yang dapat dikerjakan dengan baik (0-3).
• Membaca : Pasien diberikan kertas yang bertuliskan ”Tutup mata anda”
(hurufnya harus cukup besar dan terbaca jelas oleh pasien. Pasien diminta
untuk membaca dan melakukan apa yang tertulis. Skor 1 diberikan jika pasien
dapat melakukan apa yang diperintahkan. Tes ini bukan penilaian memori,
sehingga penguji dapat mendorong pasien dengan mengatakan ”silakan
melakukan apa yang tertulis” setelah pasien membaca kalimat tersebut.
• Menulis : Pasien diberikan kertas kosong dan diminta menuliskan suatu
kalimat. Jangan mendikte kalimat tersebut, biarkan pasien menulis spontan.
Kalimat yang ditulis harus mengandung subjek, kata kerja dan membentuk
suatu kalimat. Tata bahasa dan tanda baca dapat diabaikan.
• Menirukan : pasien ditunjukkan gambar segilima yang berpotongan, dan
diminta untuk menggambarnya semirip mungkin. Kesepuluh sudut harus ada
dan ada 2 sudut yang berpotongan unruk mendapatkan skor 1 poin. Tremor
dan rotasi dapat diabaikan.
Intrepetasi MMSE
Metode Skor Interpretasi
Single Cutoff <24 Abnormal
Range <21 Kemungkinan demesia lebih besar
>25 Kemungkinan demesia lebih kecil
Pendidikan 21 Abnormal pada tingkat pendidikan kelas 2 SMP
<23 Abnormal pada tingkat pendidikan SMA
<24 Abnormal pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi
Keparahan 24-30 Tidak ada kelainan kognitif
18-23 Kelainan kognitif ringan
0-17 Kelainan kognitif berat
Hasil yang didapatkan diintrepetasikan sebagai dasar diagnosis
AMT
• AMT mempunyai sensitifitas dan spesivisitas yang lebih rendah dalam
mendeteksi adanya kelainan kognitif daripada MMSE.
• Lebih mudah dan cepat untuk digunakan
• Jika skor AMT <6 menunjukkan adanya demensia.
• Terdiri dari 10 soal : Memori baru dan lama, atensi, dan orientasi.
SETIAP JAWABAN BENAR MENDAPAT SKOR SATU POIN
1. Umur
2. Waktu (jam)
3. Alamat lengkap (pertanyaan diulang saat akhir wawancara)
4. Tahun
5. Nama rumah sakit, institusi atau alamat rumah (tergantung tempat wawancara)
6. Nama rumah sakit, institusi atau alamat rumah (tergantung tempat wawancara)
7. Mengenal 2 orang (misalnya dokter, perawat, istri, dll)
8. Tanggal lahir
9. Tahun Perang Dunia I mulai
10. Nama raja sekarang
11. Menghitung mundur dari 20 ke 1
Total skor
SKOR KURANG DARI 6 MENUNJUKKAN ADANYA DEMENSIA
Brain Gym
• Senam otak yang bertujuan untuk memicu otak agar tidak kehilangan daya
intelektualnya dan awareness-nya
• Gerakan tubuh sederhana yang digunakan untuk merangsang otak kiri dan
kanan, merangsang sistem yang terkait dengan emosional serta relaksasi
otak bagian belakang ataupun depan.
Manfaat :
1. Stress emosional berkurang dan pikiran lebih jernih
2. Hubungan antarmanusia dan suasana belajar/kerja lebih relaks dan senang
3. Kemampuan berbahasa dan daya ingat meningkat
4. Orang menjadi lebih bersemangat, lebih kreatif, dan efisien
5. Orang merasa lebih sehat karena stress berkurang
6. Prestasi belajar dan bekerja meningkat.
Gerakan Brain Gym
1. Gerakan kaki silang
2. Gerakan olengan pinggul
3. Gerakan pengisi energi
4. Gerakan menguap berenergi
5. Gerakan gravitasi
6. Gerakan tombol imbang
Gerakan Silang
Cara :
Kaki dan tangan digerakan secara berlawanan, bisa kedepan, samping atau
belakang agar lebih ceria anda bisa menyelaraskan dengan irama musik.

Manfaat :
Merangsang bagian otak yang menerima informasi dan bagian yang
mengungkapkan informasi,sehingga memudahkan proses mempelajari hal-hal
baru dan meningkatkan daya ingat.
Gerakan Olengan Pinggul
Cara :
Duduk dilantai posisi tangan dibelakang, menumpi kelantai serta siku ditekuk,
angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri dan kekanan dengan rileks.

Manfaat :
Mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar, meihat dari kiri ke kanan,
kemampuan untuk memperhatikan dan memahami.
Gerakan Pengisi Energi
Cara :
Duduk nyaman dikursi, kedua lengan bawah dan dahi diletakan diatas meja, tangan ditempatkan
diatas bahu dengan jari-jari menghadap sedikit kedalam. Ketika menarik napas rasakan napas
mengalir kegaris tengah seperti pancuran energi.mengangkat dahi kemudian tengkuk dan terakhir
punggung atas.diagfragma dan dada tetap terbuka dan bahu tetap rileks.

Manfaat :
Mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas yang melelahkan,mengusir stres,
meningkatka konsentrasi dan perhatian serta meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir
rasional.
Gerakan Menguap Berenergi
Cara :
Bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot dipersendian rahang, lalu
melemaskan otot-otot tersebut.

Manfaat :
Mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak berfungsi secara efisien dan
rileks, meningkatkan perhatian dan daya pengkihatan, memperbaiki komunikasi lisan dan
ekspresif serta meningkatakan kemampuan untuk memilih informasi.
Gerakan Gravitasi
Cara :
Duduk dikursi dan silangkan kaki, tundukkan badan dengan lengan depan
bawah, buang napas ketika turun dan ambil napas ketika naik. Lakukan dengan
posisi kaki berganti-gantian.

Manfaat :
Mengaktifkan otak untuk keseimbangan dan koordinasi, meningkatkan
kemampuan mengorganisasi dan meningkatkan energi.
Gerakan Tombol Imbang
Cara :
Sentuhkan 2 jari kebelakang telinga, pada lekukan dibelakang telinga sementara tangan
satunya menyentuh pusar sekama kuramg lebih 30 detik, lakuakn secara bergantian. Selama
melakuka gerakan itu dagu rileks dan kepala dalam posisi normal menghadap kedepan.

Manfaat :
Mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan perhatian, mengambil keputusan,
berkonsentrasi dan pemikiran asosiatif.

Вам также может понравиться