Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KLINIS NEUROLOGI
Muhammad Akbar
Susunan neuromuskulus atau
susunan pergerakan
I. Terdiri dari susunan piramidalis
Sel motoris di korteks motorik
Traktus kortikobulber Membentuk traktus
Traktus kortiko spinalis piramidalis
Menyalurkan impuls motorik pada sel-sel motorik
batang otak dan medula spinalis.
Traktus kortiko bulber mempersarafi sel-sel motorik
batang otak secara bilateral, kecuali nervus VII & XII.
Berfungsi untuk menyalurkan impuls motorik untuk
gerak otot tangkas.
Dalam klinik gangguan traktus piramidalis
memberikan kelumpuhan tipe UMN berupa :
parese/paralisis
spastis disertai dengan tonus meninggi
hiperrefleksi
klonus
refleks patologis positif
tak ada atrofi
Kelainan traktus piramidalis setinggi :
Hemisfer : memberikan gejala-gejala
hemiparesi tipika
Setinggi batang otak : hemiparese alternans.
Setinggi medulla spinalis : tetra/paraparese
Tehnik pemeriksaan :
Zat yg tidak mudah menguap
Lobang hidung ditutup dan menghirup dalam-
dalam
NERVUS OPTIKUS
BERFUNGSI UNTUK PENGLIHATAN
Impuls cahaya retina ser.af.pap.N.II
N.II for.opt. chiasma opt.
trak.opt. korp.gen.lat. Tr.GC
* EW
* Colc.sup
korteks ocipitalis
Gangguan nervus II
Lesi pd N.optikus : buta total
Lesi pd chiasma opt. : hemianopsia binasal /
bitemporal.
Lesi pd traktus optikus : hemianopsia homonim
Lesi pd gen.kal : Quadran anopsia
Pemeriksaan N.II :
Pem. Visus : ~ hitung jari = 1/60
~ lambaian tangan = 1/300
~ dpt melihat cahaya = 1/~
~ tak dpt melihat cahaya = 0
Pemeriksaan lap. penglihatan :
Perimeter
Kampimeter Hemianopsia
Konfrontasi test Skotoma
Pem. Fundus :
Pap. N.II : ~ pap. Normal
~ pap. patoologis
* edema papil
* papil atrofi
* neuritis optika
papilitis
neuritis retrobulber
Perepsi warna : Tes ishihara
Nervus Okulomotorius (III)
Nervus Trokhlearis (IV)
Nervus Abducens (VI)
N. III : Kol.sup. : ~ Serabut motorik
~ serabut parasimpatik
sinus kafernosus fis.orb. sup.otot-
ekstrabulbar : moi,mrs,mrm,
mri.
N.IV : Kol.inf : ~ serabut motorik
Parese N.III :
Oftalmoplegia : Tot – ext. - int.
Diplopia
Strab. Difergens
Ptosis
Parese N.IV. :
Strab.konvergens ringan
Diplopia
Sulit melihat lat.bawah
Parese N.VI :
Diplopia
Strab.konvergens
Parese N.VII
Parese N.VI bilat. TIK meninggi.
Cat.
Nukleus motorik hipogloosus mendapat persarafan sec.
kontralateral dr korteks morotik hemisfer.
PENDAHULUAN
Contoh :
- hemiparese tipika : hemiparese + parese Nn Cr
kontralateral lesi
- hemiparese alternans : hemiparese kontralateral
lesi + parese Nn Cr ipsi/homolateral lesi
- tetraparese / paraparese UMN/LMN
- sefalgia, kejang, demensia, afasia motorik
- ensefalopati, dll
II. Diagnosis topis
yaitu diagnosis berdasarkan gejala dan tanda
yang diperoleh dihubungkan dengan
lokalisasi lesi di susunan saraf
Contoh : - (lesi di) hemisfer serebri
sinistra / dekstra
- (lesi di) batang otak (pons / medulla
oblongata / mesensefalon)
- (lesi di) medulla spinalis, nervi
spinalis,
- dll.
III. Diagnosis etiologis
yaitu diagnosis berdasarkan gejala, tanda, lokalisasi
lesi dihubungkan dengan proses patologi di susunan
saraf
Contoh : - tumor med spinalis
- infeksi selaput otak
- trauma med spinalis
- dll
Dengan demikian resume suatu status neurologis, selalu
diakhiri dengan :
2. Sindrom BENEDIKT
- parese N III homolateral
- hemimovement disorder kontralateral (hemichorea,
hemiatetosis, atau hemiparkinson)
3. Sindrom CLAUDE
- parese N III homolateral
- hemiataksia kontralateral
- hemihipestesia kontralateral
IV. LESI DI MEDULA SPINALIS
1. Setinggi segmen cervical (C1 – C3):
- tetraparese / plegia UMN
- hip / anesthesia dari akral s/d
distribusi segmental medulla spinalis
yang terganggu
- gangguan susunan saraf otonom
(miksi, defekasi, fungsi seksual)
2. Setinggi segmen C4 – Th 1
- tetraparese / plegia :
setinggi lesi → LMN
di bawah lesi → UMN
- hip / anesthesia setinggi segmen
m.s yang terganggu
- gangguan SS otonom
3. Setinggi Th 2 s/d bagian atas pleksus
lumbosakral
- paraparese / plegia UMN
- hip / anesthesia setinggi segmen m.s
yang terganggu
- gangguan SS otonom
4. Setinggi pleksus lumbosakral
- paraparese / plegia LMN
- hip / anesthesia setinggi segmen m.s
yang terganggu
- gangguan SS otonom
5. Setinggi konus medularis
- anastesia selangkang ( saddle
anaestesia) simetris
- gangguan SS otonom
- refleks anus negative
6. Setinggi cauda equina
- anastesia selangkang asimetris
- gangguan SS otonom
- tanda laseque positif
7. Lesi yang mengenai separuh potongan melintang
medulla spinalis (hemilesi di m.s) akan
menimbulkan SINDROM BROWN – SEQUARD
dengan tanda sbb:
a. kelumpuhan extr. Sup dan atau extr. Inf.
homolateral : disebabkan oleh terputusnya
traktus piramidalis sesisi
b. gangguan proprioseptif homolateral : disebabkan
oleh terputusnya traktus Goll dan Burdach sesisi
c. gangguan eksteroseptif kontralateral
disebabkan oleh terputusnya traktus
spinothalamikus yang membawa impuls dari
kontralateral
contoh : hemilesi di m.s Th.4 kiri akan
ditemukan kelainan sbb :
a. motorik : monoparese inferior kiri
b. proprioseptif : rasa sikap terganggu di kaki
kiri
c. exteroseptif : hip / anestesi di extr inf kanan
MENENTUKAN TINGGI LESI DI MEDULA
SPINALIS
Periksa batas atas dari gangguan sensibilitas,
dengan cara :
pemeriksaan eksteroseptif
tes keringat (tes perspirasi)
lalu cocokkan temuan yang diperoleh dengan
peta sensibilitas dari FOERSTER
Bila batas atas setinggi :
papilla mammae, maka medulla
spinalis yang bermasalah terletak di
segmen Th.4.
pusat / umbilicus : Th. 10
lipat paha : Th. 12 / L.1
dst
MENGAITKAN LESI di MEDULA SPINALIS
dengan DUGAAN LESI TERSEBUT
DITIMBULKAN OLEH KELAINAN PADA
RUAS TULANG BELAKANG