Mual dan muntah hebat dalam masa kehamilan yang dapat
menyebabkan kekurangan cairan, penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit sehingga mengganggu aktivitas sehari – hari dan membahayakan janin di dalam kandungan (Draekoin,2008) EPIDEMIOLOGI • Mual dan muntah terjadi dalam 50-90% kehamilan • Mulai pada usia kehamilan 5-6 minggu, dan membaik pada usia kehamilan 12 minggu. • Pada 1-10% kehamilan, gejala dapat berlanjut melewati 20-22 minggu. • Angka rawat inap akibat hiperemesis gravidarum berkisar antara 0,5-0,8%. ETIOLOGI • Kejadian hyperemesis gravidarum dikaitkan dengan peningkatan kadar hormone hCG (Human Chorionic Gonadotrophin) • Peningkatan kadar hCG dapat merangang proses sekresi saluran pencernaan atas • Faktor psikologis dapat memperberat mual dan muntah FAKTOR RISIKO • Riwayat kehamilan sebelumnya dengan hiperemesis • Berat badan berlebih • Gestasi multipel • Penyakit trofoblastik • Nullipara KRITERIA DIAGNOSIS • Kehamilan muda (4-16 minggu) • Mual disertai muntah hebat dan berulang • Semua yang diminum atau dimakan kembali dimuntahkan • Dapat disertai tanda dehidrasi ringan sampai berat • Turgor kulit menurun DIAGNOSIS • Anamnesis: tanda-tanda kehamilan, riwayat kehamilan sebelumnya • Pemeriksaan fisik: tanda vital, tanda-tanda dehidrasi (hipotensi dan takikardia) • Pemeriksaan penunjang: darah lengkap dan elektrolit (hipokalemia dan asidosis), urinalisis (ketonuria positif), dan USG (menentukan letak kantung kehamilan intra atau ekstrauterin, menentukan jumlah janin, menentukan usia kehamilan, dan untuk memastikan tidak terdapat tanda mola hidatidosa) TATALAKSANA 1. TERAPI NON MEDIKAMENTOSA • Istirahat/tirah baring. Perawatan rumah sakit diindikasikan apabila muntah bertahan setelah rehidrasi atau gagalnya upaya rawat jalan. • Pemberian makan dengan jumlah sedikit namun frekuensi sering. • Menghindari makanan asam, pedas, serta berlemak. • Minum cairan dalam jumlah yang adekuat. TATALAKSANA, cont.. 2. TERAPI MEDIKAMENTOSA • Lini pertama pengobatan mual dan muntah pada kehamilan secara oral • Bila terapi oral gagal, maka dilakukan pemberian cairan iv NaCl atau RL, atau pemberian nutrisi melalui larutan untuk koreksi dehidrasi, ketonemia, defisit elektrolit, dan ketidakseimbangan asam basa. • Pemberian dextrose 5-10% masih dapat diberikan setelah dehidrasi teratasi • Anti-emetik: promethezin, proklorperazin, klorpromazine, metoklopramid, ondansentron. KOMPLIKASI • Acute Kidney Injury • Depresi • Ruptur diafragmatika • Ruptur esofagus (sindroma Boerhaave) • Mallory-Weis tears • Ensefalopati wernicke (defisiensi vitamin B1) • Kejang PROGNOSIS Pasien yang diberikan penatalaksanaan dengan tepat akan menunjukkan perbaikan. TERIMA KASIH