Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
BEDAH
ATLS
PRIMARY SURVEY : ABCDE
TETAP INGAT: SAFETY FIRST!!!
AIRWAY & C-SPINE PROTECTION
DISABILITY
Jatuh pangkal
lidah: Snoring
Parsial Cairan:
Gargling
Clear:
Nilai patensi bicara, teriak Edema Laring:
Crowing
airway
Obstruksi
Total Choking
Tatalaksana
Tanpa • Triple Airway Manuver
• Head Tilt
• Chin Lift
+ Inline Immobilization
Collar Brace
Obstruksi Total: CHOKING
Tracheal Laryngeal Bronchial Esophageal
Foreign Body Foreign Body Foreign Body Foreign Body
Additional • 8-10% of airway FB • 80-90% of airway FB • Complete
history/ • Highest risk of • Right main stem most esophageal
physical: death before common (controversial) obstruction
arrival to the • Additional with overflow
– Complete
hospital history/physical: of secretions
airway
obstruction • Additional – Diagnostic triad: drooling
• unilateral • Odynophagia
– Audible slap history/
wheezing
physical: • decreased
• Dysphagia
– Palpable thud • In young infants:
– Complete airway breath sounds
– Asthmatoid obstruction • cough stridor, croup,
wheeze – Hoarseness – Chronic cough or pneumonia
– Stridor asthma, recurrent compression of
– dyspnea pneumonia, lung
the tracheal wall
abscess
Tatalaksana
DEWASA/ BAYI
>1 tahun < 1 tahun
Pneumothorax
Hematothorax
Nilai:
- Nadi
- Pulsasi - Tentukan kelas perdarahan
- Warna Kulit - Pasang double IV line sekaligus ambil
- TD sampel utk cek lab & cross match
- SUMBER PERDARAHAN
Aktif/ Bebat
Eksternal tekan
Perdarahan
USG FAST
Internal
Konsul
Perkiraan Kehilangan Cairan dan Darah
D: Disability
Nilai:
- GCS
- Pupil
- Lateralisasi
Re-evaluasi ABC
A. History : (AMPLE)
• Allergic
• Medication
• Past illness
• Last meals
• Event
B. Physical exam : head to toe
C. Every orrifice examination
D. Complete neurological examination
E. Special diagnostic tests
F. Re-evaluation
TETANUS
Gangguan neuromuskular akut berupa DX:
trismus, kekakuan & kejang otot o.k - Klinis
eksotosin spesifik Clostridium tetani - Gram: basil gr (+) “drumstick”
Tetanus generalisata
GEJALA – Trismus: sulit/tidak bisa membuka mulut
– Risus sardonicus: wajah setan
KLINIS – Opistotonus
– Kaku otot kuduk, perut, anggota gerak
– Sukar menelan
Grade I Grade II
Trismus sedang 1-3 cm
Trismus ringan >3 cm Opistotonus
Opistotonus +/- RR >30 x/i
Kejang Rangsang (+)
Luka Rentan Tetanus (Tetanus Prone Wound) Luka yang tidak rentan tetanus
• > 6-8 jam • < 6 jam
• Kedalaman > 1 cm • Superfisial < 1 cm
• Terkontaminasi • Bersih
• Bentuk stelat, avulsi, atau hancur • Bentuknya linear, tepi tajam
(irreguler) • Neurovaskular intak
• Denervasi, iskemik • Tidak infeksi
• Terinfeksi (purulen, jaringan nekrotik)
TRAUMA
THORAKS
PNEUMOTHORAKS
Simple
SIMPLE PNEUMOTHORAKS
Etio: GK:
Idiopatik, trauma Nyeri dada, dispneu,
tumpul takipneu
PF:
Inspeksi : Dada sakit tertinggal
jejas(+/-)
Palpasi : Fremitus ↓
Th:
Perkusi : Hipersonor - Observasi klinis
Auskultasi: Suara napas menurun/ - Ro serial memburuk/ tension
menghilang aspirasi chest tube +WSD
OPEN PNEUMOTHORAKS
Etio: GK:
Luka tusuk Dispneu, nyeri tajam, empisema subkutis
PF:
Inspeksi : Dada sakit tertinggal
Red bubbles saat ekshalasi
Sucking chest wound
Palpasi : Fremitus ↓
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi: Suara napas menurun/
menghilang
Th:
- Awal: Occlusive dressing/ Plester 3sisi
Etio: GK:
ventile • Gelisah, dyspneu, takikardia
mechanism • Trias: JVP ↑
Hipotensi
Suara nafas menghilang
PF:
Inspeksi : Dada sakit tertinggal
Penggunaan otot bantu nafas (+)
Deviasi trakea
Palpasi : Fremitus ↓
Perkusi : Hipersonor
Auskultasi: Suara napas menghilang
Th:
- Awal: Needle decompression di ICS2-3 LMC
- Definitif: Chest tube + WSD
HEMATOTHORAKS
Etio: GK:
Laserasi pemb. darah Dispneu, takipneu,
rongga dada (a. inter- takikardi, syok,
kostalis/ a. mammaria Frothy/bloody sputum
interna) Vena leher mendatar
PF:
Inspeksi : Dada sakit tertinggal
Palpasi : Fremitus ↓
Perkusi : Pekak
Auskultasi: Suara napas menurun
Th:
- ABC resusitasi cairan
- Stabil Chest tube + WSD May put pressure on the heart
- Torakotomi, jika:
- 3-5 cc/kgbb/jam dalam 3 jam berturut
- >5 cc/kg bb dalam 1 jam
HEMATOPNEUMOTHORAKS
Etio: GK:
pneumothorax + Dispneu, takipneu, “air fluid level”
hematothorax bersamaan takikardi, syok
PF:
Inspeksi : Dada sakit tertinggal
Palpasi : Fremitus ↓
Perkusi : Atas: hipersonor
Bawah: pekak
Auskultasi: Suara napas menurun
Etio: GK:
Nyeri dada >>>,
Fx segmental > 2 iga
dispneu, takipneu
yg berdekatan
Pernafasan paradoksal
Th:
Analgesik kuat
- intercostal blocks
Chest tubes bila
dibutuhkan
Surgical fixation rarely
Inhalasi Ekshalasi
needed
CARDIAC TAMPONADE
Etio: GK:
Akumulasi Trias Beck: -JVP ↑
cairan/darah di -Hipotensi
rongga perikardium -Suara jantung menjauh
Pulsus paradoksus
Dyspneu, batuk, weakness “Water bottle configuration"
bayangan pembesaran jantung
yang simetris
Th:
Needle pericardiocentesis
KONTUSIO PARU
Th:
Observasi,
simptomatis
PENYAKIT VASKULAR
PERIFER
Penyakit Vaskular Perifer
CLI ALI
Acute Limb Ischemia
• ↓perfusi ekstremitas secara
mendadak ok emboli (>>dari
jantung) mengancam
viabilitas jaringan
• Onset <2 minggu
• Golden period: 6 jam
• Dx: arteriografi Doppler
GK:
- 6P Pain, pallor, pulselessness,
paresthesia, poikilothermia,
paralisis
- Nyeri akut
- Blue toe
- Livido reticularis (bintik ungu kulit)
Tatalaksana ALI
Revaskularisasi:
-Kateterisasi
- Embolektomi
- Bypass
Antikoagulan:
Heparin
Chronic Limb Ischemia
• Insufisiensi arteri
perifer >2 minggu
• O.k. Aterosklerosis
• FR: merokok, DM,
dislipidemia
• Klaudikasio
intermitten
– Dipicu aktivitas
& elevasi tungkai Tujuan Pengobatan
– Metabolisme anaerob • Mengurangi nyeri iskemi: NSAID,
asam laktat anti-agregasi plt
muscle cramping
– Nyeri atau burning • Mengobati ulkus
pada plantar pedis • Meningkatkan kualitas hidup px
• Dx: ABI (mengembalikan fungsi tungkai &
menyelamatkan hidup px)
Patogenesis
Perlu
vasodilatasimeningkatkan
suplai
iskemi
ADAPTASI: Nekrosis
perubahan jaringan
pada struktur
dan fungsi otot
dan
1. Libby: Braunwald's Heart Disease: A Textbook of Cardiovascular Medicine, 8th ed. 2007
2. Inter-Society Consensus for the Management of Peripheral Arterial Disease. (TASC II). 2007
gangren
3. Mostaghimi A, Crager MA. Disease of the peripheral vasculatureLilly LS. Pathophysiology of Heart Disease. 2010
Vaskulitis
Takayasu Arteritis Giant Cell Arteritis Tromboangitis Obliterans
Lokasi Aorta & cabang utama Arteri sedang-besar (kranial, Arteri kecil-sedang distal
aorta+cabang) (inflamasi segmental)
Prevalensi 1-3 per 1 juta 24 per 100.000 Pria <45 tahun, merokok
80-90% wanita 10-40 tahun >50 tahun, 65% wanita HLA-A9 &HLA B-5 +
Gejala Malaise & demam Polimialgia rheumatika Oklusi arteri distal fatigue,
Iskemia serebrovaskular, Nyeri kepala iskemia
miokard, claudication Nyeri wajah + fatigue mengunyah Fenomena Raynaud
lengan, hipertensi Gangguan penglihatan Thrombophlebitis
Histologi Inflamasi granulomatosa, Infiltrasi limfosit + makrofag, Inflamasi & thrombosis tanpa
proliferasi & gangguan fibrosis intima, nekrosis fokal + nekrosis (keterlibatan vaskular
elastisitas intima, fibrosis granuloma minimal)
Tatalaksana Steroid & sitotoksik, Steroid sistemik dosis tinggi Penghentian merokok,
pembedahan bypass debridemen
Th:
Steroid + simptomatik
Bypass
BUERGER’S DISEASE (Thromboangitis Obliterans)
GK:
FR: Perokok Nyeri tidak dipengaruhi Th:
berat aktivitas Stop rokok
Gangrene, Ulserasi distal
Debridement
Obat vasodilator
Nifedipin
Cilostazol
DVT
GK: Penunjang:
Unilateral swelling
USG Doppler
Nyeri
CT Angiografi
Hangat
Lab: D-dimer ↑
Merah kebiruan
Skoring Wells
– Kanker aktif (sedang terapi dalam 1-6 bulan atau paliatif) (skor 1)
– Paralisis, paresis, imobilisasi (skor 1)
• Interpretasi:
– Terbaring selama > 3 hari (skor 1)
– >3: risiko tinggi (75%)
– Nyeri tekan terlokalisir sepanjang vena dalam (skor 1)
– 1-2: risiko sedang (17%)
– Seluruh kaki bengkak (skor 1)
– < 0: risiko rendah (3%)
– Bengkak betis unilateral 3 cm lebih dari sisi asimtomatik (skor 1)
– Pitting edema unilateral (skor 1)
– Vena superfisial kolateral (skor 1)
– Diagnosis alternatif yang lebih mungkin dari DVT (skor -2)
Patient with suspect symptomatic
Acute lower extremity DVT
negative
Venous duplex scan Low clinical probability observe
No
pregnancy LMWH
OPD LMWH
hospitalisation + warfarin
UFH
Compression treatment
PERITONITIS
KLASIFIKASI:
- Primer: SBP
TATALAKSANA:
- Sekunder: Perforasi organ GIT
Stabilisasi ABC Laparotomy
- Tersier: Iatrogenik
GEJALA :
- Distensi & nyeri abdomen
- Demam, menggigil Penunjang:
- Mual muntah Foto polos abdomen 3 posisi
- Takipneu, takikardi
- Nafsu makan ↘
TANDA:
- BU↘: sunyi senyap
- Defans Muskular: perut papan
Tanda Umum:
-Mc Burney Sign
- Blumberg Sign
APPENDISITIS
USG: Target/
- Rovsing Sign Doughnut Sign
- Obturator Sign
- Psoas Sign
- Dunphy Sign
Th: Appendectomy
- Kocher Sign
ALVARADO Score
Suggest ≥6
Gejala Skor
Migratory pain (from umbilical to RLQ) 1
Anorexia 1
Nausea, Vomitting 1
Tenderness in RLQ (Mc Burney) 2
Rebound tenderness in RLQ 1
Elevated Temp (T>37,3o C) 1
Leucocytosis 2
Shift to the left (neutrophils >75%) 1
TOTAL 10
HERNIA
HERNIA
Tipe Hernia Definisi
Reponible Kantong hernia dapat dimasukan kembali ke
dalam rongga peritoneum secara manual atau
spontan
Irreponible Kantong hernia tidak adapat masuk kembali ke
rongga peritoneum
Inkarserata Obstruksi dari pasase usus halus yang terdapat di
dalam kantong hernia
Strangulata Obstruksi dari pasase usus dan obstruksi vaskular
dari kantong hernia tanda-tanda iskemik usus:
bengkak, nyeri, merah, demam
Hernia Inguinalis
• Defek di Trigonum
Medial/ Hasselbach
Direk
• Defek di Prosesus
Lateral/ Vaginalis bisa
Indirek sampai ke skrotum
TATALAKSANA:
Operasi terdiri dari herniotomy disusul dengan hernioplasty
dengan tujuan menjepit annulus femoralis
Hernia Inguinalis vs Hernia Femoralis
FINGER TEST
1. Menggunakan jari ke 2 ZIEMAN TEST
atau jari ke 5 Hernia kanan diperiksa THUMB TEST
2. Dimasukkan lewat dengan tangan kanan, dan Anulus internus ditekan
skrotum melalui anulus sebaliknya. Penderita disuruh dengan ibu jari dan penderita
eksternus ke kanal batuk. Bila rangsangan pada: disuruh mengejan.
inguinal jari ke 2 : Hernia Inguinalis
3. Penderita disuruh batuk Lateralis. Bila keluar benjolan
4. Bila impuls diujung jari jari ke 3 : hernia Ingunalis Hernia Inguinalis medialis.
berarti Hernia Inguinalis Medialis. Bila tidak keluar benjolan
Lateralis. Bila impuls jari ke 4 : Hernia Femoralis. Hernia Inguinalis Lateralis.
disamping jari Hernia
Inguinnalis Medialis. VALSAVA TEST: Pasien dapat diperiksa dalam posisi berdiri. Pada saat itu
benjolan bisa saja sudah ada, atau dapat dicetuskan dengan meminta
pasien batuk atau melakukan manuver valsava.
ILEUS
Gejala Klinis:
Nyeri abdomen
Darm Kontur
• (+) sumbatan mekanik yg
Darm Steifung
menghalangi peristaltik
ALVARADO Score Mual muntah
Obstruktif • Bising usus ↗Suggest
(metallic
≥6 Anoreksia
sound)
GEJALA KLINIS:
Nyeri dan berdarah saat BAB
Darah segar
Benjolan pada anus
GEJALA KLINIS:
6P: - PAIN TH/
- PALLOR FASCIOTOMI
- PULSELESS ESKAROTOMI
- PARESTHESIA Buka Gips
- PARALYSIS
- POIKILOTHERMIA
FRAKTUR
LOKASI:
Diafisis
Metafisis
Epifisis
Intraartikular
KONFIGURASI:
Trasnversal
Oblik
FRAKTUR Spiral
Multipel
PERLUASAN
Comminuted
(EXTENT):
Komplit
Inkomplit
KEDUDUKAN HUBUNGAN
FRAGMEN: DENGAN
Undisplaced DUNIA LUAR:
Displaced Tertutup
Terbuka
PEMERIKSAAN FRAKTUR
Look (Inspeksi) Feel (Palpasi)
• Pembengkakan daerah tulang
yang patah biasanya membengkak • Nyeri lokal, nyeri tekan dan nyeri DX:
• Deformitas sumbu, keadaan neurovaskular Pemfis
– Lihat adanya penonjolan yang distal pada arteri radialis dan +
abnormal ulnaris. Pemeriksaan ulang untuk
– Tampak angulasi ke lateral atau mengetahui adanya sindrom Ro
angulasi anterior kompartemen.
– Adanya rotasi ke luar
– Pemendekan lengan
Syarat Ro:
Rules of Two
Move (Gerak) Functiolaesa -Two Views
-Two Joints
• Krepitasi terjadi bila tulang yang
patah digerakkan -Two Limbs
• Nyeri bila digerakkan baik pada • Hilangnya fungsi misalnya pada -Two Injuries
gerakan aktif maupun pasif fraktur antebrachii lengan -Two Occasions
• gangguan-gangguan fungsi, bawah tidak dapat diangkat dan
gerakan-gerakan yang tidak tidak dapat berjalan.
mampu dilakukan, range of
motion (ROM) dan kekuatan.
• Gerakan yang tidak normal.
Penanganan
Fraktur
1. Tempat kejadian (Injury Disarter)
Masyarakat, Sosial worker, Polisi,
petugas medis dll
2. Pra Hospital (Transportation)
3. Hospital Emergency Room,
Operating Room, ICU, Ward Care
4. Rehabilitasi Physical, Psycological
Tujuan Penanganan
Fraktur
1. Life saving Prioritas utama
2. Limb saving
Penanganan Nyeri (Relieve pain)
Mengembalikan fungsi (Restore optimum
function)
o Tindakan Non Operatif
o Tindakan Operative
Tatalaksana Awal Fraktur
Tertutup: PRICE
Protection • To prevent further injury
• Partially immobilizing the injured area by using a sling, splint, or brace
Rest •person should avoid activities that stress the injured area to the point of pain or that
may slow or prevent healing.
• Recommended with the intent to minimize and reduce swelling as well as to decrease
Ice pain.
• Eg: simple plastic bag of crushed ice placed over a paper towel on the affected area.
Compression •Elastic bandage, to apply an external force to the injured tissue. This compression
minimizes swelling and provides mild support.
Elevation • Help reduce the pooling of fluid in the injured extremity or joint.
Pengelolaan Fraktur di RS
Prinsip : 4 R
• Recognizing (Diagnosis)
• Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
• Reduction (Reposisi)
• Mengembalikan posisi fraktur ke posisi
sebelumnya.
• Rehabilitation
• Mengembalikan fungsi tulang seperti
semula
Manajemen Fraktur Tertutup
• Exercise
– Optimalisasi fungsi motorik bagian yang
mengalami cedera dan bagian lainnya secara
bertahap
– Latih beban dan pergerakan bertahap dapat
mempercepat deposisi tulang (hukum Wolff)
– Hal yang harus dilakukan secara bertahap adalah
mencegah edema, elevasi, latihan pasif, latihan
aktif, gerakan dengan alat bantu, dan latihan
aktivitas fungsional.
FRAKTUR TERBUKA
Menurut Gustillo-Anderson:
KLASIFIKASI DESKRIPSI
Tipe 1 ≤ 1 cm
Tipe 2 1-10 cm
Tipe 3 A A, Avulsi soft tissue yang luas
Tipe 3 B B, Bone exposure
Tipe 3 C C, Circulatory damage Ruptur A/V
Penutupan kulit
Fiksasi
Debridement (jika < Golden
Interna/Eksterna
Period 6-7 jam)
TATALAKSANA
AB
Anti tetanus Pre-saat-post
operasi
Antibiotik Profilaksis Untuk Fraktur Terbuka
(Menurut Grading Gustilo)
optimized byoptima
DISLOKASI
PANGGUL
Dislokasi Panggul
ANTERIOR POSTERIOR
Jarang terjadi (10%) Paling sering terjadi akibat trauma
dashboard saat mengerem (90%)
Sendi panggul dalam posisi eksorotasi, Sendi panggul dalam posisi fleksi,
ekstensi dan abduksi adduksi dan internal rotasi
Tak ada pemendekan tungkai Tungkai tampak lebih pendek
Benjolan di depan daerah inguinal Teraba caput femur pada panggul
dimana kaput femur dapat diraba
dengan mudah
TATALAKSANA
DISLOKASI
BAHU
Dislokasi Bahu
ANTERIOR POSTERIOR
Sering terjadi (98%) Jarang terjadi (2%)
Posisi bahu abduksi dan rotasi Posisi bahu dalam posisi fleksi,
eksterna adduksi dan rotasi interna
Kontur bahu berubah Bahu lebih datar (flat & squared off)
Teraba caput humeri di anterior, Lengan dipegang di depan dada
prominen acromion, sulcus sign (+)
OSTEOMIELITIS
Radang tulang &
sum-sum tulang
ETIO:
S. Aureus >>> PATOGENESIS:
Pseudomonas
1.Hematogen
Enterobacteriaceae
2.Contiguous focus
OSTEOMIELITIS of infection
3.Direct inoculation
GK:
Demam, menggigil,
irritabilitas, tanda
radang (nyeri, KLASIFIKASI:
bengkak, merah, 1.Akut < 2wk
hangat) 2.Subakut 2-6wk
3.Kronik >6wk
OSTEOMIELITIS KRONIK:
• Sekuestrum (tulang yang
OSTEOMIELITIS AKUT: OSTEOMIELITIS SUBAKUT: sudah mengalami
• Tampak soft tissue • Adanya kavitas yang nekrosis dan avaskuler)
swelling dikelilingi oleh zona • Involucrum
• Adanya destruksi tulang sclerosis (abses Brodie) (pembentukan tulang
atau lesi litik di tulang baru)
Prinsip Tatalaksana Osteomielitis
RUPTUR TENDON
ACHILLES
Diagnosis
• Weakness in
plantarflexion
• Gap in tendon
• Palpable swelling
• Positive Thompson test
Tatalaksana Ruptur Tendon Achilles
ANKLE
SPRAIN
GK: Th:
Nyeri, Bengkak, Spasme Otot, ANKLE NSAID
Akral dingin Rehabilitasi Grade I-II
SPRAIN Immobilisasi Grade III
Gejala khas: Nyeri saat inversi
RUPTUR LIGAMENTUM CRUCIATUM (ACL, PCL) &
CEDERA MENISKUS
Anatomi Ligamentum Cruciatum & Meniskus
Ruptur ACL
Gejala:
Popping sound, bengkak dan
nyeri, lutut tidak stabil.
Lutut bisa fleksi, tetapi tidak
bisa ekstensi.
Tes Apley
• Posisi pasien : telungkup,
dengan lutut fleksi ± 90˚.
• Pegangan : pada kaki disertai
dengan pemberian tekanan
vertikal ke bawah
• Gerakan:
• Putar kaki ke eksorotasikompresi
pada meniscus lateralis
• Putar kaki endorotasikompresi
pada meniscus medialis
• Positif bila ada nyeri dan bunyi
“kIik”.
Tes McMurray
• Posisi pasien : telentang dengan
pancjgul ± 110˚ fIeksi, tungkai
bawah maksimal feksi.
• Pegangan : tangan pasif pada
tungkai atas sedekat mungkin
dengan lutut, tangan aktif
memegang kaki.
• Gerakan :
• Tungkai bawah ekstensi disertai
dengan tekanan ke valgus dan
eksorotasiprovokasi nyeri pada
meniscus medial dan bunyi “kIik”
• Gerakan tungkai bawah ekstensi
disertai dengan tekanan ke varus dan
endorotasi provokasi nyeri pada
meniscus lateral dan bunyi “kIik”
Tes Steinman
• Posisi pasien : telentang,
dengan lutut lurus
• Pegangan: tangan aktif pada
kaki, tangan pasif memegang
lutut dari arah depan dengan
ibu jari memberi tekanan pada
celah sendi bagian medial (letak
berpindah-pindah) untuk
provokasi nyeri tekan.
• Gerakan :
• Gerakkan tungkai bawah ke arah
fleksi dan ekstensi
• Positif bila ada nyeri tekan yang
berpindah letak saat posisi lutut
(ROM) berubah.
TENNIS ELBOW
&
GOLFER’S ELBOW
Tennis Elbow (Epikondilitis Lateral)
• Klinis
– Nyeri pada origo otot-otot
lengan bawah, terutama
extensor carpi radialis
brevis.
• Terjadi karena
penggunaan siku yang
berlebihan
• Gejala dan tanda:
– Nyeri atau terasa terbakar
pada sisi lateral siku
– Weak grip strength
• Often worsened with
forearm activity
– holding a racquet
– turning a wrench
– shaking hands.
Golfer’s Elbow (Medial Epicondylitis)
• Lebih jarang
• Akibat olahraga yang sifatnya
throwing/ racquets.
• Penggunaan berlebihan otot dan
tendon di lengan dan siku
- melakukan gerakan berulang spt:
berkebun, mencangkul, memalu
• Nyeri pada origo otot-otot lengan
bawah, terutama flexor carpi
radialis brevis.
• Nyeri saat menekuk pergelangan
tangan dan menggenggam
KELAINAN
KONGENITAL
Atresia Esofagus Ro: Coiled NGT
• Prematurity , Polyhydramnion
• Drooling
• Episodes of choking, respiratory
distress after feeds
A B C D E
GROSS A B C D E
VOGT 2 3a 3b 3c 4
True EA
Proximal EA Isolated TEF (H
Without Proximal and
Description Proximal TEF Distal TEF or N fistula)
fistula Distal Fistula
Gasless Gasless
Abnormal X-ray Distal Gas Distal Gas Distal gas
abdomen Abdomen
Incidence 6% 3% 85% 1% 6%
Hypertrophic Pyloric Stenosis
–Bayi 3-6 minggu
–Mengalami muntah segera setelah makan, tidak
berwarna hijau (non-bilious) & proyektil
–Terlihat lapar dan makan setelah muntah (a
"hungry vomiter")
–Teraba massa seperti zaitun (olive) di epigastrium
Hipertrofi Pilorik Stenosis
• Foto Polos Abdomen:
– Dapat ditemukan gambaran
“single bubble” • Barium Meal:
• Dilatasi dari gaster akibat
– Mushroom sign
udara usus yang tidak dapat
melewati pilorus – String sign
– Gambaran “Caterpillar sign” – Double tract sign
• Terjadi akibat hiperparistaltik
pada gaster
Duodenal, Jejunal, Ileal Atresia
MUNTAH HIJAU
DISTENSI ABDOMEN
HIRSCHSPRUNG
Rontgen :
• Abdomen polos
– Dilatasi usus
– Air-fluid levels.
– Empty rectum
• Contrast enema
– Transition zone
– Abnormal, irregular contractions
aganglionic segment
– Delayed evacuation of barium
Biopsy :
– absence of ganglion cells
– hypertrophy and hyperplasia of nerve BNO: Herring bone
fibers,
Barium enema:
BNO Zona transisi
POL
OS
TERAPI HIRSCHSPRUNG
SEMENTARA
Wash out cegah COLOSTOMY
distensi
PEMBEDAHAN
RECTOSIGMOIDESTOMY
CARA SWENSON
DEFINITIF
ANASTOMOSE
COLOANAL CARA
DUHAMEL DAN SOAVE
ATRESIA ANI
- Anal opening (-), or in the wrong place
- Abdominal distention, failed to pass
meconium, meconium excretion from the
fistula (perineum, rectovagina,
rectovesica, rectovestibuler).
KLASIFIKASI
- Low lesion (<1,5 cm)the colon remains
close to the skin stenosis anus, or the
rectum ending in Ro: Invertogram
a blind pouch.
- High lesion (>1,5 cm) the colon is higher
up in the pelvis fistula
INTUSUSEPSI
Intususepsi
Part Of The • Sebagian usus masuk ke dalam bag. Usus
Intestine Folds yang lainobstruksi usus
On Itself Like A
• Bayi sehat, tiba-tiba menangis
Telescope
kesakitan(crying spells), nyeri, lethargy
• Pada kuadran kanan atas teraba massa
berbentuk sosis dan kekosongan pada
kuadran kanan bawah (Dance sign)
• Usia 6 - 12 bulan, laki-laki lebih sering
• Portio-like on DRE
Triad:
• vomiting
• abdominal pain: colicky &
intermittent, drawing the legs up to
the abdomen,kicking the air, in
between attacks, calm & relieved
• blood per rectum /currant jelly stool
Intususepsi
• Ultrasound signs
include:
– target sign /doughnut
sign)
– pseudokidney sign
– crescent in a doughnut
sign
• Barium Enema
gold standar
"coiled spring”
appearance
VOLVULUS
Volvulus
Klinis
• Obstruction • Children
caused by – bilious emesis (93%)
twisting of the – Malabsorption
intestines more – failure to thrive
than 180 – biliary obstruction
degrees about – GERD
the axis of the • Adults
mesentery – intermittent abdominal
pain (87%)
– nausea (31%)
Plain Radiography
Volvulus
Intrathoracic
Double
stomach with Sigmoid Cecal
air fluid level bubble sign
Volvulus
Cork scerw
Organo-axial Mesentero-axial Sigmoid Cecal
duodenum