Вы находитесь на странице: 1из 20

Direktorat Imunisasi & Karantina

Dirjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI


UU no 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak menyatakan bahwa
“Setiap anak berhak memperoleh pelayanan
kesehatan dan jaminan sosial sesuai dengan
kebutuhan fisik, mental, spiritual dan sosial.”

UU no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal


130, bahwa Pemerintah wajib memberikan
imunisasi lengkap kepada setiap bayi dan anak.
VISI
“MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN”
MISI
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui
pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat
madani.
2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin
tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu,
dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
kesehatan.
4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Terselenggaranya pembangunan kesehatan
secara berhasil-guna dan berdaya-guna
dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta
dan masyarakat madani dalam pembangunan
kesehatan melalui kerjasama nasional dan global
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata,
terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta
berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya
promotif – preventif.
3. Meningkatkan pembiayaan pembangunan
kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan
sosial kesehatan nasional.
4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan
SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan
keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan, dan
mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan.
6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang
akuntabel, transparan, berdayaguna dan
berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi
kesehatan yang bertanggung-jawab.
 RPJMN 2010 - 2014,
 Tercapainya cakupan imunisasi dasar lengkap kepada 90 %
bayi 0-11 bulan
 Tercapainya UCI di seluruh desa dan kelurahan
 Renstra Kem. Kesehatan 2010
Cakupan imunisasi menjadi indikator yang harus dicapai pada
setiap tahun melalui penilaian:
 Cakupan pemberian imunisasi pada bayi 0-11 bulan (80%
pada tahun 2010)
 Persentase anak SD yang mendapatkan imunisasi (98% pada
tahun 2010)
 Persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization
(UCI) (80% pada tahun 2010)
 UCI desa 100% pd tahun 2014
 Cakupan HB-0 80% pd tahun 2010
 Cakupan 98% dosis ke 2 campak melalui BIAS
 Eliminasi MNT pada tahun 2010:
◦ TT bagi WUS di Kab/Kota risiko tinggi tetanus
◦ Validasi data MNTE bertahap tahun 2010-2011
 Reduksi kematian akibat campak sebesar 90% pd
tahun 2010 dibanding 2000
 GAIN UCI selama 5 tahun ( 2010 s/d 2014 )
 Indikator keberhasilan :
Tercapainya target
80% UCI desa/kelurahan pada tahun 2010
85% UCI desa/kelurahan pada tahun 2011
90% UCI desa/kelurahan pada tahun 2012
95% UCI desa/kelurahan pada tahun 2013
100% UCI desa/kelurahan pada tahun 2014
 Perencanaan berbasis assessment utk
mengembangkan strategi dlm rangka
menjangkau masyarakat yg belum
terimunisasi
 Pengenalan vaksin dan tehnologi baru (safe
injection, safe disposal, EVSM)
 Keterpaduan dgn Program lain dan surveilans
dalam konteks sistem kesehatan
 Inter-dependensi (kerjasama dgn
masyarakat, sektor swasta dan para donor)
 Meningkatkan/ Penguatan Imunisasi
Rutin melalui Gerakan Akselerasi
Imunisasi Nasional (GAIN) UCI
• Penguatan PWS
• Menyiapkan dan memanfaatkan
berbagai sumber daya.
• Pemberdayaan masyarakat.
• Pemerataan jangkauan
 Melakukan Imunisasi Tambahan:
• Kampanye Campak terintegrasi
dengan Polio
Report UI Riset DHS
2006 survey Kes Dsr 2006
2006 (Riskesdas)
BCG 91 91 85.2
DPT1 91 87 84.2
Pol3 83 83 73.2
Measles 85 80 76.1
HB1 42 21 80.2
HB3 73 74 60
Fully 65 46% 58.1
immunized
Routine Measles Immunization Coverage and Measles Cases*
Indonesia, 1983-2010
100 100000

90 90000

80 80000

70 70000

60 60000

Measles Cases
% Coverage

50 50000

40 40000

30 30000

20 20000

10 10000

0 0
19 3
19 4
19 5
19 6
19 7
19 8
19 9
19 0
19 1
19 2
19 3
19 4
19 5
19 6
19 7
19 8
20 9
20 0
20 1
20 2
20 3
20 4
20 5
20 6
20 7
20 8
20 9
10
8
8
8
8
8
8
8
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
19

Measles Cases Routine Measles Coverage


*Source:
Routine Data: SST (before 2004); Measles Validation & : SIAs
Integrated VPD Surveillance data (2004-2008) Data as of 10 March 2010-
Outbreak Data: Monthly Outbreak report (before 2005);www.surveilans.org
Integrated VPD Surveillance report (2005-2009)
Incidence Rate of Diphtheria per 10.000 population of Age
Group and Percentage of DPT3 Immunization Coverage
in Indonesia, 2003 – 2009
0,18 100

0,16

80
0,14

DPT3 Coverage (%)


Incidence Rate

0,12
60
0,1

0,08
40
0,06

0,04
20

0,02

0 0
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

DPT3 90,8 91,9 76,4 85 91 91,6 91,5


< I year 0,07 0,01 0,16 0,05 0,004 0,03 0,011
1 - 4 year 0,05 0,02 0,15 0,1 0,04 0,05 0,021
5 - 14 year 0,02 0,01 0,1 0,04 0,02 0,02 0,015

Source: Routine STP (2002-2006), Integrated VPD Surveillance (2007-2009) and Immunization coverage data

Data as of 10 March 2010-


www.surveilans.org
250 100

200 80

% TT2+ Coverage
150 60
NT Cases

100 40

50 20

0 0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
TN 147 175 173 140 118 141 198 130 8
TT2+ 68,1 66,1 63,9 49,5 52 26 65,2 71,8

Data as of 10 March 2010-


www.surveilans.org
Imunisasi campak rutin pada bayi
Imunisasi campak pada murid kelas I SD/sederajat
Crash Program campak ( Balita usia 9-59 bln) & Imunisasi Polio tambahan
(anak usia 0-59 bln)

Sebaran Kasus & Symptomatic Treatment


Kelengkapan Laporan Bulanan C1 Campak
Indonesia, 2008
Fase Provinsi Biaya
APBN (Vaksin)
I Sumatera Utara WHO (Ops)
2009 NAD UNICEF(Sosmob)
Maluku Utara ??
APBD ?

II Maluku, Papua, Papua Barat,


2010 Sumbar, Riau, Jambi, Sumsel,
Bengkulu, Babel, Kepri, Riau, APBN (Vaksin &
NTT, Banten. Alat Suntik)
APBD (Sosmob
: >= 90%
National: • Kalimantan & Sulawesi &Operasional )
: < 90% III • DKI, Jabar, Jateng, Jatim
Total kasus: 14126
: tidak ada laporan Kelengkapan laporan: 43.85 % 2011 dan Lampung  surveilans
: 50 kasus campak
* Source: Integrated VPD Surveillance Data (routine report) Data as of 15 February 2009
PERAN PELATIHAN COLD CHAIN

• Dalam rangka menyiapkan sumber daya yang


dibutuhkan disetiap level administrasi perlu
penyiapan tenaga kesehatan melalui pelatihan
teknis pengelolaan vaksin dan cold chain.

• Pelatihan Cold Chain bertujuan untuk


meningkatkan kualitas program imunisasi melalui
penerapan pengelolaan vaksin dan rantai vaksin
yang memenuhi standar yang telah ditetapkan
(WHO)
PERAN PELATIHAN SAFETY INJECTION

Secara khusus pelatihan membekali petugas pengelola munisasi


dalam:
1. Memberikan kualitas vaksin sejak diterima di provinsi
hingga saat diberikan ke sasaran melalui rantai vaksin
yang benar.
2. Menggunakan dan merawat peralatan rantai vaksin di
semua tingkatan administrasi.
3. Mencegah terjadinya kerusakan vaksin akibat
pembekuan bagi vaksin yang peka terhadap paparan
Dingin dan panas yang peka terhadap kenaikan suhu.
4. Melaksanakan pemantauan serta pengawasan terhadap
seluruh proses pengelolaan vaksin, mulai dari
perencanaan, penerimaan, pendistribusian, penyimpanan
dan penggunaan vaksin.
Terima Kasih

Вам также может понравиться