Siti Fatimah Siti Khodijah Sopiyah Sri Damayanti Syaina Wijayanti Weni Widiastuti STiKes IMC Bintaro 2017 A. Pengertian
Hiperbilirubin adalah meningkatnya kadar
bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal Hiperbilirubin adalah warna kuning pada bayi yang ditandai pada kulit, mukosa akibat akumulasi bilirubin dan diberi istilah jaundice atau ikterus . Ikterus Fisiologis o Pada bayi cukup bulan dengan kadar bilirubin meningkat pelan-pelan Mencapai puncak 6-8 mg/dl pada hari ke-3 s/d 4 ( ≥ pada hari ke-5 Peningkatan bilirubin s/d 12 mg/dl Bayi cukup bulan akumulasi bilirubin < 5 mg/dl/24 jam Ikterus patologis Sudah muncul < 24 jam pertama Peningkatan atau akumulasi bilirubin > 5 mg/dl/hari Bilirubin total >17 mg/dl Ikterus menetap > 8 hari pada bayi cukup bulan dan > 14 hari pada bayi kurang bulan B. Etiologi Menurut Haws Paulette (2007) penyebab hiperbilirubin yaitu : 1. Hemolysis pada inkompatibilitas yang terjadi bila terdapat ketidaksesuaian golongan darah ibu dan anak pada golongan rhesus dan ABO. 2. Gangguan konjugasi bilirubin. 3. Rusaknya sel-sel hepar, obstruksi hepar. 4. Pembentukan bilirubin yang berlebihan. Lanjutan… 5. Bayi imatur, hipoksia, BBLR dan kelainan system syaraf pusat akibat trauma atau infeksi.
6. Gangguan fungsi hati (infeksi) yang disebabkan
oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti : infeksi toxoplasma, shypilis. C. Manisfestasi Klinis Kulit jaundice (kuning) Sklera ikterik Peningkatan konsentrasi bilirubin serum 10 mg/dl pada neonatus yang cukup bulan dan 15 mg% pada neonatus yang kurang bulan. Kehilangan berat badan sampai 5% selama 24 jam yang disebabkan oleh rendahnya intake kalori. Asfiksia Hipoksia Terjadi pembesaran hati Tidak mau minum ASI Letargi D. Patofisiologi Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan. Kejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat beban bilirubin pada sel hepar yang berlebihan. Hal ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia. Gangguan pemecahan bilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar bilirubin tubuh. Hal ini dapat terjadi apabila kadar protein berkurang, atau pada bayi hipoksia, asidosis. Keadaan lain yang memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi hepar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu. E.Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan bilirubin serum Ultrasonografi Pada bayi cukup bulan, Biopsy hati bilirubin mencapai kurang Peritoneoskopi lebih 6mg/dl antara 2-4 hari Laparatomi setelah lahir. Apabila nilainya lebih dari 10 mg/dl tidak Pemeriksaan radiology fisiologis. Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak 10-12 mg/dl antara 5-7 hari setelah lahir. Kadar bilirubin yang lebih dari 14mg/dl tidak fisiologis. F.Pencegahan Pengawasan antenatal yang baik Menghindari obat yang dapat meningkatkan ikterus pada bayi dan masa kehamilan dan kelahiran, contoh : sulfaforazol, novobiosin, oksitosin. Pencegahan dan mengobati hipoksia pada janin dan neonatus. Penggunaan fenobarbital pada ibu 1-2 hari sebelum partus. Imunisasi yang baik pada bayi baru lahir Pemberian makanan yang dini. Pencegahan infeksi. Kasus
Pasien bayi Ny. T dengan usia 6 hari, dari poli anak
dengan kuning riwayat lahir SC dengan berat lahir 2700 gram. Selama di rumah mau menyusu tetapi lebih banyak tidur. Mulai kuning hari ke 3. Usia 6 hari ke poli anak dan check lab dengan hasil Bilirubin total 15,7, bilirubin direk o,6 mg/dl dan bilirubin indirek 15,1 mg/dl KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN A.PENGKAJIAN Keadaan umum : latergi Kesadaran : compos mentis Tanda –tanda vital : HR : 132 x/mnt RR : 52 x/mnt SH : 37,9 o C Spo2 : 98 % BB kemarin : 2700 gram BB sekarang : 2600 gram BB penurunan : 100 gram
Intake cairan berkurang bayi lebih sering tidur
Kulit tampak kuning dan menglupas ( skin resh ) Sirkulasi : mungkin pucat, menandakan anemia Eliminasi : Bising usus hipoaktif, vasase meconium mungkin lambat, feces mungkin lunak atau coklat kehijauan selama pengeluaran billirubin. Urine berwarna gelap. Palpasi abdomen : dapat menunjukkan pembesaran limpa, hepar. Neurosensori; Lanjutan... Hasil bilirubin indirek : 15,1 mg/dl Hasl bilirubin direk : 0,6 mg/dl Hasil bilirubin total : 15,7 mg/dl B.DIAGNOSA 1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan hiperbilirubinemia . 2. Resiko kurangnya volume cairan tubuh b.d. tidak adekuatnya intake cairan, fototerapi 3. Resiko tinggi hipertermi b.d. fototerapi C. TINDAKAN KEPERAWATAN Dx. 1 Gangguan integritas kulit berhubungan dengan hiperbilirubinemia Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan menunjukan keadaan kulit bayi baik Kriteria Hasil 1. Kadar bilirubin dalam batas normal 2. Kulit tidak berwarna kuning 3. Daya isap bayi meningkat 4. Tidak ada kemerahan INTERVENSI 1. Kaji warna kulit tiap 8 jam 2. Rubah posisi setiap 2 jam 3. Jaga kebersihan kulit dan kelembabannya 4. Kolaborasi : cek darah bilirubin total,direk, dan indirek Dx 2 Resiko kurangnya volume cairan tubuh b.d. tidak adekuatnya intake cairan Tujuan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan menunjukan cairan tubuh terpenuhi, neonatus adekuat Kriteria Hasil 1. Turgor kulit baik, tidak ada tanda dehidrasi 2. TTV dalam batas normal 3. Urine output sesuai BB dan usia Intervensi Berikan ASI/ SF sesuai kebutuhan tubuh Observasi intake dan output cairan Catat jumlah dan kualitas feses Pantau turgor kulit Dx. 3 Resiko tinggi hipertermi b.d. fototerapi Tujuan Setelah diberikan asuhan keperawatan resiko tinggi hipertermi dapat teratasi dengan Kriteria Hasil 1. Suhu dalam batas normal 36,5- 37,5 C INTERVENSI 1. Monitor TTV setiap 2- 4 jam sesuai kebutuhan 2. Jaga suhu lingkungan 25⁰C dan inkubator 33⁰C 3. Gunakan baju dan selimut untuk bagian tubuh yang terbuka 4. Observasi keadaan umum pasien Implementasi 1. Dx 1 menjaga kebersihan kulit agar bersih mengoleskan baby oil/ minyak kelapa pada daerah kulit atur posisi tidur dengan posisi tengkurep atau miring monitor kemerahan pada kulit 2. Dx 2 ASI 8x30 ml/hari observasi intake 30ml/8 jam output BAB/BAK +/+ feses berbentuk cair dan berwarna hitam Dx.3 Jaga kondisi lingkungan memakaikan pakaian yang longgar monitor kulit adanya kemerahan Evaluasi S:- O : bayi nafas spontan, menangis(+), BAB/BAK +/+ A : Resti infeksi P : obs ttv berikan minum ASI cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan