Вы находитесь на странице: 1из 18

Gigitan Ular

Kelompok 4
Iga Arif Fathurini P17221173046
Tya Dwi Anggraeni P17221174056
Nayla Rifa’atul Aulia P17221174068
Siti Nur’Diyanah H P17221174069
Moh. Adib Daudi P17221174074
Sub Bahasan
Pengertian

Anatomi & Fisiologi

Etiologi

Manifestasi klinik gigitan ular

Patofisiologi kasus gigitan ular

Komplikasi gigitan ular

Pemeriksaan penunjang / diagnostik

Penatalaksanaan medik pd gigitan ular

Asuhan keperawatan pd kasus gigitan ular


Pengertian
Racun ular adalah racun hewani
yang terdapat pada ular berbisa.
Daya toksin bias ular tergantung
pula pada jenis dan macam ular.
Racun binatang adalah merupakan
campuran dari berbagai macam zat
yang berbeda yang dapat
menimbulkan beberapa reaksi
toksik yang berbeda pada manusia.
Anatomi Dan Fisiologi
Etiologi
Karena gigitan ular yang berbisa, yang
terdapat 3 famili ular yang berbisa, yaitu
Elapidae, Hidrophidae, dan Viperidae. Bisa
ular dapat menyebabkan perubahan lokal,
seperti edema dan pendarahan. Banyak bisa
yang menimbulkan perubahan lokal, tetapi
tetap dilokasi pada anggota badan yang
tergigit. Sedangkan beberapa bisa Elapidae
tidak terdapat lagi dilokasi gigitan dalam
waktu 8 jam .
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah (Hematoxic) Bisa ular yang bersifat saraf (Neurotoxic)
Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa Yaitu bisa ular yang merusak dan
ular yang menyerang dan merusak (menghancurkan) sel- melumpuhkan jaringan- jaringan sel saraf
Daya Toksik sel darah merah dengan jalan menghancurkan stroma
sekitar luka gigitan yang menyebabkan
lecethine ( dinding sel darah merah), sehingga sel darah
Bisa Ular menjadi hancur dan larut (hemolysin) dan keluar jaringan- jaringan sel saraf tersebut mati
menembus pembuluh-pembuluh darah, mengakibatkan dengan tanda-tanda kulit sekitar luka
timbulnya perdarahan pada selaput tipis (lender) pada gigitan tampak kebiru-biruan dan hitam
mulut, hidung, tenggorokan, dan lain-lain. (nekrotis).
Manifestasi Klinik
Gejala-gejala awal terdiri dari satu atau lebih
tanda bekas gigitan ular seperti rasa terbakar,
nyeri ringan, dan pembengkakan local yang
progresif. Bila timbul parestesi, gatal, dan mati
rasa perioral, atau fasikulasi otot fasial, berarti
envenomasi yang bermakna sudah terjadi.
Bahaya gigitan ular racun pelarut darah
adakalanya timbul setelah satu atau dua hari,
yaitu timbulnya gejala-gejala hemorrhage
(pendarahan) pada selaput tipis atau lender pada
rongga mulut, gusi, bibir, pada selaput lendir
hidung, tenggorokan atau dapat juga pada pori-
pori kulit seluruh tubuh.
Patofisiologi

Bisa ular terdiri dari campuran beberapa


polipeptida, enzim dan protein. Jumlah bisa,
efek letal dan komposisinya bervariasi
tergantung dari spesies dan usia ular. Bisa ular
bersifat stabil dan resisten terhadap perubahan
temperatur. Secara mikroskop elektron dapat
terlihat bahwa bisa ular merupakan protein
yang dapat menimbulkan kerusakan pada sel-
sel endotel dinding pembuluh darah, sehingga
menyebabkan kerusakan membran plasma
Komplikasi
a. Syok hipovolemik
b. Edema paru
c. Kematian
d. Gagal napas
Pemeriksaan Penunjang / Diagnostik
Pemeriksaan laboratorium dasar, Pemeriksaaan kimia darah, Hitung
sel darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, waktu
protrombin, waktu tromboplastin parsial,hitung trombosit, urinalisis,
dan penentuan kadar gula darah, BUN, dan elektrolit. Untuk gigitan
yang hebat, lakukan pemeriksaan fibrinogen, fragilitas sel darah merah,
waktu pembekuan, dan waktu retraksi bekuan.
Penatalaksanaan Medik
a. Pertolongan pertama, jangan menunda pengiriman kerumah sakit.
b. Lakukan evaluasi klinis lengkap dan pesanlah untuk pemeriksaan
laboratorium dasar, hitung sel darah lengkap, penentuan golongan
darah dan uji silang, waktu protombin, waktu tromboplastin parsial,
hitung trombosit, urinalisis, dan penentuan gadar gula darah, BUN,
dan elektrolit. Untuk gigitan yang hebat, lakukan pemeriksaan
fibrinogen, fragilitas sel darah merah, waktu pembekuan, dan
waktu retraksi bekuan.
c. Derajat envenomasi harus dinilai dan observasi 6 jam untuk
menghindari penilaian keliru dan envenomasi yang berat
d. Mulai larutan salin IV pada semua pasien; berikan oksigen, dan
tangani syok jika ada.
e. Pertahankan posisi ekstremitas setinggi jantung; turniket di lepas
hanya bila syok sudah diatasi dan anti bisa diberikan.
f. Beberapa sumber menganjurkan eksplorsi bedah dini untuk
menentukan kedalaman dan jumlah jaringan yang rusak, sesuai
dengan jenis ular yang menggigit apakah berbisa atau tidak.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
• Gejala tak segera muncul tetapi 15 menit sampai 2 jam kemudian
setelah korban digigit ular. Kondisi korban setelah digigit :
a. Reaksi emosi yang kuat, penglihatan kembar, mengantuk
b. Sakit kepala, pusing, dan pingsan
c. Mual atau muntah dan diare, gigitan biasanya pada tungkai atau
kaki
d. Daerah gigitan bengkak, kemerahan, memar
e. Sukar bernapas dan berkeringat banyak
Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan reaksi endotoksin
2. Hipertermia berhubungan dengan efek langsung endotoksin pada hipotalamus
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tak adekuat
Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan reaksi endotoksin
• Tujuan: Pertukaran gas kembali efektif
Intervensi :
- Auskultasi bunyi nafas
- Pantau frekuensi pernapasan
- Atur posisi klien dengan nyaman dan atur posisi kepala lebih tinggi
- Motivasi / Bantu klien latihan nafas dalam
- Observasi warna kulit dan adanya sianosis
- Kaji adanya distensi abdomen dan spasme otot
- Batasi pengunjung klien
- Pantau seri GDA
- Bantu pengobatan pernapasan (fisioterapi dada)
- Beri O2 sesuai indikasi (menggunakan ventilator)
2. Hipertermia berhubungan dengan efek langsung endotoksin pada hipotalamus
• Tujuan: Hipertermia dapat teratasi
Intervensi :
- Pantau suhu klien, perhatikan menggigil atau diaforesis
- Pantau suhu lingkungan, batasi linen tempat tidur
- Beri kompres mandi hangat
- Beri antipiretik
- Berikan selimut pendingin
3. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh tak
adekuat
• Tujuan: Tidak terjadi infeksi
Intervensi :
- Berikan isolasi atau pantau pengunjung sesuai indikasi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah aktivitas terhadap klien
- Ubah posisi klien sesering mungkim minimal 2 jam sekali
-Batasi penggunaan alat atau prosedur infasive jika memungkinkan
- Lakukan insfeksi terhadap luka alat infasif setiap hari
- Lakukan tehnik steril pada waktu penggantian balutan
- Gunakan sarung tangan pada waktu merawat luka yang
terbuka atau antisipasi dari kontak langsung dengan ekskresi atau sekresi
- Pantau kecenderungan suhu mengigil dan diaforesis
- Inspeksi flak putih atau sariawan pada mulut
- Berikan obat antiinfeksi (antibiotic)
Implementasi Keperawatan
Pada tahap ini dilaksanakan pelaksanaan dari perencanaan keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara optimal. Pelaksanaan
tindakan keperawatan merupakan reaksi yang telah ditetapkan dalam perencanaan
keperawatan.

Evaluasi Keperawatan
• Tahap ini merupakan kunci keberhasilan dalam proses keperawatan yang diharapkan
pada keadaan gawat darurat gigitan ular.
• Menunjukan GDA dan frekuensi dalam batas normal dengan bunyi nafas vesikuler
• Tidak mengalami dispnea atau sianosis
• Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal
• Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan
• Tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi

Вам также может понравиться