Вы находитесь на странице: 1из 23

GGK ( Gagal Ginjal Kronik)

Kelompok 4
1. Ayang Nanda Satria (A2R17044)
2. Fiki Hesti Eni ( A2R17055)
3. Muhammad Kayyis M.H (A2R17060)
4. Sindy Nurvitasari (A2R17070)
5. Wakhidatun Nur Riani (A2R17076)
Definisi
• Gagal ginjal kronik adalah penurunan fungsi ginjal yang bersifat
persisten dan irreversible. Gangguan fungsi ginjal merupakan
penurunan laju filtrasi glomerulus (glomerolus filtration rate/GFR)
yang dapat digolongkan ringan dan berat (Mansjoer, 1999 : 531).

• Gagal ginjal kronik adalah satu sindrom klinis yang disebabkan


penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif
dan cukup lanjut (Slamet, 2001 : 427)
• Gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif
dan irreversible dimana ginjal gagal untuk mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan
uremia berupa retensi urea dan sampah lain dalam darah (Brunner &
Suddarth, 2002 : 1448).
• Berdasarkan ketiga pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami
kerusakan sehingga tidak mampu lagi mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan
penumpukan urea dan sampah metabolisme lainnya serta
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
Etiologi

• Menurut Mansjoer (1999 : 532), etiologi gagal ginjal kronik adalah :


• Glomerulonefritis
• Nefropati analgesik
• Nefropati refluk
• Ginjal polikistik
• Nefropati diabetik
• Hipertensi
• Obstruksi
• Gout
• Tidak diketahui
Manifestasi Klinis
• Menurut Mansjoer (1999 : 532), manifestasi klinis pada pasien gagal ginjal
kronik:
• Umum : fatique, malaise, gagal tumbuh, debil
• Kulit : mudah lecet, rapuh, leukonika
• Kepala dan leher : fetor uremik, lidah kering dan berselaput
• Mata : fundus hipersensitif, mata merah
• Kardiovaskuler : hipertensi, kelebihan cairan, gagal jantung, perikarditis uremik, penyakit vaskuler.
• Pernafasan : hiperventilasi asidosis, edema paru, efusi pleura
• Gastrointestinal : anoreksia, nausea, gastritis, ulkus peptikum, kolik uremik, diare yang disebabkan
oleh anti biotik.
• Kemih : nokturia, poliuria, haus, proteinuria, penyakit ginjal yang mendasarinya.
• Reproduksi : penurunan libido, impotensi, amenore, infertilitas, ginekomastia, galaktore.
• Syaraf : latergi, malaise, anoreksia, tremor, ngantuk, kebingungan, flap, mioklonus, kejang, koma.
• Tulang : hiperparatiroidisme, defisit vitamin D.
• Sendi : gout, pseudo gout, klasifikasi ekstra tulang
• Hematologi : anemia, defisit imun, mudah mengalami pend
patofisiologi
Pemeriksaan Diagnosis
• Urine
• Volume, biasanya kurang dari 400 ml/24 jam atau anuria
• Warna, Gelap endapan coklat menunjukkan adanya darah, hemoglobin,
myoglobin, perphyris.
• Masa jenis, kurang dari 1,015 (pada nilai 1,010 merefleksikan kerusakan ginjal
berat)
• Osmolaritas, kurang dari 350 mg/liter adalah petunjuk kerusakan tubuler dan
urine/serum rasiosering 1 : 1
• Kreatinin cleraence, mungkin menurun secara jelas (significan)
• Sodium, lebih besar dari 40 mEq/liter karena ginjal tidak mampu mereabsorpsi
sodium.
• Protein, proteinuria berat (3-4 +) secara pasti merupakan indikasi kerusakan
glomerulus jika sel-sel darah merah dan endapan ditemukan juga.
• Darah

• BUN/Kreatinin, biasanya proporsinya naik. Tingkat keratinin 10 mg/dl mendukung tahap lanjut
(mungkin serendah 5)
• CBC (Complet Blood Count = Hitung darah lengkap) Hematokrit, menurun bila ada anemia Hb :
biasanya kurang dari 7-8 g/dl. Sel-sel darah merah : masa hidupnya menurun karena defisiensi
eritroprotein akibatr azotemia (adanya kreatinin dalam darah).
• Analisa gas darah, PH : menurun, asidosis metabolik terjadi (PH kurang dari 7,2) karena ginjal
kehilangan kemampuan mengekresikan hidrogen dan amoniak atau produk akhir katabolisme
(pemecahan) protein HCO3 menurun PCO2 menurun.
• Serum Sodium, mungkin rendah (jika ginjal “waste sodium”) atau normal (merefleksikan
pengenceran hipernatremia).
• Potassium, meningkat sehubungan dengan retensi karena seluler shift (asidosis) atau pelepasan
jaringan (sel-sel merah hemolisis)
• Gagal ginjal tahap lanjut, EKG berubah mungkin tidak terjadi sampai potasium 6,5 mEg atau lebih
besar
Penatalaksanaan
• Tentukan dan tatalaksana penyebab
• Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan dan cairan dan garam, pada beberapa pasien,
furosemid dosis besar (250-1000 mg/hari) atau diuretin loop (bumetarid, asam etokrinat)
diperlukan untuk mencegah kelebihan cairan pengawasan dilakukan melalui berat badan, urine
dan pencatatan keseimbangan cairan/masukan melebihi keluaran sekitar 500 ml.
• Diit tinggi kalori dan rendah protein (20-40 g/hari) menghilangkan gejala anoreksia dan nausea
dari uremia, menyebabkan penurunan ureum dan perbaikan gejala. Hindari masukan dan
berlebihan dari kalium dan garam.
• Kontrol Hipertensi.
• Kontrol ketidakseimbangan elektrolit
• Mencegah dan tatalaksana tulang ginjal
• Deteksi dini dan terapi infeksi
• Modifikasi terapi obat dan fungsi ginjal
• Deteksi dan terapi komplikasi
• Persiapan dialisis dan program transplantasi
Diagnosa Keperawatan

1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi ginjal


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan nyeri sendi sekunder
terhadap gagal ginjal.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kondisi,
pemeriksaan diagnostik, rencana tindakan dan prognosis.
4. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap gagal ginjal.
5. Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang
pengetahuan, sistem pendukung kurang adekuat.
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anorekasia, mual, muntah, kehilangan selera, bau, stomatitis dan diet tak enak.
INTERVENSI
1. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kerusakan fungsi
ginjal.

• Perencanaan
•Pantau kreatinin dan BUN serum
•Rujuk pasien ke ahli diet untuk penyuluhan diet dan bantu dalam merencanakan kebutuhan makanan
dengan modifikasi dalam protein, kalium, fosfor, natrium dan kalori.
•Jangan memberikan obat-obatan sampai setelah dialisat, bila tekanan darah tetap di bawah 90/60
mmHg, jangan berikan obat anti hipertensi.

• Rasional
• Perubahan ini menunjukkan kebutuhan dialisat segera
• Ahli diet adalah spesialis nutrisi dan dapat menjelaskan alasan modifikasi diet dan dapat membantu
pasien merencanakan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam batas diet.
• Kebanyakan obat-obatan dikeluarkan melalui dialisat
• Kriteria Hasil

• Nilai elektrolit serum dalam rentang normal, bunyi nafas bersih, tak
ada edema, tekanan darah sistolik (TD) diantara 90-140 mmHg,
peningkatan berat badan saat ini dua pon dari berat badan tidak
edema.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia dan nyeri sendi
sekunder terhadap gagal ginjal.

• Perencanaan
• Pantau berat badan setiap hari, kreatinin dan BUN serum, jumlah makanan yang dikonsumsi
dalam setiap makanan, hasil laporan JDL, terutama hemoglobin dan hematokrit, kadar besi dan
feritin serum, nilai protein serum, masukan dan haluaran, hasil kalsium serum dan kadar fosfat.
• Konsul dokter bila keluhan kelelahan menetap
• Mungkin periode istirahat sepanjang hari
• Bila pasien mengeluh mulut kering, izinkan pasien untuk berkumur dengan air sedikitnya tiap jam
atau berikan batu es atau permen lemon keras.
• Jamin lingkungan kondusif untuk makan selama waktu makan (bebas bau, makanan disajikan
sesuai kesukaan pasien).
• Berikan agen ikatan fosfat yang diprogramkan, suplemen kalsium dan suplemen vitamin D.
• Bantu pasien dalam merencanakan jadwal aktivitas setiap hari untuk menghindari imobilisasi dan
kelelahan.
• Rasional

• Untuk mengidentifikasi indikasi perkembangan atau penyimpangan dari hasil yang diharapkan
• Ini dapat menandakan kemajuan kerusakan ginjal dan perlunya penilaian tembahan dalam
terapi
• Istirahat memungkinkan tubuh untuk menyimpan energi yang digunakan oleh aktivitas
• Anemia terjadi sekunder terhadap penurunan masukan diet dan kurang eritropoitin, hormone
yang merangsang sumsum tulang untuk menghasilkan sel darah merah. Besi dan asam folat
penting untuk eritrofoesis normal. Alfa epoetin adalah hormone sintetik yang ditemukan untuk
merangsang keberhasilan eritropoesis, sehingga menurunkan kebutuhan tranfusi darah. Untuk
efektivitas alfa epoetin, kadar besi dan feritin harus mendekati normal. Reaksi merugikan ini
umum terjadi bila pasien menggunakan albumin hidroksida, untuk mengontrol kadar fosfat
atau bila defisiensi besi atau vitamin terjadi.
• Stomatitis dapat terjadi karena toksin uremik berlebihan pada mukosa oral dan
penurunan masukan cairan. Selain itu anoreksia, ditambah dengan mulut kering
dan lengket. Tindakan ini meningkatkan saliva.
• Meskipun anoreksia akibat dari kombinasi faktor-faktor seperti kelelahan, toksin
uremik berlebihan dan depresi, penilaian dapat dibuat untuk meningkatkan
nafsu makan.
• Defosit kalsium mengakibatkan ketidaknyamanan sendi pada gagal ginjal,
metabolisme vitamin D berkurang, yang menyebabkan penurunan absorpsi
kalsium dan saluran GI. Bila kalsium serum turun produksi parathormon
meningkat, mengakibatkan peningkatan resorpsi fosfat dan kalsium dari tulang
meningkat dan akhirnya demineralisasi tulang.
• Imobilisasi meningkatkan resorbsi kalsium dari tulang.

• Kriteria Hasil
Berkurangnya keluhan lelah, peningkatan keterlibatan pada aktivitas sosial,
laporan perasaan lebih berenergi, frekuensi pernafasan dan frekuensi jantung
kembali normal setelah penghentian aktivitas, berkurangnya nyeri sendi.
3. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
kondisi, pemeriksaan diagnostik, rencana tindakan dan prognosis.
• Perencanaan
• Bila mungkin atur untuk kunjungan dari individu yang mendapat
terapi
• Berikan informasi tentang :
• Sifat gagal ginjal
• Pemeriksaan diagnostik termasuk tujuan, deskripsi singkat, persiapan
yang diperlukan sebelum tes.
• Tujuan terapi yang diprogramkan.
• Sediakan waktu untuk pasien dan orang terdekat untuk
membicarakan tentang masalah dan perasaan tentang perubahan
gaya hidup yang akan diperlukan untuk memilih terapi.
• Rasional

• Individu yang berhasil dalam koping terhadap gagal ginjal kronik dapat
berpengaruh positif untuk membantu pasien yang baru didiagnosis
memperhatikan harapan dan mulai menilai perubahan gaya hidup yang
akan diterima.
• Pasien sering tidak memahami bahwa dialisa akan diperlukan selamanya
bila gagal ginjal tak dapat pulih. Memberi pasien informasi mendorong
partisipasi dalam mengambil keputusan dan membantu mengembangkan
kepatuhan dan kemandirian maksimum.
• Pengekspresian perasaan membantu mengurangi ansietas, tindakan untuk
gagal ginjal berdampak pada seluruh keluarga.

• Kriteria hasil
• Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi, pemeriksaan diagnosik dan
rencana tindakan; sedikit melaporkan perasaan gugup dan takut.
4. Risiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus sekunder
terhadap gagal ginjal.
• Perencanaan
• Anjurkan pasien untuk mempertahankan kuku terpotong pendek,
mempertahankan suhu ruangan pada keadaan nyaman untuk mencegah keringat,
mengikuti pembatasan diet yang diprogramkan, mandi dengan sabun tanpa
deodorant dan hipoalergik.
• Berikan agen ikatan fosfat atur untuk dialisa sesuai program.
• Rasional
• Kuku pendek kurang mungkin untuk merobek. Keringat, panas dan kulit kering
meningkatkan pruritus. Toksin uremik menyebabkan pruritus. Sabun ringan kurang
mungkin untuk menyebabkan kulit kering dan mengiritasi kulit.
• Kadar fosfor serum terlalu tinggi. Karena kalsium dan fosfor berbanding terbalik
secara proporsional, kalsium serum turun dan pasien menjadi tremor. Dialisa
membuang toksin dan membantu menormalkan biokimia.
• Kriteria hasil
• Tidak ada tanda garukan pada kulit, keluhan pruritus lebih sedikit.
5. Risiko tinggi terhadap ketidakpatuhan berhubungan dengan kurang
pengetahuan, sistem pendukung kurang adekuat.
• Perencanaan
• Tinjau kembali rasional untuk modifikasi diet yang diprogramkan pada rencana pulang :
• Tinjau kembali rasional untuk menghindari kelebihan yang meningkatkan kadar ureum
• Pembatasan natrium untuk mengurangi retensi cairan
• Pembatasan kalium
• Bila oliguria, pembatasan cairan untuk mengurangi edema.
• Kalori tinggi untuk menjamin penggunaan protein dan sintesis protein jaringan dan
suplai energi.
• Yakinkan bahwa pasien dan orang terdekat mempunyai hal tertulis mengenai :
• Perjanjian untuk instruksi perawatan lanjut untuk perawatan diri di rumah
• Petunjuk dan nomor telepon pusat dialisa yang memberikan terapi pemeliharaan.
• Berikan instruksi tertulis tentang semua rencana pengobatan untuk digunakan di rumah,
termasuk nama, dosis, jadwal, tujuan dan efek samping yang dapat dilaporkan
• Yakinkan pasien mempunyai nomor telepon orang sumber seperti perawat dialisa datau
koordinator transplantasi, dokter, ahli diet ginjal, pekerja sosial ginjal yayasan ginjal
Indonesia.
• Rasional
• Kepatuhan ditingkatkan bila pasien mengalami efek-efek tindakan
yang diprogramkan untuk kondisi mereka
• Instruksi verbal dapat mudah dilupakan
• Untuk memastikan keamanan pemberian pengobatan
• Tim pendukung yang tersedia dan konsisten diperlukan sepanjang
hidup pasien
• Kriteria hasil
• Merupakan pemahaman tentang instruksi pulang,
mendemonstrasikan kemampuan untuk merawat klien.
6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anorekasia, mual, muntah, kehilangan selera, bau, stomatitis dan diet tak enak.

• Perencanaan
• Konsul ahli diet untuk bantu pengkajian nutrisi, mengidentifikasi tujuan nutrisi,
meresepkan modifikasi diet dan memberikan nutrisi pada klien.
• Pertegas instruksi diet dan berikan materi tertulis untuk instruksi verbal
• Diskusikan tentang pemilihan diet daripada pembahasan pantangan diet.
• Siapkan dan berikan dorongan oral hygiene yang baik sebelum dan sesudah
makan
• Batasi masukan cairan satu jam sebelum dan sesudah makan
• Berikan lingkungan yang menyenangkan selama waktu makan dan bantu sesuai
kebutuhan
• Jelaskan perlunya kebutuhan klien untuk makan protein maksimum dari diet
yang diizinkan
• Bekerja bersama klien untuk mengembangkan rencana untuk memasukan diet
yang diresepkan secara berhasil kedalam gaya hidup sehari-hari klien.
• Rasional

• Persepsi diet yang tepat penting dalam penatalaksanaan gagal ginjal kronik yang
mencegah toksisitas uremik, ketidakseimbangan cairan elektrolit dan katabolisme.
• Empati dan penguatan terhadap instruksi diet dapat meningkatkan kepatuhan terhadap
pembatasan diet.
• Klien dan keluarga akan menjadi tidak berselera bila diet terlalu dibatasi dan tidak enak.
• Oral hygiene yang tepat dapat mengurangi mikroorganisme dan membantu mencegah
stomatitis
• Pembatasan ini akan mencegah perasaan begah dan mengurangi anoreksia.
• Nafsu makan dirangsang pada situasi yang relaks dan menyenangkan
• Protein adekuat diperlukan untuk mencegah katabolisme protein dan penggunaan otot
• Kolaborasi memberikan kesempatan bagi klien melakukan kontrol, yang cenderung
meningkatkan kepulihan.

• Kriteria hasil

• Klien akan menghubungkan pentingnya masukan nutrisi adekuat dan mentaati program
diet yang diprogramkan.

Вам также может понравиться