Вы находитесь на странице: 1из 19

PEMERIKSAAN PADA BAYI BARU

LAHIR
Kelompok 08
Riwayat
Kesehat
an

Kelainan –
Kelainan Pemeriksa
Pada an Fisik
Pemeriksaan Bayi Baru
Bayi Baru Lahir
Lahir

Pemeriksaa
n
Diagnostik
Pada Bayi
Baru Lahir
Riwayat Kesehatan
Riwayat ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
• Data demografi
• Keluhan utama
• Persepsi tentang kondisi sakit saat ini
• Riwayat penyakit terdahulu, riwayat pembedahan, riwayat dirawat
di rumah sakit.
• Riwayat penyakit keluarga
• Pengobatan yang saat ini sedang dijalani
• Riwayat alergi
• Status perkembangan mental klien
• Riwayat psokososial
• Riwayat sosiokultural
• Aktifitas harian (activity daily living)
Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir

Prinsip Pemeriksaan Pada Bayi Baru Lahir


• Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta
persetujuan tindakan.
• Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan
dan pastikan pencahayaan baik.
• Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka
bagian yang akan diperiksa (jika bayi telanjang
pemeriksaan harus dibawah lampu pemancar)
dan segera selimuti kembali dengan cepat,
periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh.
• Hitung frekuensi nafas
Pemeriksaan frekuensi nafas dilakukan dengan menghitung rata-rata
pernafasan dalam 1 menit.
• Lakukan inspeksi pada warna bayi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi pucat,
ikterus, sianosi central, atau lainnya.
• Hitung denyut jantung bayi dengan stetoskop.
Pemeriksaan denyut jantung dilakukan untuk menilai apakah bayi
mengalami gangguan sehingga jantung dalam keadaan tidak normal.
• Ukur suhu aksiler
Lakukan pemeriksaan suhu melalui aksiler untuk memnentukan
apakah bayi dalam keadaan hipo atau hipertermia.
• Kaji postur dan gerakan
Pemeriksaan ini diakukan untuk menilai ada tidaknya opistotonus
atau hiperekstensi tubuh yang berlebihan dengan kepala dan tumit ke
belakang, sedangkan tubuh melengkung ke depan; Adanya kejang atau
spasme; dan tremor.
• Pengukuran antropometri
Cara:
a. Lakukan pengukuran berat badan, panjang badan, lingkar kepala dan
lingkar dada
b. Lakukan penilaian hasil pengukuran.
• Pemeriksaan Tonus dan tingkat kesadaran bayi
Pemeriksaan ini untuk menilai adanya letargi.
• Pemeriksaan Refleks
Pemeriksaan refleks contohnya seperti Moro’s, Berkedip, Tanda babinski
dan Merangkak
• Pemeriksaan kepala atau muka
Raba sepanjang garis sutura dan fontanel, apakah ukuran dan
tampilannya normal. Sutura yang berjarak lebar mengindikasikan bayi
preterm, moulding yang buruk atau hidrosefalus, ini terjadi karena adanya
trisomi.
Periksa adanya trauma kelahiran misalnya; caput suksedaneum, sefal
hematoma, perdarahan subaponeurotik/fraktur tulang tengkorak.
Cara:
• Lakukan inspeksi daerah kepala
• Lakukan penilaian pada bagian tersebut diantaranya:
• Asimetri
• Ada tidaknya caput succedaum
• Ada tidaknya chepal haematum
• Ada tidaknya perdarahan
• Adanya fontanel
• Pemeriksaan Wajah
Wajah harus tampak simetris. Perhatikan kelainan wajah yang khas seperti
sindrom down atau sindrom piere robin. Perhatikan juga kelainan wajah
akibat trauma lahir seperti laserasi, paresi N.fasialis.
• Pemeriksaan mata
Pemeriksaan mata dilakukan pada kelompok mata untuk menilai
ada/tidaknya kemerahan atau pembengkakan; nanah yang keluar dari mata;
dan perdarahan subkonjungtiva.
• Pemeriksaan telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya.Pada bayi cukup
bulan, tulang rawan sudah matang.
• Pemeriksaan hidung
Kaji bentuk dan lebar hidung, pada bayi cukup bulan lebarnya harus
lebih dari 2,5 cm. Periksa adanya sekret yang mukopurulen yang terkadang
berdarah , hal ini kemungkinan adanya sifilis congenital. Periksa adanya
pernapasan cuping hidung
• Pemeriksaan Mulut
• Pemeriksaan Leher
• Pemeriksaan tangan
• Pemeriksaan abdomen dan punggung
• Pemeriksaan genetalia
• Pemeriksaan anus dan rectum
• Pemeriksaan ekstremitas
• Pemeriksaan normal
• Pemeriksaan tali pusat
• Pemeriksaan Score APGAR
Pemeriksaan score APGAR adalah metode akurat untuk menentukan
kondisi bayi baru lahir secara cepat.
• Pemeriksaan Anamnesa
Pemeriksaan ini meliputi pengumpulan data-data yang berkaitan
dengan kondisi bayi.
• Pemeriksaan Tali Pusat
• Pemeriksan Cairan Ketuban (Amniom)
• Pemeriksaan Plasenta
Kelainan –Kelainan Pada Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

• Labioskizis/Labiopalatoskizis
• Meningokel
• Ensefalokel
• Atresia Esofagus
• Hernia Diafragmatika
• Hidrosefalus
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA BAYI
YANG MENGALAMI KELAINAN
1. Hidrosefalus
a. USG kepala juga berguna pada bayi dan anak-anak
dengan ubun-ubun depan yang masih
terbuka(biasanya di bawah usia 18 bulan). Diagnosis
hidrosefalus fetalis biasanya di tentukan ketika
diameter ventrikel lateralis janin lebih dari 15 mm.
Meskipun pemeriksaan USG kurang akurat untuk
melihat keadaan ventrikel III, IV, dan ruang
subarakhnoid, USGmemiliki kelebihan yaitu
peralatannya lebih mudah di bawa.
b. Rongtgen polos kepala
Tanda hidrosefalus kongenital/infantil pada rontgen polos kepala
berupa tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti
makrokrania, pelebaran sutura tengkorak(pada bayi dengan ubun-
ubun dan sutura yang belum menutup), gambaran atau pembuluh
darah yang semakin jelas.
C. CT Scan
CT Scan kepala dapat memperlihatkan secara akurat bentuk
dan ukuran dari ventrikel, adanya gambaran perdarahan, kalsifikasi,
kista dan alat shunt. CT Scan juga dapat memperlihatkan dengan
jelas tanda –tanda peningkatan tekanan intrakranial seperti
hilangnya gambaran sulkus serebri.
2. Atresia Eshopagus
a. USG
Dalam pemeriksaan USG pada usia kehamilan sekitar 26
mingu ditemukan polyhidramnion tetapi pembesaran perut
ibu tidak sesuai dengan umur kehamilan (lebih kecil).
b. Foto rongtgen polos kepala
Media kontras yang digunakan pada foto rontgen
seharusnya larut dalam air ; jumlah kurang dari 1 ml yang
diberikan di bawah pengamatan fluoroskopi cukup untuk
memberikan gambaran kebuntuan kantong bagian atas
3. Meningokel
a. Foto rongtgen
pemeriksaan ini juga ditujukan untuk mendeteksi
keadaan patologis penyerta lainnya seperti tekanan tinggi
intrakranial, disproporsi kraniofasial, dan sebagainya.
b. USG
USG cenderung berperan lebih luas untuk mendeteksi
kelainan-kelainan semacam ini sewaktu bayi masih dalam
kandungan.
4. Hernia diafragmatika
a. Foto thorax
Pada pemeriksaan foto thorax terlihat hemithorax yang
kecil, ada gambaran opak yang terlihat luas mulai dari daerah
perut sampai ke hemithorax.
b. CT Scan
memberi gambaran adanya defect, gambaran diafragma
secara segmental tidak terlihat, herniasi organ viscera ke intra
thorak, collarsign, berkaitan dengan konstriksi lengkung usus
yang mengalami herniasi.
• C. USG
USG dapat memperlihatkan gambaran pinggiran bebas
dari tepi diafragma yang robek sebagai flap dalam cairan
pleura ataupun herniasi hepar ke dalam rongga toraks.
• D. MRI
MRI dapat digunakan oleh karena kemampuannya
secara akurat untuk memvisualisasi antomi diafragma.
MRI digunakan untuk pasien yang stabil dan untuk kasus
yang late diagnosis.
• E Torakoskopi
Torakoskopi merupakan suatu tindakan yang aman dan
memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang sangat tinggi untuk
diagnosis ruptur diafragma akibat trauma. Torakoskopi juga
berguna untuk merencanakan pembedahan dan memperbaiki
ruptur diafragma itu sendiri.
TERIMAKASIH

Вам также может понравиться