Вы находитесь на странице: 1из 15

KROMATOGRAFI

PARTISI
KELOMPOK 2

NADIA ERLINA MAYANGSARI

RENI FASIANINGSINH

MUHAMMAD RAFLI

YUSRON RISQY MAULANA


PRINSIP
KROMATOGRAFI PARTISI
PRINSIP

Fasa diam dan fasa Komponen tidak Distribusi zat terlarut dalam fase gerak
gerak harus tidak bereaksi dengan dan fase diam berlangsung dengan
bercampur kedua fasa mekanisme partisi

Fasa gerak Fasa diam


berfasa gas berfasa cair
atau cair
KROMATOGRAFI

PEMBAGIAN
KROMATOGRAFI
BERDASARKAN
FASA DIAM DAN Kromatografi fasa Kromatografi fasa
balik
normal
FASA GERAK

Fasa diam : polar Fasa diam : nonpolar


Fasa gerak : nonpolar Fasa gerak : polar
MEKANISME
KROMATOGRAFI PARTISI
Berlaku untuk pasangan fase diam dan fase gerak cair-cair
MEKANISME
KROMATOGRAFI
PARTISI

Distribusi berlangsung dalam mekanisme partisi. Zat akan


terlarut dan membagi diri dalam dua fase dengan
perbandingan tertentu

Digunakan lapis tipis air yang didukung oleh silika gel


Distribusi antara eluen sebagai fase gerak dan lapisn cairan
MEKANISME tipis yang menempel di permukaan padatan sebagai fase diam
KROMATOGRAFI
PARTISI

Kedua pelarut tidak boleh saling bercampur

Menggunakan larutan penyangga untuk membuat stabilitas


permukaan berjalan sampai ke ujung kolom.
Informasi mengenai fasa gerak yang sering digunakan dalam kromatografi partisi ditunjukkan pada tabel berikut :

Indeks Kekentalan Titik Indeks Kekuatan Eluen


Pelarut
Refaktifa (cPb) Didih (oC) Kepolaran (P’) (cϵ0)
Fluoroalkana 1,27—1,29 0,4—2,6 50—174 <-2 -0,25

Sikloheksana 1,423 0,90 81 0,04 -0,2


n-heksana 1,372 0,30 68 0,1 0,01
1-klorobutana 1,400 0,42 78 1,0 0,26
Karbon tetraklorida 1,457 0,90 77 1,6 0,18

i-propil eter 1,365 0,38 68 2,4 0,28


Toluen 1,494 0,55 110 2,4 0,29
Dietil eter 1,350 0,24 35 2,8 0,38
Tetrahidrofuran 1,405 0,46 66 4,0 0,57
Kloroform 1,443 0,53 61 4,1 0,40
Etanol 1,359 1,08 78 4,3 0,88
Etil asetat 1,370 0,43 77 4,4 0,58
Dioksana 1,420 1,2 101 4,8 0,56
Metanol 1,326 0,54 65 5,1 0,95
Asetonitril 1,341 0,34 82 5,8 0,65
Nitrometana 1,380 0,61 101 6,0 0,64
Etilen glikol 1.431 16,5 182 6,9 1,11
Air 1,333 0,89 100 10,2 Besar
Kromatografi partisi biasanya terdiri dari pasangan fase diam polar dan fase
gerak non polar untuk mengelusi sampel. Suatu saat, ada beberapa sampel
yang lebih baik dielusi dengan fase diam polar untuk mendapatkan efek
pemisahan yang baik. Dengan demikian, pelarut non polar harus dilengketkan
pada penyangga (support) padat.
MEKANISME
KROMATOGRAFI
PARTISI
 Pilihan kombinasi cairan yang digunakan cukup bnyak
Keuntungan  Koefisien distribusi tidak tergantung pada konsentrasi, sehingga hasil
pemisahannya cukup tajam
APLIKASI
KROMATOGRAFI PARTISI
KROMATOGRAFI PARTISI
Pemisahan dan
identifikasi asam amino
Kromatografi kolom
Pemisahan dan
identifikasi karbohidrat
Kromatografi kertas
Pemisahan dan
identifikasi alkaloid
Kromatografi lapis tipis
Pemisahan dan
identifikasi glikosida
Pembuatan larutan pengemulsi
(fasa gerak)
KROMATOGRAFI
KERTAS Menentukan komponen
(Memisahkan dan
mengidetifikasi asam asam amino
amino)

Proses kromatografi
Pembuatan fasa diam
(serbuk selulosa)

Pembuatan fasa gerak


KROMATOGRAFI
(nukleotida, karbohidrat, gula, alcohol,
LAPIS TIPIS asam karboksilat, asam lemak)

Proses kromatografi
DAFTAR
PUSTAKA

Вам также может понравиться