Вы находитесь на странице: 1из 16

ETIKA PROFESI – MK.

702

Kode Etik Advokat


Indonesia
(Materi 10)

Dosen,
Dr. Horadin Saragih, SH., M.Hum

1
 Advokat adalah orang yang berpraktek
memberi jasa hukum, baik di dalam
maupun di luar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan undang-undang
‘ini’, yang berlaku, baik sebagai Advokat,
Pengacara, Penasehat Hukum, Pengacara
Praktek ataupun sebagai Konsultan
Hukum, (Kode Etik Advokat Indonesia,
selanjutnya disebut KEAI).

2
Kode Etik Advokat
Dalam perkembangannya di Indonesia
dikenal beberapa kode etik, antara lain:
1. Kode Etik Advokat Ikatan Advokat
Indonesia (IKADIN) , disahkan Munas
Advokat Indonesia I tanggal 10
November 1985;
2. Kode Etik Bersama IKADIN, Asosiasi
Advokat Indonesia (AAI), dan Ikatan
Penasihat Hukum Indonesia(IPHI),
ditetapkan di Jakarta tanggal 8 April 1996;
3
3. Kode Etik Advokat Indonesia, selanjutnya
disebut (KEAI) dibuat bersama IKADIN, AAI,
IPHI, Himpunan Advokat & Pengacara
Indonesia (HAPI), Serikat Pengacara Indonesia
(SPI), Asosiasi Konsultan Hukum Indonesia
(AKHI), Himpunan Konsultan Hukum Pasar
Modal (HKHPM), disahkan tanggal 23 Mei
2002.

4
4. Kongres Advokat Indonesia I Tahun
2008, dengan SK No. 08/KAI-I/V/2008,
menetapkan Kode Etik Advokat,
tanggal 30 Mei 2008.

 Lingkup Internasional, dikenal:


International Code of Ethics, by
International Bar Association, first adobted
1956, berpusat di London, Inggris;

5
 Kode Etik Advokat Indonesia adalah sebagai
hukum tertinggi dalam menjalankan profesi,
yang menjamin dan melindungi namun
membebankan kewajiban kepada setiap
Advokat untuk jujur dan bertanggung jawab
dalam menjalankan profesinya baik kepada
klien, pengadilan, negara atau masyarakat dan
terutama kepada dirinya sendiri, (alinea
kelima pembukaan KEAI).

6
Kode Etik Advokat adalah pengaturan
tentang perilaku anggota, baik dalam
interaksi sesama anggota atau rekan
anggota organisasi advokat lainnya
maupun dalam kegiatan dimuka
pengadilan, baik beracara di dalam
maupundi luar pengadilan, (Martiman P,
2000)

7
Kode Etik Advokat, dapat
dikelompokkan dalam:
1. Kode etik dalam hubungan dengan kepribadian
advokat umumnya;
2. Kode etik dalam hubungan advokat dengan klien;
3. Kode etik dalam hubungan dengan teman sejawat;
4. Kode etik dalam cara bertindak menangani
perkara;
5. Kode etik dalam hubungan advokat terhadap
hukum, undang-undang, kekuasaan dan para
pejabat pengadilan.

8
 Sistematika KEAI:
1. (Bab I), Ketentuan Umum,
2. (Bab II), Kepribadian Advokat,
3. (Bab III), Hubungan dengan klien,
4. (Bab IV/V), Hubungan dengan teman sejawat dan
sejawat asing,
5. (Bab VI), Cara bertindak menangani perkara,
6. (Bab VII), Ketentuan-ketentuan lain tentang kode
etik,
7. (Bab VIII/IX), pelaksanaan kode etik dan Dewan
Kehormatan,
8. (Bab X/XI/XII), KE dan DK, aturan peralihan,
penutup.

9
Point-point penting dalam KEAI
 Kepribadian Advokat:
o Advokat dapat menolak untuk memberi nasihat dan
bantuan hukum kepada setiap orang yang memerlukan
jasa dan atau bantuan hukum dengan pertimbangan oleh
karena tidak sesuai dengan kehaliannya dan
bertentangan dengan hati nuraninya,
o Tetapi tidak dapat menolak dengan alasan karena
perbedaan SARA , jenis kelamin, keyakinan politik dan
kedudukan sosialnya;
o Advokat harus senantiasa menjunjung tinggi profesi
advokat sebagai profesi terhormat (officium nobile).

10
 Hubungan dengan klien:
o Advokat dalam perkara-perkara perdata
harus mengutamakan penyelesaian dengan
jalan damai,
o Advokat tidak dibenarkan memberikan
keterangan yang dapat menyesatkan klien
mengenai perkara yang sedang dirurusnya,
o Advokat harus menolak mengurus
perkara yang menurut keyakinannya tidak
ada dasar hukumnya;
11
 Hubungan dengan teman sejawat:
o Advokat tidak diperkenankan menarik atau
merebut seorang klien dari teman sejawat.
o Apabila klien hendak mengganti Advokat,
maka Adokat yang baru hanya dapat
menerima perkara itu setelah menerima
bukti pencabutan pemberian kuasa kepada
Advokat semula dan berkewajiban
mengingatkan klien untuk memenuhi
kewajibannya apabila masih ada terhadap
advokat semula;
12
 Cara bertindak menangani
perkara:

o Surat-surat kepada teman sejawat dalam


suatu perkara yang dibuat dengan
membubuhkan catatan Sans Prejudice,
tidak dapat ditunjukkan kepada hakim;

o Advokat tidak dibenarkan mengajari atau


mempengaruhi saksi-saksi yang diajukan
pihak lawan,
13
o Advokat bebas mengeluarkan pernyataan-
pernyataan atau pendapat yang
dikemukakan dalam sidang pengadilan
dalam rangka pembelaan dalam suatu
perkara yang menjadi tanggung jawabnya,
baik dalam siding terbuka maupun siding
tertutup yang dikemukakan secara
proporsional dan tidak berkelebihan dan
untuk itu memiliki immunitas hukum baik
perdata maupun pidana;

14
 Ketentuan lain tentang KEAI
o Pemasangan iklan semata-mata untuk
menarik perhatian orang dilarang,
termasuk pemasangan papan nama yang
berlebihan,
o Kantor Advokat atau cabangnya yang
diadakan disuatu tempat yang dapat
merugikan kedudukan dan martabat
Advokat, tidak dibenarkan,

15
o Advokat dapat mengundurkan diri dari
perkara yang akan dan atau diurusnya
apabila timbul perbedaan dan tidak dicapai
kesepakatan tentang cara penanganan
perkara dengan klien;

16

Вам также может понравиться