Вы находитесь на странице: 1из 41

Cross Sectional dan Case

Control Design

Vivi Triana
Survey:
 Penelitian dimana informasi dikumpulkan secara
sistematis, tanpa melakukan intervensi pada subjek
penelitian

 Mengajukan pertanyaan pada orang dan merekam


jawaban untuk dianalisis
Jenis survey
 Deskriptif vs Analitik
 Cross sectional vs Longitudinal
(Abrahamson)
Studi analitik?
 Digunakan untuk mengetahui etiologi atau
hubungan kausalitas

Paparan Penyakit
lingkungan ? Outcome lain

Asosiasi?
STUDI CROSS SECTIONAL
 Mengamati hubungan variabel dependen dan
independen pada saat yang bersamaan
 Subyek penelitian berasal dari populasi yang sama
 Penelitian dapat berlangsung pada satu waktu atau
satu periode
 Peneliti melakukan kontak dengan responden hanya
satu kali
 Banyak yang bersifat diskriptif  survey
STUDI CROSS SECTIONAL

Populasi
Penelitian

Pengukuran variabel independen dan dependen

Independen (+) Independen (+) Independen (-) Independen (-)


Dependen (+) Dependen (-) Dependen (+) Dependen (-)
 Tujuan: memperoleh gambaran variabel
tergantung dan determinannya (variabel
bebas) pada populasi sasaran
 Peneliti hanya memotret frekuensi dan
karakter penyakit dan paparan pada satu
waktu  hasil berupa prevalensi
 Pencuplikan sampel sebaiknya dilakukan
secara acak
Contoh:
 Penelitian tentang hubungan peningkatan serum
kolesterol terhadap penyakit jantung koroner
 Dari populasi penelitian kita ambil sampel sebesar n
 Semua subyek penelitian diukur kadar serum kolesterol
dan ECG (untuk melihat bukti penyakit jantung koroner)
 Subyek penelitian akan terbagi menjadi:
 Kadar kolesterol tinggi, penyakit (-)

 Kadar kolesterol tinggi, penyakit (+)

 Kadar kolesterol rendah, penyakit (+)

 Kadar kolesterol rendah, penyakit (-)


Kelebihan:
 Mudah dan murah (tidak memerlukan
follow up)
 Tidak memerlukan waktu lama
 Tidak ada yang terpaksa terpapar oleh
faktor paparan
Kelemahan
 Menunjukkan hubungan asosiasi tetapi tidak mampu
menunjukkan hubungan kausalitas (dilema ayam
telur)
 Tidak dapat menilai apakah confounder terdistribusi
secara merata
 Neyman bias, kasus yang meninggal, bukti
paparannya yang sudah tidak ada, tidak dapat diteliti
 Bias yang disebabkan responden yang tidak
memberikan respon (bias voluntir)
 Bias over representasi penyakit dengan durasi lama
dibanding penyakit berdurasi pendek
Rancangan case control
Case

Paparan

Non paparan Control


Case control
Bukti kausalitas
Pertama pilih

Kasus Kontrol

Lihat Terpapar a b
paparan
masal lau Tak terpapar c d

Total a+b b+d

Proporsi a/a+c b/b+d


terpapar
Seleksi kasus
 Kasus dari RS, klinik, register penyakit
 Kasus 1 RS vs bbrp RS
 Kasus dari insidensi vs prevalensi
 Kasus RS primer atau tersier
Seleksi kontrol
Data Pearl study Kanker dan Tuberculosis (1929)

No autopsi Kasus (kanker) Kontrol


(non kanker)

otopsi 816 816

TB 54 (6.6) 133 (16.3)


Seleksi kontrol
 Kontrol non pasien (tetangga, sekolah, list
peserta asuransi, sahabat)
 Kontrol pasien (captive population):
 Hati-hati: karakteristik berbeda dengan
populasi umum
Kelebihan case control
 Sesuai untuk kasus sulit/sedikit
 Mempelajari berbagai paparan
 Waktu relatif lebih singkat
Kelemahan Case control
 Hanya mempelajari 1 outcome
 Bias recall
 Limitation in recall
 Sulitnya menentukan kontrol
PENELITIAN KOHORT

VIVI TRIANA
Objective

 Mendiskusikan tentang
rancangan penelitian
Kohort dan
penerapannya
 Mendiskusikan konsep
resiko relatif
Mengapa?
 Digunakan untuk mengetahui etiologi
atau hubungan kausalitas

Paparan Penyakit
lingkungan ? Outcome lain

Asosiasi?
Kohort

 Rancangan penelitian untuk


mengetahui hubungan antara
paparan dan penyakit.
Cohort studies
Ciri penelitian Kohort:

 Penelitian observasi, tanpa intervensi


 Pemilihan subjek berdasar ciri paparan
 Dilakukan pengamatan longitudinal
 Ada atau tidaknya penyakit yang
diamati selama pengamatan
 Pada awal pengamatan subjek terbebas
penyakit yang diamati
STUDI KOHORT Sakit
Terpapar
Tidak sakit
Populasi
Sakit
Tidak terpapar
Tidak sakit
Kelompok studi Outcome
Sekarang Masa datang
Kohort retrospektif

Sakit

Sehat

Sakit

Sehat

Lampau Kini
Kohort prospektif

Sakit

Sehat

Sakit

Sehat

Kini Akan
datang
COHORT
Yang dihitung adalah perbandingan resiko menjadi
sakit antara kelompok terpapar dengan kelompok
tak terpapar.
Disebut : Relative Risk atau Risk Ratio (RR)

Insidens di kelompok terpapar


RR =
Indidens di kelompok tak terpapar
Resiko relatif

 Kohort digunakan untuk menunjukkan


asosiasi
 pertanyaannya: seberapa kuat?
Atau
 Berapa besar rasio resiko terjadinya
penyakit pada individu yang terpapar
dibandingkan resiko pada individu yang
tidak terpapar
Kalkulasi

Ikuti
Laju
Total
insidensi
Penyakit + Penyakit -

a .
Terpapar a b a+b
a+b
Pilih
Tidak c .
c d c+d
terpapar c+d

a c Laju insidensi tak


Laju insidensi terpapar
a+b c+d terpapar
Resiko Relatif

Resiko pada kelompok terpapar


RR =
Resiko pada kelompok tak
a
terpapar
a+b
Insidensi pada kelompok terpapar
RR = =
Insidensi pada kelompok tak terpapar c
c+d
Interpretasi RR
 RR = 1
 Resiko sama antara kelompok terpapar dan
tidak terpapar ( asosiasi)
 RR > 1
 Resiko lebih besar pada kelompok terpapar
(asosiasi +, mungkin kausalitas)
 RR < 1
 Resiko lebih kecil pada kelompok terpapar
(asosiasi -, mungkin protektif)
Kekuatan
 Inferensi kausal:
 Penyebab mendahului Akibat
 Dapat menghitung laju insidensi
(mengetahui resiko penyakit)
 Sesuai untuk paparan langka
 Tidak ada subjek yang dirugikan
karena bersifat observasional
Kelemahan
 Mahal, membutuhkan waktu dan
biaya yang besar, atau data sekunder
yang andal
 Tidak praktis
 Hilangnya subjek penelitian
 Hanya untuk menguji satu hipotesis
paparan
Bias penelitian

Bias penilaian outcome


 Bias penilaian tentang ada
tidaknya penyakit yang diteliti
 terjadi jika penilai tahu apakah
subjek yang diperiksa terpapar
atau tidak
 Dihindari dengan
blinding/masking
Bias informasi
 Terjadi jika ada perbedaan informasi yang
diberikan pada kelompok terpapar dan tak
terpapar
 Terjadi pada kohort retrospektif
 Dihindari dengan memberikan informasi
yang seimbang diantara 2 kelompok
Bias non-respon dan hilang selama
pengamatan
 Terjadi jika subjek penelitian tidak dapat
diamati karena hilang
 interpretasi laju insidensi menjadi sulit
Kapan menggunakan kohort?
 Ada bukti yang menderung menunjukkan
adanya asosiasi
 Kita mampu meminimalisir kemungkinan
hilangnya subjek penelitian selama
pengamatan
 Ada data kesehatan yang akurat untuk
melakukan retrospektif kohort
Memilih kelompok terpapar
 Dari populasi umum
 Prevalensi paparan di populasi cukup tinggi
 Batas geografik jelas
 Secara demografik stabil
 Adanya catatan demografis yang andal

 Populasi khusus
 Prevalensi paparan maupun kejadian penyakit rendah
dipopulasi
 Kemudahan untuk mendapatkan informasi yang akurat
Memilih kelompok tak terpapar

 Populasi kohor
 Populasi umum:
 Karakteristik harus sebanding
Terimakasih…

Вам также может понравиться