KEPERAWATAN ANAK Definisi disiplin pada anak menurut Rose Mini, 2011
Disiplin pada anak ialah membiasakan anak untuk
melakukan hal-hal yang sesuai dengan aturan yang ada dilingkungannya. Disiplin dapat mencakup pengajaran, bimbingan atau dorongan yang dilakukan orangtua kepada anaknya. Menerapkan disiplin pada anak bertujuan agar anak belajar sebagai mahkluk sosial, sekaligus agar anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Unsur disiplin: • Peraturan • Hukuman • Penghargaan • Konsistensi 1. Peraturan • Peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui anggota kelompok tersebut. • Peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Agar peraturan dapat memenuhi kedua fungsi tersebut, maka peraturan itu haruslah dapat dimengerti, diingat dan diterima oleh si anak. 2. Hukuman Hukuman berasal dari kata kerja Latin, punier dan berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena suatu kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau pembalasan. Tujuan jangka pendek dari menjatuhkan hukuman adalah untuk menghentikan tingkah laku yang salah. Sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk mengajar dan mendorong anak untuk menghentikan sendiri tingkah laku mereka yang salah. Hukuman memiliki tiga fungsi penting didalam perkembangan moral anak, yaitu: • Menghalangi • Mendidik • Motivasi Menurut Schaefer (dalam Sujiono & Sujiono 2005:47) ada 3 bagian besar bentuk hukuman yang dapat diberikan sesudah satu perbuatan salah: • Membuat anak-anak itu melakukan suatu perbuatan yang tidak menyenangkan. • Mencabut hak anak dari suatu kegemaran atau suatu kesempatan yang enak. • Menimpakan kesakitan berbentuk kejiwaan dan fisik terhadap anak. 3. Penghargaan Penghargaan berarti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau tepukan dipunggung. 4. Konsistensi Konsistensi berarti tingkat keseragaman atau stabilitas. Peraturan, hukuman dan penghargaan yang konsisten membuat anak tidak bingung terhadap apa yang diharapkan bagi mereka. Ada beberapa fungsi konsistensi yaitu: • Mempunyai nilai didik • Mempunyai nilai motivasi yang kuat • Mempertinggi penghargaan terhadap peraturan dan orang yang berkuasa. Anak yang terus diberikan pendidikan disiplin yang konsisten cenderung lebih matang disiplin dirinya bila dibandingkan anak ynag tidak diberi disiplin secara konsisten Tipe-tipe disiplin pada Anak Menurut Hurlock (1999:93) • Disiplin Otoriter • Disiplin Permisif • Disiplin Demokratis Disiplin Otoriter Merupakan disiplin yang menggunakan peraturan dan pengaturan yang keras untuk memaksakan perilaku yang diinginkan. Disiplin otoriter selalu berarti mengendalikan melalui kekuatan eksternal dalam bentuk hukuman, terutama hukuman badan. Contohnya adalah guru yang memberi peraturan keras didalam kelas, apabila siswa tidak mengerjakan pekerjaan rumah maka harus berdiri di depan kelas selama jam pelajaran berlangsung. Disiplin Permisif Disiplin permisif berarti sedikit disiplin atau tidak berdisiplin. Disiplin permisif biasanya tidak membimbing anak ke pola perilaku yang disetujui secara sosial dan tidak menggunakan hukuman. Anak dibiarkan meraba-raba dalam situasi yang terlalu sulit untuk ditanggulangi oleh mereka sendiri tanpa bimbingan atau pengendalian. Disiplin Demokratis Disiplin demokratis menggunakan penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak mengerti mengapa perilaku tertentu diharapkan. Metode ini lebih menekankan aspek edukatif dari disiplin daripada aspek hukumannya. Disiplin Menurut Tingkat Usia • Infant dan Toddler Kenalkan disiplin sehari-hari pada anak. Anak belajar memahami kejadian dilingkungan dengan menjadi pengamat dan peniru karena anak banyak melakukan eksplorasi lingkungan dan reaksi yang diterimanya. Dari hasil pembentukan kebiasaan dari orangtua seperti penerapan disiplin pada infant dan toddler, saat bayi biasakan makan, minum susu dan tidur teratur, ajarkan toilet training, kenalkan akan bahaya disekitarnya. • Usia Sekolah dan Remaja Anak mulai dapat membedakan nilai- nilai kehidupan dan sudah mulai dapat bertanggungjawab terhadap perilakunya. Tingkatkan disiplin seperti tanggung jawab terhadap kebersihan diri, pola belajar hingga membantu orangtua. Anticipatory Guidance / Bimbingan Antisipasi Bimbingan antisipasi adalah bantuan perawat terhadap orangtua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervise kecelakaan. Bimbingan pada orangtua/anticipatory guidance berdasarkan tahapan usia anak: • Pada masa bayi 0-12 bulan • Usia 12-18 bulan • Pada masa balita 18-36 bulan • Pada masa Preschool 3-5 tahun • Pada masa school 6- 12 tahun - Pada masa bayi 0-12 bulan Usia 6 bulan pertama : • Memahami adanya proses penyesuaian antara orangtua dengan bayinya, terutama pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah melahirkan. • Membantu orangtua untuk memahami bayi sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkan melalui tangisan. • Menentramkan orangtua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan adanya perhatian penuh selama 4-6 bulan memahami adanya proses penyesuaian antara orangtua dengan bayinya, terutama pada ibu yang membutuhkan bimbingan/asuhan pada masa setelah melahirkan. • Membantu orangtua untuk memahami bayinya sebagai individu yang mempunyai kebutuhan dan untuk memahami bagaimana bayi mengekspresikan apa yang diinginkan melalui tangisan • Menentramkan orangtua bahwa bayinya tidak akan menjadi manja dengan adanya perhatian yang penuh selama 4-6 bulan pertama • Membantu orangtua untuk memahami kebutuhan bayi terhadap stimulasi lingkungan • Menyokong kesenangan orangtua dalam melihat pertumbuhan dan perkembangan bayinya, yaitu dengan bersahabat dan mengamati respon sosial anak misalnya dengan tertawa/tersenyum. - Usia 12-18 bulan • Menyiapkan orangtua untuk antisipasi adanya perubahan tingkah laku dari toodler terutama negativism. • Mengkaji kebiasaan makan dan secara bertahap penyapihan dari botol serta peningkatan asupan makanan padat. • Menyediakan makanan selingan antara 2 waktu makan dengan rasa yang disukai. • Mengkaji pola tidur malam, kebiasaan memakai botol yang merupakan penyebab utama gigi berlubang. • Mencegah bahaya yang dapat terjadi dirumah. • Perlu ketentuan-ketentuan/disiplin dengan lembut untuk meminimalkan negativism, tempramentrum serta penekanan akan kebutuhan yang positif dan disiplin yang sesuai. • Perlunya mainan yang dapat meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak. - Pada masa batita 18- 36 bulan Usia 18-24 bulan • Menekankan pentingnya persahabatan dalam bermain. • Menggali kebutuhan untuk menyiapkan kehadiran adik baru. • Menekankan kebutuhan akan pengawasan terhadap kesehatan gigi dan kebiasaan-kebiasaan pencetus gigi berlubang. • Mendiskusikan metode disiplin yang ada. • Mendiskusikan kesiapan psikis dan fisik anak untuk toilet training. • Mendiskusikan berkembangnya rasa takut anak. • Menyiapkan orangtua akan adanya tanda regresi pada waktu mengalami stres. • Mengkaji kemampuan anak untuk berpisah dengan orangtua. • Memberi kesempatan orangtua untuk mengekspresikan kelelahan, frustasi, dan kejengkelan dalam merawat anak usia toddler. - Usia 24- 36 bulan • Mendiskusikan pentingnya meniru dan kebutuhan anak untuk dilibatkan dalam kegiatan . • Mendiskusikan pendekatan yang dilakukan dalam toilet training. • Menekankan keunikan dari proses berfikir toddler terutama untuk bahasa yang diungkapkan. • Menekankan disiplin harus tetap terstruktur dengan benar dan nyata, hindari kebingungan dan salah pengertian. • Mendiskusikan adanya taman kanak-kanak atau play group. - Pada masa Preschool 3-5 tahun Pada masa ini petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya jauh lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, pencegahan kecelakaan dipusatkan pada pengamatan lingkungan terdekat, dan kurang menekankan pada alasan-alasanya. Sekarang proteksi pagar, penutup stopkontak disertai dengan penjelasan secara verbal dengan alasan yang tepat dan dapat dimengerti. - Usia 3 tahun: • Menganjurkan orangtua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas. • Menekankan pentingnya batas-batas peraturan-peraturan • Mengantisipasi perubahan perilaku agresif. • Menganjurkan orangtua menawarkan anaknya alternative-alternative pilihan pada saat anak bimbang. • Perluanya perhatian ekstra. - Usia 4 tahun • Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik dan bahasa yang mengejutkan. • Menyiapkan orangtua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orangtua. • Kaji perasaan orangtua sehubungan dengan tingkah laku anak. • Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan anak pada taman kanak- kanak selama setengah hari. • Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada anak. • Menekankan pentingnya batas-batas yang realistik dari tingkah laku. • Mendiskusikan disiplin - Usia 5 tahun • Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relative lebih tenang dibandingkan masa sebelumnya. • Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah. • Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah. • Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak. - Pada masa school 6-12 tahun Usia 6 tahun: • Bantu orangtua memahami kebutuhan mendorong anak berinteraksi dengan teman. • Ajarkan pencegahan kecelakaan dan keamanan terutama naik sepeda. • Siapkan orang tua akan peningkatan interst anak keluar rumah. • Dorong orangtua untuk respek terhadap kebutuhan anak akan privasi dan menyiapkan kamar tidur yang berbeda.
- Usia 7-10 tahun
• Menekankan untuk mendorong kebutuhan akan kemandirian. • Tertarik beraktifitas diluar rumah. • Siapkan orangtua untuk perubahan wanita pubertas.
- Usia 11- 12 tahun
• Bantu orangtua untuk menyiapkan anak tentang perubahan tubuh pubertas. • Anak wanita pertumbuhan cepat. • Sex education yang adekuat dan informasi yang adekuat. TOILET TRAINING Menurut Hidayat, 2008 Toilet training adalah suatu usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol dalam melakukan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB). Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpullkan definisi toilet training adalah sebuah usaha pembiasaan mengontrol buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB) secara benar dan teratur. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam toilet training • Waktu toilet training Untuk memastikan bahwa waktunya sudah tiba, carilah tanda-tanda kesiapan berikut pada anak, sebelumnya anda mulai membeli sebuah pot: 1. Kesiapan fisiologis 2. Keteraturan buang air besar terjadi pada waktu yang hamper sama setiap hari 3. Lebih sadar akan fungsi tubuh. Dengan berbagai cara, anak memberitahukan bahwa ia sedang mangalami buang air besar (misalnya dengan menggumam, ungkapan wajah tertentu, pergi kesudut yang sepi dan berjongkok atau bahkan mengatakan secara verbal) 4. Minat menggunakan celana dalam bukan popok • Persiapan Anda dapat memulai latihan penggunaan toilet ini dengan mengambil langkah-langkah persiapan berikut: 1. Menekan hal-hal yang positif dari pot 2. Juga menekan hal-hal positif dari pertumbuhan dewasa 3. Membaca segala sesuatu tentang pelajaran penggunaan toilet 4. Menunjukan caranya 5. Biarkan anak juga belajar 6. Memilih pot dari kursinya atau memilih dudukan toilet 7. Melatih anak laki-laki mengendalikan semburan air kemihnya 8. Lakukan latihan 9. Mengubah tempat penggantian popok 10. Menyepakati kata yang akan digunakan 11. Ajak anak mendengarkan tanda-tanda dari tubuh • Pelaksanaan 1. Yang perlu anda lakukan dalam perjalanan menggunakan toilet: 2. Mengganti popok dengan celana latihan 3. Kadang membiarkan bokong anak terbuka 4. Ketika berpakaian, gunakan celana yang mudah di buka. 5. Perhatikan dengan teliti 6. Perhatikan jam, kebanyakan anak anak seperti kebanyakan orang dewasa mempunyai pola pembuangan yang teratur 7. Biarkan anak datang dan pergi sesuka hatinya 8. Biarkan anak duduk di toilet bergantian dengan bonekanya 9. Lakukan taktik untuk keluarnya air kemih 10. Hargai setiap langkah kemajuan anak 11. Jadilah penonton antusias, keberhasilan penggunaan pot harus di beri pujian dan di kagumi tetapi jangan berlebihan 12. Bersabarlah jika terjadi kemunduran 13. Ajari anak tentang kebersihan • Yang boleh anda lakukan dalam perjalanan menggunakan toilet 1. Jangan berharap terlalu banyak an terlalu cepat 2. Jangan memarahi, menghukum, atau mempermalukan anak 3. Jangan menghentikan minumnya 4. Jangan menggunakan cara yang tidak alami dalam mencapai tujuan ini seperti memberikan obat pencahar atau supositoria 5. Jangan mengomel terus 6. Jangan memaksa 7. Jangan menjadikan masalah toilet sebagai isu moral 8. Jangan mendiskusikan kemajuan atau kemunduran di hadapan anak 9. Jangan merasa bersalah atau tersinggung atas proses yang lambat 10. Jangan menjadikan kamar mandi sebagai area peperangan 11. Jangan berputus asa