Вы находитесь на странице: 1из 221

HIPERLIPIDEMIA

KELOMPOK 1B
Adinda Esterlita K. Siahaan | Citra Bonnita Putri | Chareza Lutfi
Ramadhan | Firda Maretha | Hanna Lili Natasya | Hanzel
Irawan | Muhammad Wildan N | Muhammad Shiddiq |
Septiani Putri
Lipoprotein dan
Apolipoprotein
Citra Bonnita Putri (1406639863)
LIPOPROTEIN

• Tidak larut
Kolesterol dalam air
dan • Perlu
ditransportasi
trigliserida bersama protein

• Kompleks lipid
dengan
Lipoprotein protein
• Larut air
Komponen Utama
Lipoprotein
1. Ester dari gliserol dan tiga asam lemak
Trigliseri
Dalam bentuk triasilgliserol atau triasilgliserida
da

2. Dalam bentuk bebas atau ester


Kolester Bentuk ester kolesterol lebih hidrofobik, di
ol bagian pusat

3.
Kerangka gliserol terikat dengan dua asam lemak
Fosfolipi dan gugus fosfat
d

4. Protein yang terikat pada permukaan lipoprotein


Apolipo
Dapat berupa integral atau periferal
protein
Berasal dari penyerapan triasilgliserol dan lipid lain di usus
kaya akan triasilgliserol dari makanan (85-95%), miskin akan kolesterol bebas dan
KILOMIKRON fosfolipid. Mengandung apo B-48, apoA, apoC dan apoE.
Kilomikron bertanggung jawab dalam transpor lipid dari makanan ke dalam sirkulasi

VLDL dibentuk di dalam hati.


Berfungsi sebagai transpor Triasilgliserol dari hati ke jaringan ekstrahepatik
VLDL (Very
Lipoprotein pada VLDL adalah apo B-100 dan apo C, tetapi juga memiliki beberapa
Low Density apo E
Lipoprotein)
Klasifikasi VLDL adalah prekuesor IDL dan IDL adalah prekursor LDL
Lipid utama adalah Triasilgliserol

Lipoprotein LDL (Low


density
Lipid utama terdiri dari Kolestrol dan fosfolipid
Protein penyusun LDL kebanyakan adalah apo B-100 dengan sedikit apo C
Hasil akhir dari katabolisme VLDL
Lipoprotein)
LDL mengangkut kolesterol dan fosfolipid dari hati ke ekstrahepatik

HDL (High 50% protein (kebanyakan apo A, tetapi juga beberapa apo C dan apo E), sekitar 20%
Density kolesterol, 30% fosfolipid dan hanya sedikit triasilgliserol
Lipoprotein) HDL berperan dalam transpor kolesterol dari sel tubuh ke hati
APOLIPOPROTEIN
• Merupakan gugus protein pada lipoprotein. Disebut juga
apoprotein
• Membentuk 70% HDL dan 1% kilomikron
• Sebagian apolipoprotein bersifat integral dan tidak dapat
dikeluarkan, sementara sebagian lain bebas untuk dipindahkan
ke lipoprotein lain.
• Dalam satu lipoprotein terdapat satu atau lebih apolipoprotein
Distribusi Apolipoprotein dalam Lipoprotein

Apolipoprotein A Apolipoprotein C
Apolipoprotein B-100 Apolipoprotein B-48 Apolipoprotein E
(I,II,IV) (C1, CII, CIII)
• Apolipoprotein • Terdapat pada LDL • Apo B yang • Polipeptida paling • Ditemukan di VLDL,
utama pada HDL dan VLDL, Disintesis terpotong, 48% Apo kecil (massa molekul HDL, kilomikron dan
di hati. B-100, dibentuk dari 7000-9000 Da sisa kilomikron
• Rantai polipeptida mRNA yang sama • Bebas dipindahkan • Pada orang normal,
tunggal paling seperti B-100 setelah dari satu lipoprotein apo E membentuk 5-
panjang,memiliki introduksi sebuah ke lipoprotein lain 10% apolipoprotein
asam amino 4536 sinyal perhentian VLDL total
asam amino dan oleh enzim
massa molekul penyunting RNA
550.000 Da. • Terdapat pada
kilomikron
Kofaktor Enzim
Membentuk struktur
(eg: CIIlipase);
lipoprotein
Inhibitor enzim
(eg: Apo B)
Peran (eg: Apo AIIlipo.lipase)

Apolipoprotein Ligan interaksi dengan


reseptor lipoprotein di
jaringan Apo A-IV dan Apo-D
belum diketahui pasti
(eg: Apo B-100 Apo
ELDL)
Apo- Lipoprotein Fungsi Tempat
lipoprotein sintesis
Apo A-I Kilomikron, struktur protein utama pada Hati, usus
HDL HDL
ligand untuk reseptor HDL
Kofaktor untuk aktivasi LCAT
Fungsi Apo A-II HDL, Struktur protein HDL untuk Hati, usus
Lipoprotein kilomikron menstabilkan struktur HDL
ligand reseptor HDL
Aktivasi lipase hepatik
Apo A-IV HDL, Aktivasi lipoprotein lipase Usus
kilomikron (LPL) dan LCAT
Memfasilitasi transfer
diantara HDL dan kilomikron
Apo- Lipoprotein Fungsi Tempat
lipoprotein sintesis

Apo B-100 VLDL, LDL, IDL protein struktur dari Hati


VLDL, IDL, LDL

ligand untuk reseptor


Fungsi LDL

Lipoprotein Sekresi VLDL dari hati

Apo B-48 Kilomikron Penting dalam proses Usus


sekresi kilomikron dari
usus halus

membantu agar sisa


kilomikron (kilomikron
remnant) dapat masuk
ke dalam hati
APO- L I P O P R OTE I N F U N G SI T E M PAT
L I P O P R OTE I N S I N T E SI S

Apo C-I Kilomikron, VLDL, Kofaktor LCAT Hati


HDL
menghambat penyerapan

Fungsi hepatik kilomikron dan sisa


VLDL

Lipoprotein Merupakan aktivator


Lipoprotein Lipase (LPL)

Apo C-II Kilomikron, VLDL, Aktivator LPL Hati, usus halus


HDL

Apo C-III Kilomikron, VLDL, Inhibitor LPL Hati


HDL
menghambat penyerapan
hepatik kilomikron dan sisa
VLDL
Apo-lipoprotein Lipoprotein Fungsi Tempat
Fungsi sintesis

Apo D HDL Berfungsi sebagai

Lipoprotein activator CE transfer


protein (CETP)

Apo E Kilomikron, sisa Ligand beberapa Hati


kilomikron, IDL, lipoprotein untuk
HDL, LDL reseptor LDL
Peran Apolipoprotein

Sebagai ligan untuk


Membentuk sebagai Kofaktor dari suatu Inhibitor dari suatu berinteraksi dengan
struktur lipoprotein enzim enzim reseptor lipoprotein di
jaringan

apo A-II dan apo C-III


Contoh : apo B-100 dan
Contoh : Apo B dalam Contoh : C-II untuk terhadap lipoprotein
apo E sebagai reseptor
pembentukan lipoprotein lipase, A-I lipase, apo C-I terhadap
LDL, apo A-I sebagai
kilomikron dan VLDL untuk LCAT cholesteryl ester
reseptor HDL
transfer protein
Transportasi Lipoprotein
Chareza Lutfi Ramadhan
Transportasi
Lipoprotein
Jalur Eksogen
Usus halus (enterosit) menyerap lemak
(Trigliserida, fosfolipid, kolesterol)

Trigliserida, fosfolipid, kolesterol bergabung


Transportasi dengan ApoB-48 --> kilomikron nacent

Lipoprotein kilomikron nacent disekresikan ke saluran


limfatik ke peredaran darah
Jalur
Eksogen HDL di peredaran darah donasikan Apo C-II
dan Apo E --> kilomikron

Apo C-II pada kilomikron --> mengaktifkan


LPL
LPL menghidrolisis TG

TG dihidrolisis melalui diaslgliserol menjadi

Transportasi monoasilgliserol (asam lemak bebas dan gliserol)

Lipoprotein - Asam lemak bebas dan gliserol disalurkan ke jaringan


adiposa dan otot

Jalur - Apo A dan Apo C kembali ke HDL, Apo E tetap ada

Eksogen Apo E yang masih ada di kilomikron remnan berikatan


dengan
- reseptor LDL
- LRP

Kilomikron remnan hidrolisis --> kolesterol dan asam


lemak bebas ke dalam sel --> disimpan / energi
Transportasi
Lipoprotein
Jalur Endogen
(metabolisme
VLDL)
Transportasi
Lipoprotein TG da
kolesterol
VLDL
disekresikan
VLDL Nascent
Apo C-II pada
Hati sekresi berikatan mendapat apo
Jalur Endogen TG dan
kolesterol
dengan Apo B
100
membentuk
ke endotel
pembuluh
darah (VLDL
C-II dan apo E
dari HDL, VLDL
dewasa
VLDL
mengaktifkan
LPL

(metabolisme
Nascent)
VLDL

VLDL)
LPL menghidrolisis TG

Transportasi TG dihidrolisis melalui diaslgliserol menjadi monoasilgliserol (asam lemak bebas dan
gliserol)

Lipoprotein
Jalur Endogen - Asam lemak bebas dan gliserol disalurkan ke jaringan adiposa, hati, jantung dan otot,
- Gliserol ke vena menuju hati, di hati gliserol --> triasilgliserol

(metabolisme
VLDL) VLDL telah terhidrolisis --> remnant VLDL (Intermediate Density Lipoprotein

- IDL diserap hati melalui endositosis reseptor LDL


- menetap dalam sirkulasi
IDL di sirkulasi mengeluarkan trigliserida --
> densitas partikel meningkat menjadi LDL

Transportasi
Lipoprotein LDL terdegradasi

Jalur Endogen - pengikatan terhadap reseptor LDL (apo B-


100, apo E) pada hati
- jaringan ekstrahepatis
(metabolisme
VLDL)
Penyerapan LDL --> melepaskan kolesterol
kolesterol mengatur proses :
- sintesis asam empedu
- hormon steroid
- membran sel
Transportasi
Kolesterol
Transportasi
Kolesterol
Metabolisme HDL dalam
Transpor Kolesterol Terbalik
(Reverse Cholesterol
Transport)
Metabolisme HDL dalam Transpor Kolesterol
Terbalik

1 2 3
HDL disintesis dan disekresi oleh hati dan HDL nascent akan berikatan dengan LCAT Proses pengeluarannya dibantu oleh SR-B1
usus. HDL yang dimaksud adalah HDL sehingga akan diubah menjadi HDL discoid atau class B scavenger receptor B1/Reseptor
nascent. HDL nascent terdiri dari lapis-ganda yang memiliki bgia inti non polar dan lapisan pembersih kelas B1
fosfolipid discoid yang mengandung apo A permukaan lipid polar sehingga
dan kolesterol bebas mempermudah pengeluaran kelebihan
kolesetrol yang tidak ter-esterifikasi
• SR-B1 adalah rseptor HDL yang punya 2 peranan
1. Mengikat HDL dan disalurkan ke sel
2. Memerantai penerimaan kolesterol dari sel oleh HDL
yang kemudian mengangkutnya ke hati untuk
diekskresikan melalui empedu baik sebagai kolesterol
atau setelah diubah menjadi asam empedu  proses
ini dikenal sebagai reverse cholesterol transport atau
transport kolesterol terbalik
4. Proses transport kolesterol terbalik
1. HDL discoid akan diubah menjadi HDL3 setelah
mnerima kolesterol dari jaringan melalui SR-B1
2. Kolesterol kemudian teresterifikasi oleh LCAT dan
membentuk HDL2
3. HDL2 akan diekskresikan ke hati melalui SR-B1
4. HDL3 bias terbentuk kembali dari HDL2 oleh enzim
lipase hati  siklus HDL
5. Proses di atas menghasilkan apo A-1 bebas
6. Apo A-1 bebas dapat berubah menjadi praβ-HDL
setelah berikatan dengan sejumlah kecil fosfolipid
dan kolesterol
7. Kelebihan Apo A-1 akan dihancurkan oleh ginjal
Mekanisme penting lain dari proses
transport kolsterol terbalik adalah yang ABCA1 cenderung memindahkan
melibatkan ABCA1 (ATP-binding kolesterol dari sel ke partikel yang
cassette transporter A1)  protein kurang memilki lipid misalnya praβ-HDL
pengangkut yang menggabungkan dan Apo-1 yang kemudian dapat
hidrolisis ATP dengan pengikatan suatu diubahn menjadi HD 3 melalui HDL
substrat sehingga suatu substrat dapat diskoid
dipindahkan melintasi membran
Etiologi Hiperlipidemia
Hanzel Irawan (1406563456)
Penyebab hyperlipidemia boleh disebabkan oleh:

Faktor genetik: Ini dikenali sebagai hiperlipidemia primer.


Diet yang over dan faktor-faktor lain  hiperlipidemia
sekunder
Apabila badan tidak dapat menggunakan atau mengeluarkan
lemak yang berlebihan maka dapat terbentuk di dalam darah
Etiologi
Hiperlipidemia Akibat: kerusakan arteri dan organ dalam  penyakit
jantung.
• Penyebab lain termasuk:
• penggunaan alkohol yang berlebihan
• Obesitas
• penggunaan obat-obata seperti diuretik thiazide dengan
dosis tinggi, estrogen oral, glucocorticoids, steroid
anabolik, agen anti-HIV, dan antipsikotik atipikal seperti
olanzapine dan clozapine

Etiologi • Diabetes
• kelenjar tiroid yang tidak aktif, atau hypothyroidism
Hiperlipidemia • kehamilan

Hiperlipidemia keluarga berasal dari gangguan genetik.


• Gen mutasi diturunkan dari ibu bapa dan menyebabkan
reseptor LDL yang hilang atau tidak berfungsi. LDL
membina jumlah berbahaya dalam darah.
Pemeriksaan
Laboratorium Pemeriksaan
Profil
Lipoprotein

Pemeriksaan
terkait
aterosklerosis,
gagal ginjal
kronis, dan
pankreatitis

Pemeriksaan Pemeriksaan
Apolipoprotein Fatty Liver
Kolesterol total
Pemeriksaan
Lipoprotein
Kolesterol LDL

Kolesterol HDL

TG
• Definisi: jumlah keseluruhan
dari kolesterol LDL,
kolesterol HDL, dan
komponen lipid/lemak
lainnya dalam tubuh.
• Tujuan menentukan status
risiko dan terapi pasien
untuk menurunkan
konsentrasi kolesterol total
dalam serum.

Total Cholesterol (TC)


Prinsip • Dilakukan secara enzimatik
pada serum atau plasma
Penetapan melalui reaksi hidrolisis ester
kolesterol dan reaksi oksidasi 3-
Kadar OH kolesterol.
• Hasil reaksi yaitu H2O2, diukur
Kolesterol Total secara kuantitatif dengan
peroxidase yang akan
menghasilkan warna.
• Absorbansi diukur pada panjang
gelombang 500 nm.
• Intensitas warna yang
dihasilkan menunjukkan
konsentrasi kolesterol.
Mekanisme Enzimatik
• Definisi: komponen lipid
darah yang terbentuk melalui
Trigliserida (TG) esterifikasi gliserol dan tiga
molekul asam lemak yang
diangkut oleh lipoprotein
• Kadar TG yang tinggi
berhubungan dengan
peningkatan risiko PJK,
aterosklerosis perifer dan
CAD (coronary arterial
disease).
• Pengukuran TG  untuk
menghitung konsentrasi LDL-
C
• Sampel darah diambil setelah
puasa 12 jam
Low-Density Lipoprotein Cholesterol (LDL-C)

• Perhitungan dengan formula


Friedewald (kecuali bila TG > 400
mg/dL atau dalam keadaan tidak
puasa)
• Dengan formula Friedewald dapat
diperhitungkan bahwa kolesterol LDL
(dalam mg/dL) =
𝑇𝐺
• kolesterol total - kolesterol HDL -
5
• HDL-C yang diukur dapat
digunakan untuk skrining
hiperlipidemia.
• Kadar HDL-C 60 mg/dL
faktor risiko negatif
hiperlipidemia.
• Kadar HDL-C rendah 
meningkatkan risiko
terjadinya PJK
• Pengukuran HDL-C
diperlukan untuk
menghitung kadar LDL-C

High-Density Lipoprotein
Cholesterol
• Pengukuran kadar HDL-C:
• Rumus ini digunakan ketika formula Friedewald
tidak dapat digunakan (konsentrasi TG > 400 mg/dL)
• Evaluasi non–HDL-C  untuk mendapatkan jumlah
Non – High- total lipoprotein aterogenik pasien.
• Penghitungan non–HDL-C dapat memberikan
Density penilaian risiko yang lebih akurat dibandingkan LDL-
C.
Lipoprotein • Non-HDL-C dihitung:
Cholesterol Kolesterol non-HDL = Kolesterol Total – Kolesterol
HDL
• Non–HDL-C memiliki target 30 mg/dL lebih tinggi
dari tingkatan risiko LDL-C.
Pemeriksaan Apolipoprotein

Menurut College of American Pathologists Proficiency Testing Survey, seluruh


laboratorium klinik di Amerika menggunakan salah satu dari dua metode;
Imunoturbidimetri atau Imunonefelometri

Pemeriksaan apoB dan apoA1 tidak direkomendasikan untuk diperiksa secara rutin.
Profil lipid yang diperiksa secara rutin: kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL,
dan TG.

Pengukuran apolipoprotein bersama dengan tes lipid lainnya biasanya dilakukan untuk
membantu menentukan risiko seseorang terkena penyakit kardiovaskular (CVD)

Pedoman Tata Laksana Dislipidemia Edisi ke-1


Jenis-Jenis Apolipoprotein
Apolipoprotein A1 (ApoA1)
• -Protein utama dari HDL dan dapat mengestimasi konsentrasi
HDL.
-Setiap partikel HDL dapat membawa beberapa molekul Apo A1.

Apolipoprotein B (ApoB)
• -Apolipoprotein utama dari lipoprotein VLDL, IDL, dan LDL.
-Konsentrasi Apo B memberikan estimasi banyaknya jumlah
partikel lipoprotein tersebut di plasma.
Masih belum jelas apakah apoA1 merupakan
prediktor independen dari penyakit kardiovaskular

Rasio apoB/apoA1 dapat menandakan risiko


kardiovaskular yang kuat

Pasien dengan apoA1 (HDL) rendah dan/atau apoB


(LDL) meningkat maka meningkatkan risiko
kardiovaskular
Jenis Kelamin Kadar Apo A1
Kadar (mg/dL)
Normal
ApoA1 Pria >120
Wanita >140

Elhomsy, G. 2014. Apoliporotein A-1. Diakses pada tanggal 15 September


2017 melalui http://emedicine.medscape.com/article/2087313-overview
Kadar ApoB yang Diinginkan

Elhomsy, G. 2014. Apoliporotein A-1. Diakses pada tanggal 15 September 2017 melalui
http://emedicine.medscape.com/article/2087313-overview
Kadar ApoB yang Diinginkan

Elhomsy, G. 2014. Apoliporotein A-1. Diakses pada tanggal 15 September 2017 melalui http://emedicine.medscape.com/article/2087313-
overview
Pemeriksaan Terkait penyakit jantung Koroner dan
hipertensi
• CRP (C-Reactive Protein)
• LDH (Dehidrogenase Laktat)
• AST (Aspartat Aminotransferase)
• Isoenzim CPK (Serum) dan Kreatinin Fosfokinase (CPK)
Tujuan Mendeteksi resiko penyakit jantung koroner (hs CRP)

CRP merupakan protein spesifik abnormal yang berada di


dalam darah sebagai respon sitokin inflamasi seperti
interleukin-6 (IL-6).

Protein ini tidak terdapat pada orang sehat

CRP dapat menilai aktivitas dari inflamasi, mendeteksi infeksi


setelah operasi, mendeteksi penolakan transplantasi dan
memantau proses inflamasi lainnya.

Level CRP dapat meningkat drastis setelah mengalami :


trauma berat, infeksi bakteri, inflamasi, operasi, atau
proliferasi neoplastik.
LDH adalah enzim intraseluler yang ada pada hampir semua sel
yang mengalami metabolisme.
Konsentrasi tertinggi terdapat pada jantung.

LDH digunakan untuk mendiagnosa infark miokard akut (IMA).


Peningkatan LDH serum terjadi 12-24 jam setelah IMA mencapai
puncaknya dalam 2-5 hari dan tetap meninggi selama 6-12 hari
Peningkatan kadar: IMA, stroke, emboli pulmonal akut, dll.

Nilai rujukan LDH serum adalah 100-190 IU/L


AST/SGOT adalah enzim yang sebagian besar terdapat pada otot
jantung.
Nilai AST serum yang tinggi ditemukan pada infark miokard akut (IMA)
dan kerusakan hepar.
Setelah nyeri dada hebat akibat IMA, AST serum meningkat dalam 6-10
jam dan memuncak dalam 24-48 jam
Jika tidak terjadi perluasan infark, nilai AST serum kembali normal
dalam 4-6 hari.

Penurunan kadar: diabetes, dll

Peningkatan kadar: IMA, nekrosis hepar, pankreatitis akut, gagal


jantung kongestif, olahraga, dll.

Nilai rujukan AST serum: 8-33 U/L pada 37ºC


CPK adalah enzim berkonsentrasi tinggi yang terdapat dalam jantung.

Elektroforesis memisahkan isoenzim menjadi 3 bagian: MM (pada otot dan


beberapa pada jantung), dan MB (pada jantung), BB (pada jaringan
otak).
Jika CPK meningkat, elektroforesis CPK dilakukan untuk menentukan
kelompok isoenzim mana yang meningkat.
Isoenzim CPK-MB dapat merupakan indikasi adanya kerusakan sel
miokard.

Serum CPK dan CPK-MB meningkat dalam 4-6 jam setelah serangan
infark miokard akut, mencapai puncaknya dalam 12-24 jam (>6 kali nilai
normal), dan kemudian kembali normal dalam 3-4 hari, kecuali bila ada
nekrosis baru atau terjadi kerusakan jaringan.

Nilai rujukan: Pria (30-180 IU/L), wanita (25-150 IU/L)


Pemeriksaan Fungsi Ginjal
Kreatinin Serum
• Kreatinin serum merupakan standar marker untuk pemeriksaan penyakit
ginjal
• Kadar serum kreatinin seseorang akan meningkat seiring dengan
pertambahan usia
• Kadar kreatinin di dalam serum adalah fungsi produksi kreatinin dan
ekskresi ginjal
• Kreatinin merupakan hasil metabolisme kreatin dalam otot
• Kerusakan ginjal akan menyebabkan peningkatan kreatinin di dalam
darah karena ginjal tidak mampu mengekskresikannya ke urin
Akan tetapi kadar kreatinin yang tinggi belum tentu mengindikasikan
adanya kerusakan tersebut sebab kadar kreatinin dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin serum yaitu:
• Massa otot
• Protein dalam makanan
• Vegetarian menunjukkan kadar kreatinin yang lebih rendah di darah
Rentang serum kreatinin normal untuk perempuan dan laki-laki berada
pada 0,5-1,5 mg/dl
Nilai Rujukan Serum Kreatinin
Populasi Sampel Kadar
Pria dewasa Plasma atau 0,9-1,3 mg/dl
serum
Wanita dewasa Plasma atau 0,6-1,1 mg/dl
serum
Anak Plasma atau 0,3-0,7 mg/dl
serum
Pria dewasa Urin 24 jam 800-2000 mg/hari
Wanita dewasa Urin 24 jam 600-1800 mg/hari
Pemeriksaan Kadar Ureum
• Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang
diproduksi oleh hati dan didistribusi melalui cairan intraseluler dan
ekstraseluler ke dalam darah kemudian difiltrasi oleh glomerulus
• Pengukuran ureum serum dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi
ginjal, status hidrasi, menilai keseimbangan nitrogen, menilai
progresivitas penyakit ginjal dan menilai hasil hemodialisis
• Kadar normal nitrogen urea dalam darah yaitu 5-20 mg/dl
• Adanya peningkatan kadar nitrogen urea dalam darah mengindikasikan
adanya kelainan fungsi ginjal
Laju Filtrasi Glomerulus
• Menggunakan inulin yang dikonsumsi oleh pasien
GFR = (Uin x V) : Pin
GFR: laju filtrasi glomerulus (ml/menit)
Uin: konsentrasi inulin dalam urin
Pin: konsentrasi inulin dalam darah
V: volume ekskresi per unit waktu
Namun, inulin merupakan senyawa yang mahal sehingga jarang
digunakan untuk menentukan laju filtrasi ginjal
• eGFR (estimation glomerulus filtration rate).
Merupakan pemeriksaan untuk mengetahui
kemampuan filtrasi dari glomerulus ginjal. eGFR
dinyatakan dalam satuan ml/menit/1,73 m2

GFR = 186 x (SCr) – 1,154 x (umur) – 0,203 x (0,742, jika


wanita) x (1,210, jika Afrika-Amerika)
Nilai GFR Kategori
≥ 90 ml/menit/1,73 m2 Normal
60-89 ml/menit/1,73 m2 Gangguan ginjal ringan
30-59 ml/menit/1,73 m2 Gangguan ginjal sedang
15-29 ml/menit/1,73 m2 Gangguan ginjal berat
< 15 ml/menit/1,73 m2 Gagal ginjal/renal failure
Kadar Albumin
• Kadar albumin diperiksa untuk melihat adanya protein yang
terkandung di dalam urin. Seharusnya jika fungsi ginjal dari
seseorang normal, protein tidak akan lolos dan berada dalam
urin. Keadaan mikroalbuminuria memberikan tanda awal dari
penyakit ginjal Kriteria kadar albumin adalah sebagai berikut

Rentang Kadar
Kategori
Albumin
< 30 mg/hari Normal
30-300 mg/hari Mikroalbuminuria
> 300 mg/hari Albuminuria
Pemeriksaan Pankreatitis
Uji laboratorium

• Peningkatan leukosit
• Peningkatan AST dan ALT

Lipase serum

• Kadar lipase serum dapat meningkat hingga dua kali lipat


pada pasien gagal ginjal akibat peningkatan inflamasi pada
usus atau perforasi
Amilase serum
• Kadar amilase serum meningkat pada pankreatitis akut karena
kebocoran dari pankreas yang terkena inflamasi menuju aliran
darah dan penurunan ekskresi ginjal
Tes lainnya
• CT scan
• Abdominal USG
• ERCP
• MRCP
• Endoscopy ultrasound
• MRI
Pemeriksaan laboratorium
pada fatty liver
Fatty Liver
Definisi: hasil akumulasi kelebihan lemak di sel hati.
Pengujian Fungsi Hati
Jenis Uji Fungsi Hati Penggunaan

Gamma-glutamil transferase Penanda kolestasis biliar,


(GGT) alkoholisme

Albumin Menilai beratnya penyakit


dan kronis
Masa protrombin Menilai beratnya penyakit
dan beratnya kolestasis

y-globulin Diagnosis hepatitis kronis


dan sirosis hati
Pengujian Fungsi Hati
Jenis Uji Fungsi Hati Penggunaan
Bilirubin (total, direk, indirek) Diagnosis ikterus, menilai beratnya
penyakit, penyakit Gilbert, hemolisis,
diagnosis kolektasis

Aktivitas enzim alanin transaminase Diagnosis dini penyakit hepatoselular


(ALT) atau serum glutamate pyruvate (lebih spesifik dibandingkan dengan
transferase (SGPT) AST)

Aktivitas enzim aspartate Diagnosis dini penyakit hepatoselular,


transaminase (AST) atau serum pemantauan, pada alkoholisme AST >
glutamate oxaloacetate transferase ALT
(SGOT)
Aktivitas enzim fosfatase alkali Diagnosis kolestasis, infiltrasi hepatik,
(alkaline phosphatase ) ALP diagnosis kelainan metabolisme
Pemeriksaan Laboratorium
 Konsentrasi ALT (SGPT) dan atau AST (SGOT) biasanya mengalami peningkatan
ringan sampai sedang, mencapai 1-4 kali dari batas atas nilai normal dengan rasio
AST/ALT kurang dari 1.
 Rasio tersebut khas bagi NAFLD walaupun hal tersebut tergantung pada keparahan
penyakit; dimana sebaliknya yaitu rasio AST/ALT lebih dari 1 berhubungan dengan
fibrosis dan progresi penyakit.
 Namun, perlemakan hati alkoholik yang tidak terlalu parah juga memiliki rasio
AST/ALT kurang dari 1, oleh karena itu hal ini dapat berguna untuk membedakan
perlemakan hati alkoholik dari non-alkoholik namun diperlukan interpretasi yang
hati-hati.
 Gamma-glutamiltranspeptidase (GGT) hampir selalu meningkat,
 Alkalin Phospatase (AP) bisa meningkat beragam sampai dengan 2 kali batas
normal atas.
 Hasil tes fungsi hati seperti albumin, bilirubin dan waktu prothrombin biasanya
normal, kecuali bila terdapat sirosis dan gagal hati.
Ultrasonografi
• Berguna dalam membantu menentukan keberadaan dan
jumlah infiltrasi lemak.
• Perlemakan hati digambarkan dengan tekstur hepar
yang terang
• Karena biaya yang murah, keamanan yang terjamin
ultrasound mungkin adalah teknik imaging pilihan untuk
skrining fatty liver.
• Studi imaging tidak dapat digunakan untuk menentukan
secara akurat tingkat keparahan kerusakan hati.

Sass. David., et al., 2005. Nonalcoholic Fatty Liver Disease: A Clinical Review. Digestive Disease
and Science; 50-1.
Biopsi Hati
• Metode biopsi hati = Metode yang sensitif dan spesifik dalam
mendiagnosis NASH (steatohepatitis nonalcoholic) yaitu
perlemakan hati yang disertai dengan peradangan atau inflamasi
serta menentukan prognosis, serta dapat menilai tingkat kerusakan
hati.
• Biopsi hati diperlukan apabila teknik pencitraan tidak dapat
mendiagnosa, dan untuk mengkonfirmasi keberadaan NASH,
fibrosis dan/atau sirosis.
• Dalam prakteknya, biopsi hati dirasa tidak perlu dilakukan apabila
diagnosis sirosis dan hipertensi portal dapat ditegakkan melalui
bukti klinis dan pencitraan.

Kleiner DE, Brunt EM, Van Natta M, Behlin C, Contos MJ, Cummings OW, et al. Design and
validation of a histological scoring system for nonalcoholic fatty liver disease. Hepatology.
2005;41;1313–21
Penyaki Terkait Hiperlipidemia
Adinda Esterlita
Septiani Putri Hadrianti
HIPERLIPIDEMIA
Etiologi
Hiperlipidemia merupakan suatu kondisi
patofisiologis dimana terjadi peningkatan kadar
lipid dan/atau lipoprotein didalam tubuh
• Faktor risiko mayor untuk pankreatitis, aterosklerosis, stroke, dan penyakit
kardiovaskular lainnya
• Penyebab:
- Pola hidup yang tidak baik
- Konsumsi lemak ≥ 40% kalori total/hari
- Obesitas
- Konsumsi alkohol
- Kurang berolahraga
Klasifikasi Hiperlipidemia
Hiperlipidemia
Primer Disebabkan karena mutasi genetik

Hiperlipidemia
Sekunder Karena penyakit diabetes, ginjal kronis,
konsumsi alkohol berlebihan, dsb
Klasifikasi Hiperlipidemia Primer
TIPE KONSENTRASI KOLESTEROL LIPOPROTEIN MEKANISME GANGGUAN
DAN TG
I TG KOLESTEROL Kilomikron Def. LPL Hipertrigliserida
IIa TG normal LDL Kerusakan reseptor Hiperkolesterolemi
KOLESTEROL LDL a familial
IIb TG KOLESTEROL LDL VLDL Overproduksi Apo- Hiperlipidemia
B kombinasi familial
III TG KOLESTEROL IDL Defisiensi klirens Disbetalipoprotein
partikel remnan emia familial
IV TG VLDL Overproduksi VLDL
KOLESTEROL normal
V TG KOLESTEROL Kilomikron VLDL Def. Apo C
Manifestasi Klinis

• Xanthoma
• Menimbulkan gejala penyakit kardiovaskular seperti stroke,
jantung coroner, aterosklerosis, dsb
• Sakit abdominal
Diagnosis

Tes Total kolesterol,


Profil
Lipid Trigliserida, HDL, LDL
Tes Lain Lp(a), Apo-B-100
Aterosklerosis
Etiologi
Aterosklerosis merupakan kondisi terjadinya
penyempitan pembuluh arteri karena
penumpukan lemak, platelet, netrofil, monosit.

• Plak atheroma : grumous lipid yang mengandung kolesterol, kolesterol ester, dan
debris nekrosis ditutup dengan serabut
• Plak  obstruksi lumina vascular  ruptur  thrombosis pembuluh darah
Faktor Resiko
Konstitusional
Genetik, Umur, Jenis Kelamin

Modifable
Hiperlipidemia, Hipertensi, Diabetes
Mellitus
Tambahan
Inflamasi, hiperhomosisteinemia, dll.
Mekanisme Terjadinya Aterosklerosis
Nyeri

Kram

Manifestasi Limping
Klinis
Sensitif terhadap suhu dingin

Perubahan warna kulit


Diagnosis

Tes Profil Lipid


• Kolesterol (>180mg/dL), Trigliserida

hyperemia peripheral arterial tonometry (RH-PAT)

MRI/Ultrasound
Penyakit Jantung
Koroner (PJK)
Ischemic Heart Disease (IHD)
adalah kurangnya oksigen
akibat penurunan/tidak ada
aliran darah ke miokardium,
yang disebabkan karena
penyempitan atau obstruksi
(sumbatan) pada pembuluh
darah koroner
(Dipiro, et al, 2015).

Penyebab Utama  Aterosklerosis dan arterial spasme


Manifestasi klinis dari PJK  Angina Pektoris, Miokardial
Infark
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wells, B. G., Posey, L. M., 2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach, 7th Edition, McGraw-Hill, New York.
ANGINA PEKTORIS
• Nyeri dada akut yang dapat menjalar ke leher,
rahang, punggung, dan lengan  otot jantung tidak
mendapatkan oksigen yang cukup

Terdapat 3 macam Angina:


1. Angina Stabil
2. Angina tidak stabil
3. Angina Variant

Whalen, K., Finkel, R., dan Panavelil, T. A., 2015, Lippincott Illustrated Reviews: Pharmacology, 6th edition, Wolters Kluwer,
Philadelphia
Angina Stabil
• Betuk paling umum dijumpai
• Nyeri akibat peningkatan beban jantung  latihan, emosi,
stres, dingin  adanya penyempitan arteri koroner
• Tanda  rasa terbakar atau nyeri yang pendek, sesak di dada
• Istirahat dan pemberian nitrogliserin  meredakan gejala

Angina Tidak Stabil


• Nyeri muncul walaupun tidak ada peningkatan beban
jantung (saat aktivitas ringan maupun istirahat)
• Mirip seperti serangan jantung (infark miokardial)
• Istirahat dan pemberian nitrogliserin  tidak meredakan
gejala

Whalen, K., Finkel, R., dan Panavelil, T. A., 2015, Lippincott Illustrated Reviews: Pharmacology, 6th edition, Wolters Kluwer,
Philadelphia
Angina Variant
• Nama lain: Vasospastic Angina, Prizmental
Angina
• Angina yang jarang dijumpai
• Penyebab  vasospasme arteri koroner
• Gejala muncul tidak bergantung pada aktivitas
fisik
• Faktor resiko  merokok, stres, dingin

Whalen, K., Finkel, R., dan Panavelil, T. A., 2015, Lippincott Illustrated Reviews: Pharmacology, 6th edition, Wolters Kluwer,
Philadelphia
SINDROM KORONER AKUT
• Terdiri dari angina tidak stabil dan infark miokardial
• Adanya erosi/ ruptur dari plak aterosklerosis 
membentuk trombus parsial atau total  diikuti dengan
agregasi platelet dan aktivasi koagulasi
• Aliran darah menurun  oksigen menurun  nekrosis sel
jantung

Porth, C. M., Matfin, G. 2009. Pathophysiology, Concepts of Altered Health States, 8th Edition. Wolters Kluwer, Philadelphia.
INFARK MIOKARDIAL
• Proses terjadinya kerusakan (nekrosis) atau kematian
sel-sel miokardium  adanya sumbatan berupa
trombus atau ruptur dari plak aterosklerosis  tidak
adanya suplai darah dalam waktu yang lama (± 20
menit)
• Sering juga disebut sebagai ‘serangan jantung’
• Tipe:
• Transmural  seluruh dinding ventrikel
• Subendokardial  sepertiga – separuh dinding
ventrikel dalam

Porth, C. M., Matfin, G. 2009. Pathophysiology, Concepts of Altered Health States, 8th Edition. Wolters Kluwer, Philadelphia.
Kumar, V., Abbas, A. K., Aster, J. C., 2013. Robbins Basic Pathology, 9th Edition, Elsevier Sanders, Philadephia
Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah arteri
secara persisten dimana tekanan darah sistolik > 140
mmHg dan/atau tekanan darah diastolik > 90 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang.
• Terdapat pada 95% kasus
• Penyebab spesifiknya tidak diketahui
• Faktor genetik, usia, gender, ras, obesitas, stres, intoleransi glukosa, asupan
Hipertensi makanan yang tinggi natrium, rendah kalium, kalsium, magnesium, dan
Primer/Hipertensi merokok
Idiopatik

• Terdapat pada 5% kasus


• Penyebab spesifiknya diketahui
• Penyakit ginjal, penyakit renovaskular pada kehamilan, arteriosclerosis, stress
Hipertensi akut, penyakit endokrin (sindroma Cushing, hipertiroid) dan penggunaan obat-
sekunder/Hipertensi obatan seperti kortikosteroid, estrogen, stimulan simpatik.
renal
PATOFISIOLOGI
Hiperlipidemia

Pembentukkan plak
(aterosklerosis)

Penyempitan Elastisitas pembuluh darah


pembuluh darah menurun

↓ Curah jantung & ↑ tahanan perifer

peningkatan tekanan darah arteri secara persisten

Hipertensi
Tanda dan Gejala
Sakit kepala
bagian Kaku kuduk Sulit tidur
belakang

Berdebar-
Gelisah Pusing
debar

Lemas Sesak nafas


Stroke
Stroke

Stroke adalah suatu manifestasi


klinis dari gangguan fungsi otak,
baik fokal maupun global, dengan Faktor risiko: orang tua dengan
gejala-gejala yang berlangsung hipertensi, diabetes,
selama 24 jam atau lebih atau hierkolesterolemia, atau penyakit
berakhir dengan kematian, tanpa jantung
ditemukannya penyebab lain
kecuali gangguan vaskuler.
Klasifikasi
Menduduki 13% dari Menduduki 87% dari

Stroke Hemoragik

Stroke Iskemik
semua kasus stroke semua kasus stroke
Pecahnya pembuluh Pembentukan trombus
darah otak atau emboli
Perdarahan 70% karena
subarachnoid, Aterosklerosis
perdarahan intraserebral, 30% tidak diketahui
dan hematoma subdural
Patofisiologi
Hiperlipidemia

Pembentukan trombus
(aterosklerosis) Embolus

Penyempitan pembuluh Penyumbatan pembuluh


darah darah

Penurunan aliran darah otak

Stroke
Tanda dan Gejala

Kelemahan
Penurunan Gangguan
pada alat
kesadaran penglihatan
gerak/mati rasa

Gangguan Gangguan Sakit kepala


komunikasi keseimbangan berat/Vertigo
CHRONIC KIDNEY
DISEASE
Kelainan struktur dan fungsi ginjal
yang berlangsung selama 3
bulan/lebih , nilai GFR < 60
mL/min/1,73 m2

CHRONIC Tanda CKD : albuminuria (> 30


mg/day), hematuria
Berdasarkan penyebab CKD

KIDNEY
DISEASE Klasifikasi CKD :
Berdasarkan Glomerulus Filtration
Rate (GFR)

Level albuminuria
Cont’d
• Nilai GFR dapat diestimasi dari kadar kreatinin serum Pengukuran
kreatinin serum  memperkirakan LFG dan menentukan tahap CKD
• Kadar normal kreatinin serum :
• Anak (3-18 thn) : 0,5-1,0 mg/dL
• Perempuan : 0,6-1,1 mg/dL
• Laki-laki : 0,9-1,3 mg/dL

Inzucchi, Silvio E., DeFronzo, Ralph A. et al. (2005). The Diabetes Mellitus Manual : A Primary Care Companion ToEllenberg and Rifkin’s. United
States : The McGrawHill
Nahas, E M. Levin, Adeera. (2009). Chronic Kidney Disease : a Practical Guide to Understanding and Management. US : Oxford University Press
Wells, B., Dipiro, J.T. 2012. Pharmacotherapy Handbook 9th edition. United States: The McGraw
Hill. 2005
Rumus Perhitungan Laju Filtrasi Glomerulus
Persamaan Rumus
Laki - laki Jika kadar kreatinin serum ≤ 0,9 mg/dL

CKD-EPI Jika kadar kreatinin serum > 0,9 mg/dL

k = 166 jika berkulit hitam dan k = 144 bila


berkulit putih atau lainnya
Perempuan Jika kadar kreatinin serum ≤ 0,7 mg/dL

Jika kadar kreatinin serum > 0,7 mg/dL


CKD-EPI

k = 166 jika berkulit hitam dan k = 144 bila


berkulit putih atau lainnya
PERLEMAKAN HATI
(Fatty liver)
Perlemakan Hati

• Penumpukan lemak berlebihan di hati (>5%


dari total berat hati normal). Tanda :
 Hati tampak membesar, kuning, berlemak

• Jenis perlemakan hari :


 Perlemakan hati (steatosis)
 Perlemakan hari dengan inflamasi
(steatohepatitis)
KLASIFIKASI PERLEMAKAN HATI

Perlemakan
Perlemakan
hati non
hati alkoholik
alkoholik
Penyebab : seseorang
mengonsumsi etanol berlebihan
• Pria > 40-80 gr/hari
PERLEMAKAN • Wanita >20 – 40 gr/hari
HATI
Bersifat reversible
ALKOHOLIK
Ditandai oleh akumulasi TG dan
lemak lain dalam sel hati.
PATOFISIOLOGI
Etanol dioksidasi oleh ADH (di Etanol dioksidasi oleh
sitosol), Sistem oksidase ADH  asetaldehid
mikrosomal terutama CYP2E1 (beracun) menghasilkan
(di RE halus), Katalase (di NADH berlebihan
membran peroksisomal)

NADH berlebih tidak bisa Asetaldehid dioksidasi


digunakan sebagai koenzim lebih lanjut oleh
oksidasi asam lemak (karena asetaldehid dehidroginase
yang dibutuhkan NAD+)   asetat (menghasilkan
Menurunkan aktivitas oksidasi NADH yang berlebihan)
asam lemak
PATOFISIOLOGI (2)
NADH berlebih menyebabkan :

Menurunkan aktivitas enzim


gliserol 3-fosfatdehidrogenase
Menurunkan aktivitas siklus (bergantung dengan NAD+)
krebs (aktivitas siklus krebs
bergantung pada NAD+)  asetil
koA dialihkan untuk sintesis asam Gliserol 3-fosfat menumpuk 
lemak (harusnya masuk ke siklus dire-esterifikasi menjadi
krebs) trigliserida  trigliserida
menumpuk di hati  perlemakan
hati
Terjadi pada penderita yang tidak
PERLEMAKAN mengkonsumsi alkohol. Penyebab :
• Obesitas
HATI NON • Diabetes
• Hiperlipidemia
ALKOHOLIK • Penggunaan obat-obatan (kortikosteroid, asam
valproat, metotreksat dan tetarsiklin)
PATOFISIOLOGI

Trigliserida yang sudah


Tingginya asam lemak di
terbentuk dikeluarkan
plasma meningkatkan
dari hati dalam bentuk
influx asam lemak ke hati
VLDL

Asam lemak banyak 


keseimbangan jumlah
Trigliserida menumpuk
asam lemak dioksidasi
 perlemakan hati
dan dire-esterifikasi di
hati terganggu
TANDA DAN GEJALA

Rasa tidak nyaman,


Lesu dan lemas
nyeri pada perut
(hepatomegali)
kanan atas

Penurunan berat
badan
Pankreatitis
Pankreatitis

• Pankreatitis adalah peradangan yang terjadi


pada pankreas. Inflamasi terjadi karena
enzim-enzim yang ada di pankreas
menyerang sel pankreas sehingga sel
tersebut rusak dan mengkaibatkan nekrosis.
• Terdapat dua tipe pankreatitis
• Akut
• Kronis
Penyebab Pankreatitis Akut

1 2 3
Adanya penyumbatan di duktus Hiperlipidemia merupakan faktor Alkoholisme. Karena dapat
pankretikus karena batu empedu risiko pankreatitis. Hiperlipidemia menyebabkan stimulasi pelepasan
dapat menyebabkan terjadinya enzim pankreas.
overstimulasi pelepasan enzim
pankreas atau menyebabkan
terbentuknya batu empedu
• Nyeri, terutama di area epigastrum dan
Manifestasi menyebar ke punggung. Nyeri terjadi
setelah konsumsi makanan atau
Klinik alkohol yang berlebihan.
• Mual dan muntah
Xanthoma
Xanthoma
• Merupakan lesi pada kulit yang timbul
karena adanya akumulasi sel busa
• Sel busa terbentuk dari makrofag sebagai
hasil dari penyerapan berlebihan Low
Density Lipoprotein (LDL) dan modifikasi
oksidatif mereka.
• Menimbulkan rasa nyeri pada penderita dan
berada di bawah kulit yang menonjol, lunak,
dan berwarna kekuningan.
Klasifikasi Xanthoma

Xanthoma
Xanthoma Eruptivum Xanthoma Tuberosum Xanthoma Tendineum
Disseminatum

Xanthoma Striatum Xanthoma Diffusum Xanthelasma


Palmare Planum Papelbrarum
Meningkatnya sirkulasi lokal Monosit dan makrofag yang
lipid melalui dinding vaskular terakumulasi membawa
ke bagian interstitial jaringan partikel lipid oleh reseptor
ikat spesifik

Patofisiologi
Agregat LDL dan kompleks
Terbentuknya sel-sel busa
lipid teroksidasi oleh
(foam cells) yang terdeposit
aktivitas makrofag sehingga
pada jaringan ikat
kolesterol terlepas dari LDL
perivaskular
teroksidasi
Penyebab lainnya dapat dibedakan menjadi:
Dislipidemia bawaan
atau yang diperoleh
Familial hipercholesterolemia  gen yang mengkode LDL-reseptor (LDL-R).
sejak lahir, yang disebut
dengan
hiperkolesterolemia Familial defective apolipoprotein B-100  gen APOB.
dominan autosomal.

Non FH/non-FDB hipercholesterolemia gen PCSK9.

Tipe lain dari xanthoma


yang dapat dideteksi
dengan diagnostik,
dapat disebabkan
karena
hipertrigliseridemia
parah dan
dysbetalipoproteinemia
primer
Dapat Cerebrotendinous xanthomatosis, disebabkan
ditandai karena terjadinya mutasi pada gen sterol-27-
dengan hydroxylase (CYP27A) karena defisiensi 27
adanya hydroxylase.
beberapa
kondisi Familial ß-sitosterolemia (phytosterolemia),
yang tidak disebabkan karena terjadinya mutasi pada gen
umum, yang mengkode transporter sterol spesifik ABCG5
seperti: dan ABCG8.
Gejala klinis yang dialami oleh pasien dapat bervariasi,
dimulai dari:
1. Munculnya papula atau bintik kecil, yang halus hingga
kenyal,
2. Muncul benjolan yang lebih besar, biasanya berwarna
kuning karena adanya karotin yang terkandung dalam
Gejala Klinis 3.
lipid
Timbul rasa nyeri
4. Kesulitan bergerak atau berjalan jika xanthoma
muncul di daerah tungkai kaki, dan terkadang
asimtomatik.
Terapi Hiperlipidemia dan
Algoritma Terapi
Firda Maretha Ivariani
Hanna Lili Natasya H.
M. Shidiq Winarko
Pendahuluan
• Dilakukan pengujian profil lemak puasa (Fasting Lipid
Profil/FLP) dilihat profil lipoprotein lengkap (nilai
kolesterol LDL, HDL, trigliserida)
• Jika kadarnya melebihi normal dan perlu tindakan
lanjutan dilakukan identifikasi adanya penyakit
aterosklerosis klinis yang dapat menyebabkan risiko
tinggi penyakit jantung koroner (PJK) atau setara PJK (DM
tipe 2, DM tipe 1 dengan mikroalbuminuria, gagal ginjal
kronik dengan GFR ˂60 mL/menit/1.73 m2, penyakit arteri
karotis dan arteri perifer). Ditentukan pula apakah pasien
memiliki faktor resiko selain LDL.
• Tindakan pertama terapi perubahan gaya hidup sehat
 diet lemak, meningkatkan konsumsi serat, menjaga berat
badan, meningkatkan aktivitas fisik/olahraga, dan mengevaluasi
faktor sekunder penyebab dislipidemia.
• Jika LDL masih melebihi target terapi yang diinginkan
Pertimbangkan untuk menambahkan terapi obat sesuai
algoritma terapi dislipidemia
Manajemen
Terapi Non Farmakologi Farmakologi

• Perubahan gaya • Terapi farmakologi


hidup seperti meliputi obat yang
dietary therapy, mempengaruhi :
pengurangan berat • Sintesis
badan, dan kolesterol
meningkatkan • Ekskresi
aktivitas fisik. kolesterol
• Metabolisme
LDL dan VLDL

Dipiro, J, T.,et al, 2008, Pharmacotherapy Handbook, Seven edition, Mc Graw Hill
Terapi Farmakologi
Resin

Niacin

HMG-CoA Reduktase Inhibitor

Derivat Asam Fibrat

Probukol

Ezetimibe

Fish Oil Supplementation

Dipiro, J, T.,et al, 2008, Pharmacotherapy Handbook, Seven edition, Mc Graw Hill
Resin Resin dapat menghambat reabsorpsi asam empedu

Meningkatkan biosintesis kolesterol dan meningkatkan jumlah LDL-Rs pada


membran hepatosit yang dapat menstimulasi catabolisme dari plasma dan
menurunkan LDL
Contoh obat : Cholestyramine, Colestipol, Colesevelam

Cholestyramine dan Colestipol  paling aman

Lini kedua jika terapi statin tidak cukup menurunkan LDL-C

Colesevelam  resin pengikat terbaru yang disiapkan sebagai gel anhidrat


dan dikonsumsi sebagai tablet atau serbuk yang dicampur dengan air
sebagai suspensi oral.
Penjelasan
• Cholestyramine  polimer stiren dan divinilbenzena dengan
situs aktif dibentuk dari trimetilbenzilamonia (amin kuartener)
• Colestipol  kopolimer dari dietiltriamin dan 1-kloro-2,3-
epoksipropana (campuran diamin tersier dan kuartener)
• Berupa serbuk higroskopis, diberikan dalam bentuk garam
klorida dan tidak larut air.
• Colesevelam  polimer, poli(alilamin hidroklorida), tertaut
silang dengan epiklorohidrin dan teralkilasi dengan 1-
bromodekatan dan (5-bromoheksil)-trimetilamonia bromida.
Berupa gel hidrofilik dan tidak larut dalam air
Indikasi
• Mengobati (WHO)
hiperlipidemia
tipe IIa
Mekanisme Kerja
Mekanisme Kerja
• Kolestiramin, kolestipol dan kolesevelam
(bermuatan positif)  resin pengubah anion 
mengikat asam empedu dan garam empedu
pada usus halus  ukuran membesar
• Kompleks dieksresikan melalui feses 
mencegah asam empedu balik ke hati melalui
sirkulasi enterohepatik  penurunan asam
empedu (kolesterol)  sintesis reseptor LDL
• Kompensasi : Peningkatan konversi kolesterol
menjadi asam empedu (upregulation) 
pengisian kembali
• Kesimpulan: Terjadi penurunan C intrasel, yang
meningkatkan pengambilan LDL  penurunan
LDL-C secara signifikan (peningkatan reseptor
LDL)
Farmakokinetik
1. Absorbsi : -
2. Distribusi : -
3. Metabolisme : -
4. Ekskresi: Feses 100%

Onset  24 jam
Kontraindikasi
• Obstruksi intestinal
• Obstruksi bilier sempurna
Efek Samping
• Efek pada saluran pencernaan
• Peningkatan SGOT dan fosfatase alkalin
• Mayor: Konstipasi  utama (10-50% pada dosis tinggi dan pasien
>60 tahun)
• Minor: Mual dan perut kembung, rasa tidak enak pada bagian perut,
muntah.
• Colesevelam  paling minim efek samping

• Gangguan absorbsi (kolestiram dan kolestipol)


• Mengganggu absorbsi dari vitamin larut lemak (A,D,E,K) 
osteomalasia dan pendarahan
Efek Samping Lainnya
• Mual, maag, rasa sakit pada bagian abdomen, kembung,
steatorrhea, bersendawa
• Hemoroid
• Hiperkloremik asidosis (terutama pada anak-anak) dan
peningkatan ekskresi kalsium
Interaksi Obat
• Tiazid
• Furosemid
• Propanol
• 1-tiroksin
• Digoksin
• Warfarin
• Dan beberapa statin
Dosis
Cholestyramine

Cholestipol Colesevelam
Niacin
Dapat menurunkan produksi VLDL plasma
(Asam Nikotinat)
melalui penurunan pelepasan asam lemak dari
sel adiposa menuju hati

Penurunan VLDL dapat mereduksi pertukaran


kolesterol dengan HDL, sehingga konsentrasi HDL
meningkat

Nikotinamid tidak disarankan untuk pengobatan


hiperlipidemia karena tidak efektif untuk
menurunkan kolesterol dan trigliserida
Mekanisme Kerja

Mengurangi klirens ApoA-I


dari HDL sehingga
memfasilitasi terbentuknya
Meningkatkan aktivasi LPL HDL
yang akan mengakibatkan
klirens trigliserida
Mengurangi transport FFA kilomikron dan VLDL
ke hati yang menyebabkan meningkat
terjadinya peningkatan
degradasi ApoB yang
menyebabkan kadar VLDL
menurun sehingga kadar Goodman, L. S., Gilman, A., Hardman, J. G., Gilman, A. G., & Limbird, L. E. Goodman
LDL pun menurun & Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill, Health
Professions Division.
DOSIS HARIAN DOSIS MAKSIMUM
OBAT BENTUK SEDIAAN
UMUM HARIAN

Niasin Tablet (50, 100, 2 gram (3 x sehari) 9 gram


250, 500 mg) ;
kapsul (125, 250,
500 mg)
Niasin ER (Niaspan) Tablet (500, 750, 500 mg 2 gram
Dosis dan Sediaan 1000 mg)

Niasin ER + Tablet Niasin/ Lovastatin Niasin/ Lovastatin


Lovastatin Niasin/Lovastatin 500 mg/20 mg 1000 mg/ 20 mg
(Advicor) 500 mg/20 mg
Niasin/Lovastatin
750 mg/20 mg
Niasin/Lovastatin
1000 mg/20 mg

Dipiro, JT., et al (ed). (2014). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic Approach, Ninth Edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc
Flushing (bercak merah, panas, dan gatal)
• Terjadi di sekitar wajah, leher, dada, punggung  diberikan 325 mg Aspirin
sebelum konsumsi Niasin
• Hindari minuman panas (teh, kopi) atau alkohol

Dispepsia, mual, muntah, diare


• Dikonsumsi setelah makan
Efek Samping
Kulit kering
• Menggunakan pelembab kulit

Hiperglikemia

Peningkatan asam urat


Goodman, L. S., Gilman, A., Hardman, J. G., Gilman, A. G., & Limbird, L. E. Goodman
& Gilman's the pharmacological basis of therapeutics. New York: McGraw-Hill, Health
Professions Division.
Meningkatkan efek inhibitor
BARs (Colestipol,
HMG-koA reduktase
Cholestyramine) menurunkan
(atorvastatin, simvastastin)
absorpsi Niacin  pemberian
peradangan otot,
jeda waktu pada saat
hepatotoksik, gagal ginjal 
penggunaan.
perlu monitoring terapi

Interaksi Obat
Nikotin  meningkatkan efek
samping flushing

• Mozayani, Ashraf., Raymon, Lionel P., 2004, Handbook of Drug Interaction : A Clinical and Forensic Guide, Riverview, New Jersey
• Baxter, K. (2008). Stockley’s Drug Interactions. (8th ed). London : Pharmaceutical Press.
HMG-CoA Reduktase Inhibitor
Merupakan enzim yang berperan dalam sintesis kolesterol

Kompetitif inhibisi dengan HMG-CoA reduktase


menyebabkan respon selular berupa peningkatan ekspresi
enzim HMG-CoA dan reseptor LDL pada sel hepatosit

Sintesis kolesterol sangat sedikit penurunannya, tetapi


klirens kolesterol plasma melalui reseptor LDL meningkat

Contoh obat : Simvastatin, atorvastatin, lovastatin,


fluvastatin
• Inhibitor 3-hidroksi-3-metilglutaril (HMG)
koenzim A (CoA) reduktase (statin),
merupakan analog struktur dari HMG-CoA
Pendahulu • Kerja dengan menurunkan tingkat kolesterol
an LDL penurunan kejadian koroner dan
kematian akibat CHD
• Lini pertama dan efektif untuk pasien
peningkatan LDL
• Urutan kepotenan:
• Rosuvastatin dan atorvastatin > simvastatin >
pravastatin > lovastatin > fluvastatin
Indikasi (WHO)
• Mengobati hiperlipidemia tipe IIA dan IIB
Mekanisme
Aksi
Mekanisme aksi
• Menghambat HMG-CoA reduktase (secara
kompetitif)
1. Enzim dihambat  sintesis C hepatik
terhambat
2. Penipisan C pada hepatosit  sint. reseptor
LDL dan penurunan degradasi reseptor LDL
 mengikat dan menginternalisasi LDL yang
beredar  penurunan kadar LDL-C
3. Terjadi pengurangan jumlah C  karena
penurunan sint. C serta katabolisme LDL
• Dosis yang lebih tinggi dapat mengurangi
TG yang disebabkan karena peningkatan
VLDL
• Statin juga dapat meningkatkan HDL-C 
STRUKTUR STATIN
Karakteristik Struktur
• Mevastatin, lovastatin, simvastatin dan pravastatin  cincin
heksahidronaftalen
• Lovastatin dan mevastatin  metil pada C-3
• Perbedaan rantai samping mayor :
• Metilbutiratester  mevastatin dan lovastatin
• Dimetilbutiratester  simvastatin
• Fluvastatin, atorvastatin, rosuvastatin  komponen sintetik
mengandung rantai heptan, membentuk analog HMG-CoA
Perbandingan Struktur
HMG-CoA dan Lovastatin
Farmakokinetik

1. Absorbsi :
• Setelah pemberian oral, absorbsi usus dari
statin bervariasi antara 30% dan 85%
• Puncak: 1-4 jam
2. Distribusi :
• >95% statin dan metabolitnya terikat
protein, kecuali pravastatin dan metabolit
(50%)
3. Metabolisme :
• Semua golongan statin, kecuali simvastatin dan lovastatin 
diberikan dalam bentuk asam β-hidroksi
• Simvastatin dan lovastatin  lakton inaktif yang perlu
ditransformasi pada hati menjadi asam β-hidroksi
• BA sistemik (statin dan metabolit)  antara 5%-30% (FPM)
• Kecuali: fluvastatin dan pravastatin  metabolit statin
memiliki aktivitas HMG-CoA reduktase
4. Eliminasi :
• t ½ dari komponen utama : 1-4 jam
• Kecuali atorvastatin dan rosuvastatin : 20 jam
• Hati membiotransformasi statin dan > 70% metabolit statin
diekskresikan oleh hati dengan eliminasi pada feses
Perbandingan Efikasi
Kontraindikasi
• Kehamilan
• Laktasi
• Penyakit hati aktif
• Peningkatan serum transaminase yang tidak dapat dijelaskan
• Hipersensitivitas terhadap statin
Efek Samping
• Hati  abnormalitas biokimia pada fungsi hati sehingga perlu
dilakukan pengecekan fungsi hati dan mengecek serum
transaminase secara periodik
• Otot
• Miopati dan rhabdomiolisis (disintegrasi atau disolusi otot)  jarang
• Biasanya, pasien mengalami insufisiensi renal atau mengonsumsi obat seperti
siklosporin, itrakonazol, eritromisin, gemfibrozil atau niasin yang memiliki efek
samping sama
• Perlu pengecekan klirens kreatinin secara berkala

• Gangguan sistem pencernaan:


• Diare, konstipasi, perut kembung, sakit pada bagian perut, mual (5%)
• Sakit kepala (4-9%), kemerahan pada kulit (3-5%), pusing (3-5%) dan
pandangan kabur (1-2%)
Interaksi Obat
Obat Mekanisme interaksi
Siklosporin Meningkatan resiko miopati/rhabdomiolisis
Antifungi azole (fluconazol, itraconazol, Meningkatan resiko miopati/rhabdomiolisis
ketokonazol, dsb) dikarenakan pengurangan metabolime
atorvastatin, lovastatin dan simvastatin
Rifampin Menginduksi enzim CYP450
Mengurangi kadar fluvastatin hingga 50%
Jus anggur Meningkatan resiko miopati/rhabdomiolisis
dikarenakan pengurangan metabolime
atorvastatin, lovastatin dan simvastatin
Turunan asam fibrat Gemfibrozil menghambat glukuronidasi dari statin
Niasin Peningkatan resiko miopati/rhabdomiolosis
dikarenakan efek aditif dari kedua obat
CCB (amlodipin, diltiazem dan Meningkatan resiko miopati/rhabdomiolisis
verapamil) dikarenakan pengurangan metabolime
atorvastatin, lovastatin dan simvastatin
Dosis
Cerivastatin

Lovastatin
Atorvastatin

Fluvastatin

Pravastatin Simvastatin
Rosuvastatin
Derivat Asam Fibrat
Dapat meningkatkan
klirens VLDL

Contoh obat :
Gemifibrozil, Fenofibrate,
Clofibrate
• Fibrat adalah agonis dari PPAR-α. Melalui reseptor
ini, fibrat menurunkan regulasi gen apoC-III serta
meningkatkan regulasi gen apoA-I dan A-II.
Berkurangnya sintesis apoC-III menyebabkan
peningkatan katabolisme TG oleh lipoprotein lipase,
Mekanisme Kerja berkurangnya pembentukan kolesterol VLDL, dan
meningkatnya pembersihan kilomikron.
Peningkatan regulasi apoA-I dan apoA-II
menyebabkan meningkatnya konsentrasi kolesterol
HDL.

PERKI. (2013). Pedoman Tatalaksana Dislipidemia, Edisi 1. Centra Communications. PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KARDIOVASKULAR INDONESIA
• Diabsorpsi cepat
• Lebih dari 95% berikatan dengan protein plasma, terutama albumin
• Waktu paruh 1,1 jam (Gemfibrozil); 20 jam (Fenofibrat)
• Gemfibrozil dapat melewati plasenta
Farmakokinetik • Dieksresi sebagian besar dalam bentuk konjugat glukoronida, 60-90%
diekskresi melalui urin, sisanya melalui feses

Brunton, L., Knollmann, B., & Hilal-Dandan, R. (2006). Goodman & gilman's The Pharmacological Basis of Therapeutics (11th ed.). McGraw-Hill Education.
Efek Samping
Bezafibrat,
Fenofibrat,
saluran cerna (mual, anoreksia, nyeri lambung),
pruritus, ruam kulit, urtikaria, impotensi; juga sakit
Clofibrat, kepala, pusing, vertigo, letih, rambut rontok;
Ciprofibrat miotoksisitas (dengan miastenia atau mialgia) risiko
khusus pada gangguan ginjal

Gemfibrozil Sangat umum: gangguan saluran cerna,


dispepsia. Umum: nyeri abdomen, apendisitis akut,
diare, lelah, mual/muntah, eksim, ruam, vertigo,
konstipasi, sakit kepala. Tidak umum: fibrilasi atrium.
Interaksi Obat Kontraindikasi
Agen antidiabetes Meningkatkan toleransi glukosa • gangguan hati atau
ginjal berat,
Siklosporin Meningkatkan resiko kerusakan ginjal • hipoalbuminemia,
• sirosis empedu
Colestyramine Mereduksi bioavabilitas fibrat jika dikonsumsi bersama primer,
/colestipol
• penyakit kandung
Statin Meningkatkan resiko myophaty empedu,
Warfarin Meningkatkan efek antikoagulan • sindrom nefrotik,
Repaglinid Risiko hipoglikemia berat • kehamilan dan
menyusui.
Kolkisin Peningkatan risiko toksisitas neuromuskular dan
rabdomiolisis.
Probukol
• Obat probukol bekerja menurunkan kolesterol total dan kolesterol
LDL dengan cara meningkatkan ekskresi kolesterol ke dalam empedu.
• Obat ini bekerja lewat proses antioksidan untuk mencegah oksidasi
LDL kolesterol sehingga kadar LDL-kolesterol menurun di dalam darah.
• Obat antihiperlipidemia yang dapat menurunkan kadar LDL dan HDL
kolesterol
• Indikasi: Antihiperlipidemia tipe IIA dan IIB
Mekanisme Aksi

• Probukol menurunkan kolesterol serum


dengan meningkatkan laju katabolisme LDL
dalam jalur metabolik akhir untuk eliminasi
kolesterol dari tubuh
• Probukol dapat menghambat tahap awal
biosintesis kolesterol dan menghambat
penyerapan kolesterol makanan
• Probukol dapat menghambat oksidasi
(sebagai antioksidan) dan pengendapan
Dosis
• Dewasa: 500 mg dua kali Kontraindikasi:
sehari saat makan pagi dan • Anak-anak <2tahun
malam.
• Anak-anak:
• Dibawah usia 2 tahun: tidak
dianjurkan untuk
mengkonsumsi probukol
• Diatas usia 2 tahun: harus
dikonsultasikan oleh dokter.
Farmakokinetik Efek Samping
• Gangguan pencernaan
• Probukol adalah agen aktif • Diare
secara oral, namun • Flatulence
menunjukkan penyerapan yang
buruk dan tidak menentu pada • Mual muntah
saluran pencernaan. Hal ini • Reaksi hipersensitivitas:
yang membatasi angioedema
penggunaannya
• Fatal cardiac arrhythmias
• Penyerapan dari saluran
pencernaan terbatas dan
bervariasi (sekitar 7%)
• Waktu paruh: 12 hingga 500
jam, waktu paruh terlama
Interaksi Obat Golongan Anti Interaksi Obat
Antiaritmia (>> interval amiodaron, bretilium, ↑ risiko takikardia
QT) disopiramid, enkainid, ventrikular
flekainid, lidokain,
meksiletin, mirokizin,
prokainamid,
propafenon, kuinidin,
sotalol dan tokainid.

Antidepresan trisiklik Fenotiazin ↑ risiko takikardia


ventrikular
Bloker beta adrenergik Digoxksn ↑ risiko takikardia
ventrikular
Senodiol, ursodiol ↓ efek Probukol.
Sediaan di pasaran
Referensi
• Phan, B., Dayspring, T., & Toth, P. (2012). Ezetimibe therapy: mechanism of
action and clinical update. Vascular Health And Risk Management, 8, 415-
427. http://dx.doi.org/10.2147/vhrm.s33664
• Brunton, L.., Parker, K., Blumenthal, D., & Buxton, I. (2008).
Goodman&Gilman’s Manual Pharmacology and Therapeutics. USA:
McGraw-Hill Companies.
• Dipiro, JT., et al (ed). (2014). Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach, Ninth Edition. USA : The McGraw-Hill Companies, Inc
• http://www.mims.com/indonesia/drug/info/ezetimibe?mtype=generi
c
• http://www.mims.com/indonesia/drug/info/probucol/?type=brief&mt
ype=generic
• Derivat 2-azetidinone yang berinteraksi dengan
kolesterol putative transporter (NPC1L1 ) in the
Ezetimibe intestinal brush border membrane
• Bekerja dengan cara memblok readsorbsi
kolesterol dari GIT
Menghambat
penyerapan kolesterol
oleh enterosit di usus
halus

Mengurangi pengiriman • Ezetimibe berikatan dengan


protein NPC1L1 (Niemann-Pick
kolesterol menuju hati C1)
oleh kilomikron

Menurunkan jumlah
kolesterol dan efek pada
lipoprotein adalah ↓LDL
• A  sukar larut dalam air, makanan tidak mempengaruhi penyerapan
ezetimie

• M  mengalami metabolisme pertama di usus halus dengan proses


konjugasi  Ezetimibe-glukoronida

Farmakokinetik • E  Ezetimibe diekskresikan melalui fases 70% dan urin 10% dalam
bentuk konjugat glukoronida

(Brunton, Lazo, & Parker, 2006)


Dosis
Obat Bentuk Sediaan Dosis Lazim Dosis
Sehari Maksimum
Sehari
Ezetimibe 10 mg tablet 10 mg 10 mg
(Ezetrol)
Dosis Simvastatin/ezeti Simvastatin/ezeti Simvastatin/ezeti Simvastatin/ezeti
mibe (Vytorin) mibe mibe mibe
10mg/10 mg, 20 mg/10mg 80 mg/10mg
20 mg/10mg,
40 mg/10mg,
80 mg/10mg
Ezetimibe  menunrunkan LDL-C hingga 18%
Ezetimibe + Statin  menurunkan 12-20% LDL-C
(Walker & Whittlesea, 2012)

(Wells, DiPiro, Schwinghammer, & DiPiro, 2015)


• Sakit kepala, alergi (jarang)

Efek Samping

• Asam empedu menghambat adsorbsi ezetimibe shg tidak


Interaksi Obat boleh digunakan bersamaan

(Brunton, Lazo, & Parker, 2006)


Fish Oil Supplementation
• Asam lemak omega-3 tak jenuh ganda (eicosapentaenoic
acid/EPA dan docosahexaenoic acid/DHA) adalah komponen
minyak ikan  menurunkan kolesterol, trigliserida, LDL, dan
VLDL dan dapat meningkatkan HDL-C
Khasiat dalam Uji Klinis
• Minyak ikan mengurangi TG hingga 30%

Keamanan dan Interaksi


• Tampaknya aman dan tidak memiliki interaksi
klinis yang signifikan
• Efek antitrombotik dapat meningkatkan
kecenderungan perdarahan, terutama bila
diberikan sebagai tambahan aspirin/clopidogrel
• Komplikasi : trombositopenia dan gangguan
perdarahan, terutama dengan dosis tinggi (EPA
15 - 30 g/hari)
Dipiro, J, T.,et al, 2008, Pharmacotherapy Handbook, Seven edition, Mc Graw Hill
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
• Melakukan perubahan gaya hidup, mencakup
terapi diet, pengurangan BB, dan peningkatan
aktivitas fisik.
• Rekomendasi:
Pasien overweight untuk menurunkan BB sekitar
10%
Aktivitas fisik moderat 30 menit per hari
Berhenti merokok dan kontrol tekanan darah

Wells, B.G., DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., & DiPiro, C.V. (2015). Pharmacotherapy Handbook (9th
Edition). USA: McGraw Hill.
TERAPI NON FARMAKOLOGIS
• Tujuan diet terapi untuk menurunkan intake lemak total,
lemak jenuh, dan kolesterol, dan mencapai BB ideal.
• Meningkatnya uptake serat (gandum) dapat mengurangi
LDL 5-20%. Produk berserat untuk mengatasi konstipasi.
• Pencernaan 2-3 g sterol tumbuhan setiap hari mengurangi
LDL 6-15%
• Jika seluruh perubahan diet dilakukan, reduksi LDL berkisar
20-30%.

Wells, B.G., DiPiro, J.T., Schwinghammer, T.L., & DiPiro, C.V. (2015). Pharmacotherapy Handbook (9th Edition). USA: McGraw Hill.
Algoritme terapi A
Subjek
 Kategori pasien:
- LDL tinggi,
- trigliserida masih ≤ 4,5 mmol/L (≤ 400 mg/dL).
 Target  penurunan LDL hingga batas normal atau
sesuai target terapi yang diinginkan berdasarkan faktor
resiko.
Algoritma A
Tan, Doren. 2007. Managing Hyperlipidemia: Every Patient, The Only Patient. Annals of Pharmacotherapy; 36:892-904.
Algoritme terapi B
Algoritma B
• Kategori:
TG > 4,5
mmol/L
Kolesterol
total tinggi
• Target :
penurunan
TG dan LDL
hingga
normal
Tan, D. (2007). Managing Hyperlipidemia Every Patient, The Only Patient. Diakses 11 September 2017, dari: https://www.pss.org.sg/sites/default/files/e-
Tan, D. (2007). Managing Hyperlipidemia Every Patient, The Only Patient. Diakses 11 September 2017, dari: https://www.pss.org.sg/sites/default/files/e-
Algoritme Terapi
Hiperlipidemia
Muhamad Wildan Nugraha
1406544961
Algoritme Terapi

Statin umumnya
digunakan
sebagai terapi lini
pertama
hiperlipidemia
Algoritma Terapi
Wanita

Anak

Geriatri

Dislipidemia/Hiperlipidemia Familial

Penyakit Ginjal
Wanita

Women at High Risk

Women at Intermediate Risk

Menopausal Women
Women at High Risk
Terapi dengan obat-obatan penurun lipid (Statin)

Terapi dengan niasin atau fibrat pada kondisi


kadar HDL-C yang rendah atau meningkatnya
kadar non-HDL-C

Diet rendah lemak


Women at Intermediate Risk
Terapi dengan obat penurun lipid (statin) ketika
kadar LDL-C >130 mg/dL

Terapi dengan niasin atau fibrat ketika kadar


HDL-C rendah, atau meningkatnya kadar non-
HDL-C setelah kadar LDL-C tercapai
Wanita Hamil

Semua obat penurun lipid tidak boleh diberikan

Terapi utama non farkol (pengaturan pola makan


dengan nutrisi seimbang)
Kategori Obat Penurun Lipid pada Wanita
Hamil
Nama Obat Kategori
Statin X
Fibrat C
Ezetimib C
Niasin C
Kolestiramin C
Kolesevelam B
Anak

Pilihan pertama adalah terapi non-farmakologis (menormalkan


BB, dan memperbaiki diet)

Terapi obat (BARS sebagai lini pertama) dapat dipertimbangkan, jika:


1. LDL-C ≥190 mg/dL atau LDL-C ≥160 mg/dL
2. Adanya 2 atau lebih faktor resiko kardiovaskular
3. Kelebihan BB atau obesitas, atau gejala resistensi insulin
4. Riwayat keluarga yang memiliki premature ASCVD (Arteriosclerotic cardiovascular disease) sebelum usia 55 tahun.
Geriatri

Faktor risiko lebih tinggi


dibandingkan anak

Penggunaan statin dapat dimulai


dari dosis kecil menuju dosis yang
dapat menurunkan konsentrasi
kolesterol LDL yang dikehendaki
Dislipidemia/Hiperlipidemia Familial

Heterozygous Familial
Hypercholesterolemi
(HeFH)

Familial Combined
Hyperlipidemia (FCH)
Heterozygous Familial Hypercholesterolemi
(HeFH)
Statin

Statin dengan Ezetimibe jika target tidak tercapai


dengan statin dosis max

Ezetimibe monoterapi jika intoleran statin

Bile acid sequestrant, asam nikotinat, atau fibrat bagi


yang intoleran statin dan ezetimibe
Familial Combined Hyperlipidemia (FCH)

Terapi dengan Statin


Penyakit Ginjal

Statin atau ezetimibe kecuali jika pasien


tersebut menjalani dialisi

Dosis berbagai obat penurun lipid


disesuaikan dengan beratnya gagal ginjal
kronik kecuali atorvastatin, fluvastatin,
bile acid sequestrant, dan ezetimibe
Referensi
Dipiro, J.T., Wells, B.G., Talbert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Posey, L.M.
(2006). Pharmacotherapy, 6th Edition. Appleton ang Lange: New York.
Paul, et al. (2017). American Association of Clinical Endocrinologists and
American College of Endocrinology Guidelines for Management of
Dyslipidemia and Prevention of Cardiovascular Disease. Endocrine
Practice 23(2).
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. (2013). Pedoman
Tatalaksana Dislipidemia. Jakarta: Centra Communications.
Referensi :
• Wells, B. G., Dipiro, J. T., Schwinghammer, T. L., Dipiro, C. V. 2015.
Pharmacotherapy Handbook: 9th edition. New York: McGraw-Hill
Medical Publishing Division.
• Corwin, Elizabeth J. 2008. Handbook of Pathophysiology, 3rd Edition.
Philladelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
• McCance, Kathryn L., Sue E. Huether. 2014. Pathophysiology: The
Biologic Basis for Disease In Adults and Children, 7th Edition. Canada:
Elsevier Inc.
Daftar Referensi
• Anderson, T. J., Gregoire, J., Hegele, R. A., Couture, P., Mancini, G. B., McPherson, R.,
Ur, E. (2016). 2016 Update of the Canadian Cardiovascular Society Guidelines for the
Diagnosis and Treatment of Dyslipidemia for the Prevention of Cardiovascular Disease
in the Adult. Can J Cardiol.
• Dipiro, ,J.T., Robert L.T., Gary C.Y., Gary R.M., Barbara G.W., L. Michael P. 2014.
Pharmacotherapy: A Pathophysiology Approach 9th Edition. Mcgraw-hill. Usa
• Elhomsy, G. 2014. Apoliporotein A-1. Diakses pada tanggal 20 September 2018 melalui
http://emedicine.medscape.com/article/2087313-overview
• Falck, S. (2017). Hyperlipidemia: Causes, diagnosis, and treatment. Diakses dari
https://www.medicalnewstoday.com/articles/295385.php
• Hypercholesterolemia Etiology - Epocrates Online. Retrieved from
https://online.epocrates.com/u/2924170/Hypercholesterolem
• Kleiner DE, Brunt EM, Van Natta M, Behlin C, Contos MJ, Cummings OW, et al. Design
and validation of a histological scoring system for nonalcoholic fatty liver disease.
Hepatology. 2005;41;1313–21
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2013. Pedoman Tatalaksana
Dislipidemia. Jakarta: Centra Communications
• Sass. David., et al., 2005. Nonalcoholic Fatty Liver Disease: A Clinical Review. Digestive
Disease and Science; 50-1.
• Pedoman Tata Laksana Dislipidemia Edisi ke-1

Вам также может понравиться