Вы находитесь на странице: 1из 14

Kerajaan Islam Di

Kalimantan
Kerajaan Banjar
Letak Kerajaan Banjar
Pusat Kerajaan Banjar diperkirakan terletak di hulu Sungai Nagara ,
Banjarmasin. Sungai Nagara digunakan sebagai sumber kehidupan bagi hampir
seluruh masyarakat di Kalimantan , baik di Banjarmasin maupun diwilayah
lainnya seperti Balikpapan , Kandangan , dan Amuntai.
Sumber Sejarah
Candi Agung Amuntai
Candi ini merupakan peninggalan yang petama dalam sejarah dari Kerajaan
Banjar. Candi Agung Amuntai ini adalah candi yang dibangun oleh Sang Empu
Jatmika pada abad ke 14 M.
Masjid Sultan Suriansyah
Masjid ini diberikan kepada cucu dari Sultan Suriansyah yaitu Pangeran
Hidayatullah lewat suatu surat wasiat yang panjang dan menggunakan huruf
arab dan bahasa melayu banjar.
Raja-Raja Yang Memerintah
• Periode tahun 1526-1545 : Pangeran Samudera , yang selanjutnya bergelar Sutan
Suriansyah
• Periode tahun 1545-1570 : Sultan Rahmatullah
• Periode tahun 1570-1595 : Sultan Hidayatullah
• Periode tahun 1595-1620 : Sultan Mastain Billah , Marhum Panembahan
• Periode tahun 1620-1637 : Ratu Agung bin Marhum Panembahan yang bergelar
Sultan Inayatullah
• Periode tahun 1637-1642 : Ratu Anum yang bergelar Sultan Saidullah
• Periode tahun 1642-1660 : Adipati Halid (Pangeran Tapesana)
• Periode tahun 1660-1663 : Amirullah Bagus Kesuma
• Periode tahun 1663-1679 : Pengeran Adipati Anum (setelah merebut kekuasaan dari
Amirullah Bagus Kesuma dan memindahkan keratin ke Banjarmasin dan bergelar
Sultan Agung)
• Periode tahun 1679-1700 : Amirullah Bagus Kesuma
• Periode tahun 1700-1734 : Su;tan Hamidullah bergelar Sultan Kuning
• Periode tahun 1734-1759 : Pangeran Tamjid bin Sultan Amirullah Bagus Kesuma
bergelar Sultan Tamjidillah
• Periode tahun 1759-1761 : Pangeran Muhammad Aliuddin Aminullah bin Sultan Kuning.
• Periode tahun 1759-1801 : Pangeran Nata Dilaga sebagai wali putera Sultan Muhammad
Aliuddin yang belum dewasa tetapi memegang pemerintahan dan bergelar Sultan
Tahmidullah.
• Periode tahun 1801-1825 : Sultan Suleman Almutamidullah bin Sultan Tahmidullah.
• Periode tahun 1825-1857 : Sultan Adam Al Wasik Billah bin Sultan Suleman.
• Periode tahun 1857-1859 : Pangeran Tamjidillah.
• Periode tahun 1859-1862 : Pangeran Antasari yang bergelar Panembahan Amir Oeddin
Khalifatul Mu’mina.
• Periode tahun 1862-1905 : Sultan Muhammad Seman.
Masa Kejayaan Kerajaan Banjar
• Banjar mulai mengalami masa kejayaan pada dekade pertama abad ke-17 dengan lada sebagai komoditas
dagang, secara praktis barat daya, tenggara dan timur pulau Kalimantan membayar upeti pada kerajaan
Banjarmasin. Sebelumnya Kesultanan Banjar membayar upeti kepada Kesultanan Demak, tetapi pada masa
Kesultanan Pajang penerus Kesultanan Demak, Kesultanan Banjar tidak lagi mengirim upeti ke Jawa.

• Supremasi Jawa terhadap Banjarmasin, dilakukan lagi oleh Tuban pada tahun 1615 untuk menaklukkan
Banjarmasin dengan bantuan Madura (Arosbaya) dan Surabaya, tetapi gagal karena mendapat perlawanan yang
sengit.
• Sultan Agung dari Mataram (1613–1646), mengembangkan kekuasaannya atas pulau Jawa dengan mengalahkan
pelabuhan-pelabuhan pantai utara Jawa seperti Jepara dan Gresik (1610), Tuban (1619), Madura (1924) dan
Surabaya (1625). Pada tahun 1622 Mataram kembali merencanakan program penjajahannya terhadap kerajaan
sebelah selatan, barat daya dan tenggara pulau Kalimantan, dan Sultan Agung menegaskan kekuasaannya atas
Kerajaan Sukadana tahun 1622.
Masa Keruntuhan Kerajaan Banjar

• Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar pada tahun 1905.
Perang Banjar merupakan peperangan yang diadakan kerajaan Banjar untuk
melawan kolonialisasi Belanda. ... Setelah dikalahkannya Sultan Muhammad Seman,
praktis seluruh wilayah Kerajaan banjar jatuh ke tangan Belanda dan Kerajaan
Banjar runtuh
Kehidupan agama
• Sejak pangeran Samudera dinobatkan sebagai sultan Suriansyah di
Banjarmasin, yaitu kira-kira 400 tahun yang lalu, Islam telah menjadi agama
resmi kerajaan menggantikan agama Hindu. Dan agaknya perubahan agama
istana Hindu menjadi Islam dipandang oleh rakyat awam sebagai hal yang
sewajarnya saja, dan tidak perlu mengubah loyalitas mereka. Sejak masa
Suriansyah proses islamisasi berjalan cepat, sehingga dalam waktu yang
relatif tidak terlalu lama, yaitu sekitar pertengahan abad-18 atau bahkan
sebelumnya, Islam sudah menjadi identitas orang Banjar.
Kehidupan Ekonomi
Dalam kerajaan Banjar, pajak merupakan penghasilan terbesar dan sangat
penting untuk menjalankan roda pemerintahan. Jenis-jenis pajak yang dipungut
dari rakyat, adalah pajak uang kepala, sewa tanah, pajak perahu, pajak
penghasilan intan dan emas. Perekonomian masyarakat banjar terdiri atas
pertanian, nelayan, dan industry.
Sosial Budaya
• Dalam masyarakat Banjar terdapat susunan dan peranan sosial yang berbentuk segi
tiga piramid. Lapisan teratas adalah golongan penguasa yang merupakan golongan
minoritas. Golongan ini terdiri dari kaum bangsawan, keluarga raja. Lapisan tengah
diisi oleh para pemuka agama yang mengurusi masalah hukum keagamaan dalam
kerajaan. Sementara golongan mayoritas diisi oleh para petani, nelayan, pedagang
dan lain sebagainya. Orang-orang Banjar terdiri dari tiga golongan, yaitu kelompok
Banjar Muara (Suku Ngaju), Kelompok Banjar Batang Banyu (Suku Maanyan), dan
Kelompok Banjar Hulu (Suku Bukit). Dalam setiap kurun Sejarah, Kebudayaan
Banjar mengalami pergeseran dan perubahan-perubahan hingga coraknya berbeda
dari zaman ke zaman. Ini merupakan manifestasi dari cara berpikir sekelompok
manusia di daerah ini dalam suatu kurun waktu tertentu.
Kehidupan Ekonomi
Dalam kerajaan Banjar, pajak merupakan penghasilan terbesar dan sangat
penting untuk menjalankan roda pemerintahan. Jenis-jenis pajak yang dipungut
dari rakyat, adalah pajak uang kepala, sewa tanah, pajak perahu, pajak
penghasilan intan dan emas. Perekonomian masyarakat banjar terdiri atas
pertanian, nelayan, dan industry.

Вам также может понравиться