Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
oleh:
Anna Maria Tri Anggraini
Prosedur Beracara
SUBSTANSI UU NOMOR 5 TAHUN 1999 3
Vertikal
antara pelaku usaha di level berbeda
c/o. Produsen Distributor/Agen Grosir Retail
Pasal-pasal 6, 8, 14, 15, 16 UU 5/1999
Horisontal
antara pelaku usaha di level yang sama (pesaing)
Pasal-pasal 4, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16 UU 5/1999
Macam-macam Perjanjian 7
Yang Dilarang
Oligopoli (Pasal 4)
Penetapan Harga (Pasal 5 – Pasal 8)
Pembagian Wilayah (Pasal 9)
Pemboikotan (Pasal 10)
Kartel (Pasal 11)
Trust (Pasal 12)
Oligopsoni (Pasal 13)
Integrasi Vertikal (Pasal 14)
Perjanjian Tertutup (Pasal 15)
Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri (Pasal 16)
MEKANISME PERJANJIAN 8
YANG DILARANG
Substansi Perjanjjian:
> Perjanjian HARGA
> Perjanjian NON HARGA
Dampak Perjanjian:
> konsumen kerugian
> pesaing (pasar sejenis)
entry barrier
merugikan/mematikan
Penetapan Harga…
Catatan:
Setiap KEGIATAN mengandung unsur
PERJANJIAN, dmk pula sebaliknya
c/o Persekongkolan, Kartel, Integrasi Vertikal
Putusan KPPU tentang Monopsoni 15
PASAL 23:
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak
lain untuk mendapatkan informasi kegiatan usaha
pesaingnya yang diklasifikasikan sebagai rahasia
perusahaan, sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya persaingan usaha tidak sehat.
Kasus Dewa 19
PERSEKONGKOLAN MENGHAMBAT 20
PEMASARAN BARANG/JASA
PASAL 24:
Pelaku usaha dilarang bersekongkol dengan pihak lain
untuk menghambat produksi dan atau pemasaran
barang dan atau jasa pelaku usaha pesaingnya dengan
maksud agar barang dan atau jasa yang ditawarkan atau
dipasok di pasar bersangkutan menjadi berkurang dari
segi jumlah, kualitas, maupun ketepatan waktu yang
dipersyaratkan
Perkara Nomor 05/KPPU-I/2013 tentang Persekongkolan
di Sektor Importasi Bawang Putih
ditimbun
Putusan KPPU tentang Penguasaan 21
Pasar, Penyalahgunaan Posisi
Monopoli/Dominan
Perkara Nomor 14/KPPU-L/2015 tentang Pelanggaran
Pasal 19 huruf (a) dan (b) dan Pasal 25 ayat 1 huruf (a)
dan (c) UU Nomor 5 Tahun 1999 dalam Produk Minuman
Olahan Serbuk Berperisa Buah yang Mengandung Susu
dalam Kemasan Sachet
Perkara Nomor 05/KPPU-I/2014 tentang Pelanggaran
Pasal 15 ayat (2) dan/atau Pasal 19 huruf a Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek
Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat (“Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1999”) yang dilakukan oleh PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk, PT Asuransi Jiwa
Bringin Sejahtera dan PT Heksa Eka Life Insurance
PENYALAHGUNAAN POSISI DOMINAN
(Pasal 25 – 29 UU Nomor 5 Tahun 1999) 22
Pasal 25
adanya larangan tertentu (Pasal 25 ayat 1)
adanya “batasan” pangsa pasar (50% dan 75%)
merupakan persyaratan kumulatif
Pasal 26
adanya persyaratan tertentu: pasar geografik
dan pasar produk sejenis, penguasaan pangsa
pasar (tanpa menyebutkan besaran pangsanya)
Larangan bersifat “Rule of Reason”
PENYALAHGUNAAN … 23
PASAR PRODUK:
> mencari substitusi/produk pengganti (dekat)
> indikator: manfaat/kegunaan, harga, karakter atau ciri
produk, komposisi/kandungan, teknologi
PASAR GEOGRAFIK:
> sejauh mana konsumen dan/atau produsen mampu
menjangkau dan/atau memasarkan produknya dengan
harga yang (relatif) sama/seimbang
> indikator: jarak, waktu tempuh/biaya, regulasi/tarif, dll
Apakah mereka bersaing?
Apakah Anda bersedia untuk
mencari ke lokasi lain?
PER SE ILLEGAL dan 30
RULE OF REASON
Larangan mutlak Larangan tidak mutlak
Kata “dilarang” Kata “Patut diduga” atau
Dilarang … dengan anak
Tanpa anak kalimat
kalimat “dapat
“dapat
mengakibatkan”
mengakibatkan”
Analisis ekonomi (pasar)
Hanya membuktikan
pasar produk dan
yang diminta UU, c/o
geografik
adanya perjanjian,
kegiatan, besarnya
pangsa pasar
PERJANJIAN DAN KEGIATAN YANG 31
DILARANG SECARA PER SE
1. Oligopoli (Pasal 4)
2. Penetapan Harga di bawah Harga Pasar (Pasal 7)
3. Penetapan Harga Vertikal (Pasal 8)
4. Pembagian Wilayah (Pasal 9)
5. Kartel (Pasal 11)
6. Trust (Pasal 12)
7. Oligopsoni (Pasal 13)
8. Integrasi Vertikal (Pasal 14)
9. Perjanjian dengan Pihak Luar Negeri (Pasal 16)
KPPU 33
(Pasal 30 sd 37 UU No. 5 Tahun 1999)
Status
Keanggotaan
Tugas
Wewenang
Pembiayaan
TUGAS KPPU (Pasal 35) 34
HUKUM ACARA
PERSAINGAN USAHA
POKOK BAHASAN 40
Keterangan saksi
Keterangan ahli
Surat dan atau dokumen
Petunjuk
Keterangan pelaku usaha
BUKTI TIDAK LANGSUNG 48
(INDIRECT EVIDENCE)
LATAR BELAKANG:
Bukti Ekonomi:
Bukti Komunikasi
50
TATA CARA PENANGANAN PERKARA
51
TATA CARA PENANGANAN PERKARA
· Kajian
· Berita Media
· Hasil
engawasan
· Laporan tidak
lengkap
· Dengar Penelitian
Pendapat
· Temuan
Pemeriksaan Pengawasan
· Sumber lain
yang dapat Buku Dalam
diiipertanggung Daftar Berhenti
jawabkan Pengawasan
TINDAKAN ADMINISTRATIF 52
(PASAL 47)
… dapat berupa:
a. Penetapan pembatalan perjanjian
b. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan
integrasi vertikal
c. Perintah kepada pelaku usaha untuk menghentikan
kegiatan yang terbukti menimbulkan praktek monopoli dan
persaingan usaha tidak sehat
d. Perintah pada pelaku usaha untuk menghentikan
penyalahgunaan posisi dominan
e. Penetapan pembatalan atas penggabungan atau
peleburan badan usaha dan pengambilalihan saham
f. Penetapan pembayaran ganti rugi
g. Pengenaan denda serendah-rendahnya Rp 1 M dan
setinggi-tingginya Rp 25 M
PIDANA POKOK 53
(Pasal 48)
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 4,9 sampai dengan
pasal 14, pasal 16 sampai dengan pasal 19,pasal 25, pasal
27 dan pasal 28 diancam pidana denda serendah-
rendahnya Rp. 25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar
rupiah) dan setinggi-tingginya Rp. 100.000.000.000,- (seratus
milyar rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda
selama-lamanya 6 (enam) bulan.
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 5 sd pasal 8, pasal
15, pasal 20 s/d pasal 24 dan pasal 26 Undang-undang ini
diancam pidana denda serendah-rendahnya Rp.
5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) dan setinggi-tingginya Rp.
25.000.000.000,-(dua puluh lima milyar rupiah) atau pidana
kurungan pengganti denda selama –lamanya 5 bulan
Pelanggaran terhadap ketentuan pasal 41 diancam pidana
denda serendah-rendahnya Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar
rupiah) atau pidana kurungan pengganti denda selama-
lamanya 3 (tiga) bulan
PIDANA TAMBAHAN 54
(PASAL 49)
Pencabutan izin usaha
Larangan kpd pelaku usaha yg telah terbukti
melakukan pelanggaran untuk menduduki jabatan
direksi atau komisaris sekurang-kurangnya 2 th dan
selama-lamanya 5 th
Penghentian kegiatan atau tindakan tertentu yang
menyebabkan timbulnya kerugian pada pihak lain.
PUTUSAN KPPU 55
PROSES KEBERATAN
Monitoring
Menerima Pelaksanaan Menerima
Pelaku usaha wajib Putusan Melaksanakan putusan
melaksanakan putusan KPPU secara sukarela atau
dalam waktu 30 hari sejak melalui eksekusi Pengadilan
pelaku uisaha menerima Negeri
pemberitahuan putusan dan
melaporkan pelaksanaannya
kepada Komisi
Pengadilan Mahkamah
Putusan Keberatan Putusan Kasasi Putusan
Negeri Agung
Keberatan dapat diajukan ke Kasasi dapat diajukan ke
Pengadilan Negeri selambat- Pengadilan Negeri harus Mahkamah Agung selambat- Mahkamah Agung harus
lambatnya 14 hari setelah memberikan putusan dalam lambatnya 14 hari memberikan putusan dalam
pemberitahuan putusan waktu 30 hari sejak waktu 30 hari sejak
dimulainya pemeriksaan permohonan kasasi diterima
KEBERATAN PUTUSAN KPPU 57
PASAL 1:
UPAYA HUKUM ATAS PUTUSAN KPPU
KPPU
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
PASAL 2
HANYA DIAJUKAN OLEH PELAKU USAHA TERLAPOR
KEBERATAN ATAS PUTUSAN KPPU HANYA DIPERIKSA DAN DIPUTUS OLEH
MAJELIS HAKIM
KPPU MERUPAKAN PIHAK
PASAL 3:
PUTUSAN KPPU BUKAN KEPUTUSAN TUN
PEMERIKSAAN KEBERATAN 59