Вы находитесь на странице: 1из 29

MENGAPA PBJP PERLU DIATUR ?

Magnitude PBJ pemerintah yang semakin kompleks dan


nilainya semakin membesar setiap tahunnya.
Kondisi pasar dan lingkungan bisnis yang berkembang
dengan cepat dan sangat berbeda dengan kondisi lima
atau sepuluh tahun yang lalu.
Menjawab tantangan agar pengadaan pemerintah dapat
menjadi instrument pembangunan
2
LATAR BELAKANG MUNCULNYA
PERPRES 16/2018 TENTANG PBJP (1)
Pengadaan dalam kegiatan pemerintah dilakukan untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat yang lebih
baik sehingga tercipta kesejahteraan rakyat.

Tata Pemerintah yang baik (good governance) yang salah


satunya diwujudkan dengan sistem pengadaan
barang/jasa yang efektif dalam lingkungan
pemerintah.

3
LATAR BELAKANG MUNCULNYA
PERPRES 16/2018 TENTANG PBJP (2)

Pemanfaatan teknologi sebagai media untuk meningkatkan


efisiensi pengadaan merupakan peluang yang harus
diberdayagunakan
Menuju pertumbuhan ekonomi domestik yang lebih baik
melalui kebijakan penggunaan produksi dalam negeri,
peningkatan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan

4
Pokok Perubahan
Perpres 16/2018 tentang PBJP
PENTINGNYA PENGADAAN DALAM
PELAKSANAAN KEGIATAN
PEMERINTAH
Mendukung kegiatan pemerintah, dalam operasi sehari
hari dan investasi
Menyediakan layanan masyarakat (publik) baik yang
bersifat strategis, taktis dan operasional.

Layanan publik:
• Pembangunan fasilitas jalan dan jembatan
• Pembangungan sarana pendidikan
• Penyediaan layanan kesehatan
• Penjagaan keamanan masyarakat, dsb.

6
PENGERTIAN PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH

“kegiatan pengadaan barang/jasa oleh


Kementerian/Lembaga/ Perangkat
Daerah yang dibiayai oleh APBN/APBD
yang prosesnya dimulai dari identifikasi
kebutuhan, sampai dengan serah
terima hasil pekerjaan”

Pasal 1 ayat 1 7
Garis Besar Proses Pbjp
Perencanaan Persiapan Pelaksanaan
Pengadaan Pengadaan Pengadaan

Identifitkasi Kebutuhan Persiapan Swakelola Pelaksanaan Swakelola

Penetapan Sasaran Pelaksanaan Swakelola Tipe I,II,III,IV


Penetapan Barang/Jasa
Penyelenggara Swakelola
Pembayaran Swakelola
Rencana Kegiatan
Cara Pengadaan Barang/Jasa Pengawasan dan Pertanggungjawaban
Jadwal Pelaksanaan
Swakelola
Jadwal Pengadaan Barang/Jasa Penyusunan RAB
Pelaksanaan PBJ Melalui Penyedia
Persiapan PBJ Melalui Penyedia
Anggaran Pengadaan Pelaksanaan Pemilihan
Menetapkan HPS
Barang/Jasa
Menetpakan rancangan kontrak
Pelaksanaan Kontrak
Menetapkan spesifikasi teknis/KAK
Menetapkan uang muka, jaminan uang Serah Terima Hasil Pengadaan
muka,jaminan pelaksanaan, jaminan
pemeliharaan,sertifikat garansi dan/atau
penyesuain harga
Struktur/anatomi

9
RUANG LINGKUP PENGADAAN DAN
PEMBIAYAAN PENGADAAN (1/2)

Ruang Lingkup dilihat dari 2 Sudut Pandang:

Institusi Pelaksana
Pembiayaan
Pengadaan

•Kementerian •APBN/APBD
•Lembaga •Pinjaman DN & LN
•Perangkat Daerah •Hibah

Pasal 2 10
JENIS PENGADAAN DALAM PBJP (1/2)

Pekerjaan Jasa Jasa


Barang Konstruksi Lainnya
Konsultansi

Gedung Rekayasa
Bahan berwujud: Kebersihan
Ex:Bahan Baku
Bahan ½ Jadi
Jembatan Perencanaan
Katering

Barang Jadi
Perkapalan Pengawaan
Penyewaan

Mahluk
Hidup Bangunan Penasehat
Lepas Pantai Akomodasi

dll
dll dll dll

Pasal 3 ayat 1
11
JENIS PENGADAAN DALAM PBJP
(2/2)

Pengadaan barang/jasa di atas dapat


dilakukan sendiri-sendiri atau dengan
bersamaan dan terintegrasi, artinya
pembelian barang, jasa dan pekerjaan yang
menurut sifatnya merupakan satu kesatuan
yang tidak bisa terpisahkan

Pasal 3 ayat 2
12
Pekerjaan Terintegrasi

13
CARA PELAKSANAAN PBJP (1/3)

Swakelola dan/atau
Penyedia

Pasal 3 ayat 3
14
TAHAPAN PELAKSANAAN SWAKELOLA

•Perencanaan: (pasal 18 ayat 5)


•Persiapan :
•Pelaksanaan
•Pengawasan dan Pengendalian
Swakelola •Penyerahan swakelola
•Pelaporan dan
pertanggungjawaban pekerjaan

15
TAHAPAN PELAKSANAAN PENGADAAN MELALUI
PENYEDIA

•Persiapan pemilihan penyedia


•Perencanaan pemilihan penyedia
•Melakukan pemilihan penyedia
Pemilihan •Pelaksanaan kontrak pengadaan
Penyedia •Pengawasan dan pengendalian
pengadaan
•Penyerahan hasil pengadaan

16
Mendorong pengadaan Menghasilkan b/j yang tepat
berkelanjutan untuk setiap uang yang
dibelanjakan dari aspek kualitas,
jumlah, waktu, biaya, lokasi dan
Mendorong penyedia.
pemerataan
ekonomi Meningkatkan
produksi dalam negeri
Tujuan
Pengadaan
Meningkatkan
keikutsertaan
industri kreatif Meningkatkan peran
serta UMKM
Mendukung
pelaksanaan penelitian
dan pemanfaatan b/j Meningkatkan peran pelaku
hasil penelitian usaha nasional

17
Pasal 4
Kebijakan PBJ
Melaksanakan Pbj
Meningkatkan
Yang Lebih
Kualitas Perencanaan
Transparan, Terbuka
PBJ
Dan Efektif

Memperkuat
Kelembagaan & SDM Mengembangkan
PBJ Termasuk Agen E-marketplace
Pengadaan

Penggunaan Teknologi
Mendorong PPDN Dan
Informasi Dan
SNI
Transaksi Elektronik

mendorong
memberikan pelaksanaan
kesempatan UMKM penelitian dan industri
kreatif;

Melaksanakan Pengadaan
Berkelanjutan

Pasal 5
Prinsip Pengadaan

EFESIEN TRANSPARAN BERSAING AKUNTABEL


EFEKTIF TERBUKA ADIL

Pasal 6 19
Tidak menerima, Tertib &
menawarkan/
menjanjikan
Tanggung
Jawab

Menghindari Profesional,
penyalah -
Mandiri &
gunaan
wewenang
Etika Jujur

Pengadaan
Mencegah Tidak saling
pemborosan mem-
pengaruhi

Menghindari Menerima &


Conflict Of tanggung jawab
Interest
20
Pasal 7
Pertentangan Kepentingan (1)

Direksi, Dewan konsultan konsultan


Komisaris, atau perencana/penga- manajemen
personel inti pada was bertindak konstruksi
suatu badan sebagai pelaksana berperan sebagai
usaha, merangkap Pekerjaan Konsultan
sebagai Direksi, Konstruksi yang Perencana;
Dewan Komisaris, direncanakannya/
atau personel inti diawasinya,
pada badan usaha kecuali dalam
lain yang pelaksanaan
mengikuti Pengadaan
Tender/Seleksi Pekerjaan
yang sama; Terintegrasi;

21
Pasal 7
Pertentangan Kepentingan (2)

Pengurus/Manajer PPK/Pokja beberapa


koperasi yang Pemilihan/PP baik perusahaan yang
mengikuti langsung maupun mengikuti tender/
Tender/Seleksi tidak langsung seleksi yang
padaK/L/PD, yang mengendalikan sama,
mana pengurus atau menjalankan dikendalikan baik
koperasi perusahaan langsung
merangkap Penyedia; maupuntidak
sebagai langsung oleh
PA/KPA/PPK/Pokj pihak yang sama,
a Pemilihan/PP; yang mana
sahamnya lebih
dari 50% dikuasai
oleh pemegang
saham yang sama.

22
Pasal 7
Peran Serta Usaha Kecil

Usaha Usaha
Mikro Kecil

Usaha kecil

Pasal 65
Peran Serta Usaha Kecil
• Menetapkan sebanyak-banyaknya paket
untuk usaha kecil tanpa mengabaikan
efisiensi, persaiangan usaha yang sehat,
kesatuan sistem dan kualitas kemampuan
teknis
• Nilai paket pekerjaan Pengadaan
Barang/Jasa ≤ Rp 2.5 M diperuntukkan bagi
usaha mikro dan usaha kecil serta koperasi
kecil, kecuali menuntut kompetensi teknis
yang tidak dapat dipenuhi oleh usaha kecil.

Pasal 65
Peran Serta Usaha Kecil

• Mencantumkan produk barang/jasa


usaha kecil dalam katalog elektonik

• Penyedia non kecil bekerjasama dengan


usaha kecil dalam bentuk kemitraan,
subkontrak, atau kerjasama lainnya, jika
ada usaha kecil yang memiliki
kemampuan di bidang yang
bersangkutan

Pasal 65
Penggunaan Produk Dalam Negeri

Dalam pelaksanaan PBJ, K/L/D/I wajib:


Memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi
dalam negeri, termasuk rancang bangun dan
perekayasaan nasional
Wajib menggunakan produk dalam negeri jika TKDN dan
BMP minimal 40 %

LKPP dan/atau K/L/PD mencantumkan produk dalam


negeri dalam katalog elektronik

Pasal 66
Penggunaan Produk Dalam Negeri

Pengadaan Barang Impor dimungkinkan dalam hal:


1. Barang tersebut belum dapat diproduksi di dalam
negeri;
2. volume produksi dalam negeri tidak mampu
memenuhi kebutuhan

Pasal 66
PENGADAAN BERKELANJUTAN

Pasal 28
68
PENGADAAN BERKELANJUTAN

Aspek Lingkungan
Aspek Ekonomi Aspek Sosial
Hidup
• biaya produksi • pemberdayaan • pengurangan
barang/jasa usaha kecil dampak negatif
sepanjang usia • jaminan kondisi terhadap kesehatan
barang/jasa kerja yang adil • kualitas udara
tersebut; • pemberdayaan • kualitas tanah
komunitas/usaha • kualitas air
lokal • menggunakan SDA
• kesetaraan, dan sesuai dengan
• keberagama ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.

Pasal 68 Pasal 29
68

Вам также может понравиться