Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
pembimbing
dr. Suhaemi, Sp.PD-FINASIM
5/17/19 1
Anatomi
Secara anatomis jantung adalah satu
organ, sisi kanan dan kiri jantung
berfungsi sebagai dua pompa yang
terpisah.
Jantung terbagi atas separuh kanan
dan kiri serta memiliki empat ruang
Bagian atas kanan dan kiri disebut
dengan serambi (atrium), sedangkan
bagian bawah kanan dan kiri disebut
bilik (ventrikel)
5/17/19
2
5/17/19
3
5/17/19
4
Pembuluh yang mengembalikan darah
dari jaringan ke atrium disebut
dengan vena
Pembuluh yang mengangkut darah
menjauhi ventrikel dan menuju ke
jaringan disebut dengan arteri
5/17/19
5
Cara Kerja Jantung
Jantung melakukan sebuah periode
sistol yaitu periode saat berkontraksi
dan mengosongkan isinya (darah),
dan periode diastol yaitu periode
yang melakukan relaksasi dan
pengisian darah pada jantung.
5/17/19
6
Otot jantung menghasilkan arus listrik
dan disebarkan ke jaringan sekitar
jantung dan dihantarkan melalui
cairan-cairan yang dikandung oleh
tubuh.
5/17/19
7
Listrik jantung
Sinoatrium Node (SA)
Atrioventricular Node (AV node)
Bundle of his
Serat Purkinje
5/17/19
8
EKG
Secara harfiah didefinisikan : “elektro”
berkaitan dengan elektronika, dan
“kardio” berasal dari bahasa Yunani
yang artinya jantung, kemudian
“gram” berarti tulis / menulis, dan
“grafi” berarti alat.
Elektrokardiogram ini merupakan rekaman
informasi kondisi jantung yang diambil
dengan elektrokardiograf yang ditampilkan
melalui monitor atau dicetak pada kertas.
5/17/19
9
Elektrokardiografi merupakan salah
satu alat yang digunakan dalam
pemeriksaan jantung.
Hasil pengamatan elektrokardiografi
berupa grafik.
Elektrokardiogram yang memberikan
informasi mengenai ukuran, bentuk,
kapasitas, dan kelainan yang terjadi
pada jantung.
5/17/19
10
Prinsip Kerja EKG
Elektrokardiografi bekerja dengan
5/17/19
16
Kondisi abnormal pada gelombang P:
Tidak ada gelombang P pada EKG.
Gelombang P tidak mendahului setiap
kompleks QRS.
Gelombang P tidak mencerminkan kontraksi
atrium.
Bentuk dan ukuran gelombang P berbeda
dengan gelombang P sinus
normal.
5/17/19
17
Gelombang P merupakan rekaman
depolarisasi di miokardium atrium
sejak dari awal sampai akhir.
5/17/19
18
5/17/19
19
Kompleks QRS
5/17/19
20
Kondisi normal kompleks QRS:
Kompleks QRS yang normal berdurasi 0,08 hingga <0,12
mdtk atau 80
hingga <120 dtk. Kompleks yang lebih besar atau sama
dengan 0,12 dtk atau 120 mdtk merupakan kompleks QRS
yang melebar secara abnormal.
Kompleks QRS muncul setelah setiap gelombang P.
Kompleks QRS harus seragam dalam bentuk maupun
ukurannya.
Kompleks QRS tidak berhubungan dengan kontraksi
ventrikel.
5/17/19
21
Gelombang T
5/17/19
22
5/17/19
23
Gelombang U
Gelombang U merupakan
perpanjangan gelombang
T yang menunjukkan
repolarisasi ventrikel dari
awal sampai akhir.
5/17/19
24
Interval PR/PQ
5/17/19
25
Segmen PR/PQ
Segmen ST
5/17/19
26
Garis Isoelektrik
5/17/19
27
Interval QT
5/17/19
28
5/17/19
29
Interval QU
5/17/19
30
Aritmia adalah perubahan pada
frekuensi dan irama jantung yang
disebabkan oleh konduksi elektrolit
abnormal atau otomatis.
5/17/19
31
Etiologi
Persarafan autonom dan obat-obatan yang
mempengaruhinya
Lingkungan sekitarnya seperti beratnya iskemia,
5/17/19
32
Beberapa faktor tersebut diantaranya adalah:
Penyakit arteri koroner
Obesitas
Diabetes
Ketidakseimbangan elektrolit
5/17/19
34
3. Aritmia ventrikel
Kontraksi premature ventrikel (PVC)
Bigemini Ventrikel
Takikardia ventrikel
Fibrilasi ventrikel
4. Abnormalitas Hantaran
Penyekat AV derajat-satu
Penyekat AV derajat-dua
Penyekat AV derajat-tiga
Asistol Ventrikel
5/17/19
35
Perubahan TD ( hipertensi atau
hipotensi ); nadi mungkin tidak teratur;
defisit nadi; bunyi jantung irama tak
teratur
Sinkop
Nyeri dada ringan sampai berat
Nafas pendek, batuk
Palpitasi
Pingsan
Rasa tidak nyaman di dada
Lemah atau keletihan (perasaan)
Detak jantung cepat (tachycardia)
Detak jantung lambat (bradycardia)
5/17/19
36
Patofisiologi
Aritmia terjadi karena :
5/17/19
37
5/17/19
38
Pemeriksaan
EKG
Monitor Holter
Foto
Scan Pencitraan
Tes Stress Latihan
Elektrolit
Pemeriksaan
Pemeriksaan
Laju Sedimentasi
GDA/Nadi Oksimetri
Echocardiogram
5/17/19
39
Komplikasi
1. Gagal jantung.
2. Emboli
3. Iskemia
4. Synkope
5. Sudden death
6. Cardiac arrest
5/17/19
40
Penatalaksanaan
Tujuan terapi:
Bergantung pada jenis aritmia
Mengembalikan irama jantung,
mencegah komplikasi tromboemboli,
mencegah kekambuhan
5/17/19
41
Terapi Medis
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
Antiaritmia Kelas 1 : Sodium Channel Blocker
Kelas 1 A
• Quinidin
• Procainamide
• Dyspiramide
Kelas 1 B
Mekanisme kerja hampir sama dengan golongan Ia,
tetapi lebih efektif pada aritmia ventrikular.
Lignocain
Mexiletine
Kelas 1 C
Memperlambat laju konduksi, refraktori tetap. Efektif
pada aritmia supraventrikular dan aritmia ventrikular
(penggunaan dibatasi karena dapat memicu
aritmia/proaritmia)
• Flecainide
5/17/19
42
Antiaritmia Kelas 2 (Beta Adrenergik Blokade)
Atenol, Metroprolol, Propanolol : indikasi
aritmia jantung, angina pektoris dan
hipertensi.
Antiaritmia Kelas 3 (Prolong Repolarisation)
Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang.
5/17/19
43
Terapi Mekanis
1.Kardioversi
2. Defibrilasi
3. Defibrilator Kardioverter Implantabel
4. Terapi Pacemaker
5/17/19
44
ANTERIOR LATERAL INFERIOR
POSTERIOR
LAD LCx RCA RCA + LCx
V1, V2, V3, V4 V5, V6, L1, aVL L2, L3, aVF V1, V2
45
Mirror 5/17/19
Pencegahan
Risiko terjadinya aritmia jantung dapat
detak jantung
5/17/19
46
5/17/19
47
Ventrikel Region
(Idioventrikular Rhytm)
Ciri-cirinya :
Irama regular
Frekwensi 20 - 40 x/menit
Tidak ada gelombang P
Komplek QRS lebar/lebih dari normal
5/17/19
48
(Accelerated Idioventrikular)
Ciri-cirinya :
Irama regular
Frekwensi antara 40 - 100 x/menit
Tidak ada gel P
Komplek QRS lebar atau lebih dari
normal, RR interval regular
5/17/19
49
Ventrikel takikardi (VT)
Ciri-cirinya :
Irama regular
Frekwensi 100-250x/menit
Tidak ada gelombang P
Komplek QRS lebar atau lebih dari
normal
5/17/19
50
VT Polymorphic
Ciri-cirinya :
Irama regular irregular
Lainya sama dengan VT.
5/17/19
51
Ventrikel Fibrilasi/VF
Ciri-cirinya :
Irama chaotic atau kacau balau
Tidak ada denyut jantung.
5/17/19
52
SA Node
Sinus Bradikardia
Ciri-cirinya :
Irama teratur
RR interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang
PP interval jaraknya sama dalam 1 lead panjang
Komplek QRS harus sama dalam 1 lead panjang
Impuls dari SA node yang ditandai dengan adanya gel P yang
5/17/19
53
Sinus Takikardia
Ciri-cirinya :
Sama dengan sinus bradikardia, yang
membedakanya adalah frekwensi
jantung (HR)
Lebih dari 100x/menit.
5/17/19
54
Sinus Aritmia
Ciri-cirinya :
Sama dengan kriteria sinus ritme, yang
membedakannya adalah pada sinus
aritmia
Iramanya tidak teratur karena efek
inspirasi & ekspirasi.
5/17/19
55
Sinus Arrest
Ciri-cirinya:
Gel P dan komplek QRS normal
Adanya gap yang panjang tanpa adanya
interval
5/17/19
56
Sinus Blok
Ciri-cirinya:
Sama dengan sinus arrest yaitu adanya
gap tanpa adanya gelombang yang
muncul, dimana jarak gapnya 2 kali dari
RR interval.
5/17/19
57
Junction region
Junctional Rhytm
Ciri-cirinya :
Irama teratur
Frekwensinya 40-60 x/menit
Gelombang P bisa tidak ada, bisa terbalik (tidak bakal
positip)
Kompleks QRS normal
Kalau frekwensinya lebih dari 40x/menit dinamakan slow
junctional rhytm.
5/17/19
58
Junctional Takikardia
Ciri-cirinya:
Sama dengan junctinal rhytm,
bedanya frekfensi atau HR pada
junctional takikardia lebih dari 100
x/menit.
5/17/19
59
Accelerated Junctional
Ciri-cirinya :
Sama dengan junctional rhytm,
bedanya frekwensi atau HR pada
accelerated junctional antara 60-100
x/menit
5/17/19
60
Junctional Ekstra Sistole or PJC
Ciri-cirinya :
Irama tidak teratur
Ada premature beat sebelum
waktunya, dengan adanya gel P yang
terbalik atau tidak adanya gel P.
5/17/19
61
Junctional Escape Beat
Ciri-cirinya :
Irama irregular
Komplek QRS normal
Pada EKG normal yang seharusnya muncul normal
beat pada beat berikutnya, tapi impuls normal diambil
alih oleh juction region sehingga tampak pada EKG
tidak adanya gel P, misalkan ada gel P tapi bentuknya
akan terbalik.
5/17/19
62
Supra Ventrikuler Takikardia/SVT)
Ciri-cirinya :
Irama teratur
Frekwensinya lebih dari 150x/menit
Gel P tertutup oleh gel T
Komplek QRS normal dan tingginya harus sama
Ciri-cirinya :
Dari gambaran EKG normal tiba-tiba
berubah menjadi gambaran EKG SVT.
Frekwensinya lebih dari 150 x/menit
5/17/19
64
AV Blok first Degree
Ciri-cirinya :
Irama teratur
Gel P normal, PP interval regular
Komplek QRS normal, RR interval regular
PR interval > 0,20 detik atau > 5 kotak kecil
Panjang PR interval harus sama di setiap beat. Misalkan panjang
5/17/19
65
AV Blok 2nd Degree Type I atau Wenckebach
Ciri-cirinya :
Irama irregular
Gel P normal, PP interval regular
Komplek QRS bisa normal juga bisa tidak normal, RR
interval irregular
PR interval mengalami perpanjangan, mulai dari normal
Ciri-cirinya :
Irama irregular
Gel P normal, PP interval regular
Komplek QRS bisa normal atau bisa juga tidak normal, RR
interval irregular
PR interval harus sama di tiap beat. Panjangnya bisa normal
5/17/19
67
AV Blok Total/Komplit
Ciri-cirinya :
Irama regular
Tidak ada hubungan antara atrium dengan ventrikel.
Makanya kadang gelombang P muncul bareng dengan
komplek QRS.
Komplek QRS biasanya lebar dan bentuknya berbeda dengan
komplek QRS.
5/17/19
68
Otot atrium
PAC or AES)
Ciri-cirinya:
PAC (premature atrial contraction)or AES ( atrial ekstra
sistole) yaitu gel P yang muncul sebelum waktunya
dan bentuk gelombang pun beda dengan normal gel P
yang berasal dari SA node. Kalau temukan gel P yang
berbeda dan muncul persis sama dengan waktu yang
seharusnya, ini dinamakan Atrial escape beat.
5/17/19
69
Atrial Flutter
Ciri-cirinya :
Irama teratur
Ciri utama yaitu gelombang P yang mirip
5/17/19
70
Atrial Takikardia
Ciri-cirinya :
Irama teratur
Komplek QRS normal
PR interval <0,12detik dan
Frekwensi jantungnya > 150x/menit
5/17/19
71
Multifocal Atrial Takikardia
Ciri-cirinya :
Irama irreguler
Kadang mirip dengan atrial fibrilasi, tapi pada
5/17/19
73
5/17/19
74