Вы находитесь на странице: 1из 15

Epidemiologi Tifoid dan Paratifoid:

Implikasi untuk Kebijakan Vaksin


JOURNAL READING

Pembimbing:
dr. Arifiyah, Sp.A

Disusun oleh:
Devi Sawitri
030.14.048

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
RSUD KARDINAH
Pendahuluan

Tifoid dan paratifoid, secara kolektif dikenal sebagai demam enterik, adalah salah
satu bakteri paling umum penyebab morbiditas di seluruh dunia, dengan beban
terbesar di negara berpenghasilan rendah dan menengah

Salmonella enterica subspesies enterica serovar Typhi (Salmonella Typhi),


menyebabkan sekitar 12 juta penyakit dan 128.000 kematian, dan Salmonella
enterica subspesies enterica serovar Paratyphi (Salmonella Paratyphi) A, B,
dan C, diperkirakan menyebabkan 4 juta penyakit dan 25.000 kematian setiap
tahun

WHO merekomendasikan vaksin konjugat tifoid (TCV) , untuk implementasi yang


efektif penting mengetahui epidemiologi tifoid dan paratifoid
METODE

Lokasi
Penelitian Populasi Kriteria Kriteria
Waktu
Penelitian inklusi eksklusi

1. Rumah Sakit
1. pengamatan be
Dhaka Shishu
rbasis rawat inap
(DSH)
: kasus dari depar
Pasien 1. Pasien
2. Rumah Sakit Tahun 2004- temen rawat inap
dengan dengan usia
Yayasan Shishu DSH dan SSFH
Shasthya 2016 kultur darah yang tidak
2. Pengamatan
(SSFH)
berbasis rawat positif untuk diketahui
3. Pusat jalan :dari departe Salmonella
diagnostik men rawat jalan d 2. Pasien
berbasis rawat an unit gawat dar
Typhi dan
jalan, Popular Paratyphi dengan usia
urat dari DSH da
Diagnostic n PDC ≥ 144 bulan
Center (PDC)
METODE

DETEKSI ETIOLOGI
Kultur darah dilakukan dengan
menggunakan metode standar. Secara
aseptik memperoleh 2-3 mililiter darah,
yang diinokulasi ke dalam kaldu kedelai
trypticase yang dilengkapi dengan
sodium polyanethole sulphonate
(0,25%) dan isovitalex (1%).
Pengumpulan Data
dan Analisis

Pengumpulan data berdasarkan :


1. usia pasien
2. adanya rawat inap
3. durasi perawatan di rumah sakit
4. rawat jalan dari catatan rumah sakit dan
klinik

Analisis data :
1. proporsi kasus tifoid dan paratifoid,
2. distribusi usia, dan
3. jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.
untuk mengevaluasi perbedaan dalam proporsi
kasus tifoid dan paratifoid yang dirawat di
rumah sakit pada anak di bawah 12 tahun.

Uji chi-
Uji-Z
untuk menilai apakah proporsi kasus
square
tifoid/paratifoid semakin meningkat atau
menurun dan adanya risiko rawat inap
menggunakan usia.

Uji wilcoxon
rank-sum

untuk menilai perbedaan dalam distribusi usia kasus tifoid/paratifoid yang


diobati dalam departemen rawat jalan dan departemen rawat inap, serta
untuk membedakan durasi rawat inap antara tifoid/paratifoid dan pada
kelompok usia yang berbeda dari tipus/paratifoid.
Hasil

Dari tahun 2004 hingga 2016, teridentifikasi


7072 kasus yang positif kultur darah untuk
Salmonella Typhi dan 1810 kasus yang
positif untuk Salmonella Paratyphi A
Gambar 2. Proporsi kasus
paratifoid di semua kasus demam
enterik di Bangladesh, 2004-
2016.
Gambar 3. Distribusi usia kasus demam enterik di
Bangladesh.
A, Distribusi usia semua kasus tifoid.
B, Distribusi usia kasus tifoid pada anak di bawah 5
tahun. Untuk anak-anak di atas 12 bulan, usia yang
tepat, yang ditunjukkan dalam warna hitam, hanya
diketahui dalam beberapa kasus, di mana tanggal pasti
kelahiran anak itu tersedia. Kasus-kasus yang tersisa, di
mana tanggal lahir yang tepat tidak tersedia, dan
perkiraan usia dicatat, dialokasikan secara merata di
bulan-bulan tahun itu, atau "diratakan," ditunjukkan
dalam warna abu-abu.
C, Proporsi kasus tifoid dalam kelompok umur yang
berbeda setiap tahun; hanya kasus anak-anak <12 tahun
yang dimasukkan di sini.
D, Distribusi usia semua kasus paratifoid.
E, Distribusi usia kasus paratifoid pada anak di bawah 5
tahun.
F, Proporsi kasus paratifoid pada kelompok umur yang
berbeda setiap tahun; hanya kasus pada anak-anak <12
tahun yang dimasukkan di sini.
Gambar 4. Tingkat keparahan demam enterik dengan
usia.
A, Proporsi pasien tifoid dirawat di rumah sakit di IPD
(hitam), dibandingkan dengan proporsi pasien tifoid
yang dirawat di OPD (abu-abu), di setiap kelompok
umur.
B, Proporsi pasien paratifoid dirawat di rumah sakit di
IPD (hitam), dibandingkan dengan proporsi pasien
paratifoid yang dirawat di OPD (abu-abu), di setiap
kelompok umur.
C, Distribusi durasi rawat inap kasus tifoid di setiap
kelompok umur.
D, Distribusi lama rawat inap rumah sakit kasus
paratifoid di setiap kelompok umur.
E, Distribusi durasi tinggal di rumah sakit dari kasus
tifoid dan paratifoid.
Diskusi
Data tentang usia kasus tifoid
menggambarkan bahwa :

1 Jika TCV diberikan pada usia 6 bulan, 0,5% dari


kasus akan terlewatkan,

2 Jika pada 9 bulan, 1,5% akan terlewatkan,

3 Jika pada 24 bulan, 15% akan terlewatkan.

Temuan ini menekankan perlunya memulai vaksinasi


sedini 6 atau 9 bulan.
Infographic Style

Terdapat peningkatan jumlah kasus


pada orang dewasa berusia 18 hingga
22 tahun, yang mungkin karena
populasi ini meninggalkan rumah
untuk memulai studi sarjana atau
pekerjaan dan memiliki peningkatan
paparan makanan luar. catch-up

Puncak bimodal ini menunjukkan bahwa program vaksinasi


catch-up dapat mengurangi beban populasi dan dapat
mengurangi penularan secara keseluruhan.
Kekurangan dan Kelebihan Penelitian

Kekurangan penelitian Kelebihan penelitian

1.tidak dirancang untuk secara aktif mengidentifikasi 1. jumlah besar kasus yang terbukti secara kultur, yang
kasus demam enterik yang dicurigai. memungkinkan analisis distribusi usia yang kuat,
2. Penggunaan kultur darah tergantung pada dokter 2. analisis proporsi rawat inap dan durasi rawat inap di
yang merawat: kemungkinan berbeda di antara fasilitas rumah sakit untuk penilaian tingkat keparahan, dan
dan mungkin memiliki pola usia yang bias dan 3. periode pengawasan yang panjang, dengan
proporsi kasus tifoid dan paratifoid. pengumpulan data selama bertahun-tahun, yang
3. Penelitian kami termasuk kasus tifoid / paratipoid menegaskan konsistensi alih-alih memberikan
yang dirawat di rumah sakit hanya dari rumah sakit snapshot dari penyakit. Pengetahuan ini sangat
anak dan analisis keparahan dilakukan hanya pada penting, baik untuk mengendalikan penyakit dengan
anak-anak <12 tahun. pemanfaatan intervensi yang tepat dan sebagai data
dasar untuk studi dampak vaksin di masa depan.
4. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami Pemantauan distribusi usia kasus tifoid dan beban
dan membandingkan tingkat keparahan penyakit pada paratifoid akan menjadi penting setelah pengenalan
kelompok usia yang lebih tua. TCV.
Kesimpulan
• Dengan 8882 kasus demam enterik yang diidentifikasi dari tahun 2004 hingga 2016, menunjukkan
bahwa tifoid dan paratifoid sering terjadi pada anak kecil.

• Meskipun tingkat fatalitas kasus rendah, munculnya resistensi antimikroba yang meluas mengancam
pengobatan yang efektif dan, jika strategi intervensi yang tepat tidak segera dilembagakan, peningkatan
tingkat kematian dalam waktu dekat dapat terjadi.

• 15% kasus terjadi pada anak di bawah 2 tahun, dengan tingkat keparahan penyakit yang sama seperti
yang terlihat pada anak yang lebih tua.

• Imunisasi dini dengan TCV dapat mencegah morbiditas yang substansial.

• Upaya untuk mengurangi paparan air dan makanan yang terkontaminasi, serta mengembangkan vaksin
terhadap paratyphoid, adalah langkah-langkah penting untuk pencegahan dan pengendalian demam
enterik.
Thank You

Вам также может понравиться