Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
.
.
dedi@stiepas.ac.id | STIE Pasundan@2008
Politik dijalankan untuk menyeimbangkan
kepentingan individu karyawan dan
kepentingan manajer, serta kepentingan
organisasi. Ketika keseimbangan tersebut
tercapai, kepentingan individu akan
mendorong pencapaian kepentingan
organisasi.
Revisi atas taksonomi French and Raven dilakukan oleh Ronald J. Stupak
and Peter M. dedi@stiepas.ac.id | STIE Pasundan@2008
Leitner dalam Handbook of Public Quality Management tahun
2001, di mana mereka menerima 5 jenis kekuasaan French and
Raven tetapi menambahkannya menjadi :
1. Reward Power
Reward Power adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan seseorang
menyediakan keuntungan bagi sasaran atau orang lain. Kekuasaan mengalir dari
individu yang bisa menyediakan reward yang dibutuhkan oleh orang lain.
Kemampuan ini memungkinkan pemilik kekuasaan mengendalikan perilaku orang
lain dan mencapai hasil yang diharapkan sejauh adanya kebutuhan orang lain
akan reward tersebut.
Penggunaan kekuasaan reward biasanya dilakukan oleh orang di tingkatan
tertinggi hirarki organisasi. Mereka biasanya punya akses pada material, informasi
atau upah psikologis (senyum, perhatian). Manajemen tingkat menengah dan para
supervisor juga biasanya memiliki kekuasaan jenis ini. Sebaliknya, pekerja juga
dapat menerapkan kekuasaan reward ini kepada atasannya, dengan cara
menerapkan energi dan skill yang mereka miliki guna menyelesaikan pekerjaan
yang diharapkan seorang manajer. Karena manajer bergantung pada kinerja
pekerja, maka pekerja dapat “menyetir” perilaku manajer agar sesuai keinginan
mereka.
dedi@stiepas.ac.id | STIE Pasundan@2008
2. .Coercive Power
Coercive Power adalah kekuasaan yang didasarkan atas kemampuan seseorang
menyediakan dampak hukuman pada sasaran akibat ketidakpatuhannya. Kekuasaan ini
terletak pada kemampuan seseroang untuk memerintahkan kepatuhan lewat cara fisik.
Seperti reward, kekuasaan jenis ini memungkinkan pemimpin mempengaruhi perilaku orang
lain akibat kemampuannya menerapkan hasil yang tidak diinginkan. Ketidakpatuhan atas
orang dengan kekuasaan koersif menghasilkan penerapan hukuman dalam bentuk menahan
reward yang diinginkan. Ini merupakan situasi kekuasaan koersif, kekuasaan yang mengikuti
model militer.
3. Expert Power
Expert Power adalah kekuasaan yang didasarkan kemampuan dan pengetahuan khusus yang
dimiliki seseorang di mana sasaran atau orang lain kerap menggunakan atau bergantung
kepadanya. Orang selalu menanggapi kompetensi, dan sebab itu Expertise Power merupakan
sumber kekuasaan yang utama. Kekuasaan mengalir dari orang yang punya skill,
pengetahuan, dan kemampuan yang dibutuhkan dan dihargai oleh orang lain. Jika orang
“merengek” agar kita mau menggunakan skill yang kita miliki, kita punya kuasa.
Penulis lain seperti seperti Yukl and Falbe membuat taksonomi jenis
kekuasaan menjadi 7 jenis kekuasaan yang dibagi ke dalam 2 variabel
yaitu variabel Power Position dan Power Personal. Position Power termasuk
pengaruh potensial yang diturunkan dari otoritas legitimasi, kendali atas
sumber daya dan reward, kendali atas penghukuman, kendali atas
informasi, dan kendali atas lingkungan kerja fisik. Personal Power termasuk
pengaruh potensial yang diturunkan dari kepakaran kerja dan potensi
pengaruh berdasar persahabatan dan loyalitas.
dedi@stiepas.ac.id | STIE Pasundan@2008
Secara lengkapnya, taksonomi Yukl dan
Fabl sebagai berikut
Alokasi Sumberdaya. Alokasi sumber daya adalah arena politik ketiga. Alokasi
sumberdaya memotong seluruh sumberdaya yang dibutuhkan bagi kinerja
organisasi, termasuk gaji, anggaran, pekerja, fasilitas kantor, perlengkapan,
penggunaan transportasi kantor, dan sebagainya dan sebagainya. Sumber daya
adalah vital bahwa ketidaksetujuan prioritas mungkin mengemuka, dan proses-
proses politik membantu menyelesaikan dilema ini.
Wagner II and Hollenbeck mengidentifikasi sejumlah
faktor yang mendorong kegiatan politik di dalam
organisasi. Faktor-faktor tersebut adalah : (1)
Personalitas Individu; (2) Ketidakmenentuan; (3)
Ukuran Organisasi; (4) Level Hirarki; (5)
Heterogenitas Anggota; dan (6) Pentingnya
Keputusan.
Level Hirarki. Politik juga kerap ditemukan dalam manajer tingkat atas, karena kekuasaan
yang dibutuhkan untuk terlibat dalam politik biasanya terkonsentrasi diantara para manajer
tingkat atas tersebut.
Heterogenitas Anggota. Anggota dalam organisasi yang heterogen biasanya saling berbagi
kepentingan dan nilai yang sedikit dan lebih lanjut mencari sesuatu yang berbeda. Dalam
kondisi ini, proses-proses politik cenderung muncul dimana anggota bersaing guna
memutuskan kepentingan siapa yang terpuaskan dan siapa yang tidak.
Pentingnya Keputusan. Pentingnya suatu keputusan merangsang politik untuk muncul ketimbang
keputusan yang “biasa”. Ini karena keputusan yang berdampak besar menarik perhatian
yang lebih besar dari para anggota organisasi.