Вы находитесь на странице: 1из 32

1.

Morfologi
2. Profil Tanah
3. Ciri-ciri Morfologi Tanah
1. Batas-batas Horizon
2. Warna Tanah
3. Tekstur tanah
4. Strktur tanah
5. Konsistensi
6. pH tanah
7. Padas
 Morfologi pertama kali dikemukakan oleh
Goethe dalam taun 1817 yang digunakan dalam
ilmu hayat seperti botany dan zoology.
 Ruprecht yang pertama menggunakan cara
morfologi dalam mempelajari tanah menurut
Zakharov (1927) (Joffe, 1950).
 Morfologi bukan suatu ilmu melainkan sarana
sesuatu ilmu dalam penyelidikan-penyelidikan
ilmiah.
 Tujuan morfologi tanah adalah menguraikan atau
melukiskan mengenai kenampakan, ciri-ciri dan
sifat-sifat tanah yang dapat diamati dan
dipelajari di lapang.
 Profil tanah adalah urutan susunan horison yang
tampak dalam anatomi tubuh tanah.
 Profil tanah terdiri dari lapisan tanah (solum) dan
lapisan bahan induk.
• Solum tanah adalah bagaian dari profil tanah yang terbentuk
akibat proses pembentukan tanah (horison A dan B).
 Uraian profil tanah dimulai dengan menentukan batas
horison (lapisan), mengukur dalamnya dan mengamati
profil tanah secara keseluruhan.
 Horison adalah lapisan dalam tanah yang kurang lebih
sejajar dengan permukaan tanah dan terbentuk karena
proses pembentukan tanah.
 Syarat profil Tanah:
• tegak,
• baru, artinya belum terpengaruh keadaan luar,
dan
• tidak memantulkan cahaya (profil tanah waktu
pengamatan tidak langsung kena sinar
matahari).
 PENENTUAN LOKASI PROFIL:
• Jauh dari lokasi penimbunan sampah, tanah
galian atau bekas bangunan, kuburan atau
bahan-bahan lainnya.
• Berjarak > 50m dari pemukiman,
pekarangan, jalan, saluran air dan bangunan
lainnya.
• Jauh dari pohon besar, agar perakaran tidak
menyulitkan penggalian profil.
• Pada daerah berlereng, profil dibuat searah
lereng.
 Yang perlu diperhatikan sebelum melakukan
pengamatan atau deskripsi profil tanah :
• sisi profil yang akan diamatai harus bersih dan tidak
ternaungi
• hindari pengamatan kondisi fisik (warna) dalam
kondisi hujan atau pada waktu sinar matahari kurang
terang. (max pukul 4 sore).
• Jika keadaan tanah kering, sebaiknya sisi profil yang
diamati dibasahi dengan air (kondisi lembab).
• Jika air tanahnya dangkal, maka air harus selalu
dikuras agar tidak mengganggu pengamatan.
• Dalam melakukan pengamatan profil tanah
dilakukan orientasi pada seluruh profil tanah
dimulai dari bagian bawah.
 Tahapan Pengamatan Profil:
• Buat batas berdasarkan kenampakan perbedaan-
perbedaan yang terlihat secara jelas, misalnya warna
tanah.
• Gunakan pisau lapang untuk menusuk-nusuk bidang profil
tanah untuk mengetahui konsistensi atau kepadatan
keseluruhan profil. Perbedaan kepadatan merupakan
salah satu criteria untuk membedakan horizon profil.
• Apabila warna tanah, kepadatan dan tekstur tanah sama,
maka perbedaan konsistensi, struktur dapat digunakan
sebagai dasar penarikan batas horizon.
• Setelah horizon ditentukan , letakkan meteran tegak lurus
bidang profil tanah dan pasang sabuk profil. Kemudian
foto bidang profil yang diamati.
• Selanjutnya lakukan diskripsi dan pencatatan hasil
diskripsi pada kartu profil tanah.
1. Batas-batas Horizon
1. Ketajaman batas
2. Bentuk topografi horizon
2. Warna Tanah
3. Tekstur tanah
4. Strktur tanah
1. Bentuk
2. Tingkat perkembangan
3. Ukuran
5. Konsistensi
1. Basah
2. Lembab
3. Kering
6. pH tanah
7. Padas
 Parameter batas horizon yang diamati:
• Ketajaman batas-batas ke horison lain :
 a-nyata (abrupt), jika tebal batas kurang dari 2,5 cm.
 c-jelas (clear), jika tebal batas 2,5-6,0 cm.
 g-berangsur (gradual), jika tebal batas 6-15 cm.
 d-(diffuse), jika tebal baats lebih dari 15 cm.
• Bentuk topografi dari batas horison :
 s-rata (smooth).
 w-berombak (wavy).
 i-tidak teratur (irregular).
 b-terputus (broken).
 Warna tanah merupakan pernyataan :
• jenis dan kadar bahan organik,
• keadaan drainase dan aerasi tanah dalam
hubungan dengan hidrasi, oxidasi dan proses
pelindian,
• tingkat perkembangan tanah,
• kadar air tanah termasuk pula dalamnya
permukaan air tanah, dan atau
• adanya bahan-bahan tertentu.
 Bercak (mottling) berwarna merah, coklat, kuning
atau hitam.
 Jelas tidaknya becak-bacak dibedakan atas :
• -k- kabur (faint) : perbedaan warna dasar (matrix) dan becak
(mottling) tidak jelas;
• -j- jelas (distinc) : tampak jelas perbedaan dasar dan becak;
• -t- tegas (prominent) : becak merupakan ciri yang tegas.
 Jumlahnya (abundance) dibedakan atas :
• -s- sedikit (few) : kurang dari 2 % luas permukaan horison
profil yang diamati;
• -c- cukup (common) : antara 2 % - 20 %.
• -b- Banyak (many) : lebih dari 20 % luas permukaan horison
profil;
 Besarnya (size) becak-becak dibedakan atas :
• -h- halus (fine) : diameter becak-becak kurang dari 5 mm;
• -s- sedang (medium) : diameternya antara 5-15 mm; dan
• -k- kasar (coarse) : diameternya lebih dari 15 mm.
 Menggunakan Munsell Soil Color Chart :
• terdiri dari 9 kartu dengan hue antara kuning (yellow) dan merah
(red) berturut-turut mulai dari
 5 Y,
 2,5 Y,
 10 YR,
 7,5 YR,
 5 YR,
 2,5 YR,
 10 R,
 7,5 R dan
 5 R.
• Masing-masing kartu disusun dengan interval value mulai dari 1 - 8,
• dan dengan interval chroma mulai dari 2 samapai 8 atau mulai 0
samapai 8 tanpa angka 5.
• Makin tinggi value makin cerah warnanya,
• makin besar angka chroma makin besar intensitasnya.
 Tekstur adalah perbandingan relatif fraksi
pasir, debu dan liat yang menyusun massa
tanah.
 Tekstur tanah turut menentukan tata air
dalam tanah, berupa kecepatan infiltrasi,
penetrasi dan kemampuan pengikat air oleh
tanah.
 Pembatasan ketiga fraksi maisng-masing
terkstur tanah dapat digambarkan dalam
segitigas tekstur atau trianguler texture
35 % liat + 40 % debu + 25 % pasir
10 % liat + 5 % debu + 85 % pasir
 Penetapantekstur di lapangan dilakukan
dengan cara :
• 1) masa tanah kering atau lembab dibasahi,
kemudian diprid diantara ibu jari dan telunjuk
sehingga memebntuk pita lembab, sambil dirasakan
adanya rasa kasar, licin dan lengket;
• 2) tanah tersebut dibuat bola, digulung dan diamati
adanya daya tahan terhadap tekanan dan kelekatan
masaa tanah sewaktu telunjuk dan ibu jari
diregangkan.
• 3) dari rasa kasar, licin, licin, pirisan, gulungan dan
kelekatannya dapatlah ditentukan klas tekstur
lapang
N Kelas Tekstur Rasa dasn sifat tanah
o
1 Pasir Rasa kasar jelas, tidak membentuk bola dan gulungan serta tidak melekat
2 Pasir berlempung Rasa kasar sangat jelas, membentuk bola yang mudah sekali hancur serta sedikit
sekali melekat.
3 3. Lempung berpasir Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak keras, mudah hancur serta melekat.
4 Lempung berdebu Rasa licin, membentuk bola teguh, pita dan lekat.
5 Lempung Rasa tidak kasar dan tidak licin, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung
dengan permukaan mengkilat.
6 Debu Rasa licin sekali, membentuk bola teguh, dapat sedikit digulung dengan
permukaan mengkilat serta agak melekat.
7 Lempung berliat Rasa agak kasar, membentuk bola agak teguh (kering), membentuk gulungan bila
dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
8 Lempung liat Rasa kasar agak jelas, membentuk bola agak teguh (kering), membentuk
berpasir gulungan bila dipijit, gulungan mudah hancur serta melekat.
9 Lempung liat Rasa jelas licin, membentuk bola teguh, gulungan mengkilat serta melekat.
berdebu
10 Liat berpasir Rasa licin agak kasar, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat sekali.
11 Liat berdebu Rasa agak licin, membentuk bola, dalam keadaan kering sukar dipijit, mudah
digulung serta melekat sekali.
12 Liat Rasa berat, membentuk bola baik serta melekat sekali.
13 Liat berat Rasa berat sekali, membentuk bola baik serta melekat sekali.
a. Bentuk struktur
1. Lempeng (platy) : sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu
horisontal.
2. Prismatik (prismatic) : sumbu vertikal lebih panjang dari
sumbu horisontal. Sisi atas tidak membulat.
3. Tiang (columnar) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu
horisontal. Sisi-sisi atas membulat.
4. Gumpal bersudut (angular blocky) : sumbu vertikal sama
dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
5. Gumpal membulat (subangular blocky) : sumbu vertikal
sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut
membulat.
6. Granuler (granular) : membulat, atau banyak sisi. Masing-
masing buitr ped tidak porous.
7. Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi, sangat porous.
b. Tingkat Perkembangan atau Kemantapan Struktur
1. Lemah : butir-buitr strukutr dapat dilihat, tetapi sudah rusak dan
hancur waktu diambil dari profil tanah untuk diperiksa.
2. Sedang : butir-buitr struktur agak kuat dan tidak hancur waktu
diambil dari profil untuk diperiksa.
3. Kuat : butir-butir struktur tidak rusak waktu diambil dari profil
tanah dan tidak hancur walaupun digerak-gerakkan.
c. Ukuran Struktur
1. Untuk bentuk struktur lempeng, granuler dan remah :
- sangat halus/tipis : < 1 mm.
- halus : 1-2 mm.
- sedang : 2-5 mm.
- kasar/tebal : 5-10 mm.
- sangat kasar : > 10 mm.
2. Untuk bentuk struktur gumpal membulat dan gumpal menyudut :
- sangat halus : < 5 mm.
- halus : 5-10 mm.
- sedang : 10-20 mm.
- kasar : 20-50 mm.
- sangat kasar : > 50 mm.
3. Untuk bentuk struktur prismatik dan tiang :
- sangat halus/tipis : < 10 mm.
- halus : 10-20 mm.
- sedang : 20-50 mm.
- kasar/tebal : 50-100 mm.
- sangat kasar : > 100 mm.
a. Bentuk struktur
1. Lempeng (platy) : sumbu vertikal lebih pendek dari sumbu
horisontal.
2. Prismatik (prismatic) : sumbu vertikal lebih panjang dari
sumbu horisontal. Sisi atas tidak membulat.
3. Tiang (columnar) : sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu
horisontal. Sisi-sisi atas membulat.
4. Gumpal bersudut (angular blocky) : sumbu vertikal sama
dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut tajam.
5. Gumpal membulat (subangular blocky) : sumbu vertikal
sama dengan sumbu horisontal. Sisi-sisi membentuk sudut
membulat.
6. Granuler (granular) : membulat, atau banyak sisi. Masing-
masing buitr ped tidak porous.
7. Remah (crumb) : membulat atau banyak sisi, sangat porous.
 Konsistensi tanah adalah derajat kohesi dan adhesi di antara
partikel partikel tanah dan ketahanan massa tanah terdapat
perubahan bentuk oleh tekanan dan berbagai kekuatan yang
mempengaruhi bentuk tanah.
 Konsistensi tanah ditentukan oleh tekstur dan struktur tanah.
 Pentingnya konsistensi tanah adalah untuk menentukan cara
penggarapan tanah yang efisien dan penetrasi akar tanaman di
lapisan tanah bawahan.
 Penentuan konsistensi tanah harus disesuaikan dengan
kandungan air tanah yaitu dalam keadaan :
• basah,
• lembab atau
• kering.
a. Kelekatan menunjukkan kekuatan adhesi (melekat) tanah dengan benda
lain.
Kode Kriteria Keterangan
0 Tidak lekat Tidak melekat pada jari tangan atau benda lain
1 Agak lekat Sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain
2 Lekat Melekat pada jari tangan atau benda lain
3 Sangat lekat Sangat melekat pada jari tangan atau benda lain

b. Plastisitas menunjukkan kemampuan tanah membentuk gulungan.

Kode Kriteria Keterangan


0 Tidak plastis Tidak dapat membentuk gulungan tanah
1 Agak plastis Hanya gulungan tanah kurang dari 1 cm dan
berbentuk.
2 Plastis Dapat membentuk gulungan tanah lebih 1 cm,
diperlukan sedikit tekanan untuk merusak gulungan
tersebut.
3 Sangat plastis
Kode K5riteria Keterangan

0 Lepas Tanah tidak melekat satu sama lain (mis,


tanah pasir)
1 Sangat gembur Gumpalan tanah mudah sekali hancur bila
diremas
2 Gembur Diperlukan sedikit tekanan untuk
menghancurkan gumpalan tanah dengan
meremas
3 Teguh Memerlukan tekanan yang besar untuk
menghancurkan tanah.
4 Sangat Teguh Memerlukan tekanan yang lebih besar
untuk menghancurkan tanah.
5 Sangat teguh sekali Tidak hancur dengan remasan tangan
Kode K5riteria Keterangan

0 Lepas Tanah tidak melekat satu sama lain (mis,


tanah pasir)
1 Lunak Gumpalan tanah mudah sekali hancur bila
diremas
2 Agak keras Diperlukan sedikit tekanan untuk
menghancurkan gumpalan tanah dengan
meremas
3 Keras Memerlukan tekanan yang besar untuk
menghancurkan tanah.
4 Sangat Keras Memerlukan tekanan yang lebih besar
untuk menghancurkan tanah.
5 Sangat keras sekali Tidak hancur dengan remasan tangan
 Penentuan pH tanah diperlukan untuk :
• menaksir lanjut tidaknya perkembangan tanah,
• respon tanah terhadap pemupukan,
• kebutuhan kapur dan lain-lainnya.
 Penentuan pH tanah dapat dikerjakan
secara ekeltrometrik dan kolorimetrik.
 Pengukuran pH tanah di lapang biasanya
digunakan cara yang sederhana yaitu
dengan lakmus atau pH stick.
 Padas adalah lapisan tanah yang mampat, padat
dan keras terbentuk selama bagian proses
pembentukan tanah atau warisan suatu daur
pelapukan menjadi bahan induk tanah yang
sekarang ada.
 Padas dapat terbentuk karena :
• terlalu beratnya masaa yang ada di atasnya (misalnya
akibat pembajakkan yang terlalu berat atau adanya
glacier),
• pemadatan akibat cuaca yang membekukan,
• agregasi tanah disertai perubahan temperatur,
• karena pengikatan yang sangat erat berupa sementasi,
baik oleh bahan perekat besi, bahan organik silikat
ataupun liat.

Вам также может понравиться