Вы находитесь на странице: 1из 48

Disampaikan oleh:

HERNIINGSIH
• Spesies
30.000 tumbuhan

• Tumbuhan
940 berkhasiat

• Dimanfaatkan
oleh industri
180 jamu tradisional
 Obat Tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral. Sediaan galenik
(ekstrak/campuran bahan tubuh
hewan), atau campuran dari
bahan-bahan tersebut yang
secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan
berdasarkan pengalaman.
Jamu (empiris)

Obat Herbal
OBAT
Terstandar
TRADISIONAL (Praklinis)

Fitofarmaka
(Praklinis dan
Klinis)

PENYEHAT Melalui STTP (Surat Terdaftar


TRADISIONAL Penyehat Tradisional)
• Aman sesuai dengan • Aman sesuai dengan •Aman sesuai dengan
persyaratan yang persyaratan yang ditetapkan, persyaratan yang
ditetapkan,
ditetapkan, • Klaim khasiat dibuktikan
• Klaim khasiat harus
OBAT HERBAL TERSTANDAR secara ilmiah/ uji pra klinik
•Klaim khasiat dan
keamanannya harus
dibuktikan berdasarkan • Telah dilakukan dibuktikan secara pra klinik

FITOFARMAKA
data empiris standardisasi terhadap dan klinik
• Memenuhi persyaratan bahan baku yang digunakan •Telah dilakukan
mutu yang berlaku. dalam produk jadi. standardisasi terhadap
JAMU

• Tingkat pembuktian : • Memenuhi persyaratan mutu bahan baku dan produk


umum dan medium yang berlaku. jadi.
•Memenuhi persyaratan
• Diawali dengan kata-kata • Tingkat pembuktian : umum
mutu yang berlaku.
“secara tradisional dan medium
•Tingkat pembuktian :
digunakan untuk “ atau • Pada klaim biasanya diawali
medium dan tinggi
yang disetujui waktu Membantu, Meringankan,
•Klaim diawali dengan
Memelihara ‘pengobatan’, ‘pencegahan’
 FOHAI
 dokumen yang berisi kumpulan tanaman
obat asli Indonesia beserta informasi
tumbuhan yang penting tentang tanaman
obat asli Indonesia (tanaman obat pilihan,
aman , berkhasiat dan bermutu)
 acuan tenaga kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan tradisional integrasi
dengan menggunakan herbal
 DISLIPIDEMIA  DIABETES  HIPERTENSI
(LEMAK DARAH/ 1. Brotowali
KOLESTEROL) 1. Mengkudu
2. Kayu manis 2. Rosela
1. Alpukat
2. Bawang putih 3. Pare 3. Seledri
3. Daun dewa 4. Salam
4. Kunyit
5. Mengkudu
6. Rosela  ANALGETIK-  OBESITAS
7. Temulawak ANTIPIRETIK 1. Jati belanda
(ANTINYERI) 2. Kemuning
1. Jambu mede
2. Kencur
 ANOREKSIA 3. Pule  HIPERURISEMIA
(SUSAH MAKAN) 4. Sambiloto (ASAM URAT)
1. Temulawak 1. Mengkudu
2. Rosela
3. Seledri
 DIURETIK  NEFROLITIASIS  ANTIEMETIK
(PELURUH KENCING) (BATU GINJAL) (ANTIMUNTAH)
1. Alang-alang
1. Alang-alang 2. Keji beling 1. Jahe
2. Kumis kucing 3. Meniran
3. Meniran 4. Sembung
4. Seledri 5. Tempuyung

 PALIATIF DAN  JANTUNG DAN  GASTRITIS


SUPORTIF KANKER PEMBULUH (RADANG LAMBUNG)
1. Ceplukan DARAH 1. Jahe
2. Keladi tikus 1. Alang-alang 2. Kapulaga
3. Kunyit putih 2. Keji beling 3. Kunyit
4. Manggis 3. Meniran 4. Pegagan
5. Sambiloto 4. Sembung 5. Temu lawak
6. Sirsak 5. Tempuyung 6. Temu mangga
7. Temu Kunci

 PELANCAR ASI  HEMOROID


1. Daun katuk 1. Daun Wungu
2. Torbangun
 ARTRITIS  HEPATOPROTEKTOR  PENYAKIT KULIT
(RADANG SENDI) (HATI) (PANU, KADAS,
1. Cabe 1. Kunyit KURAP)
2. Jahe 2. Meniran 1. Ketepeng china
3. Kayu putih 2. Pegagan
3. Paliasa
4. Sereh 4. Temu lawak

 KONSTIPASI  INSOMNIA  ISPA


(SEMBELIT) 1. Pala (Infeksi Saluran
1. Daun sendok 2. Valerian (Ki Saat) Pernapasan)
2. Daun wungu 1. Sambiloto
3. Lidah buaya

 BATUK  DISFUNGSI EREKSI  GASTROENTERITIS


1. Adas 1. Cabe jawa (INFEKSI USUS)
2. Timi 2. Pasak bumi 1. Daun jambu biji
3. Purwoceng 2. Sambiloto
4. Som jawa
DAUN DEWA PULE MENIRAN

SEMBUNG SAMBILOTO BROTOWALI


JATI BELANDA KEMUNING ROSELLA

TEMPUYUNG KEJI BELING KUMIS KUCING


PEGAGAN DAUN WUNGU TORBANGUN

KELADI TIKUS PALIASA DAUN SENDOK


KETEPENG CINA ADAS TIMI

CABE JAWA SIDAGURI SOM JAWA


ANTING-ANTING VALERIAN KLABET

CIPLUKAN MIANA PURWOCENG


BAGIAN YANG DIAMBIL WAKTU PENGAMBILAN
Daun Daun tanpa tangkai Sebelum berbunga
Minyak atsiri Daun Sebelum jam 10 tidak boleh
setelah hujan
Tanaman Tanaman Mendekati berbunga
Rimpang Yang dekat dengan Stop tumbuh dipanen setelah
batang/dekat tanah cuaca panas
Batang Batang Batang utama
Akar Akar Telah berumbi
Buah Buah Matang
Biji Biji Buah matang tapi belum pecah
Kulit Kulit kayu Pertengahan batang dan kulit
kayu tidak pecah
Kayu Batang yang berkayu Pohon yang sudah panen
Bunga Bunga Saat berbunga diambil pagi hari
1
• PENYIAPAN TANAH

2
• PEMBENIHAN

3
• PENANAMAN

4
• PEMELIHARAAN

5
• PANEN DAN PASCAPANEN
• Lahan dibersihkan dari bebatuan atau •Memilih pot disesuaikan dengan jenis
gulma dan sisa tanaman lain dan tinggi rendahnya tanaman yang
Lahan digemburkan atau diolah dengan akan ditanam
cangkul atau garpu
•Media tanam dibuat dari campuran
• Membuat saluran air tanag gembur dengan kompos atau
• Membuat lubang tanam (tanaman pupuk kandnag dengan perbandingan
tahunan 30 x 30 cm atau 30 x 40 cm 1:1 atau 2:1, kemudian diaduk rata
dan tanaman semusim 20 x 20 cm
•Pada dasar pot diberi batu kerikil
• Lubang tanam dibiarkan terbuka 7 hari
sehingga kelebihan air dapat dicegah
untuk membuang racun dan
mengaktifkan mikroba •Media dalam pot dibiarkan selama 3
• Tanah bekas galian dicampur kompos hari untuk membuang racun dan
atau pupuk kandang dengan mengaktifkan mikroba
perbandingan 3:1 atau 2:1

LAHAN POT
Alami

a. Tunas b. Rimpang c. Umbi batang d. Umbi lapis


Vegetatif

Buatan a. Cangkok
Sumber b. Stek
Benih

c. Sambung d. Okulasi

•Perbanyakan dilakukan dengan


biji
Generatif
•Biji diperoleh dari tanaman
induk yang sehat dan memiliki
hasil baik
 Penyemaian dilakukan pada pot atau
dengan yang terlindung dari sinar
matahari langsung.
 Seminggu sebelum dipindahkan,
tanaman terpapar sinar matahari dapat
beradaptasi dengan lingkungan
tumbuh
 Media penyemaian: campuran tanah
gembur dengan kompos atau pupuk
kandang dengan perbandingan 2:1
atau 1:1
 Media tanam disiram sampai basah
 Biji dibenamkan kurang lebih 1—3 cm
 Disiram pagi dan sore untuk menjaga
media tetap lembap/basah
 Benih dipindahkan ke lahan setelah
1—2 bulan di persemaian atau tumbuh
3—4 lembar daun.
 Benih yang telah siap tanam, dapat langsung ditanam di lahan yang telah
disiapkan, sebelumnya maka media tanam disiram air terlebih dahulu;
 Melakukan penanaman pada awal musim penghujan;
 Waktu penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari sehingga dapat terhindar
dari sengatan terik sinar matahari dan juga mengurangi penguapan pada tanaman
yang baru saja ditanam;
 Sebelum penanaman di dalam pot, benih yang sudah tumbuh di persemaian dapat
ditanam langsung di dalam pot yang sudah berisi media tanam;
 Untuk penanaman di dalam pot, benih yang sudah tumbuh di persemaian dapat
ditanam langsung di dalam pot yang sudah berisi media tanam;
 Untuk penanaman di lahan/tanah pekarangan atau halaman dilaukan dengan cara
mengeluarkan bibit dari polybag ke dalam lobang tanam yang telah disiapkan
dengan jarak tanam yang sudah dutentukan;
 Untuk penanaman dengan menggunakan rimpang, maka benih harus dalam posisi
rebah dan tunas menghadap ke atas;
 Memadatkan tanah disekitar benih agar tanaman kokoh.
 Penyiraman; frekuensinya dapat
diatur sesuai dengan kondisi
kelembaban tanah. Penyiraman
sebaiknya dilakukan setiap hari,
pada pagi dan sore hari. Sistem
pembuangan air pun juga perlu
diperhatikan karena beberapa
jenis tanaman obat tidak tahan
terhadap genangan air.

 Penyulaman; yaitu penanaman


kembali tanaman yang rusak,
mati, atau tumbuh tidak normal.

 Pemupukan; dalam hal ini


sebaiknya pupuk yang digunakan
adalah pupuk organik, karena
pupuk anorganik dikhawatirkan
dapat menimbulkan pengaruh
kurang baik bagi senyawa aktif
pada tanaman obat.
 Penyiangan; dilakukan agar tidak ada
kompetisi antara tanaman budidaya
dan gulma dalam mendapatkan hara
dan cahaya matahari.

 Pembumbunan; dilakukan dengan


tujuan untuk memperkokoh tanaman,
menutup bagian tanaman di dalam
tanah seperti rimpang, umbi atau
akar, serta memperbaiki aerasi tanah.

 Pengendalian OPT; dapat dilakukan


secara mekanis dan penyemprotan
pestisida. Pengendalian mekanis
dilakukan dengan cara menangkap
OPT dan membuang bagian tanaman
yang terserang penyakit. Pengendalian
dengan pestisida diutamakan
menggunakan pestisida alami.
Pupuk adalah material yang ditambahkan pada media tanam atau
tanaman yang mencakup kebutuhan hara yang diperlukan
tanaman sehingga mampu berproduksi dengan baik

Adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya


terdiri dari bahan organik yang berasal dari tanaman
atau hewan yang telah melalui proses rekayasa untuk
Organik memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah.
Bentuk = Padat & Cair
Contoh = Kotoran sapi, ayam, pembusukan tanaman
Pupuk

Adalah pupuk hasil rekayasa secara kimia, fisik,


dan biologis, dan merupakan hasil industri
Anorganik
(pabrik).
Contoh : NPK. Urea, Phospat
 Bahan:
• 0,5 kg pepaya matang / kulitnya
• 0,5 kg pisang matang / kulitnya
• 0,5 kg nanas matang / kulitnya
• 0,25 kg kacang panjang
• 0,25 kg kangkung
• 1,5 kg kg batang pisang muda
• 1 kg gula pasir
• 0,5 lt air kelapa

 Cara Pembuatan:
1. Haluskan semua bahan dan campur rata
2. Masukkan ke dalam wadah dan tutup selama
7 hari
3. Ambil airnya tiap minggu  airnya bisa
bertahan hingga 6 bulan

 Cara Pemakaian:
Campurkan 3—10 ml air EM4 + 1 liter air
 siap digunakan
Pestisida adalah bahan yang digunakan untuk
mengendalikan, menolak, atau membasmi
organisme pengganggu tanaman (OPT) hama dan
penyakit.

Insektisida = serangga Kimia (Sintesis)  Meracuni


Fungisida = jamur,
cendawan Pestisida Nabati (Organik)  Membuat
hama tidak nafsu makan dan
Bakterisida = bakteri mengganggu reproduksi
hama
Pestisida Herbisida = gulma

Rodentisida = hewan
pengerat

Nematisida = cacing

Helisida = siput, bekicot


Bahan Pestisida Nabati : Jahe, bawang merah, bawang putih, nimba,
tembakau, puntung rokok

Jahe + Bawang Putih + Cabai


25 gr jahe 1. Rendam bawang putih dalam minyak tanah selama 24 jam
50 gr bawang putih 2. Blender rendaman bawang putih bersama jahe, cabai
3. Tambahkan sabun colek dan air
25 gr cabai hijau
4. Aduk rata
10 ml minyak tanah
12 ml sabun colek
3 lt air

 Kutu kebul, Ulat grayak, Lalat buat, dan Thrips

Daun Sirsak
100 lembar daun sirsak tumbuk
1. Campur semua bahan
5 lt air
2. Biarkan selama semalaman
15 gr deterjen
3. Saring
Daun Pepaya
1 kg daun pepaya dirajang kecil  1 lt larutan diencerkan
10 lt air dengan 10—15 lt air
2 sdm minyak tanah
50 gr deterjen
Bawang Putih / Bawang Merah (1:19)
100 gr bawang putih 1. Haluskan bawang putih
2. Rendam dalam minyak sayur, biarkan semalaman
10 ml minyak sayur
3. Campur dengan deterjen dan air
1 sdt detergen 4. Saring
1 lt air
 Aplikasi = campurkan 1 pesnab : 10 air

Daun Sirih
1 kg daun sirih
3 butir bawang merah 1. Tumbuk bahan
5 batang serai 2. Tambahkan air, lalu saring
8 lt air 3. Siap digunakan
50 gr deterjen

Puntung Rokok
100 gram puntung rokok 1. Masukkan puntung rokok ke dalam air
600 ml air 2. Diamkan selama 10 hari
 Umur panen dan bagian yang akan dipanen juga mempengaruhi cara
panen dan pengelolaan pascapanen.
 Daun; Pemanenan daun tanaman obat harus dilakukan dengan hati-hati
karena daun bertekstur lunak dan mudah rusak. Umur petik daun tiap
tanaman juga berbeda, ada yang dipanen saat daun masih muda,
seperti: kumis kucing dan teh. Ada pula tanaman yang dipanen saat
daun sudah tua, contohnya: sirih dan mint. Daun yang dipanen untuk
diambil minyak atsirinya juga harus dilakukan dengan hati-hati dan
harus langsung diolah saat masih segar, agar tidak menghilangkan
kandungan minyaknya.
 Rimpang; Umumnya dapat dipanen pada umur 8-12 bulan. Ketika daun
tanaman sudah mulai menguning dan mengering, rimpang tanaman siap
dipanen.
 Biji; Banyak mengandung tepung, protein dan minyak. Kadar air biji saat
dipanen berbeda-beda bergantung pada umur panen tanaman obat
tersebut. Makin tua umur biji, makin rendah kadar airnya. Sebaiknya
hindari tempat lembap untuk penyimpanan.
 Akar; Untuk akar yang mengandung banyak air pengeringannya
silakukan secara perlahan-lahan guna mengindari pembusukan dan
fermentasi.
1. Mempertahankan dan menjaga
kualitas bahan simplisia
 Mencegah kerusakan
fisiologis
 Mencegah kerusakan
mikrobiologis
 Mencegah kontaminasi hama
 Mencegah/menghilangkan
kontaminasi kimia
2. Meningkatkan daya simpan
bahan simplisia untuk proses
lebih lanjut
3. Meningkatkan nilai jual bahan
simplisia
Tahapan Pembuatan Simplisia

1.
Pengum 2.
pulan Sortasi
Bahan Basah
Baku

4.
3. Pengubah
Pencucian an Bentuk
Lanjutan...

5. Pengeringan 6. Sortasi kering

7. Pengemasan
8. Penyimpanan
1. Sortasi Basah

Kegiatan memilah bahan baku dalam keadaan basah dari


bahan yang tidak diinginkan berupa :

 Bahan tanaman lain yang bukan tanaman dimaksud untuk menjamin


bahan baku betul2 murni
 Bahan tanaman lain yang tidak dikehendaki (akar, ranting dan batang
dipisahkan dari daun)
 Kotoran : tanah, pasir, kerikil, serangga, bagian serangga, kotoran
hewan sehingga bahan baku benar benar bersih
 Bahan organik lain seperti ilalang, tanaman gulma, dsb.
Maksimum 2 %
 Memilah bahan baku berdasarkan ukuran (grading) sehingga
diperoleh bahan baku dengan ukuran yang seragam ( biji2an, buah)
 sarung tangan plastik untuk menjamin kebersihan produk

Tujuan: Mengurangi jumlah pengotor/ bahan asing yang


masih terikut dalam bahan baku akibat proses panen dan
pengumpulan bahan yang kurang tepat
 Pemeriksaan awal bahwa bahan simplisia dalam keadaan segar
(baru panen) dan tidak banyak yang busuk
 Pemisahan bahan simplisia yang layak pasar (marketable) dengan
yang tidak layak pasar
 Membersihkan bahan simplisia dari kotoran/benda asing lain yang
berukuran besar
 Membersihkan bahan simplisia dari yang busuk, tanah, pasir
maupun gulma yang menempel
 Memastikan bahan simplisia benar-benar segar, tidak rusak, tidak
busuk, sudah bebas dan bersih dari kotoran
 Menimbang bahan simplisia hasil penyortiran.
 Mencatat berat simplisia hasil penyortiran.
 Membuat catatan/laporan jika ada hal-hal yang menyimpang
selama penyortiran.
Tujuan

1. Menghilangkan kotoran-kotoran yang


melekat pada bahan tanaman Penampilan fisik
2. Mengurangi kontaminan mikroba yang simplisia lebih
menyebabkan pembusukan pada bahan menarik
tanaman
3. Menghilangkan residu pestisida

Air Bersih
•Bebas dari :
(air minum)
Mikroba patogen: Pseudomonas,
1. Mata air Enterobacter, dsb
2. Air sumur Mikroba indikator pencemar:
3. Air PAM Escherichia coli
Bebas logam berat
Tidak berwarna, Tidak berbau
Manual

Singkat
1. Menggunakan air mengalir –
kotoran tidak menempel
kembali
Mencegah menurunnya
2. Perendaman berulang (daun,
kualitas bahan baku
biji)
3. Penyemprotan untuk kotoran
yang kuat melekat (batang, Zat aktif larut dalam air
rimpang/umbi)
4. Penyikatan-sikat halus bagian
yang sulit dibersihkan
(rimpang/umbi)
Tujuan
1. Membuang sisa air pencucian
2. Memudahkan perajangan
3. Mempercepat pengeringan

Bahan tidak mudah ditumbuhi


bakteri dan jamur

Bahan dihamparkan pada rak – rak dari


kawat kasa/ nyiru /keranjang plastik
berlubang sehingga air sisa pencucian
dapat menetes
Tujuan

1 . Memudahkan proses
pengeringan Bahan (agak keras-besar)
2. Memudahkan proses
pengemasan dan
1. Akar
penyimpanan
2. Kayu
3. Memudahkan proses
3. Batang
pengolahan selanjutnya
4. Buah
(ekstraksi)
5. Umbi
6. Kulit kayu
Ukuran Rajangan

Terlalu tipis – Kehilangan zat aktif (mudah menguap)


Simplisia mudah patah/remuk
Terlalu tebal – pengeringan lama
mudah kontaminasi mikroba
bahan mudah busuk

Arah Rajangan
Membujur (Split)
Sel sel tidak pecah, minyak atsiri tidak mudah
menguap
Melintang (Slice) -> lebih cepat kering
Ketebalan antara 3-4 mm
Arah Rajangan

Membujur , dikerat di kedua sisi – kulit batang dilepaskan


panjang 5-15 cm lebar 2,5 cm

Manual
Menggunakan mesin perajang

Mata pisau tajam -> Tidak merusak penampilan fisik


Pisau bersih -> Mikroba pembusuk tidak tumbuh
Terbuat dari bahan stainless steel – Tidak berkarat
Karat -> Merusak Zat aktif
Logam berbahaya
Proses penghilangan sebagian besar air dari bahan dengan
menggunakan panas hingga mencapai kadar air yang
dibutuhkan

Kadar air simplisia ≤ 10 %

Tujuan
• Mengurangi aktivitas air
• Menghambat pertumbuhan jamur dan mikroba patogen
angka kamir ≤ 104, (Aspergillus flavus ---> aflatoksin, 30 bpj),
• Menghambat terurainya zat aktif krn aktifitas enzim
• Memperpanjang umur simpan
• Meningkatkan kualitas simplisia
Sinar matahari

• Memanfaatkan energi panas matahari


langsung
• (Petani /pengumpul)
• Ketebalan hamparan diperhatikan
• Kulit kayu, Batang, Biji, rimpang
• Sederhana, mudah dan murah
• Kurang higienis (terbuka)
• Mudah terkontaminasi oleh mikroba udara
• Bergantung kepada iklim/cuaca
.

Tujuan
Memisahkan kotoran, bahan organik asing, pengotor fisik,
dan simplisia yang rusak akibat proses penanganan
sebelumnya

Ditimbang Simplisia layak pasar


/tidak layak pasar

% Rendemen ?
Tujuan
 Mempermudah penyimpanan dalam gudang
 Melindungi simplisia pada saat pengangkutan,
dan distribusi, penyimpanan
 Mengefisienkan proses pengiriman
 Melindungi simplisia dari ganguan luar
 (suhu, kelembaban, sinar).
 Melindungi simplisia dari pencemaran mikroba
 Melindungi simplisia dari serangan berbagai jenis serangga
 Melindungi simplisia dari kerusakan mekanik
 Menarik perhatian konsumen
 Bahan pengemas terjamin kebersihannya
 Kering
 Bahan pengemas: bahan plastik
 Silika gel untuk menyerap udara
 Seal menggunakan Pengemas Vakum
 Pelabelan
(identitas, jumlah, kualitas, tanggal
produksi, dan tanggal kadaluarsa)
Fakto Penyebab Kerusakan Simplisia:

 Kadar air
 Kelembaban
 Sinar mata hari langsung
 Oksigen - udara
 Reaksi kimia
 Hama (kutu, rayap,tikus,kecoa )
 Kapang (mycotoxin)
Persyaratan Gudang

 Bersih
 Tertutup
 Penerangan memadai
 Sirkulasi udara bagus
 Tidak lembab (30-55 %)
 Tidak kena sinar matahari langsung
 Digunakan alas kayu untuk meletakkan
simplisia

Sistim “Fisrt in-First Out” (FIFO)


Pengeluara simplisia “Mendahulukan yang disimpan lebih awal”
a. Dikonsumsi b. Pemakaian Luar
• Rebus = daun dewa = darah tinggi • Tapal = bawang putih = bisul
• Seduhan = stevia = diabetes • Balur = bawang merahh = sakit perut
• Perasan = jeruk nipis • Oles = lidah buaya = gigitan nyamuk
• Mandi = daun pandan, jeruk purut

c. Penguapan Hal Yang Harus Diperhatikan

• Ratus = sirih, kayu manis, cengkeh • Merebus menggunakan api kecil


= keputihan • Alat bersih dan higienis (kuali tanah liat
• Ratus daun serai = relaksasi atau stainles steel
• Sauna = serai wangi = menghilangkan • Merebus air disisakan setengahnya
pegal dan menyegarkan badan • Diseduh suhu harus 80 C
Contoh Produk Olahan

Terima kasih

Вам также может понравиться