Вы находитесь на странице: 1из 21

ASKEP ANEMIA DEFISIENSI BESI

Kelompok 4
• 1. ummi khabibatul fitriani
• 2. vania magfiroh wulandari
• 3. wahyu farhatun ni’mah
• 4.wakhida mumtaza
• 5. wardatul muna
• 6.widya kusumaningrum
• 7.widyawati
• 8.yanuba arifah
• 9. yoepiana
Definisi
Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah
merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal.
Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan
suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fsiologis anemia
terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk
mengangkut oksigen ke jaringan.(Brunner & Suddarth)
Anemia defsiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan zat
besi, gangguan absorpsi, serta kehilangan besi akibat perdarahan
menahun
Etiologi
Defisiensi zat besi terjadi jika kecepatan kehilangan atau penggunaan
elemen tersebut melampaui kecepatan asimilasinya. Penurunan cadangan zat
besi jika bukan pada anemia yang nyata, biasanya dijumpai pada bayi dan
remaja dimana merupakan masa terbanyak penggunaan zat besi untuk
pertumbuhan. Neonatal yang lahir dari perempuan dengan defisiensi besi
jarang sekali anemis tetapi memang memiliki cadangan zat besi yang rendah.
Bayi ini tidak memiliki cadangan yang diperlukan untuk pertumbuhan setelah
lahir. ASI merupakan sumber zat besi yang adekuat secara marginal.
Gejala klinik
• Glositis ; lidah merah, bengkak, licin, bersinar dan lunak,
muncul secara sporadis.
• Stomatitis angular ; erosi, kerapuhan dan bengkak di susut
mulut.
• Atrofi lambung dengan aklorhidria ; jarang
• Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson) ; pada
defisiensi zat besi jangka panjang.
• Koilonikia (kuku berbentuk sendok) ; karena pertumbuhan
lambat dari lapisan kuku.
• Menoragia ; gejala yang biasa pada perempuan dengan
defisiensi besi.
Patofisiologi
Perdarahan menahun yang menyebabkan kehilangan besi atau kebutuhan
besi yang meningkat akan dikompensasi tubuh sehingga cadangan besi makin
menurun (Bakta, 2006). Jika cadangan besi menurun, keadaan ini disebut
keseimbangan zat besi yang negatif, yaitu tahap deplesi besi (iron depleted
state). Keadaan ini ditandai oleh penurunan kadar feritin serum, peningkatan
absorbsi besi dalam usus, serta pengecatan besi dalam sumsum tulang
negatif. Apabila kekurangan besi berlanjut terus maka cadangan besi menjadi
kosong sama sekali, penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang sehingga
menimbulkan gangguan pada bentuk eritrosit tetapi anemia secara klinis
belum terjadi.
Keadaan ini disebut sebagai iron deficient erythropoiesis. Pada fase ini

kelainan pertama yang dijumpai adalah peningkatan kadar free

protophorphyrin atau zinc protophorphyrin dalam eritrosit. Saturasi transferin

menurun dan kapasitas ikat besi total (total iron binding capacity = TIBC)

meningkat, serta peningkatan reseptor transferin dalam serum. Apabila

penurunan jumlah besi terus terjadi maka eritropoesis semakin terganggu

sehingga kadar hemoglobin mulai menurun (Tabel 2.2). Akibatnya timbul

anemia hipokromik mikrositik, disebut sebagai anemia defisiensi besi (iron

deficiency anemia).
ASKEP
• Pengkajian
Tahap ini terbagi atas:
1. Anamnesa
a. Identitas Pasien.
Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang
dipakai, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,
golongan darah, no. register, tanggal MRS, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama : Biasanya pasien mengeluh lemas, lesu, dan
pusing.
c. Riwayat Kesehatan.
- Riwayat Penyakit Sekarang
Tanyakan sejak kapan pasien merasakan keluhan seperti yang ada
pada keluhan utama dan tindakan apa saja yang dilakukan pasien
untuk menanggulanginya.
- Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah pasien dulu pernah mengalami perdarahan hebat. Dan
apakah pasien dulu pernah kekurangan makanan yang
mengandung asam folfat, Fe.
- Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit anemia
merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia, sering
terjadi pada beberapa keturunan, dan anemia defisiensi besi yang
cenderung diturunkan secara genetik.
2. Dasar data pengkajian pasien
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala :
• Keletihan, kelemahan, malaise umum.
• Kehilangan produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja
• Toleransi terhadap latihan rendah
• Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
b. Sirkulasi
Gejala :
• Riwayat kehilangan darah kronis, mis, perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan)
• Riwayat endokarditis infektif kronis
• Palpitasi (takikardia kompensasi)
c. Integritas Ego
Gejala :
• Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misal : penolakan transfuri darah
d. Eliminasi
Gejala :
• Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
• Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB)
• Hematemesis, feses dengan darah segar, melena
• Diare atau konstipasi
3. Pemeriksaan SADT
Sediaan apus darah tepi memperlihatkan sel-sel eritrosit bersifat
hipokrom, mikrositik, kadang ditemukan target cell dan poikilosit
berbentuk pensil/ pencil cell. Jumlah retikulosit rendah sebanding
dengan derajat anemia.
4. Pemeriksaan Fisik
• Anemis, tidak disertai ikterus.
• Organomegali dan limphadenopati
• Stomatitis angularis, atrofi papil lidah
• Ditemukan takikardi, murmur sistolik dengan atau tanpa pembesaran
jantung
Pemeriksaan
Menurut Guillermo dan Arguelles (Riswan, 2003) pemeriksaan yang dapat
dilakukan antara lain:
a. Pemeriksaan Laboratorium
• Hemoglobin (Hb)
• Penentuan Indeks Eritrosit (Penentuan indeks eritrosit secara tidak
langsung dengan flowcytometri)
• Pemeriksaan Hapusan Darah Perifer
• Eritrosit Protoporfirin (EP)
• Besi Serum (Serum Iron = SI)
• Serum Transferin (Tf)
• Transferrin Saturation (Jenuh Transferin)
b. Pemeriksaan Sumsum Tulang
Diagnosa Keperawatan
1. Keletihan
Batasan karakteristik :
• Gangguan konsentrasi
• Kelelahan
• Kurang energi
• Peningkatan keluhan fisik
• Tidak mampu mempertahankan aktivitas fisik pada tingkat yang
biasanya
• Tidak mampu mempertahankan rutinitas yang biasanya
Faktor yang berhubungan :
• Kelesuan fisik
• Kelesuan fisiologis (anemia)
NOC
1. Tingkat kelelahan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….. Diharapkan pasien
dapat memenuhi kriteria :
• Kelelahan (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan ke skala 5)
• Kelesuan (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan ke skala 5)
• Gangguan konsentrasi (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan ke
skala 5)
• Sakit kepala (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan ke skala 5)
• Kegiatan sehari-hari (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan ke skala
5)
• Keseimbangan antara kegiatan dan istirahat (Dipertahankan pada skala
3, ditingkatkan ke skala 5)
• Saturasi oksigen (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan ke skala 5)
• Kesadaran (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan ke skala 5)
NIC
1. Manajemen Energi
Aktivitas-aktivitas :
• Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan
konteks usia dan perkembangan
• anjurkan pasien mengungkapkan perasaan secara verbal mengenai
keterbatasan yang dialami
• tentukan persepsi pasien / orang terdekat dengan pasien mengenai
penyebab keletihan
• Perbaiki defisit status fisiologis sebagai prioritas utama
• pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan baik secara farmakologis
maupun non farmakologis
• konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara meningkatkan asupan energi dari
makanan
•Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemen
waktu untuk mencegah kelelahan
• bantu pasien identifikasi pilihan aktivitas-aktivitas yang akan
dilakukan
• anjurkan periode istirahat dan kegiatan secara bergantian
• rencanakan kegiatan pada saat pasien memiliki banyak energi
• monitor respon oksigen pasien saat perawatan maupun saat
melakukan perawatan diri secara mandiri
Diagnosa
2.Ketidak keseimbangan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
• Batasan karakteristik
- ketidak mampuan makan makanan
-kurang minat pada makanan
-penuunan berat badan dengan asupan adekurat
Faktor yang beehubungan
-ketidak mampuan makan
-ketidak mampuan mencerna
-kurang asupan makanan
Noc
2. Status nutrisi (1004)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ……..
Diharapkan pasien dapat memenuhi kriteria
- Asupan gizi (Dipertahankan pada skala 2, ditingkatkan ke
skala 5)
-Asupan makanan (Dipertahankan pada skala 1,
ditingkatkan ke skala 4)
-Asupan cairan (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan
ke skala 5)
-Energi (Dipertahankan pada skala 3, ditingkatkan ke skala
5)
-Rasio berat badan / tinggi badan (Dipertahankan pada
skala 2, ditingkatkan ke skala 4)
Nic
 managemen nutrisi (1100)
Aktivitas-aktivitas
-Tentukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi
kebutuhan gizi
-Identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan ang di miliki pasien
-tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang di butuhkan untuk
pememenuhi persyaratan gizi
-ciptakan lingkungan yang optimal pada saat mengkomsumsi makanan
- anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan makanan tertentu
berdasarkan perkembangan atau usia
-monitor kecenderungan terjadi penurunan dan kenaikan berat badan
-berikan arahan , bila di perlukan
 Monitor nutrisi (1160)
Aktivitas- aktivitas
- timbang berat badan pasien
- monitor kecenderungan turun dan naiknya
berat badan
-identifikasi peeubahan berat badan terakhir
-monitor tugor kulit dan mobilitas
-identifikasi abnormalitas kulit
- monitor adanya mual mutah
-identfikasi perubahan nafsu makanan dan
aktifitas akhir-akhir ini
- mulai tindakan atau berikan rujukan , sesuai
kebutuhan

Вам также может понравиться