Вы находитесь на странице: 1из 21

Iyassalwani

2.2
160204104
Pengertian Sistem Imun
Sistem Imun (bahasa Inggris: immune system) adalah
sistem pertahanan manusia sebagai perlindungan
terhadap infeksi dari makromolekul asing atau
serangan organisme, termasuk virus, bakteri, protozoa
dan parasit. Sistem kekebalan juga berperan dalam
perlawanan terhadap protein tubuh dan molekul lain
seperti yang terjadi pada autoimunitas, dan melawan
sel yang teraberasi menjadi tumor.
Fungsi dari Sistem Imun
 Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum
tulang. Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih
(termasuk limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan
tubuh juga terdapat di tempat lain.
 Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum
lepas ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk
mengembangkan atribut penting yang dikenal sebagai toleransi diri.
 Getah bening
Kelenjar getah bening berbentuk kacang kecil terbaring di sepanjang
perjalanan limfatik. Terkumpul dalam situs tertentu seperti leher, axillae,
selangkangan dan para-aorta daerah. Pengetahuan tentang situs kelenjar getah
bening yang penting dalam pemeriksaan fisik pasien.
 Mukosa
jaringan limfoid terkait (MALT) Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi
dalam kelenjar getah bening dan limpa, jaringan limfoid juga ditemukan di
tempat lain, terutama saluran pencernaan, saluran pernafasan dan saluran
urogenital.
 Pengertian Hematologi..
Hematologi adalah cabang ilmu kesehatan yang
mempelajari darah, organ pembentuk darah dan
penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani haima
artinya darah.
PEMERIKSAAN SISTEM IMUN HUMORAL
A. Pemeriksaan Sistem Imun Humoral Umum
1. Pemeriksaan Imunoglobulin Pengukuran
imunoglobulin mutlak diperlukan pada infeksi
berulang berat
a. Hemaglutinasi
Merupakan cara untuk menemukan antibodi atas
dasar aglutinasi sel darah merah. Uji “Coombs Direk”
merupakan cara untuk menentukan antibodi yang
dapat mengaglutinasikan sel darah merah
Uji “Coombs Indirek” merupakan cara untuk
menentukan antibodi yang tidak begitu efektif untuk
mengaglutinasikan sel darah merah. Aglutinasi terjadi
melalui yang sudah disensitisasi dengan antigen
tertentu.
b. Reaksi Presipitasi Presipitasi dapat terjadi bila
antibodi bereaksi dengan antigen yang larut. Bila
reaksi terjadi dengan bantuan medium / agar,
akan terbentuk lengkung presipitasi.
2. Pemeriksaan Autoantibodi
a. Autoantibodi Organ Spesifik
b. b. Autoantibodi nonorgan spesifik
3. Pemeriksaan Komplemen (Complement Fixation Test)
Kadar yang meningkat sering ditemukan pada proses
inflamasi akut. Komponen komplemen dibagi
menjadi :
a. Komponen dini pada jalur klasik (C1, C4 & C2)
b. Komponen dini pada jalur alternatif (faktor B,
D & P)
c. Komponen lambat pada kedua jalur (C3 & C9)
4. Pemeriksaan Kompleks Imun
Kompleks patogen yang potensial ditemukan dalam
sirkulasi bila ada antigen yang berlebihan. Kompleks
imun berperan pada berbagai penyakit seperti arthritis
rheumatoid, glomerulonefritis, poliarthritis dan
endokarditis.
Adanya kompleks imun dapat dibedakan dengan 2 cara
:
a. Analisi spesimen jaringan untuk melihat komponen
endapan kompleks imun dengan teknik
imunofluoresen.
b. Kompleks imun dalam serum atau cairan tubuh lain.
B. Pemeriksaan Sistem Imun Humoral Khusus
1. Radioimmunoassay (RIA)
2. Radioallergosobent Test
3. Competition RIA
4. Radio Immunosorbent Test (RIST)
5. Sandwhich RIA
6. Immunoradiometric Assay
7. Enzyme Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
8. Fluoresence Immuno Assay
9. Immunodouble Diffusion (ID Ouchterlony)
10. Countercurrent Electrophoresis
11. Single Radial Immunodouble Diffusion (Mancini)
12. Rocket Electrophoresis
13. Immunoelectrophoresis
PEMERIKSAAN SISTEM IMUN SELULER
A. Pemeriksaan Limfosit
1. Kuantitas Sel
a. Isolasi Sel (Ficoll Isopaque)
b. E Rosette
Sel T manusia memiliki reseptor untuk sel darah
merah biri – biri. Bila kedua sel tersebut dicampur
maka akan terbentuk “rosette”.
c. EA Rosette
Sel T dapat dibedakan dari sel B yang tidak
membentuk rosette. Cara lain untuk menunjukkan
rosette yaitu dengan menggunakan reseptor lain yang
ada pada permukaan sel T.
d. Flow Cytometry
Alat yang dapat menghitung serta membedakan satu
sel dengan sel yang lain. Sel dilabel dengan 2-3 bahan
flueresence yang berbeda.
2. Pemeriksaan Fungsi Limfosit
a. Transformasi Limfosit
b. Leucocyte Migration Inhibition Test (LMI)
c. Pemeriksaan Sitotoksisitas
d. Uji proliferasi e. Mixed Lymphocyte Culture
Reaction (MLCR)
f. Plaque Forming Cell (PFC)
B. Pemeriksaan Neutrofil & Monosit
1. Pemeriksaan Kuantitatif
a. Rebuck Skin Window
b. Kemotaksis
c. Fagositosis
Thank

Вам также может понравиться