Вы находитесь на странице: 1из 26

HIKMAH SIKUTIRO

2.2
160204037
Penyakit diabetes terdapat pada sekitar 1 wanita usia
reproduksi dan 1–2% diantaranya akan menderita diabetes
gestasional.Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia
(meningkatanya kadar gula darah) yang terjadi karena
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
􀂙 Banyak kencing (poliuria).
􀂙 Haus dan banyak minum (polidipsia), lapar (polifagia).
􀂙 Letih, lesu.
􀂙 Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya
􀂙 Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangankabur, disfungsi
ereksi pada pria, dan pruritusvulvae pada wanita
• DM tipe 1
– Kerusakan fungsi sel beta di pankreas
– Autoimun, idiopatik

• DM Tipe 2
Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya
daya kerja insulin atau keduanya.

• DM tipe lain:
• Karena kelainan genetik, penyakit pankreas, obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit
lain.
• DM pada masa kehamilan = Gestasional Diabetes
• Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinanyang dialami oleh si Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DMsejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes yang timbul pada
waktu hamil dan menghilang setelah melahirkan.
Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu diabetes mulai sejak sebelum
hamil dan berlanjut setelah hamil.
Klas III : Pregestasional diabetes yang disertai dengan komplikasi
penyakitpembuluh darah seperti retinopati, nefropati, penyakit
pemburuh darah panggul dan pembuluh darah perifer.
90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes termasuk ke
dalam kategori DM Gestasional (TipeII) dan DM yang
tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM, tipe I).
Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu > 200 mg/dl. Gula
darah sewaktumerupakan hasil pemeriksaan sesaat padasuatu
hari tanpa memerhatikan waktumakan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa > 126 mg/dl.Puasa diartikan pasien
tidak mendapatkalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO > 200mg/dl. TTGO
dilakukan dengan Standard WHO, menggunakan beban
glukosa yangsetara dengan 75 g glukosa anhidrus
yangdilarutkan dalam air.
• Tiga hari sebelum pemeriksaan tetapmakan seperti kebiasaan sehari-hari (dengan
karbohidrat yang cukup) dantetap melakukan kegiatan jasmani seperti biasa
• Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulaimalam hari) sebelum pemeriksaan, minumair putih
tanpa gula tetap diperbolehkan
• Diperiksa kadar glukosa darah puasa
• Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa),atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak),
dilarutkandalam 250 ml air dan diminum dalamwaktu 5 menit
• Berpuasa kembali sampai pengambilansampel darah untuk pemeriksaan 2 jamsetelah
minumlarutan glukosa selesai
• Diperiksa kadar glukosa darah 2 jamsesudah beban glukosa
• Selama proses pemeriksaan, subyek yangdiperiksa tetap istirahat dan
tidakmerokok.Apabilahasil pemeriksaan tidak memenuhi criteria normal atau DM,
maka dapat digolongkan kedalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa Terganggu)
atau GDPT (Glukosa Darah Puasa Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
– TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelahpembebanan antara 140 – 199 mg/dl
– GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125mg/dl.
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian daripemeriksaan urine
rutin yang selalu dilakukan diklinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria
􀂙 Digunakan pada pemeriksaan pertama sekaliuntuk tes skrining,
bukan untuk menegakkan diagnosis
􀂙 Nilai (+) sampai (++++)
􀂙 Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebablain, seperti: renal
glukosuria, obat-obatan, dan lainnya
􀂙 Reduksi (++) à kemungkinan KGD: 200 –300 mg%
􀂙 Reduksi (+++) à kemungkinan KGD: 300 –400 mg%
􀂙 Reduksi (++++) àkemungkinan KGD: 􀂙 400 mg%
􀂙 Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
􀂙 Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikanpedoman.
• 1. Umur lebih dari 30 tahun
• 2. Obesitas dengan indeks massa tubuh 􀂙 30 kg/m2
• 3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
• 4. Pernah menderita DM gestasionalsebelumnya
• 5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000gram
• 6. Adanya glukosuria
• 7. Riwayat bayi cacat bawaan
• 8. Riwayat bayi lahir mati
• 9. Riwayat keguguran
• 10. Riwayat infertilitas
• 11. Hipertensi
• 1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulanpertama kehamilan
• 2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat
resistensi insulin
• 3. Infeksi saluran kemih
• 4. Preeklampsi
• 5. Hidramnion
• 6. Retinopati
• 7. Trauma persalinan akibat bayi besar
1. Abortus
2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis,neural tube defek
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. hipocalcemia
7. kematian perinatal akibat diabetikketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia
1. Diet
2. Penyuluhan
3. Exercise (latihan fisik/olah raga)
4. Obat: Oral hipoglikemik, insulin
5. Cangkok pankreas
• Tujuan Pengobatan:
• Mencegah komplikasi akut dan kronik.
• Meningkatkan kualitas hidup, dengan menormalkan KGD, dan dikatakan
penderitaDM terkontrol, sehingga sama dengan orang normal.
• Pada ibu hamil dengan DM, mencegahkomplikasi selama hamil, persalinan,
dan komplikasi pada bayi.
􀂙 Meningkatkan jumlah insulin
􀂙 Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide,dsb.)
􀂙 Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
􀂙 Insulin injeksi
􀂙 Meningkatkan sensitivitas insulin
􀂙 Biguanid/metformin
􀂙 Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
􀂙 Memengaruhi penyerapan makanan
􀂙 Acarbose
􀂙 Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis atau
permen)
􀂙 Kadar gula darah sebelum makan 80-120mg/dl
􀂙 Kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 140mg/dl
􀂙 Kadar HbA1c < 7%
􀂙 Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner, ulkus/
gangren.
􀂙 Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal(gagal ginjal
kronik), syaraf (stroke,neuropati).
􀂙 Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke.
Pengkajian pada klien dengan gangguan sistem endokrin diabetes mellitus dilakukan
mulai dari pengumpulan data yang meliputi : biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama,
sifat keluhan, riwayat kesehatan masa lalu, pemeriksaan fisik, pola kegiatan sehari-hari.
Hal yang perlu dikaji pada klien degan diabetes mellitus :
a.Aktivitas dan istirahat :
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan istirahat dan tidur,
tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan aktivitas dan koma.
b.Sirkulasi
Riwayat hipertensi, penyakit jantung seperti IMA, nyeri, kesemutan pada ekstremitas
bawah, luka yang sukar sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung.
c.Eliminasi
Poliuri,nocturi, nyeri, rasa terbakar, diare, perut kembung dan pucat.
d.Nutrisi
Nausea, vomitus, berat badan menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
e.Neurosensori
Sakit kepala, menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.
f.Nyeri
Pembengkakan perut, meringis.
g.Respirasi
Tachipnea, kussmaul, ronchi, wheezing dan sesak nafas.
h.Keamanan
Kulit rusak, lesi/ulkus, menurunnya kekuatan umum.
i.Seksualitas
Adanya peradangan pada daerah vagina, serta orgasme menurun dan terjadi
impoten pada pria.
Berdasarkan pengkajian data keperawatan yang sering terjadi
berdasarkan teori, maka diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada
klien diabetes mellitus yaitu :
a.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
b.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
c.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
d.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan
ketidakseimbangan glukosa/insulin dan atau elektrolit.
e.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
f.Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka
panjang/progresif yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang
lain.
g.Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat,
kesalahan interpretasi informasi.
a.Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
Tujuan :
Mendemonstrasikan hidrasi adekuat dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi perifer dapat diraba,
turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluaran urine tepat secara individu, dan kadar elektrolit
dalam batas normal.
Intervensi :
1.)Pantau tanda-tanda vital.
Rasional : Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia.
2.)Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : Merupakan indikator dari tingkat dehidrasi, atau volume sirkulasi yang adekuat.
3.)Pantau masukan dan keluaran, catat berat jenis urine.
Rasional : Memberikan perkiraan kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan
dari terapi yang diberikan.
4.)Timbang berat badan setiap hari.
Rasional : Memberikan hasil pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung
dan selanjutnya dalam memberikan cairan pengganti.
5.)Berikan terapi cairan sesuai indikasi.
Rasional : Tipe dan jumlah dari cairan tergantung pada derajat kekurangan cairan dan respons
pasien secara individual.
b.Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakcukupan insulin,
penurunan masukan oral.
Tujuan :
Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat
Menunjukkan tingkat energi biasanya
Berat badan stabil atau bertambah.
Intervensi :
1.)Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dapat
dihabiskan oleh pasien.
Rasional : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapeutik.
2.)Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi.
Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat (termasuk absorbsi dan utilisasinya).
3.)Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki termasuk kebutuhan etnik/kultural.
Rasional : Jika makanan yang disukai pasien dapat dimasukkan dalam perencanaan makan,
kerjasama ini dapat diupayakan setelah pulang.
4.)Libatkan keluarga pasien pada perencanaan makan sesuai indikasi.
Rasional : Meningkatkan rasa keterlibatannya; memberikan informasi pada keluarga untuk memahami
nutrisi pasien.
5.)Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi.
Rasional : Insulin reguler memiliki awitan cepat dan karenanya dengan cepat pula dapat membantu
memindahkan glukosa ke dalam sel.
c.Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
Tujuan :
Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi.
Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk mencegah terjadinya infeksi.
Intervensi :
1).Observasi tanda-tanda infeksi dan peradangan.
Rasional : Pasien mungkin masuk dengan infeksi yang biasanya telah mencetuskan keadaan
ketoasidosis atau dapat mengalami infeksi nosokomial.
2).Tingkatkan upaya untuk pencegahan dengan melakukan cuci tangan yang baik pada semua orang
yang berhubungan dengan pasien termasuk pasiennya sendiri.
Rasional : Mencegah timbulnya infeksi silang.
3).Pertahankan teknik aseptik pada prosedur invasif.
Rasional : Kadar glukosa yang tinggi dalam darah akan menjadi media terbaik bagi pertumbuhan
kuman.
4).Berikan perawatan kulit dengan teratur dan sungguh-sungguh.
Rasional : Sirkulasi perifer bisa terganggu yang menempatkan pasien pada peningkatan resiko
terjadinya kerusakan pada kulit/iritasi kulit dan infeksi.
5).Lakukan perubahan posisi, anjurkan batuk efektif dan nafas dalam.
Rasional : Membantu dalam memventilasi semua daerah paru dan memobilisasi sekret.
d.Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori berhubungan dengan ketidakseimbangan
glukosa/insulin dan atau elektrolit.
Tujuan :
Mempertahankan tingkat kesadaran/orientasi.
Mengenali dan mengkompensasi adanya kerusakan sensori.
Intervensi :
1.)Pantau tanda-tanda vital dan status mental.
Rasional : Sebagai dasar untuk membandingkan temuan abnormal
2.)Panggil pasien dengan nama, orientasikan kembali sesuai dengan kebutuhannya.
Rasional : Menurunkan kebingungan dan membantu untuk mempertahankan kontak dengan realitas.
3.)Pelihara aktivitas rutin pasien sekonsisten mungkin, dorong untuk melakukan kegiatan sehari-hari
sesuai kemampuannya.
Rasional : Membantu memelihara pasien tetap berhubungan dengan realitas dan mempertahankan
orientasi pada lingkungannya.
4.)Selidiki adanya keluhan parestesia, nyeri atau kehilangan sensori pada paha/kaki.
Rasional : Neuropati perifer dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman yang berat, kehilangan sensasi
sentuhan/distorsi yang mempunyai resiko tinggi terhadap kerusakan kulit dan gangguan
keseimbangan.
e.Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
Tujuan :
Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.
Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang
diinginkan.
Intervensi :
1.)Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan aktivitas.
Rasional : Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk meningkatkan tingkat aktivitas
meskipun pasien mungkin sangat lemah.
2.)Berikan aktivitas alternatif dengan periode istirahat yang cukup.
Rasional : Mencegah kelelahan yang berlebihan.
3.)Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan tekanan darah sebelum/sesudah melakukan
aktivitas.
Rasional : Mengindikasikan tingkat aktivitas yang dapat ditoleransi secara fisiologis.
4.)Tingkatkan partisipasi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
Rasional : Meningkatkan kepercayaan diri/harga diri yang positif sesuai tingkat aktivitas
yang dapat ditoleransi.
f.Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang tidak dapat diobati,
ketergantungan pada orang lain.
Tujuan :
Mengakui perasaan putus asa
Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi perasaan.
Membantu dalam merencanakan perawatannya sendiri dan secara mandiri mengambil tanggung
jawab untuk aktivitas perawatan diri.
Intervensi :
1.)Anjurkan pasien/keluarga untuk mengekspresikan perasaannya tentang perawatan di rumah sakit
dan penyakitnya secara keseluruhan.
Rasional : Mengidentifikasi area perhatiannya dan memudahkan cara pemecahan masalah.
2.)Tentukan tujuan/harapan dari pasien atau keluarga.
Rasional : Harapan yang tidak realistis atau adanya tekanan dari orang lain atau diri sendiri dapat
mengakibatkan perasaan frustasi.kehilangan kontrol diri dan mungkin mengganggu kemampuan
koping.
3.)Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri dan berikan
umpan balik positif sesuai dengan usaha yang dilakukannya.
Rasional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
4.)Berikan dukungan pada pasien untuk ikut berperan serta dalam perawatan diri sendiri.
Rasional : Meningkatkan perasaan kontrol terhadap situasi.
g.Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya pemajanan/mengingat, keselahan interpretasi informasi.
Tujuan :
Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit.
Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit dan menghubungkan gejala
dengan faktor penyebab.
Dengan benar melakukan prosedur yang perlu dan menjelaskan rasional tindakan.
Intervensi :
1.)Ciptakan lingkungan saling percaya
Rasional : Menanggapai dan memperhatikan perlu diciptakan sebelum pasien bersedia mengambil
bagian dalam proses belajar.
2.)Diskusikan dengan klien tentang penyakitnya.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pertimbangan dalam
memilih gaya hidup.
3.)Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat.
Rasional : Kesadaran tentang pentingnya kontrol diet akan membantu pasien dalam merencanakan
makan/mentaati program.
4.)Diskusikan pentingnya untuk melakukan evaluasi secara teratur dan jawab pertanyaan
pasien/orang terdekat.
Rasional : Membantu untuk mengontrol proses penyakit dengan lebih ketat.

Вам также может понравиться