Вы находитесь на странице: 1из 38

Oleh :

P. Harefa, SKM, MPH


PENDAHULUAN

 Surveilens merupakan suatu proses dinamik untuk


mengumpulkan data dan melakukan analisis serta
penyusunan laporan mengenai suatu kejadian
yang muncul di satu populasi.
 Sebagai dasar dari program epidemiologi rumah
sakit, surveilens harus mampu
- Menyediakan informasi mengenai
angka kejadian infeksi nosokomial atau
efek samping yang lain
- Mendeteksi perkembangannya dari
waktu ke waktu
- Melakukan investigasi jika terjadi
peningkatan kasus yang signifikan
- Mengembangkan upaya-upaya
pengendalian dan menilai apakah
intervensi yang dilakukan cukup efektif.
 Data surveilans juga harus dapat digunakan untuk
memantau ketaatan petugas kesehatan terhadap
standard-standard yang ada di rumah sakit,
mendeteksi secara teknis proses terjadinya
outbreaks dan mengevaluasi praktek-praktek yang
berpotensi menimbulkan infeksi nosokomial di
rumah sakit
 Berbagai studi menunjukkan bahwa surveilens dan
program pengendalian infeksi di rumah sakit secara
bermakna dapat menurunkan angka kejadian surgical
site infection (SSI), pneumonia, infeksi saluran
kencing, dan bakteremia.
 Oleh sebab itu, surveilens menjadi salah satu proses
penting yang harus dilakukan di rumah sakit untuk
melindungi pasien dan petugas kesehatan dari
berbagai risiko yang kemungkinan timbul.
 Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan
pengamatan secara sistematis dan terus menerus
terhadap penyakit atau masalah-masalah
kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi
resiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah
kesehatan tersebut agar dapat melakukan
tindakan penanggulangan secara efektif dan
efisien melalui proses pengumpulan, pengolahan
data dan penyebaran informasi epidemiologi
kepada penyelenggara program kesehatan.
 Rumah sakit merupakan tempat yang paling
mudah menularkan penyakit. Oleh karena,
pengamatan epidemiologi harus dilakukan secara
intensif oleh petugas khusus
 Penularan penyakit di Rumah Sakit dapat terjadi
melalui :
- Penderita ke Penderita
- Petugas Kesehatan ke Penderita
- Alat-alat yang digunakan
- Sumber air yang tercemar
 Penderita yang dirawat di Rumah Sakit merupakan
penjamu yang rentan. Hal ini disebabkan :
- Penyakit atau kondisi yang telah ada
- Karena sedang dalam pengobatan
- Infus, kateter dan jarum suntik
- Peralatan yang dipergunakan terkontaminsasi
oleh mikroorganisme
 Pengamatan dan pengendalian penyakit di Rumah
Sakit sangat penting, karena mungkin saja
penderita datang ke RS dan dirawat karena
penyakit tertentu, kemudian timbul berbagai
komplikasi karena tertular dengan penyakit lain
yang datang dari sesama penderita, petugas yang
merawat atau peralatan yang digunakan.
 Suatu kegiatan surveilans harus mempunyai tujuan
yang jelas dan ditinjau secara berkala untuk
menyesuaikan dengan situasi, kondisi dan kebutuhan
yang mungkin telah berubah.
 Perubahan-perubahan yang mungkin terjadi antara
lain, meliputi:
- Adanya infeksi yang baru
- Perubahan kelompok populasi pasien,
misalnya adanya penerapan cara intervensi
yang baru
- Adanya perubahan pola kuman penyakit
- Adanya perubahan pola resistensi kuman
terhadap antibiotika
 Tujuan dari surveilans sangat tergantung kepada
kebutuhan rumah sakit, yaitu :
1. Mendapatkan data dasar endemik
2. Menurunkan Angka Infeksi Di Rumah
Sakit
3. Mengidentifikasi KLB
4. Meyakinkan petugas medis
5. Mengevaluasi sistem pengendalian
6. Memenuhi persyaratan administratif
7. Membandingkan angka infeksi antar
rumah sakit
8. Untuk mengantisipasi tuntutan
malpraktek
 Dasar dari surveilens adalah pengumpulan data secara
sistematik untuk tujuan spesifik pada suatu kejadian
dalam periode waktu tertentu, mengelola dan
mengorganisasi, melakukan analisis dan interpretasi
serta mengkomunikasikan hasil surveilens kepada
pihak-pihak yang berkompeten untuk ditindaklanjuti.
 Staf yang bertanggungjawab untuk surveilens harus
mengidentifikasi terlebih dahulu masalah atau
kejadian yang dicurigai serta menentukan populasi
yang akan diteliti.
 Staf harus mendefinisikan secara tertulis masalah
yang akan dikaji dalam format yang ringkas dan
menghindari keragaman penafsiran.
 Definisi yang ditetapkan tersebut harus secara
konsisten digunakan selama proses pengumpulan data
 Kekeliruan dalam mengaplikasikan definisi ini akan
dapat berakibat buruk untuk rumah sakit.
 Untuk menetapkan definisi ini sebetulnya dapat
mengacu pada CDC (Centre for Disease Control),
meskipun kadang diperlukan modifikasi, sesuai
dengan pertimbangan yang ada di masing-masing
rumah sakit.
 Suatu infeksi disebut sebagai hospital acquired
apabila terjadi 48-72 jam setelah pasien masuk rumah
sakit dan dalam kurun waktu 10 hari setelah pasien
boleh meninggalkan rumah sakit.
 Tidak disebut sebagai infeksi nosokomial apabila
terjadinya pada saat pasien masuk
 Suatu infeksi dikatakan sebagai nosokomial apabila
kejadiannya berkaitan dengan suatu prosedur
medik, terapi, atau kejadian penyakit setelah
pasien masuk ke rumah sakit.
 Sebagai contoh adalah
- Infeksi dalam aliran darah berkaitan
dengan pemasangan central venous
catheter
- Pneumonia berkaitan dengan ventilasi
mekanik
- Infeksi saluran kencing (UTI=urinary tract
infection) berkaitan dengan pemasangan
kateter dapat dikatakan nosokomial apabila
onset infeksi terjadi dalam waktu 72 jam
pertama setelah pasien dirawat di
rumah sakit.
 Ada banyak metode surveilans infeksi nosokomial
yang digunakan antara lain yaitu :
1. Metode surveilans berdasarkan cara
melaksanakan surveilans
2. Metode surveilans berdasarkan waktu
pelaksanaan surveilans
 Metode surveilans berdasarkan cara melaksanakan
surveilans, yaitu :
a. Survei pasif
b. Survei aktif
 Metode surveilans berdasarkan waktu pelaksanaan
surveilans, yaitu :
a. Survei berkala
b. Survei per bagian yang berlangsung terus
menerus
c. Survei yang dilaksanakan pada saat
tertentu ( Point Surveilance )
 Dalam survei untuk menentukan angka kejadian
terdapat bermacam-macam metoda untuk identifikasi
kasus, antara lain:
1. Pengamatan terhadap kasus-kasus
prospektif
2. Pengamatan terhadap kartu rekam medik
3. Pengamatan pasien yang memakai
antibiotika
4. Pengamatan terhadap pasien yang
mempunyai sampel bakteri
KEGIATAN POKOK
PENGAMATAN EPIDEMIOLOGI
LANGKAH KEGIATAN PENGAMATAN
EPIDEMIOLOGI
Pengumpulan Pengolahan & Analisis dan
Data Penyajian Data Interpretasi data

Tindakan Pencegahan Pembuatan laporan,


& Penanggulangan Rekomendasi tindak
lanjut & Diseminasi
Informasi
KEGIATAN POKOK PENGAMATAN
EPIDEMIOLOGI
1. PENGUMPULAN DATA
Data yang terdapat ada setiap kasus
selalu direkam, baik manual maupun
dengan komputerisasi, yg terdiri dari data
identitas dan data epidemiologi yang
dibutuhkan sesuai dengan tujuan surveilans
Cara pengumpulan data :
1. Surveilans aktif
Kegiatan sueveilans dimana para petugas
surveilans mendatangi sumber data (unit
yan kes, masyarakat, atau sumber lainnya)
2. Surveilans pasif
Kegiatan surveilans dimana para petugas
surveilans menunggu laporan yg dikirim
oleh sumber data
2. PENGOLAHAN/PENYAJIAN DATA
Data mentah diolah menjadi tabel, grafik, dan
peta menurut golongan umur, jenis kelamin,
tempat dan waktu, atau berdasarkan faktor
resiko tertentu, dsb, sesuai dengan
kebutuhan program
3. ANALISA DATA
Untuk melakukan analisis epidemiologi,
sangat dibutuhkan kemampuan yang
memadai dibidang epidemiologi, komunikasi
dan wawasan yg luas

Analisis dapat dibagi menjadi 2 bagian


besar, yaitu :
1. Analisis sederhana
Analisis data mentah menjadi tabel,
grafik atau peta. Penyajian tersebut bersifat
sederhana, variabelnya tidak banyak, dan
maksud yg diharapkan oleh penganalisis
dapat dipahami
2. Analisis lanjut
Analisis terhadap tabel, grafik dan peta yang
menghasilkan telaah yang mendalam
terhadap suatu masalah
4. REKOMENDASI & PENYEBARLUASAN
INFORMASI
Data hasil analisis data dibuat
rekomendasi untuk tindak lanjut

Data yg telah diolah diinformasikan


kepada program terkait dan kepada pimpinan
Penyebaran informasi dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain
- Menyampaikan tabel, grafik atau peta
dalam sebuah buku atau laporan kegiatan
surveilans
- Menyampaikan hasil analisis lanjut kepada
program terkait atau penelitian
- Menyampaikan hasil analisis dalam
suatu pertemuan/seminar
- Menyampaikan hasil analisis pada suatu
buletin, baik cetak maupun elektronik
- Tim teknis surveilans terlibat dalam
perencanaan, pengendalian, monitoring dan
evaluasi program atau penelitian
SUMBER DATA PENGAMATAN
EPIDEMIOLOGI
 Laporan kematian
 Laporan kesakitan
 Laporan KLB/wabah
 Laporan laboratorium
 Laporan hasil penyelidikan kasus
 Survei khusus
 Informasi tentang vektor & sumber penularan
 Data demografi dan lingkungan
PENYELENGGARAAN PENGAMATAN
EPIDEMIOLOGI

1. Metode pelaksanaan
a. Surveilans epidemiologi rutin terpadu
b. Surveilans epidemiologi khusus
c. Surveilans sentinel
d. Studi epidemiologi
2. Aktifitas pengumpulan data
1. Surveilans aktif
2. Surveilans pasif
3. Pola pelaksanaan
a. Pola kedaruratan
b. Pola selain kedaruratan
4. Kualitas pemeriksaan
a. Bukti klinis (tanpa pemeriksaan)
b. Bukti laboratorium atau dengan
peralatan khusus

Вам также может понравиться