0 оценок0% нашли этот документ полезным (0 голосов)
15 просмотров15 страниц
Model endapan galena skarn di Tapango Sulawesi Selatan terbentuk akibat intrusi monzonit/granodiorit ke batuan sedimen vulkanik gampingan. Intrusi ini menghasilkan mineralisasi galena di wilayah kontak antara batuan intrusi dan sedimen yang telah menjadi skarn. Estimasi sumber daya galena sekitar 400mx500m dengan ketebalan 7,5m di bagian barat laut dan 250mx300m dengan ketebalan 1m di bagian tenggara.
Исходное описание:
Оригинальное название
Model endapan galena skarn di Tapango Sulawesi selatan.pptx
Model endapan galena skarn di Tapango Sulawesi Selatan terbentuk akibat intrusi monzonit/granodiorit ke batuan sedimen vulkanik gampingan. Intrusi ini menghasilkan mineralisasi galena di wilayah kontak antara batuan intrusi dan sedimen yang telah menjadi skarn. Estimasi sumber daya galena sekitar 400mx500m dengan ketebalan 7,5m di bagian barat laut dan 250mx300m dengan ketebalan 1m di bagian tenggara.
Model endapan galena skarn di Tapango Sulawesi Selatan terbentuk akibat intrusi monzonit/granodiorit ke batuan sedimen vulkanik gampingan. Intrusi ini menghasilkan mineralisasi galena di wilayah kontak antara batuan intrusi dan sedimen yang telah menjadi skarn. Estimasi sumber daya galena sekitar 400mx500m dengan ketebalan 7,5m di bagian barat laut dan 250mx300m dengan ketebalan 1m di bagian tenggara.
selatan Endapan Mineral Tipe Skarn Pengertian § Skarn adalah sebuah terminology pada dunia pertambangan untuk mengidentifikasikan suatu lapisan seperti seam yang berwarna gelap (kehitaman) akibat dari adanya intrusi (terobosan) oleh fluida pembawa bijih. § Endapan skarn juga dikenal dengan beberapa terminology lain, yaitu : hydrothermal metamorphic, igneous metamorphic, dan contact metamorphic. § Umumnya terbentuk (namun tidak selalu) pada kontak antara intrusi plutonik dengan batuan induk (country rock) karbonat. § Temperatur pembentukan endapan skarn ini berkisar sekitar 650-440 °C. § Beberapa mineral bijih (oksida ataupun sulfide) dan fluorite biasanya muncul (terbentuk) pada lingkungan skarn ini. § Umumnya dijumpai fluorite (CaF2) mendukung pendapat bahwa silika dan beberapa logam bereaksi dengan batuan gamping. Mineralisasi
Mineral-mineral penting yang terbentuk (terdapat) pada skarn antara lain:
andradite (Ca3Fe2Si3O12)-garnet, hedenbergite (CaFeSi2O6)-diopside (CaMgSi2O6), iron-rich hornblende, dan actionalite (Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2)- tremolite (Ca2Mg5Si8O22(OH)2). Pada umumnya mineral-mineral di atas merupakan mineral-mineral yang umum terbentuk pada lingkungan metamorfik. Klasifikasi endapan skarn
Skarn dapat dikelompokkan sesuai dengan batuan yang digantikannya.
Ada 2 (dua) terminologi pembagian utama, yaitu : EXOSKARN dan ENDOSKARN. 1. Exoskarn : digunakan jika replacement yang terjadi pada batuan karbonat metasedimen (umumnya berupa marble). 2. Endoskarn : digunakan jika replacement terhadap batuan intrusi. Beberapa ahli mengembangkannya untuk jenis batuan lain, termasuk shales, vulkanik, dll. Tetapi kebanyakan endapan-endapan skarn yang ada di dunia terdapat dalam “calcic exoskarns”. Genesa Endapan Skarn
Stage 1: Metamorfisme (proses isokimia) intrusi kontak dengan batuan
samping (batugamping) reksristalisasi batuan jadi lebih brittle media rekahan infiltrasi fluida. Stage 2: Metasomatisme infiltrasi fluida tahap 1 endapan skarn pluton mulai mendingin pengendapan mineral bijih (mineral anhydrous) pengendapan mineral oksida (magnetit, kasiterit) pengendapan mineral sulfide. Stage 3: Retrograde alteration pelarutan kalsium pembentukan epidot (low- iron), klorit, aktinolit, dll. penurunan temperatur pembentukan mineral sulfida larutan sisa kontak dengan marbelà netralisasi larutan hidrothermal pembentukan mineral bijih berkadar sulfida tinggi. Tahapan 1 dan 2 dalam Pembentukan Endapan Skarn Tahapan 3 dalam Pembentukan Endapan Skarn Awal Metmorfosis (stage 1) - Tahapan ini mengakibatkan rekristalisasi dari batuan samping akibat adanya intrusi. Batugamping marbel; shale hornfles; serta Batupasir kwarsit. - Reaksi-reaksi terbentuknya skarn dapat terjadi di sepanjang kontak batuan. - Secara prinsip, proses-proses ini membentuk adanya isokimia metamorfisme akibat dari difusi unsur-unsur akibat pergerakan fluida, dan merupakan bagian dari pergerakan air metamorfik. - Batuan akan menjadi lebih brittle dan menjadi media yang lebih baik untuk infiltrasi fluida-fluida pada tahapan selanjutnya (stage 2). Beberapa tahapan metamorfosis (stage 2) - Adanya infiltrasi antara fluida hidrothermal-metamorfik mengakibatkan terubahnya yang sebelumnya sudah terbentuk pada tahapan pertama menjadi skarn. - Proses ini terjadi pada temperatur 800-400 °C, mineral bijih akan mulai t erendapkan pada saat pluton mulai mengalami pendinginan. - Mineral-mineral yang terbentuk pada tahapan ini relatif bersifat anhydrous. - Pengendapan mineral-mineral oksida (magnetite dan kasiterit) dan disusul oleh sulfida- sulfida mulai terbentuk pada tahapan akhir di stage ini. Alterasi Perubahan (stage 3) - Tahapan ini merupakan retrograde (perusakan) yang diikuti oleh pendinginan pluton dan menyebabkan terjadinya alterasi hydrous akibat infiltrasi air meteorik. - Kalsium akan terlindikan (leached) dan menghasilkan mineral-mineral seperti epidot (low-iron), klorit, aktinolit, dll. - Penurunan temperatur akan menyebabkan terbentuknya mineral-mineral sulfida. - Kontak reaksi dengan marbel akan mengakibatnya netralisasi larutan hidrothermal, sehingga mengakibatkan terbentuk bijih sulfida dengan kadar yang tinggi. - Proses retrograde yng akan menghasilkan alterasi ini akan lebih intensif berlangsung pada kedalaman yang dangkal. Intrusi monzonit/granodiorit terhadap batuan sedimen vulkanik gampingan, telah menghasilkan mineralisasi galena di wilayah Kecamatan Tapango bagian timur laut hingga ke Kecamatan Anreapi. Mineralisasi galena terdapat di wilayah kontak aureole antara batuan intrusi dan sedimen sebagian besar telah menjadi skarn, dicirikan dengan adanya garnet, epidot, urat-urat kalsit dan sebagian khlorit membentuk urat-urat halus. Arah mineralisasi di bagian barat laut yaitu N 263°E/30° dengan ketebalan antara 1.0 m hingga 3.0 m, ditemukan ada empat lapisan dari hasil pemboran uji. Sedangkan di bagian tenggara baru ditemukan 1,0 m dan masih dilakukan pemboran uji, untuk mencari data ketebalan yang dibawahnya. Dan akan dilakukan perluasan dan pencarian galena kearah timur laut, karena ketebalan lapisan batuan samping melebar kearah tersebut. Selain galena ditemukan juga sedikit tembaga sekunder berupa malahit dan azurite, pirit halus dan sphalerit. Singkapan tersebut terletak pada batas kontak antara batuan beku dan sedimen, dengan ubahan argilik dan silisifikasi kuat. Urat- urat kuarsa halus bersama khlorit berbentuk pita halus, di dalamnya mengandung pirit halus dan sedikit galena. Dari hasil penelitian diperkirakan kadar Pb antara 7,11% hingga 39,77%, selain itu kadar Zn antara 0,2% hingga 0,9% dan Cu antara 140 ppm hingga 664 ppm. Hasil analisa kimia tersebut dilakukan terhadap mineral galena dengan ikutannya shalerit dan malahit-azurit. Kadar Pb tersebut rata-rata kurang dari 45% (standar ekonomis untuk pemasaran), sehingga kalau dilakukan smelter hasilnya tidak sesuai dengan bahan yang diolah. Peremukan yang dilakukan oleh perusahaan, hanya untuk penyesuaian permintaan dari pihak pembeli yang kemungkinannya akan dilakukan smelter di Singapura. Kondisi lapangan memperlihatkan adanya pelebaran singkapan dari hasil pengupasan melebar kearah barat laut dan tenggara, sedangkan kearah timurlaut belum dilakukan penelitian dan pengupasan. Hasil pengamatan lapangan galena ditemukan di dalam batuan yang mengalami skarnisasi, sebagian kontak metasomatis selain itu ditemukan juga adanya beberapa retas andesit basaltik yang memotong batuan sedimen sebagai batuan samping dan juga terhadap monzonit/granodiorit. Estimasi sumber daya, dilihat dari hasil pemboran dan pengupasan dibagian barat laut sekitar 400 m x 500 m dengan total ketebalan 7,5 m, sedangkan di bagian tenggara sekitar 250 m x 300 m baru ditemukan tebalnya 1,0 m. Hasil pengamatan lapangan terlihat adanya dinding pengupasan tebalnya ± 25 m. SELESAI TERIMA KASIH