Вы находитесь на странице: 1из 15

Model endapan galena

skarn di Tapango Sulawesi


selatan
Endapan Mineral Tipe Skarn
Pengertian
§ Skarn adalah sebuah terminology pada dunia pertambangan untuk
mengidentifikasikan suatu lapisan seperti seam yang berwarna gelap
(kehitaman) akibat dari adanya intrusi (terobosan) oleh fluida pembawa bijih.
§ Endapan skarn juga dikenal dengan beberapa terminology lain, yaitu :
hydrothermal metamorphic, igneous metamorphic, dan contact metamorphic.
§ Umumnya terbentuk (namun tidak selalu) pada kontak antara intrusi plutonik
dengan batuan induk (country rock) karbonat.
§ Temperatur pembentukan endapan skarn ini berkisar sekitar 650-440 °C.
§ Beberapa mineral bijih (oksida ataupun sulfide) dan fluorite biasanya muncul
(terbentuk) pada lingkungan skarn ini.
§ Umumnya dijumpai fluorite (CaF2) mendukung pendapat bahwa silika dan
beberapa logam bereaksi dengan batuan gamping.
Mineralisasi

Mineral-mineral penting yang terbentuk (terdapat) pada skarn antara lain:


andradite (Ca3Fe2Si3O12)-garnet, hedenbergite (CaFeSi2O6)-diopside
(CaMgSi2O6), iron-rich hornblende, dan actionalite (Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2)-
tremolite (Ca2Mg5Si8O22(OH)2).
Pada umumnya mineral-mineral di atas merupakan mineral-mineral yang
umum terbentuk pada lingkungan metamorfik.
Klasifikasi endapan skarn

Skarn dapat dikelompokkan sesuai dengan batuan yang digantikannya.


Ada 2 (dua) terminologi pembagian utama, yaitu : EXOSKARN dan ENDOSKARN.
1. Exoskarn : digunakan jika replacement yang terjadi pada batuan karbonat
metasedimen (umumnya berupa marble).
2. Endoskarn : digunakan jika replacement terhadap batuan intrusi.
Beberapa ahli mengembangkannya untuk jenis batuan lain, termasuk shales,
vulkanik, dll. Tetapi kebanyakan endapan-endapan skarn yang ada di dunia
terdapat dalam “calcic exoskarns”.
Genesa Endapan Skarn

 Stage 1: Metamorfisme (proses isokimia) intrusi kontak dengan batuan


samping (batugamping) reksristalisasi batuan jadi lebih brittle media
rekahan infiltrasi fluida.
 Stage 2: Metasomatisme infiltrasi fluida tahap 1 endapan skarn pluton
mulai mendingin pengendapan mineral bijih (mineral anhydrous) pengendapan
mineral oksida (magnetit, kasiterit) pengendapan mineral sulfide.
 Stage 3: Retrograde alteration pelarutan kalsium pembentukan epidot (low-
iron), klorit, aktinolit, dll. penurunan temperatur pembentukan mineral
sulfida larutan sisa kontak dengan marbelà netralisasi larutan
hidrothermal pembentukan mineral bijih berkadar sulfida tinggi.
Tahapan 1 dan 2 dalam Pembentukan
Endapan Skarn
Tahapan 3 dalam Pembentukan Endapan
Skarn
Awal Metmorfosis (stage 1)
- Tahapan ini mengakibatkan rekristalisasi dari batuan samping akibat adanya
intrusi. Batugamping marbel; shale hornfles; serta Batupasir kwarsit.
- Reaksi-reaksi terbentuknya skarn dapat terjadi di sepanjang kontak batuan.
- Secara prinsip, proses-proses ini membentuk adanya isokimia metamorfisme
akibat dari difusi unsur-unsur akibat pergerakan fluida, dan merupakan bagian
dari pergerakan air metamorfik.
- Batuan akan menjadi lebih brittle dan menjadi media yang lebih baik untuk
infiltrasi fluida-fluida pada tahapan selanjutnya (stage 2).
Beberapa tahapan metamorfosis (stage 2)
- Adanya infiltrasi antara fluida hidrothermal-metamorfik mengakibatkan terubahnya yang
sebelumnya sudah terbentuk pada tahapan pertama menjadi skarn.
- Proses ini terjadi pada temperatur 800-400 °C, mineral bijih akan mulai t
erendapkan pada saat pluton mulai mengalami pendinginan.
- Mineral-mineral yang terbentuk pada tahapan ini relatif bersifat anhydrous.
- Pengendapan mineral-mineral oksida (magnetite dan kasiterit) dan disusul oleh sulfida-
sulfida mulai terbentuk pada tahapan akhir di stage ini.
Alterasi Perubahan (stage 3)
- Tahapan ini merupakan retrograde (perusakan) yang diikuti oleh pendinginan
pluton dan menyebabkan terjadinya alterasi hydrous akibat infiltrasi air meteorik.
- Kalsium akan terlindikan (leached) dan menghasilkan mineral-mineral seperti
epidot (low-iron), klorit, aktinolit, dll.
- Penurunan temperatur akan menyebabkan terbentuknya mineral-mineral sulfida.
- Kontak reaksi dengan marbel akan mengakibatnya netralisasi larutan
hidrothermal, sehingga mengakibatkan terbentuk bijih sulfida dengan kadar yang
tinggi.
- Proses retrograde yng akan menghasilkan alterasi ini akan lebih intensif berlangsung pada
kedalaman yang dangkal.
 Intrusi monzonit/granodiorit terhadap batuan sedimen
vulkanik gampingan, telah menghasilkan mineralisasi
galena di wilayah Kecamatan Tapango bagian timur laut
hingga ke Kecamatan Anreapi. Mineralisasi galena
terdapat di wilayah kontak aureole antara batuan intrusi
dan sedimen sebagian besar telah menjadi skarn,
dicirikan dengan adanya garnet, epidot, urat-urat kalsit
dan sebagian khlorit membentuk urat-urat halus.
Arah mineralisasi di bagian barat laut yaitu N 263°E/30° dengan ketebalan
antara 1.0 m hingga 3.0 m, ditemukan ada empat lapisan dari hasil pemboran uji.
Sedangkan di bagian tenggara baru ditemukan 1,0 m dan masih dilakukan
pemboran uji, untuk mencari data ketebalan yang dibawahnya. Dan akan
dilakukan perluasan dan pencarian galena kearah timur laut, karena ketebalan
lapisan batuan samping melebar kearah tersebut.
Selain galena ditemukan juga sedikit tembaga sekunder berupa malahit dan
azurite, pirit halus dan sphalerit. Singkapan tersebut terletak pada batas kontak
antara batuan beku dan sedimen, dengan ubahan argilik dan silisifikasi kuat. Urat-
urat kuarsa halus bersama khlorit berbentuk pita halus, di dalamnya mengandung
pirit halus dan sedikit galena.
 Dari hasil penelitian diperkirakan kadar Pb antara 7,11% hingga 39,77%, selain itu
kadar Zn antara 0,2% hingga 0,9% dan Cu antara 140 ppm hingga 664 ppm. Hasil
analisa kimia tersebut dilakukan terhadap mineral galena dengan ikutannya shalerit dan
malahit-azurit.
 Kadar Pb tersebut rata-rata kurang dari 45% (standar ekonomis untuk pemasaran),
sehingga kalau dilakukan smelter hasilnya tidak sesuai dengan bahan yang diolah.
Peremukan yang dilakukan oleh perusahaan, hanya untuk penyesuaian permintaan dari
pihak pembeli yang kemungkinannya akan dilakukan smelter di Singapura.
 Kondisi lapangan memperlihatkan adanya pelebaran singkapan dari hasil pengupasan
melebar kearah barat laut dan tenggara, sedangkan kearah timurlaut belum dilakukan
penelitian dan pengupasan.
 Hasil pengamatan lapangan galena ditemukan di dalam batuan yang
mengalami skarnisasi, sebagian kontak metasomatis selain itu ditemukan juga
adanya beberapa retas andesit basaltik yang memotong batuan sedimen
sebagai batuan samping dan juga terhadap monzonit/granodiorit.
 Estimasi sumber daya, dilihat dari hasil pemboran dan pengupasan dibagian
barat laut sekitar 400 m x 500 m dengan total ketebalan 7,5 m, sedangkan di
bagian tenggara sekitar 250 m x 300 m baru ditemukan tebalnya 1,0 m.
 Hasil pengamatan lapangan terlihat adanya dinding pengupasan tebalnya ± 25
m.
SELESAI
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться