Вы находитесь на странице: 1из 30

PENANGANAN ANURIA PADA ANAK

M. P. Damanik
Sub Bagian Nefrologi Anak
IKA-FKUGM/SMF Anak RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 1


Pendahuluan
• Oliguria : < 240 cc/24 jam produksi urin (<1cc/kg/jam)
• Anuria : tidak ditemukan produksi urin (<1cc/kg/hr.)

(1) Gangguan filtrasi (2) Gangguan pada vesiko


di Glomerulus urinaria (O.U.E.)

V. U. (urin -). V. U. (Urin +)

GGA

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 2


Difinisi
Gagal ginjal akut ialah : suatu sindrom yang yang
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
mendadak dengan akibat terjadinya penimbunan
hasil hasil metabolit persenyawaan nitrogen
seperti, ureum dan kreatinin (Anderson dan
Schrier, 1980, Bresis dkk, 1986).
Hal ini dapat terjadi dalam beberapa, jam sampai
beberapa, hari, Fine (1987), mempertajam definisi
ini dengan menambahkan peningkatan kreatinin
darah 0,5 % hari sebagai kriteria diagnosis.

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 3


Secara klinis GGA dapat dibagi 2 golongan
1. GGA oligurik :
Definisi oliguria pada anak adalah <240 ml/m2/hari
atau 8-10 ml/kgBB/hari, pada neonatus <1ml/kgBB/jam
(James, 1986; Anand, 1982).
Penulis lain memberi batasan < 0,5 ml/kgBB/jam
(Ingelfinger, 1985), sedangkan Gandio dan Siegel
(1989) berpendapat bahwa pada setiap anak dapat
dipakai definisi < 0,8 cc/kg BB/jam.
2. GGA non oligurik :
Pada kondisi ini tidak dijumpai oliguria tetapi kadar
ureum dan kreatinin meningkat, hal ini sering dijumpai
pada GGA akibat pemakaian obat-obat nefrotoksik.
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 4
Etiologi GGA
A. GGA pra renal:
Terjadi akibat hipovolemia, hipotensi dan
hipoperfusi ginjal sbb :
(1). kehilangan darah : trauma, perdarahan.
(2). kehilangan plasma: luka bakar, peritonitis.
(3). kehilangan air dan elektrolit : GEA.
(4). hipoalbuminemia pada sindrom nefrotik.
(5). dekompensasi jantung : infark miokard.
(6). pada neonatus akibat syok septik atau
asfiksia berat.
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 5
B. GGA renal :
1. Kerusakan epitel tubulus : nekrosis tubuler
akut (ATN)
1.1. Tipe iskemik : karena GGA pra renal
yang akut berlangsung lama.
1.2. Tipe nefrotoksik karena obat antara
lain : aminoglikosida, zat kontras
radiopak dan lain-lain.
2. Kerusakan glomerulus
2.1. Glomerulonefritis akut.
2.2. Sindrom hemolitik uremik.
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 6
3. Penyakit vaskuler : trombosis, hipertensi
4. Pada neonatus dapat terjadi karena
anomali ginjal yaitu polikistik infantil, ginjal
multikistik, displastik bilateral.
C. GGA pasca renal:
Obstruksi bisa disebabkan oleh :
1. Kelainan kongenital al. valvula uretrovesikal
2. Batu.
3. Bekuan darah.
4. Tumor.
5. Kristal (asam jenggol, asam urat).
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 7
Perbedaan pemeriksaan laboratorium pada
GGA pra renal dan renal intrinsik

Pemeriksaan GGA pra renal GGA Renal intrinsik


Osmolalitas urin > 400 m Osm/L < 400 m Osm/L
Na Urin < 15 mEq/L > 40 mEq/L
Fraksi ekskresi <1% >3%
U Ureum > 20 < 10
P
U kreatinin > 20 < 15
P
U Osmolalitas > 1,1 < 1,1
P
BJ > 1,020 1,012-1,018

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 8


PENATALAKSANAAN GAGAL GINJAL AKUT
Gagal ginjal pra renal :
Jenis cairan yang diberikan tergantung etiologi hipovolemia:
◦ pada gastroenteritis dehidrasi diberikan Ringer Laktat
atau Dextrose 1/2 salin sesuai protokol.
◦ pada syok hemoragik diberikan trannsfusi darah.
◦ pada syok yang terjadi pada sindrom nefrotik akibat
hipoalbuminemia diberikan infus albumin atau plasma.
◦ pada dehidrasi yang tak jelas etiologinya sebaiknya
diberi Ringer Laktat 20 ml/kg BB dalam waktu 1 jam,
biasanya terjadi diuresis setelah 2-4 jam pemberian
terapi rehidrasi.

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 9


Gagal ginjal akut pasca renal :
• Bila ditemukan GGA pasca renal pada USG
maka perlu ditentukan lokalisasi dengan
pielografi antegrad atau retrograt.

• Tindakan bedah tergantung pada situasi,


dapat bertahap dengan melakukan nefrostomi
dulu untuk mengeluarkan urin dan
memperbaiki keadaan umum atau segera
melakukan pembedahan definitif dengan
menghilangkan obstruksinya.
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 10
Gagal ginjal renal :
Tujuannya ialah : mempertahankan hemostasis
tubuh sambil menunggu ginjal
berfungsi kembali.
Pemantauan yang perlu dilakukan ialah :
(1). Tanda-tanda vital: tensi, nadi, pernafasan,
ritme jantung.
(2). Pemeriksaan darah : Hb, Ht, Trombosit.
ureum & kreatinin.
(3). Elektrolit : K, Na, Cl, Ca, P dan asam urat.
(4). Analisis gas darah.
(5). Pengukuran diuresis.

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 11


Terapi GGA renal dapat dibagi dua yaitu :
A. Terapi konservatif (ingat patofosiologi)
1. Terapi cairan dan kalori
Perhitungan IWL didasarkan pada caloric
expenditure (Trainin dan Spitzer, 1978) sbb :
Berat Badan - 0-10 kg : 100 kal/kg BB/hari
- 11-20 kg : 1000 kal + 50 kal/kg
BB/hr diatas 10 kg BB
- 20 kg : 1500 kal + 20 kal/kg
BB/hr diatas 20 kg BB
Jumlah IWL = 25 ml per 100 kal.
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 12
Secara praktis dapat dipakai perkiraan
perhitungan sebagai berikut : anak < 5 th = 30
ml/kg BB/harianak > 5 th = 20 ml/kg BB/hari
2. Asidosis
Bila hasil pemeriksaan gas darah menunjukan
hasil asidosis metabolik, dikoreksi dengan
cairan natrium bikarbonat sesuai dengan hasil
analisis gas darah yaitu ekses basa x berat
badan x 0,3 (mEq), atau kalau hal ini tidak
memungkinan maka dapat diberikan koreksi
buta 2-3 mEq/kg BB/hari

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 13


3. Hiperkalemia
Hiperkalemia perlu segera ditanggulani karena
bisa membahayakan jiwa penderita. Bila kadar
K serum 5,5-70 mEq/L perlu diberi Kayexalat
yaitu kation exchange resin (Resonium A) 1
mg/kg BB per oral atau perektal 4 x sehari.

Bila kadar K > 7,0 mg/L atau ada kelainan


EKG atau aritmia jantung perlu diberikan :
- Glukonas kalsikus 10 % 0,5 ml/kg BB i.v.
dalam 5- 10 menit.
- Natrium bikarbonat 7,5 % 2,5 mEq/kg BB i.v.
dalam 10-15 menit.
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 14
4. Hiponatremia
Hiponatremia < 30 mEq/L sering ditemukan
karena pemberian cairan yang berlebihan
sebelumnya dan cukup dikoreksi dengan
restriksi cairan. Bila disertai dengan gejala
serebral maka perlu dikoreksi dengan cairan
Na Cl hipertonik 3 % (0,5 mmol) = (140-Na
darah) x 0,5 x 33
5. Tetani
Bila timbul gejala tetani akibat hipokalsemia
perlu diberikan glukonas kalsium 10 % i.v. 0,5
ml/kg BB pelan-pelan 5-10 menit dilanjutkan
dengan dosis rumatan kalsium oral 1-4
gram/hari"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 15
6. Kejang
Bila terjadi kejang dapat diberikan diazepam
0,3-0,5 mg/kg BB I.v. dan dilanjutkan dengan
dosis rumat luminal 4-8 mg/kg BB/hari atau
difenil hidantoin 8 mg/kg BB.

7. Anemia
Transfusi dilakukan bila kadar Hb < 6 g/dl
atau Ht < 20 % sebaiknya diberikan packed
red cel untuk mengurangi penambahan
volume darah.
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 16
8. Hipertensi
Hipertensi ditanggulangi dengan diuretika, bila
perlu dikombinasi dengan captopril 0,3 mg/kg
BB/kali diberikan 2-3 kali sehari dinaikan secara
bertahap sampai 2 mg/kg BB/kali. Pada
hipertensi krisis dapat diberikan klonidin drip
0,002 - 0,006 mg/kg BB.
9. Edema paru
Merupakan hal yang sangat berbahaya dan
dapat menimbulkan kematian dalam waktu
singkat, sebagai tindakan percobaan dapat
diberikan furosemid I.v. 1 mg/kg BB.
"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 17
Bila tindakan tersebut tidak memberi hasil
yang efektif dalam waktu 20 menit maka
dialisis harus segera dilakukan.

B. Tindakan Dialisis.
Jenis dialisis pada anak biasanya
dilakukan :
Peritoneal Dialisis, anak yang lebih besar
dapat dilakukan Hemodilaisis.

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 18


Terima
kasih

"Penanganan Anuria pada Anak" (Prof. M.P. Damanik) 19


DIALISIS PERITONEAL
PADA BAYI & ANAK

OLEH:
ROCHMANADJI WIDAJAT

20
GAGAL GINJAL (Akut / Kronik) 
GANGGUAN HOMEOSTASIS
• Gangguan Homeostasis : reversible &
irreversible
• Terapi GH: medikamentosa &
+ tindakan medik
• Ada 2 pilihan tindakan medik : 1.
Mengganti organ ginjal  Cangkok 2.
Mengganti fungsi ginjal  Dialisis
• Ada 2 metode Dialisis :
1. Hemodialisis, dan 2. Dialisis Peritoneal
21
PRINSIP DIALISIS
• Dialisis : Teknik pertukaran zat terlarut dlm
pemblh drh / kapiler dgn cairan dialisat
hipertonik melalui proses difusi / ultra-
filtrasi
• Hemodialisis : -idem- menggunakan alat
Holofiber
• Dialisis Peritoneal : -idem- menggunakan
Peritoneum
Adanya faktor perbedaan konsentrasi bahan osmotik (glukose) pada larutan
dialisat dan sifat semi-permeabilitas kapiler peritoneum mengakibatkan
ureum, kreatinin, toksin dan elektrolit (kalium) bergerak dari darah ke cairan
dialisat, sementara glukose, kalsium dan laktat / bikarbonat bergerak dari
cairan dialisat ke darah (proses difusi dan ultra-filtrasi scr. bersamaan)
22
DIALISIS PERITONEAL HEMODIALISIS
(Akut & Kronik / CAPD) (Akut & Kronik)

1. Lbh disenangi oleh pasien 1. Dpt mengangkut zat molekul


anak (tdk menyakiti anak) yg besar & lbh cpt.
2. Mencegah tjd perubahan 2. Hanya dpt dilaksanakan di
yg mendadak cairan & sisa unit khusus hemodialisis
metabolit tubuh 3. HD-kronik : butuh jadwal
3. CAPD : bisa dilakukan di 3 x @ 3-5 jam per-mgg, tgt
rumah, waktu hari libur klinis/ukuran pasien
dan waktu sekolah 4. Membutuhkan lbh banyak
4. Tidak perlu pembatasan pembatasan cairan & diet
cairan dan diet scr ketat 5. Diawasi perwt  Mngurangi
5. Jadual 3-5 x per-hr, tidak stres & tnggung-jwb kelg.
m’ganggu kegiatan rutin 6. Ukuran Holofiber harus
6. Teknis pelaksanaan lebih sesuai dgn luas permukaan
mudah pd anak tbh pasien 23
INDIKASI D.P.:
• INDIKASI KLINIK :
1. Gagal Ginjal Akut (Uremia, intox.air)
2. Gagal Ginjal Kronik
3. Intoksikasi Obat, zat kimia
4. Asidosis Metabolik berat & persisten
5. Inborn error of Metabolism

• INDIKASI BIOKIMIAW I
1. Kadar Ureum > 200 mg%, kreatinin > 15 mg%
2. Kadar Kalium > 7 mg% + prbh.EKG
3. Kadar Biknat plasma < 12,5 mg%
24
INDIKASI KONTRA D.P.:
• Indikasi kontra absolut secara praktis tidak ada,
namun beberapa kondisi tidak memungkinkan
dilakukan DP, a.l. : volume rongga peritoneum
tidak adekuat akibat tumor intra-abdominal, dan
neonatus dengan omfalokel, hernia diafragmatika,
gastroschisis.
• Indikasi kontra relatif : super obesitas,
perlekatan dalam abdomen, peritonitis, paska
operasi atau trauma abdomen (operasi besar) ,
“inflammatory bowel disease, infeksi pada dinding
atau kulit abdomen, malnutrisi berat dan kelainan
intra abdomen yang tidak jelas diagnosisnya

25
PROSEDUR D.P.:
1. Persiapan : (a). Alat, Obat & Cairan; (b). Pasien;
(c)Tempat (steril);(d).Operator & informed consent
2. Pemasangan kateter : desinfeksi, anest.lokal, insisi di
lokasi + 5mm, masukkan stylet s/d msk peritoneum
3. Proses Dialisis : mskkan cairan dialisat 20 ml/
kgBB/10mnt, dlm 3 siklus-I biasanya tanpa dwelling
+ heparin 500-1000U / 1000cc c.dialisat. Dosis naik
s/d 30 – 40 ml/kgBB (anak >1thn) + dwelling time
s/d 1-2 jam. Lama DP biasanya 3 – 5 hr.
4. Pemantauan : st.hidrasi, balans cairan, c.dialisat

26
Pemantauan umum selama DP / CAPD
• Jangka Pendek : adalah pemantauan terhadap
komplikasi mekanik : perforasi (usus dan kandung
kemih), perdarahan intra peritoneal, aliran dialisat
macet atau tidak lancar dan kemungkinan
ekstravasasi cairan dialisat ke jaringan subkutan
dan omentum.
• Jangka Panjang : adalah pemantauan
terhadap komplikasi metabolik (gangguan
keseimbangan cairan, asam-basa, elektrolit,
kehilangan protein) dan terhadap komplikasi infeksi
(peritonitis sampai dengan sepsis).
27
KESIMPULAN (1)

• Dialisis Peritoneal (akut / kronik)


mrpk pilihan terapi p’ganti fungsi
ginjal pd GG-anak  pahami anatomi
& fisiologi organ ginjal, abdomen,
peritoneum bayi / anak
• Pemeliharaan CAPD / PD pd balita
(BB < 15kg) lbh sulit dp anak besar

28
KESIMPULAN (2)
• Baik DP maupun HD ada karakteristik & +/-
, namun PD pd bayi & anak lbh praktis
• Komplikasi terbanyak DP : Infeksi s/d
Peritonitis dan Mekanik
• Dlm jangka panjang hrs sll. waspada thd
risiko serius : mekanik, metabolik dan
infeksi

29
30

Вам также может понравиться